Satu persatu materi berhasil dikupas dan Azzam sampaikan pada Santriwati. Tanpa bantahan sedikit pun, Annisa setia berdiri disamping Azzam.
Tanpa disadari rupanya Nisa diam diam mendengarkan dengan seksama pelajaran yang disampaikan oleh Azzam. Juga sesekali mencuri pandang wajah keakraban tersebut.
" Cakep juga lu kalau kalem n gak ngeselin gini ustadz. Pantas saja mereka betah di kelas mu. Begitu juga di kampus, pasti mahasiswi lu banyak yang suka." gumam Annisa terpaku, tatapan nya tertuju pada Azzam yang berdiri di depan papan.
Demikian juga dengan Azzam, sesekali ia melirik wajah Annisa. Dan tatapan keduanya terkadang bertabrakan.
" Ustadz bab nikah kan sudah dibahas, nah kira kira ustadz sendiri kapan nikahnya. Bukan kah menunda hal baik itu dosa loh." celetuk Nur kembali saat Azzam mengajukan sesi tanya jawab.
Azzam jadi ambigu mendengar lontaran pertanyaan dari santriwati senior tersebut. Ingin menepuk jidat, tapi malu pada mereka. Akhirnya Azzam pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal, seraya tersenyum pada seluruh Santriwati.
" Maaf bukan nya ustadz tidak ingin segera menikah, namun Allah belum mengirimkan jodoh." sahut Azzam sembari membanyol.
" Lah mbak cantik yang berdiri disamping ustadz itu bukan nya jodoh yang Allah kirim kan?? jangan kelamaan ustadz, nanti mbak Nisa keburu dihalalin ustadz lain nya." timpal Nur masih kekeh meledek Azzam.
" Sudah sudah, jika tidak ada lagi pertanyaan yang ingin kalian tanyakan, kalau gitu ustadz pamit duluan. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh." ucap Azzam mengakhiri kelasnya.
" Wa'alaikumussalam warahmatullaahi wabarakaatuh." jawab seluruh Santriwati bersamaan.
Lalu Azzam pergi meninggalkan kelas, disusul Annisa berjalan dibelakang nya.
"Sudah selesai nih hukuman gue ustadz??" tanya Annisa ditengah langkahnya menuju perjalanan balik ke rumah Kyai Waffiq.
Azzam auto menghentikan langkahnya, membuat Annisa tak sengaja menabrak punggung pria dihadapan nya, serta membuat dahinya terbentur kepala Azzam.
" Auwww, kalau berhenti bilang bilang dong, sakit tahu jidat gue." lenguh Annisa memegangi dahinya yang memerah.
" Makanya kalau jalan itu pakai mata jangan meleng." sahut Azzam.
" Lah, bukan nya jalan itu pakai kaki ya ustadz. Baru tahu gue jalan itu pakai mata. Terus kapan sampainya ya kalau pakai mata." tukas Annisa balas beradu argumen.
" Ya ya, susah memang ngomong sama cewe judes jutek seperti kamu. Sampai ruang baca ada tugas buat kamu. Harus selesai malam ini !!" ujar Azzam seraya berlalu melanjutkan langkah kakinya.
" Tugas apa lagi woiiii, ustadz songong berhenti ! gue belum selesai bicara, tugas apaan lagi??" teriak Annisa kencang, suaranya memekak kan telinga Azzam.
Tak menghiraukan teriakan Annisa Azzam terus saja melangkah menuju rumah. Sementara wanita yang tengah kesal itu pun terpaksa melanjutkan langkahnya mengikuti Azzam.
*****
Sesampainya diruang baca, Azzam menuding ke arah rak buku yang terlihat berantakan. Dan wajah Annisa seketika ditekuk lesu melihatnya.
" Ustadz yang benar saja dong, ini sudah malam tahu. " protes Annisa memainkan bibirnya.
" Nggak usah protes ataupun sok imut gitu, gak akan ngaruh atau buat aku kasihan. Cepat kerjakan atau mau aku tambah lagi !!" perintah Azzam dengan mimik muka datar.
" Iya iya, dasar ustadz kutub." timpal Annisa menggerutu dengan suara pelan, namun Azzam mendengarnya.
" Apa? kamu ngatain aku ustadz kutub?? oke kalau gitu hukuman buat kamu aku tambah." balas Azzam menakuti Annisa.
" Yaaaaa jangan dong, beraninya ngancam. Dasar....." belum sampai gadis itu melanjutkan ucapan nya, Azzam memberikan sebuah kitab pada Annisa.
" Apa pula ini, ngasih tugas satu satu jangan gretongan, Lu kata diskonan di Mall." gerutu Annisa.
Mendengar celotehan gadis disampingnya, Azzam tersenyum, dalam hatinya berkata,
" Semakin dia bersikap nyebelin, kenapa aku terus memikirkan dia ya. Banyak gadis yang sudah abi sama umi kenalkan buat ta'aruf, tapi aku sama sekali nggak tersentuh. Apa jangan jangan, aku mulai menyukai gadis judes ini ya."
Tak ingin ketahuan oleh Annisa bahwa dirinya memikirkan gadis yang sedang menata rak buku tersebut, Azzam kembali melanjutkan membuka laptop membuat makalah untuk mahasiswanya besok.
" Dasar ustadz kutub, tugas belum kelar ditambah tugas lain, buku apa pula ini, tebal banget, mana bisa gue mempelajarinya. " gumam gadis yang sedang menata rak buku.
Satu persatu buku yang berantakan itu berhasil ditata oleh Annisa, rak buku yang tadinya tak berurutan, Annisa telah berhasil menatanya berurutan sesuai abjad judul yang tertera.
" Alhamdulillah sudah selesai, akhirnya tugas gue kelar juga." ujar Annisa bermonolog lega, tugasnya telah selesai. Itu adalah kali pertama Annisa mengucap syukur Hamdalah dari bibir indahnya.
" Kalau sudah, istirahatlah !! jangan lupa dibaca buku yang aku beri barusan !!" seru Azzam tanpa menoleh masih tetap fokus pada layar laptopnya.
" Assalamu'alaikum." ucap Annisa tanpa menoleh dan pamitan.
Gadis yang dijuluki judes itu pun kini kembali ke kamar untuk beristirahat. Sebelum merebahkan tubuhnya yang sangat letih, Annisa terlebih dulu mengambil wudlu sebelum tidur.
Annisa membuka buku yang diberikan oleh Azzam, dibaca nya bab pendahuluan. Dalam hati, gadis itu merasa mulai tertarik akan isinya setelah membaca bab pendahuluan. Namun sayang, karena rasa kantuk yang menguasainya, buku pemberian Azzam yang berjudul " KUMPULAN HADITS SHAHIH BUKHARI MUSLIM " itu pun di dekapnya, lelap dalam tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
mulai ada perubahan nih🤔🤔🤔
2023-10-16
0
ahmad sihan
bagus Thor a
2021-05-25
2
Rahmalia Nurodin
aku baca maraton Thor......
2021-05-08
2