Kemarahan Amir dan Devi

Ting tong Ting tong.... bunyi bel kediaman Amir. Dua sosok laki laki tengah berdiri dibalik pintu, Amir dan Devi yang kebetulan baru selesai makan malam, beranjak membuka pintu.

Ceklek..... Amir membuka pintu, sejenak pria itu tertegun, mencoba mengamati siapa kedua pria yang sedang bertamu ke rumahnya, tapi hanya satu wajah yang dikenal Amir, yaitu Adijaya. Pengusaha yang terkenal berdarah dingin.

" Selamat malam, ada perlu apa ya?" sapa Amir kepada kedua tamunya.

" Malam juga, apa benar anda tuan Amir Syah Alam pemilik AD Group?" tanya Adijaya meyakin kan diri.

" Benar saya sendiri, anda Adijaya bukan?" Amir balik bertanya.

" Iya senang bertemu dengan anda." ujar Adijaya mengulurkan tangan, disambut hangat oleh Amir.

Rangga pun ikut menyalami Amir dengan sopan.

" Mari silahkan masuk !" seru Amir pada kedua tamunya.

Adijaya beserta sang putra melangkah masuk kedalam. Sejenak Rangga mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan tempat ia duduk.

Sebuah bingkai foto terpampang di tembok, wajah manis seorang gadis yang tak asing lagi bagi Rangga menempel di pigura tersebut.

" Ada apa gerangan tuan pebisnis ternama mengunjungi gubuk kami." ujar Amir sedikit menyindir, sebab ia tahu persis bagaimana sepak terjang tamunya tersebut di dunia perbisnisan.

" Ternyata benar rumor yang beredar di luaran sana ya, tuan Amir Syah Alam adalah seorang pebisnis yang rendah hati, meski kiprahnya tak perlu diragukan lagi." timpal Adijaya berseloroh mengambil hati lawan bicaranya.

" Anda terlalu berlebihan tuan Adijaya, kalau boleh tahu ada hal apa yang mengundang anda berdua datang kemari?" tanya Amir kembali.

Adijaya beserta Rangga tampak gugup tak tahu harus memulai darimana percakapan yang hendak dimulai.

Lama ayah dan anak itu saling diam dan bertatap satu sama lain, masih ragu dan tak memilik keberanian.

Pelayan Devi datang membawa sebuah nampan berisi dua cangkir teh hangat.

" Permisi, silahkan tuan." seru sang pelayan.

Devi menyusul ke ruang tamu dan duduk disamping Amir, suaminya. Rangga mencium punggung tangan wanita paruh baya dihadapan nya.

" Rangga." seru Rangga memperkenalkan diri.

Devi sedikit kaget mendengar nama Rangga, ada perasaan seperti tidak asing baginya. Wanita itu pun mulai berfikir, mencoba mengingat siapa Rangga.

" Ini nak Rangga kakak kelas Annisa kan?" tanya Devi tanpa basa basi.

Rangga gelagapan, seketika rona wajahnya berubah pias. Keringat dingin pun perlahan mulai membasahi kening dan sekujur tubuhnya.

" Maafin Rangga om, tante. Semua salah saya, silahkan anda menghukum dan menjebloskan saya ke penjara, Rangga terima semua, asal om dan tante memaafkan saya." ucap Rangga tiba tiba bersimpuh dibawah kaki Amir dan Devi.

Sementara Adijaya merasa geram dengan sikap Rangga yang begitu gegabah, tidak menunggu aba aba dari nya terlebih dahulu.

Amir dan Devi saling tatap, bingung akan sikap Rangga, yang tiba tiba bersimpuh meminta ampun. Rangga pun terisak dan sesenggukan memohon ampun dan maaf.

" Apaaaaaa?? jadi kamu yang telah menculik anak gadis saya ? plakkkk....." sebuah tamparan keras dari Amir, mendarat di pipi Rangga.

Adijaya hanya bisa terdiam tak bisa membantu sang putra. Bagaimana pun juga sikap putranya sudah sangat keterlaluan dan melewati batas.

Siapa pun orang tua dari gadis tersebut, pasti akan bersikap yang sama kepada Rangga.

Devi terkejut setengah mati, mulutnya menganga mendengar semua pengakuan Rangga.

" Ternyata perseteruan kalian berlanjut hingga seperti ini?? kamu tahu, sampai saat ini putri ku belum berhasil diketemukan. Dasar kamu laki laki biadab, nggak punya sopan santun." maki Devi seraya terisak dan penuh emosi.

" Rangga tahu, Rangga salah, hukumlah Tante, om, saya siap menerima resiko apa pun. Saya juga terus mencari keberadaan Nisa selepas kejadian itu, namun tidak berhasil sampai sekarang." ucap Rangga penuh penyesalan.

Devi menangis dan meraung hingga sesenggukan. Membayangkan bagaimana hancurnya perasaan Nisa saat itu. Seorang diri dalam tempat penyekapan, dikelilingi para bajingan yang sungguh biadab.

" Jadi tuan Adijaya yang terhormat, maksud kedatangan anda kesini untuk hal ini ? sungguh tidak ku duga, seorang pria terhormat dan berkelas, memiliki pemikiran picik dan kotor. "

ucap Amir berdecih membuang ludah, ingin meluapkan emosi namun ingat akan pesan putri tercintanya yang berpesan untuk memaafkan semua para pelaku kejahatan itu.

****

Flashback on....

" Pa, ma, tolong maaf kan mereka semua yang telah berbuat buruk sama Nisa ya? Nisa sangat bersyukur dengan kejadian itu ma. Nisa bisa berubah dan mengenal agama, mungkin benar kata umi Fatimah, mungkin Allah sengaja mengirim Nisa ketempat itu, agar banyak belajar dan hijrah menjadi lebih baik." ucap Nisa dari balik ponsel milik umi Fatimah yang di pinjamnya.

" Tapi nak, jika mereka tidak diberi pelajaran, pasti akan semena mena dan merusak anak gadis lainnya." timpal Amir penuh kekesalan.

" Hiks... papa kamu benar Nisa, biarkan mereka mendapat hukuman nya. Biar mereka jera." sahut Devi terisak dengan suara parau.

" Pa, ma, Nisa ikhlas kok, Nisa sudah memaafkan mereka semua. Biar Allah saja yang memberi mereka hukuman. Tidak perlu mengotori tangan kita pa, ma." balas Annisa.

" Kita do'a kan saja mereka insyaf dan segera sadar pa." timpal Annisa kembali.

Dan sesaat kemudian panggilan telepon itu pun berakhir.

******

Flashback off....

" Pergilah, kalian pulang saja !! sebelum saya berubah fikiran.Didik lah anak anda, agar bisa mencerminkan dirinya seperti layaknya pria terhormat. Saya hargai keberanian nya untuk bertanggung jawab meminta maaf. Sekali lagi tolong tinggalkan rumah saya segera !!" ujar Amir tangan nya menuding keluar ke arah pintu.

Rangga masih belum beranjak berdiri, laki laki itu masih bersikekeh meminta maaf dibawah kaki Amir dan Devi.

" Saya tidak akan pergi sebelum om dan Tante menghukum saya, tolong beri saya hukuman, jika perlu jebloskan saya kedalam penjara hiks.... Rangga terima semua, apa pun hukuman yang om tante berikan." rengek Rangga meminta pengampunan.

Devi makin terisak melihat sikap Rangga yang bersikeras meminta pengampunan. Bagaimana pun naluri dia sebagai seorang ibu, tidak tega melihat pria yang pernah berniat jahat kepada putri tercintanya. Bersikap seperti itu.

" Bangun dan pergilah. Tolong hargai keinginan kami." seru Devi.

Lalu Devi dan Amir pun beranjak berdiri, masuk ke dalam meninggalkan tamunya.

Sementara Adijaya, ia menuntun Rangga sang putri untuk berdiri dan pulang.

Malam itu, suasana kediaman Amir, sejenak berubah hening. Rangga dan Adijaya telah pergi meninggalka. kediaman Amir.

Sementara Amir dan Devi, mereka sama sama terisa, dalam kamar Annisa. Satu persatu bingkai foto yang menempel di dinding itu diusap oleh Devi.

Perasaan kangen kepada putri semata wayang mereka kian membuat pasangan ini bersedih. Walau kenyataan nya, kondisi Annisa kini jauh lebih baik dari sebelumnya.

*******

**BERSAMBUNG....

JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA

JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS DI KOLOM KOMENTAR YANG ADA

JAZZAQUMULLAAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

mulai b3rhijrah yg sebener nya....

2023-10-16

0

Azam Maulana

Azam Maulana

visualnya thorrr??

2021-05-22

5

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

kemarahan

2021-05-02

2

lihat semua
Episodes
1 Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2 Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3 Penculikan Annisa
4 Pertemuan Azzam dan Annisa
5 Perubahan Annisa
6 Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7 Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8 Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9 Perdebatan Annisa dan Azzam
10 Azzam Mengerjai Annisa
11 Perseteruan di Jalan
12 Hukuman Dari Azzam
13 Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14 Kemarahan Amir dan Devi
15 Nasehat Umi Fatimah
16 Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17 Kekesalan Azzam
18 Kepulangan Annisa
19 Kepulangan Annisa
20 Azzam Mengkhitbah Annisa
21 Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22 Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23 Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24 Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25 Makan Siang Berdua
26 Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27 Kepulangan Safa Pasca Liburan
28 Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29 Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30 Detik detik Persiapan Perniakahan
31 Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32 Tingkah Tengil Azzam
33 Pesta Pernikahan
34 Malam Pertama Yang Menyerukan
35 Keributan Pagi Hari
36 Sarapan Telur Gosong
37 Belanja Berdua
38 Masakan Gosong Kedua Kalinya
39 Makan Siang Keluaraga Besar
40 Kembali Beraktivitas
41 Tidur Siang Bersama
42 Ulah Linda
43 Nasehat Devi
44 Malam Pertama Yang Tertunda
45 Nisa Menyuapi Azzam
46 Annisa Kecelakaan
47 Kecewanya Sinta
48 Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49 Sadarnya Kembali Annisa
50 Kesedihan Azzam
51 Nisa kembali Ke Rumah
52 Pertemuan Mengesalkan
53 Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54 Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55 Pertikaian Annisa dan Linda
56 Haru Biru Azzam dan Annisa
57 Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58 Nisa Dipermalukan LAGI
59 Kemarahan Azzam
60 Obsesi Linda
61 Hari Pertama Annisa Ujian
62 Bermalam Di Rumah Sang Papa
63 Rahasia Amir dan Azzam
64 Sikap Aneh Annisa
65 Pergi Menemui Om Dirgantara
66 Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67 Berangkat Umroh
68 Kabar Kehamilan Annisa
69 Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70 Satu Bukti Terkuak
71 Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72 Ditangkapnya Handoko
73 Penyambutan Kedatangan Umroh
74 Linda Mengintai
75 Makan Di Restauran
76 Perhatiannya Azzam
77 Sedihnya Hati Azzam
78 Kedatangan Bulek Rohimah
79 Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80 Jimmy Si Penyelamat
81 Hari Wisuda
82 Lamaran Han Di Tolak
83 Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84 Haru Biru Diruang ICU
85 Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86 Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87 Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88 Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89 Bercanda Ria Bersama di Dapur
90 Ulah Azzam dan Annisa
91 Kekesalan Hanafi
92 Hari Indah Hanafi dan Karen
93 Sore Yang Indah
94 Hanafi Grogi
95 Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96 Malam Indah Hanafi dan Karen
97 Bertemu Masa Lalu
98 Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99 Kecelakaan Aulia
100 Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101 Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102 Kesedihan Hamzah
103 Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104 Hari Pernikahan Delisa
105 Drama Leo dan Sinta di Pesta
106 Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107 Kepulangan Safa dan Rangga
108 Ending Kisah Azzam dan Annisa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2
Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3
Penculikan Annisa
4
Pertemuan Azzam dan Annisa
5
Perubahan Annisa
6
Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7
Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8
Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9
Perdebatan Annisa dan Azzam
10
Azzam Mengerjai Annisa
11
Perseteruan di Jalan
12
Hukuman Dari Azzam
13
Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14
Kemarahan Amir dan Devi
15
Nasehat Umi Fatimah
16
Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17
Kekesalan Azzam
18
Kepulangan Annisa
19
Kepulangan Annisa
20
Azzam Mengkhitbah Annisa
21
Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22
Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23
Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24
Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25
Makan Siang Berdua
26
Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27
Kepulangan Safa Pasca Liburan
28
Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29
Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30
Detik detik Persiapan Perniakahan
31
Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32
Tingkah Tengil Azzam
33
Pesta Pernikahan
34
Malam Pertama Yang Menyerukan
35
Keributan Pagi Hari
36
Sarapan Telur Gosong
37
Belanja Berdua
38
Masakan Gosong Kedua Kalinya
39
Makan Siang Keluaraga Besar
40
Kembali Beraktivitas
41
Tidur Siang Bersama
42
Ulah Linda
43
Nasehat Devi
44
Malam Pertama Yang Tertunda
45
Nisa Menyuapi Azzam
46
Annisa Kecelakaan
47
Kecewanya Sinta
48
Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49
Sadarnya Kembali Annisa
50
Kesedihan Azzam
51
Nisa kembali Ke Rumah
52
Pertemuan Mengesalkan
53
Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54
Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55
Pertikaian Annisa dan Linda
56
Haru Biru Azzam dan Annisa
57
Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58
Nisa Dipermalukan LAGI
59
Kemarahan Azzam
60
Obsesi Linda
61
Hari Pertama Annisa Ujian
62
Bermalam Di Rumah Sang Papa
63
Rahasia Amir dan Azzam
64
Sikap Aneh Annisa
65
Pergi Menemui Om Dirgantara
66
Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67
Berangkat Umroh
68
Kabar Kehamilan Annisa
69
Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70
Satu Bukti Terkuak
71
Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72
Ditangkapnya Handoko
73
Penyambutan Kedatangan Umroh
74
Linda Mengintai
75
Makan Di Restauran
76
Perhatiannya Azzam
77
Sedihnya Hati Azzam
78
Kedatangan Bulek Rohimah
79
Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80
Jimmy Si Penyelamat
81
Hari Wisuda
82
Lamaran Han Di Tolak
83
Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84
Haru Biru Diruang ICU
85
Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86
Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87
Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88
Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89
Bercanda Ria Bersama di Dapur
90
Ulah Azzam dan Annisa
91
Kekesalan Hanafi
92
Hari Indah Hanafi dan Karen
93
Sore Yang Indah
94
Hanafi Grogi
95
Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96
Malam Indah Hanafi dan Karen
97
Bertemu Masa Lalu
98
Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99
Kecelakaan Aulia
100
Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101
Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102
Kesedihan Hamzah
103
Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104
Hari Pernikahan Delisa
105
Drama Leo dan Sinta di Pesta
106
Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107
Kepulangan Safa dan Rangga
108
Ending Kisah Azzam dan Annisa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!