Rencana Rangga Mengerjai Annisa

" Loh loh loh, ada apa Nisa pulang pulang mukanya cemberut gitu. Bagaimana hari pertama kuliah kamu sayang?" tanya Devi pada putri semata wayang nya saat masuk ke dalam rumah.

Annisa mencium punggung tangan Devi tanpa menjawab pertanyaan sang mama, membuang nafas kasar dan duduk di kursi meja makan.

" Nisa lapar ma." jawab gadis jutek tersebut, membuka tudung saji dan mengambil centong nasi serta lauk pauk yang sudah tersaji di meja.

Devi tahu persis bagaimana tabiat sang putri, jika sudah seperti itu pastilah sedang kesal dengan seseorang. Jadi wanita paruh baya itu hanya bisa duduk menemani sang putri yang sedang dengan lahap nya menyantap masakan yang baru saja dibuatnya.

Devi tersenyum sambil menggelengkan kepala. Bagaimana tidak, putri tunggalnya itu berbeda dengan gadis kebanyakan. Sifatnya begitu angkuh, manja keras kepala dan super jutek. Semakin dikasari, maka akan semakin berontak.

Dan hal itulah yang membuat ia dan suaminya selalu memanjakan dia sejak kecil. Sebab bisa hamil dan melahirkan Annisa selamat ke dunia adalah sebuah anugerah yang luar biasa.

" Ma Nisa mau tidur jangan ganggu, kalau Sinta datang suruh naik ke kamar !" seru Annisa yang baru saja selesai menghabiskan makan siang nya.

" Iya sayang, jangan lupa sholat dulu ya sebelum tidur !" ujar Devi.

Tanpa ada jawaban iya atau tidak, Annisa berlalu ke kamarnya. Wanita paruh baya itu pun hanya bisa menggeleng kepala melihat punggung sang putri masuk ke kamar.

******

Keesokan Harinya....

" Hallo gimana sudah dapat info tentang dia?"

tanya Rangga dibalik layar ponselnya.

" Sabar bro selow dikit napa, kuy kita ke basecamp, kita bahas disana nanti !" ujar Leo, tak lama kemudian panggilan telefon pun terputus.

Jam menunjuk kan pukul 21.00 kota M, Rangga menaiki moge milik nya menuju basecamp tempat tongkrongan ia dan kawan kawan.

Sebuah cafe milik Leo yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal Rangga, bernuansa abu dan coklat bergambarkan naga warna emas terpampang jelas di dinding menambah kesan cafe tersebut didesain khusus para cowok saja.

Di jam segitu, cafe Dragon biasanya ramai akan pengunjung, namun Leo sengaja menempatkan semua sahabatnya di ruangan khusus yang terletak di belakang. Agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung lain nya.

" Hai bro, giliran bahas dia aja gercep amat lu?" ledek Leo, menyapa Rangga saat masuk kedalam cafe.

Leo pun berjalan beriringan dengan Rangga masuk ke camp mereka.

" Wahhhh cepet banget nyampek nya bro, naik jet kah ha ha ha ha." ledek Rio salah satu geng Dragon.

" Seneng banget kalian ya ngetawain gue, mau gue suruh bayar masing masing kah ? hemmmm?? " suara Rangga mulai meninggi.

" Sudah duduk gih jangan naik pitam terus, mau kena stroke muda lu ?" timpal Leo.

Rangga dan Leo pun akhirnya mengambil posisi, duduk paling ujung dengan kedua kaki di tekuk. Ditemani sebuah meja berisi minuman dan camilan sebagai pelengkap mereka saat berkumpul seperti biasa.

Leo mulai membuka obrolan menceritakan kepada Rangga tentang siapa gadis yang dimaksud sahabat nya itu.

" Wah musuh lu bukan cewek biasa bro, sudah lupain saja. Pantas saja dia berani bersikap kasar, secara bokap nya pentolan orang ternama di kota ini." ujar Rio .

" Sialan, kalian ngremehin gue hahhh? dengerin nih ya, gue Rangga Putra Dijaya, belum pernah dicuekin dan di jutekin cewek manapun apalagi dikasari, jadi dia harus bersiap menerima pembalasan seorang Rangga." bentak Rangga mulai emosi.

" Kalau dia anak seorang pengusaha ternama, maka kenalin gue putra dari pengusaha berdarah dingin dari kota M. Apa kalian masih meragukan gue?" tanya pria yang sedang naik pitam tersebut, menggebrak meja dengan keras, meluapkan emosinya yang sudah kian membuncah.

" Oke oke, kita becanda bro. Kita tahu banget lah siapa lu n siapa bokap lu, pasti gadis itu tidak ada apa apanya." timpal Leo mencoba meredam emosi Rangga.

Sembari menenggak minuman dan mengunyah camilan yang tersedia, Rangga membeberkan rencana dia kepada kawan kawan nya, untuk memberi pelajaran kepada Annisa, gadis yang telah berani mengusik harga diri seorang Rangga.

" Baik bro beres, pasti akan kami laksanakan sesuai perintah, cukup siapkan saja tempat untuk menyekap dia." sahut Rio.

" Kalau soal itu pasti beres, tapi ingat saat menculik dia jangan ada yang dibawah pengaruh alkohol atau pun obat !! Cukup takut takutin dia saja hingga jera dan tidak lagi berani kurang ajar sama gue. Catat intinya hanya takutin bukan beneran !!" seru Rangga memperingatkan kawan kawan nya.

" Oke oke boss, laksanakan ! sepulang kuliah besok ya bro kita jalankan misi kita?" celetuk Rio.

Rangga mengangguk mengiyakan Rio, dan setelah membahas rencana Rangga mereka kembali berpesta malam itu.

Rangga sebenarnya bukan lah cowok yang nekad, namun karena kurang perhatian dan terlalu dimanja, membuat ia salah jalan sering keluar malam dan nongkrong gak jelas dengan kawan kawan nya.

Meski demikian, Rangga selalu menjaga pesan almarhumah sang ibu yang selalu berpesan sebelum kepergian nya, agar selalu menghormati wanita dan tidak menyakitinya.

Dan misi Rangga saat itu hanyalah ingin membuat Annisa jera dan lebih menghormati dirinya sebagai seorang cowok, tidak lebih.

********

" Ma pa, Nisa berangkat dulu ya." ujar Annisa mencium kedua tangan dan pipi orang tuanya.

" Kok tergesa-gesa sih sayang, ini masih pagi loh. Dan tumben pula anak mama hari ini pakai rok, biasanya juga celana terus." celetuk Devi.

" Pingin aja sih ma, tapi tetep Nisa yang cuek n jutek kok, mama sama papa jangan khawatir."

balas Nisa hendak melangkah pergi.

" Tapi Nisa, jangan sampai ucapan dan sikap kamu melukai hati seseorang yang bisa mengakibatkan bumerang untuk diri kamu sendiri nantinya. Cuek jutek cool sih boleh saja, tapi harus tetap dalam batasan yang wajar sayang." seru Amir sang papa.

" Kalau dia mulai kurang ajar duluan, menurut Nisa sih no problem pa. Fine fine aja kan Nisa jutek cuek n kasih dia pelajaran." timpal Annisa urung melangkah.

" Heiii mana boleh anak gadis seperti itu nak, lebih lembut sedikit dong sayang anak papa yang manis." rayu Amir.

" Hiiii.... jijik banget pa kalau harus sok kalem kayak putri keraton begitu ogah Nisa nggak mau. Pokoknya mama papa jangan pernah berusaha merubah Nisa seperti keinginan kalian. Nisa mau jadi diri Nisa sendiri." sahut gadis berusia 23 tahun tersebut sembari memanyunkan bibir indahnya.

Dan Annisa pun lanjut melangkah menuju garasi, hendak berangkat ke kampus.

Di sepanjang perjalanan menuju kampus, gadis yang selalu bersikap cuek itu teringat akan sikap Rangga tempo hari yang membuat ia kesal dan emosi.

" Semoga hari ini tidak bertemu cowok menyebalkan itu lagi. Males banget berhadapan sama cowok sensi." gerutu Annisa sembari memfokuskan pandangan nya pada jalanan.

*******

Mobil sport warna merah menyala milik Annisa terparkir rapi di area parkir kampus. Leo dan Rangga yang sedang duduk dalam mobil, melihat dari kejauhan kedatangan gadis yang hendak mereka kerjai tersebut.

Dirasa Annisa sudah mau sampai kelas, mereka turun dari mobil. " Lu yakin bro mau ngerjain dia? sayang loh cewek secantik dia. Di jadiin pacar saja lah timbang jadi musuh." ledek Leo.

" Busyet, siapa juga yang mau sama cewek galak cuek dingin dan jutek seperti dia. Ambil lu aja, gue mah ogah." timpal Rangga

Keduanya lalu berjalan menuju kelas. Tapi sebelum sampai kelas, seorang dosen memanggil mereka dengan memberikan sebuah tumpukan map.

" Hei kalian kemarilah !" perintah sang dosen.

" Antar kan ini ke kelas mahasiswa sastra, bagikan satu persatu sesuai nama. Nanti saya menyusul." ujar sang dosen berlalu ke kantor.

" Nasib, ada ada saja deh dosen satu itu. Untuk apa dia digaji, kalau kita yang mengerjakan tugasnya." gerutu Leo memprotes sambil berjalan menuju kelas tersebut.

" Sudah jangan protes, tinggal bagi bentar lalu kita pergi, beres kan. Ribet banget hidup lu." balas Rangga.

Ceklek.... suara pintu kelas terbuka, dan sungguh kaget Rangga saat melihat seorang gadis duduk di pojok belakang.

Karena terburu mau masuk kelas, Rangga tak banyak menggubrisnya. Ia fokus membagikan tugas dari dosen.

" Annisa Rahmadhania ." panggil Rangga saat tiba giliran nama gadis yang dibencinya.

Annisa pun ogah ogahan melangkah ke depan kelas.

Tangan Annisa hendak menyambar map dari tangan Rangga, namun tiba tiba Rangga mencekalnya.

" Bisa kan sopan sedikit. Gue kakak senior lu." ucap Rangga menaikkan map yang ada ditangan nya keatas.

" Mau lu apa sih, seneng banget cari gara gara ama gue." teriak Annisa mulai kesal.

" Gue minta ambil dengan sopan !! " teriak Rangga tak kalah kesal.

Perdebatan dan perang adu mulut pun terjadi disana. Bukan Annisa namanya jika ia akan diam saja, saat di usik oleh seseorang.

Tanpa pikir panjang, dirasa lelah dan percuma berdebat dengan Rangga, Nisa menendang bagian sensitif Rangga dengan lututnya serta menggigit lengan kakak kelas yang tengah mengasuh kesakitan tersebut.

Dan map yang dinaikkan kan ke atas tadi pun berhasil di ambil paksa oleh Annisa.

" Sialan, dasar cewek bar bar lu." ucap Rangga meringis kesakitan, tangan nya memegangi bagian sensitifnya yang terasa sakit.

Rangga pun pergi meninggalkan kelas Annisa dengan kesal, hendak membalas namun dosen keburu masuk kelas.

********

**BERSAMBUNG.....

JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA

JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS DI KOLOM KOMENTAR YG ADA

JAZZAQUMULLAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**

Terpopuler

Comments

Siti Fatonah

Siti Fatonah

bagus thorr lnjut

2022-10-13

0

vavi

vavi

cmumut yak🥰😚

2021-07-05

3

Ummy Elliza

Ummy Elliza

semangat💪💪💪

2021-06-16

4

lihat semua
Episodes
1 Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2 Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3 Penculikan Annisa
4 Pertemuan Azzam dan Annisa
5 Perubahan Annisa
6 Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7 Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8 Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9 Perdebatan Annisa dan Azzam
10 Azzam Mengerjai Annisa
11 Perseteruan di Jalan
12 Hukuman Dari Azzam
13 Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14 Kemarahan Amir dan Devi
15 Nasehat Umi Fatimah
16 Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17 Kekesalan Azzam
18 Kepulangan Annisa
19 Kepulangan Annisa
20 Azzam Mengkhitbah Annisa
21 Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22 Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23 Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24 Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25 Makan Siang Berdua
26 Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27 Kepulangan Safa Pasca Liburan
28 Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29 Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30 Detik detik Persiapan Perniakahan
31 Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32 Tingkah Tengil Azzam
33 Pesta Pernikahan
34 Malam Pertama Yang Menyerukan
35 Keributan Pagi Hari
36 Sarapan Telur Gosong
37 Belanja Berdua
38 Masakan Gosong Kedua Kalinya
39 Makan Siang Keluaraga Besar
40 Kembali Beraktivitas
41 Tidur Siang Bersama
42 Ulah Linda
43 Nasehat Devi
44 Malam Pertama Yang Tertunda
45 Nisa Menyuapi Azzam
46 Annisa Kecelakaan
47 Kecewanya Sinta
48 Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49 Sadarnya Kembali Annisa
50 Kesedihan Azzam
51 Nisa kembali Ke Rumah
52 Pertemuan Mengesalkan
53 Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54 Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55 Pertikaian Annisa dan Linda
56 Haru Biru Azzam dan Annisa
57 Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58 Nisa Dipermalukan LAGI
59 Kemarahan Azzam
60 Obsesi Linda
61 Hari Pertama Annisa Ujian
62 Bermalam Di Rumah Sang Papa
63 Rahasia Amir dan Azzam
64 Sikap Aneh Annisa
65 Pergi Menemui Om Dirgantara
66 Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67 Berangkat Umroh
68 Kabar Kehamilan Annisa
69 Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70 Satu Bukti Terkuak
71 Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72 Ditangkapnya Handoko
73 Penyambutan Kedatangan Umroh
74 Linda Mengintai
75 Makan Di Restauran
76 Perhatiannya Azzam
77 Sedihnya Hati Azzam
78 Kedatangan Bulek Rohimah
79 Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80 Jimmy Si Penyelamat
81 Hari Wisuda
82 Lamaran Han Di Tolak
83 Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84 Haru Biru Diruang ICU
85 Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86 Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87 Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88 Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89 Bercanda Ria Bersama di Dapur
90 Ulah Azzam dan Annisa
91 Kekesalan Hanafi
92 Hari Indah Hanafi dan Karen
93 Sore Yang Indah
94 Hanafi Grogi
95 Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96 Malam Indah Hanafi dan Karen
97 Bertemu Masa Lalu
98 Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99 Kecelakaan Aulia
100 Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101 Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102 Kesedihan Hamzah
103 Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104 Hari Pernikahan Delisa
105 Drama Leo dan Sinta di Pesta
106 Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107 Kepulangan Safa dan Rangga
108 Ending Kisah Azzam dan Annisa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2
Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3
Penculikan Annisa
4
Pertemuan Azzam dan Annisa
5
Perubahan Annisa
6
Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7
Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8
Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9
Perdebatan Annisa dan Azzam
10
Azzam Mengerjai Annisa
11
Perseteruan di Jalan
12
Hukuman Dari Azzam
13
Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14
Kemarahan Amir dan Devi
15
Nasehat Umi Fatimah
16
Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17
Kekesalan Azzam
18
Kepulangan Annisa
19
Kepulangan Annisa
20
Azzam Mengkhitbah Annisa
21
Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22
Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23
Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24
Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25
Makan Siang Berdua
26
Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27
Kepulangan Safa Pasca Liburan
28
Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29
Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30
Detik detik Persiapan Perniakahan
31
Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32
Tingkah Tengil Azzam
33
Pesta Pernikahan
34
Malam Pertama Yang Menyerukan
35
Keributan Pagi Hari
36
Sarapan Telur Gosong
37
Belanja Berdua
38
Masakan Gosong Kedua Kalinya
39
Makan Siang Keluaraga Besar
40
Kembali Beraktivitas
41
Tidur Siang Bersama
42
Ulah Linda
43
Nasehat Devi
44
Malam Pertama Yang Tertunda
45
Nisa Menyuapi Azzam
46
Annisa Kecelakaan
47
Kecewanya Sinta
48
Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49
Sadarnya Kembali Annisa
50
Kesedihan Azzam
51
Nisa kembali Ke Rumah
52
Pertemuan Mengesalkan
53
Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54
Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55
Pertikaian Annisa dan Linda
56
Haru Biru Azzam dan Annisa
57
Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58
Nisa Dipermalukan LAGI
59
Kemarahan Azzam
60
Obsesi Linda
61
Hari Pertama Annisa Ujian
62
Bermalam Di Rumah Sang Papa
63
Rahasia Amir dan Azzam
64
Sikap Aneh Annisa
65
Pergi Menemui Om Dirgantara
66
Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67
Berangkat Umroh
68
Kabar Kehamilan Annisa
69
Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70
Satu Bukti Terkuak
71
Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72
Ditangkapnya Handoko
73
Penyambutan Kedatangan Umroh
74
Linda Mengintai
75
Makan Di Restauran
76
Perhatiannya Azzam
77
Sedihnya Hati Azzam
78
Kedatangan Bulek Rohimah
79
Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80
Jimmy Si Penyelamat
81
Hari Wisuda
82
Lamaran Han Di Tolak
83
Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84
Haru Biru Diruang ICU
85
Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86
Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87
Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88
Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89
Bercanda Ria Bersama di Dapur
90
Ulah Azzam dan Annisa
91
Kekesalan Hanafi
92
Hari Indah Hanafi dan Karen
93
Sore Yang Indah
94
Hanafi Grogi
95
Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96
Malam Indah Hanafi dan Karen
97
Bertemu Masa Lalu
98
Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99
Kecelakaan Aulia
100
Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101
Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102
Kesedihan Hamzah
103
Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104
Hari Pernikahan Delisa
105
Drama Leo dan Sinta di Pesta
106
Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107
Kepulangan Safa dan Rangga
108
Ending Kisah Azzam dan Annisa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!