Penculikan Annisa

" Bro bro... gimana lu mau balas dendam sama dia, kalau lu saja selalu kalah satu langkah dari gadis itu." ledek Leo berjalan beriringan dengan Rangga menuju kelas.

" Stop jangan berisik ! bawel banget, lu lihat sendiri kan sikap dia yang bar bar. Secepatnya kasih dia pelajaran, agar gadis bar bar itu bertekuk lutut memohon maaf sama gue, huh... pasti seru melihat wajahnya yang ciut nyali." gerutu Rangga tersenyum culas.

Jam mata kuliah pertama telah dimulai, masih dan semakin memendam kekesalan saja dalam hati gadis cuek tersebut.

Konsentrasinya pagi itu seakan terpecah, karena ulah laki laki yang selama tiga hari ini selalu mengusik hari harinya di kampus.

Begitu juga dengan Rangga, meski matanya fokus pada dosen, dan telinganya mendengarkan materi yang disampaikan, namun otak nya terus berfikir dan berandai.

Membayangkan bagaimana keseruan saat melihat Annisa bersimpuh meminta maaf kepada dirinya.

" Tunggu saja cewe bar bar, gue pasti orang pertama yang merasa senang sekali, melihat lu menangis." gumam Rangga.

" Busettt.... sepertinya cewek bar bar itu sudah berhasil buat lu gila ya, seorang Rangga senyum sendiri di kelas." bisik Leo meledek sahabat nya.

Sorot mata tajam pun tertuju ke arah Leo yang tengah tertawa terpingkal. Dan tak lama kemudian jam mata kuliah pertama pun usai.

*******

" Hai Nisa, sorry ya kemarin gue nggak jadi main ke rumah lu. Entar malem boleh kan ?" tanya Shinta, mendekati Annisa yang masih sibuk mencatat tugas dari sang dosen.

" Hemmm, iya jangan berisik. Bentar gue masih mau selesain catatan, dari pada sibuk mematung bantuin kenapa Weh." timpal Annisa tanpa mengalihkan pandangan nya masih fokus dengan catatan.

" Enak aja, makanya gue bilang juga apa sayang. Jangan ambil jurusan sastra, belibet pasti nya. Bakal nulis mulu, lu sih nggak percaya." ujar Shinta.

" Kagak usah ceramah, gue enjoy kok ambil Sastra. Kenapa lu yang sewot. Emang gue kuliah minta bayarin ke lu? enggak kan?" tanya Annisa dengan wajah jutek nya.

" Astaga Nisa, dari zaman SMA hingga kuliah kenapa mulut pedes lu bukan nya berkurang sih, malah makin tok cer pedes nya." sahut Shinta menggeleng kepala.

******

" Ya ma, ada apa ? " tanya Shinta dari balik benda pipih yang menempel di telinga nya.

" Kuliah kamu sudah selesai kan? temani mama belanja yuk !" seru Rania ibu kandung Shinta.

Dengan berat hati, Shinta mengiyakan ajakan sang mama. Dan meminta maaf kepada Annisa sahabatnya.

" Beb sorry ya, mama minta di temenin belanja nih. Gue cabut dulu ya. Entar malem gue pasti ke rumah lu. Babay sayong." ujar Shinta dengan bahasa planet nya.

" Dasar, iya sana gih buruan. Gue bisa pulang sendiri. " sahut Annisa sembari menyesap jus yang ada di depannya.

Shinta pun pergi meninggalkan Annisa seorang diri di kantin kampus.

Sementara Rangga dan Leo telah menghubungi Rio untuk bersiap menjalankan aksi mereka, saat gadis incaran nya keluar dari kampus.

*****

Seperti biasa, gadis pemberani yang super cuek itu pergi meninggalkan kantin menuju area parkir kampus. Tanpa menghiraukan beberapa cowok kampus yang tengah mencoba menggodanya.

Dengan santai Annisa melenggang, hingga sampai area parkir yang terlihat sepi.

Saat tangan Nisa hendak membuka pintu tiba tiba " ugggghhhh....ugggghhhh."

Suara berontak Annisa yang mana mulutnya di tutup dengan sebuah sapu tangan berisikan obat bius. Dan Annisa pun kehilangan kesadaran.

" Cepat bawa ke tempat yang sudah bos siapkan !" perintah Rio pada salah satu teman nya yang membius Annisa.

Nissa pun di seret masuk ke dalam mobil yang berisikan dua orang pria tak dikenal.

" Boss sayang banget kalau kita anggurin dia begitu saja, body nya uhhh aduhai sekali boss." ujar Herry, sembari mengendus aroma tubuh Annisa yang menebarkan semerbak wewangian parfum mahal.

" Jangan gila lu, atau lu mau mati. " timpal Rio pandangan nya fokus ke depan.

Mobil yang dikendarai Rio melintasi jalanan yang tampak sepi, hanya persawahan di kanan kiri jalan raya.

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya rute tujuan yang dituju pun sampai. Tibalah mobil itu pada sebuah rumah tua yang sepertinya lama tidak dihuni.

Rangga dan Leo masih dalam perjalanan menuju tempat penyekapan Annisa. Sembari menunggu si empunya hajat tiba, Herry yang berada dalam pengaruh obat terus saja merasa gerah melihat tubuh Annisa yang tergolek lemah dengan mata terpejam namun terlihat begitu menggoda. Ditambah rok yang sedikit tersingkap, semakin menambah gairah Herry kala itu.

Tak kuasa dengan bisikan setan dan pengaruh obat yang menguasainya, Herry hendak membuka pakaian Annisa, namun gadis itu mulai tersadar perlahan dari pengaruh obat bius.

Meski belum sepenuhnya sadar, Annisa mencoba mengedarkan pandangan nya pada ruang sekitar, tempat ia disekap.

Meski tangan dan kakinya tidak terikat, namun ia sedikit lemas akibat pengaruh obat.

" Siapa kamu? dimana ini?" teriak Annisa saat tangan Herry mulai menyentuh pakaian nya.

" Hei nona cantik, ayolah kita bersenang senang dulu, jangan galak begitu." ujar Herry dengan tatapan buas.

Annisa mencoba mendorong tubuh Herry dari hadapan nya. Namun tubuh besar Herry begitu sulit di hempas kan begitu saja.

Semakin Annisa melawan, Herry semakin terlihat buas menatap gadis di hadapan nya yang begitu molek.

Saat itu kebetulan Rio sedang sakit perut mendadak, dan mengharuskan nya pergi sebentar mencari tempat untuk bisa membuang hajatnya.

Dan Rio pun merasa bebas memangsa sandera nya, dan lupa akan pesan Rangga.

Pergulatan pun terjadi, Herry terus mencoba mencium setiap inchi tubuh Annisa dan Annisa pun tak tinggal diam ia terus saja melawan, tak jarang juga ia menendang Herry sekuat tenaga.

" Tolong lepas kan aku, kalau kamu mau uang, silahkan sebutkan saja jumlah nya, papa pasti akan memberikan untukmu, tolong jangan sentuh aku, hiks...." Iba Annisa yang mulai ketakutan dan menangis.

" Jika aku pernah melakukan kesalahan padamu, tolong pukul saja aku, tapi jangan nodai aku huuuuuu." tangis Annisa mulai pecah.

Ada perasaan takut, marah dan kesal bercampur jadi satu.

" Tenang saja nona, kita disini hanya berdua saja. Aku tidak akan menyakitimu. Ayolah bermain sejenak baby." seru Herry dengan tatapan buas dan terus mencoba menodai Annisa.

Saat Herry berhasil berada diatas tubuh Annisa, gadis malang itu berteriak histeris meminta tolong, Namun sayang tidak ada yang mendengar, pakaian yang ia kenakan pun mulai robek karena ulah Herry.

" Ya Tuhan tolong aku hiksss...." air mata Annisa terus saja mengalir, hatinya menjerit perih saat ia merasa tak bisa melawan pria brengsek yang mencoba menodainya.

" Jeglekk..." suara pintu mobil yang baru di tutup.

Rangga dan Leo baru saja tiba di tempat penyekapan. Mendengar suara mobil berhenti, Herry pun berhenti dari nafsu bejatnya, melepaskan Annisa.

" Huaaaaaaaaaaa." Annisa menangis berteriak sekencang nya dengan histeris.

Gadis malang yang hampir saja terrenggut kehormatan nya itu, berlari dan hampir saja menabrak dua lelaki yang ada dihadapan nya.

******

**BERSAMBUNG.....

JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA

JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS DI KOLOM KOMENTAR YG ADA

JAZZAQUMULLAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

waduh😱😱😱😱😱😱😱

2023-10-16

0

aku joker

aku joker

masih mencoba untuk

2022-07-05

0

Joko Jokoo

Joko Jokoo

kq bsa ad yg pengaruh obat

2021-08-10

2

lihat semua
Episodes
1 Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2 Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3 Penculikan Annisa
4 Pertemuan Azzam dan Annisa
5 Perubahan Annisa
6 Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7 Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8 Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9 Perdebatan Annisa dan Azzam
10 Azzam Mengerjai Annisa
11 Perseteruan di Jalan
12 Hukuman Dari Azzam
13 Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14 Kemarahan Amir dan Devi
15 Nasehat Umi Fatimah
16 Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17 Kekesalan Azzam
18 Kepulangan Annisa
19 Kepulangan Annisa
20 Azzam Mengkhitbah Annisa
21 Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22 Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23 Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24 Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25 Makan Siang Berdua
26 Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27 Kepulangan Safa Pasca Liburan
28 Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29 Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30 Detik detik Persiapan Perniakahan
31 Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32 Tingkah Tengil Azzam
33 Pesta Pernikahan
34 Malam Pertama Yang Menyerukan
35 Keributan Pagi Hari
36 Sarapan Telur Gosong
37 Belanja Berdua
38 Masakan Gosong Kedua Kalinya
39 Makan Siang Keluaraga Besar
40 Kembali Beraktivitas
41 Tidur Siang Bersama
42 Ulah Linda
43 Nasehat Devi
44 Malam Pertama Yang Tertunda
45 Nisa Menyuapi Azzam
46 Annisa Kecelakaan
47 Kecewanya Sinta
48 Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49 Sadarnya Kembali Annisa
50 Kesedihan Azzam
51 Nisa kembali Ke Rumah
52 Pertemuan Mengesalkan
53 Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54 Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55 Pertikaian Annisa dan Linda
56 Haru Biru Azzam dan Annisa
57 Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58 Nisa Dipermalukan LAGI
59 Kemarahan Azzam
60 Obsesi Linda
61 Hari Pertama Annisa Ujian
62 Bermalam Di Rumah Sang Papa
63 Rahasia Amir dan Azzam
64 Sikap Aneh Annisa
65 Pergi Menemui Om Dirgantara
66 Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67 Berangkat Umroh
68 Kabar Kehamilan Annisa
69 Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70 Satu Bukti Terkuak
71 Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72 Ditangkapnya Handoko
73 Penyambutan Kedatangan Umroh
74 Linda Mengintai
75 Makan Di Restauran
76 Perhatiannya Azzam
77 Sedihnya Hati Azzam
78 Kedatangan Bulek Rohimah
79 Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80 Jimmy Si Penyelamat
81 Hari Wisuda
82 Lamaran Han Di Tolak
83 Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84 Haru Biru Diruang ICU
85 Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86 Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87 Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88 Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89 Bercanda Ria Bersama di Dapur
90 Ulah Azzam dan Annisa
91 Kekesalan Hanafi
92 Hari Indah Hanafi dan Karen
93 Sore Yang Indah
94 Hanafi Grogi
95 Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96 Malam Indah Hanafi dan Karen
97 Bertemu Masa Lalu
98 Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99 Kecelakaan Aulia
100 Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101 Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102 Kesedihan Hamzah
103 Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104 Hari Pernikahan Delisa
105 Drama Leo dan Sinta di Pesta
106 Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107 Kepulangan Safa dan Rangga
108 Ending Kisah Azzam dan Annisa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2
Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3
Penculikan Annisa
4
Pertemuan Azzam dan Annisa
5
Perubahan Annisa
6
Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7
Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8
Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9
Perdebatan Annisa dan Azzam
10
Azzam Mengerjai Annisa
11
Perseteruan di Jalan
12
Hukuman Dari Azzam
13
Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14
Kemarahan Amir dan Devi
15
Nasehat Umi Fatimah
16
Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17
Kekesalan Azzam
18
Kepulangan Annisa
19
Kepulangan Annisa
20
Azzam Mengkhitbah Annisa
21
Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22
Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23
Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24
Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25
Makan Siang Berdua
26
Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27
Kepulangan Safa Pasca Liburan
28
Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29
Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30
Detik detik Persiapan Perniakahan
31
Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32
Tingkah Tengil Azzam
33
Pesta Pernikahan
34
Malam Pertama Yang Menyerukan
35
Keributan Pagi Hari
36
Sarapan Telur Gosong
37
Belanja Berdua
38
Masakan Gosong Kedua Kalinya
39
Makan Siang Keluaraga Besar
40
Kembali Beraktivitas
41
Tidur Siang Bersama
42
Ulah Linda
43
Nasehat Devi
44
Malam Pertama Yang Tertunda
45
Nisa Menyuapi Azzam
46
Annisa Kecelakaan
47
Kecewanya Sinta
48
Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49
Sadarnya Kembali Annisa
50
Kesedihan Azzam
51
Nisa kembali Ke Rumah
52
Pertemuan Mengesalkan
53
Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54
Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55
Pertikaian Annisa dan Linda
56
Haru Biru Azzam dan Annisa
57
Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58
Nisa Dipermalukan LAGI
59
Kemarahan Azzam
60
Obsesi Linda
61
Hari Pertama Annisa Ujian
62
Bermalam Di Rumah Sang Papa
63
Rahasia Amir dan Azzam
64
Sikap Aneh Annisa
65
Pergi Menemui Om Dirgantara
66
Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67
Berangkat Umroh
68
Kabar Kehamilan Annisa
69
Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70
Satu Bukti Terkuak
71
Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72
Ditangkapnya Handoko
73
Penyambutan Kedatangan Umroh
74
Linda Mengintai
75
Makan Di Restauran
76
Perhatiannya Azzam
77
Sedihnya Hati Azzam
78
Kedatangan Bulek Rohimah
79
Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80
Jimmy Si Penyelamat
81
Hari Wisuda
82
Lamaran Han Di Tolak
83
Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84
Haru Biru Diruang ICU
85
Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86
Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87
Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88
Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89
Bercanda Ria Bersama di Dapur
90
Ulah Azzam dan Annisa
91
Kekesalan Hanafi
92
Hari Indah Hanafi dan Karen
93
Sore Yang Indah
94
Hanafi Grogi
95
Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96
Malam Indah Hanafi dan Karen
97
Bertemu Masa Lalu
98
Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99
Kecelakaan Aulia
100
Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101
Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102
Kesedihan Hamzah
103
Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104
Hari Pernikahan Delisa
105
Drama Leo dan Sinta di Pesta
106
Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107
Kepulangan Safa dan Rangga
108
Ending Kisah Azzam dan Annisa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!