Jam menunjukkan pukul tiga pagi, keluarga Kyai Waffiq satu persatu bangun dan bergegas ke kamar mandi. Begitu juga dengan gadis yang baru saja terbangun, dengan langkah sempoyongan ia berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar.
Annisa mengenakan mukena dan menunaikan sholat malam, di sepertiga malam terakhir itu gadis yang baru saja belajar mengenal agama, tampak dengan khusyuk melaksanakan sholat tahajud. Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki nya, tak membuat Annisa berhenti mencoba.
Bahkan seusai tahajjud, Annisa melanjutkan dengan melantunkan ayat suci Al-Quran dengan suara yang masih terbata.
Ada rasa bangga dan haru dalam hati umi Fatimah, saat mendengar suara Annisa mengaji.
" Alhamdulillah, akhirnya Allah berikan Hidayah untuk gadis itu, aku sangat yakin dia adalah gadis yang sangat cocok bersanding dengan Azzam." gumam umi Fatimah menyunggingkan senyuman.
" Kenapa umi senyum senyum sendiri begitu? ada hal apa yang membuat umi terlihat bahagia." tanya Kyai Waffiq menatap istrinya yang sedang duduk dibelakangnya, diatas sajadah warna merah tua.
" Abi dengar tidak suara itu." jawab umi Fatimah tangannya menuding ke arah sumber suara.
" Iya dengar, lalu kenapa umi? nak Nisa kan baru belajar mengenal agama, jadi wajar kan, kalau mengajinya masih terbata. Nanti kalau sudah terbiasa juga lancar sendiri." tukas Kyai Waffiq.
" Iya itu umi tahu abi, maksud umi itu Alhamdulillah sekali akhirnya nak Nisa mendapatkan Hidayah. Sungguh beruntung sekali, umi semakin yakin ingin menjodohkan nak Nisa dengan Azzam bi." ujar umi Fatimah.
" Umi mau sampai kapan jodoh jodohin Azzam lagi, bukan nya dia selalu menolak setiap gadis yang umi ajak ta'aruf dengan dia." tukas Kyai Waffiq.
" Itu kan dulu bi, umi yakin kali ini putra kita juga mulai ada rasa sama nak Nisa. Abi setuju kan?" tanya umi Fatimah meyakinkan hatinya. Dan Kyai Waffiq pun mengangguk.
" Besok abi ada tauziah di luar kota lagi, dan mereka meminta Azzam juga hadir mengisi acara. Jadi Abi akan membicarakan hal ini dengan dia." timpal Kyai Waffiq.
" Iya bi, umi sangat yakin mereka mulai saling menyukai." balas umi Fatimah.
Samar dari dalam kamar Azzam juga mendengar suara lantunan mengaji Annisa. Tanpa disadarinya, pria yang dijuluki ustadz kutub oleh Annisa itu tersenyum sendiri.
" Rupanya gigih juga perjuangan Mariyem untuk hijrah." gumam Azzam tersenyum.
Dan tak lama setelah semua keluarga Kyai Waffiq menunaikan tahajjud, mereka segera bergegas menuju masjid, adzan subuh segera dikumandangkan.
*******
" Kenapa mama lesu begitu? mama kangen Nisa ya?" tanya Amir saat duduk berdua di ruang makan dengan Devi.
Wajah wanita yang berparas ayu itu pun tertunduk lesu, seraya mengalir buliran kristal bening dari bola matanya.
" Hiks... mama sangat merindukan Nisa pa, apa dia makan dengan baik disana? apa dia benar bahagia seperti yang dia katakan. Papa tahu sendiri bagaimana sifat Nisa kan. Dia sangat tidak ingin orang lain melihat dia terpuruk." ujar Devi terisak.
Amir mengambil tissue yang ada di atas meja makan, mengusap wajah Devi yang basah oleh air mata.
" Kita do'a kan saja Nisa ma. Papa malah lebih tenang dia sekarang ada di pesantren, sampai kita berhasil menemukan siapa pelaku penculikan anak kita." ujar Amir mengeratkan rahangnya, penuh emosi.
Devi kian sesenggukan mendengar penuturan dari sang suami. Rasa kerinduan nya pada putri semata wayang nya kian membuncah.
Di tempat lain Rangga kini menjadi cowo yang lebih pendiam, sejak kaburnya Annisa dari tempat penyekapan, cowok yang terkenal se kampus itu kini berubah drastis.
" Lu kenapa Ga kucel banget makin hari?" tanya Leo saat keduanya duduk di kelas yang baru saja usai.
" Kira kira gadis itu masih hidup apa enggak ya, gue terus dihantui penyesalan bro, sejak kejadian itu.' ujar Rangga matanya menatap kosong ke luar.
" Kalau di fikir iya juga sih Ga, begitu aneh gadis itu hilang tanpa jejak. Padahal gue juga langsung mengejar dia kan waktu itu." sahut Leo menimpali.
" Berhari hari kita melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian namun hasilnya nihil, apa dia bunuh diri ke sungai atau jurang ya bro?" timpal Leo kembali.
Rangga makin terdiam dengan pemikiran nya, saat Leo berkata demikian. Perasaan bersalah makin menghantuinya.
" Bantu gue mau nggak?" tiba tiba Rangga membuka suara.
" Bantu apaan bro?" tanya Leo penasaran.
" Ikut gue buat laporan ke kantor polisi, gue mau serahin diri, tenang aja nama kalian aman gak akan ke seret." ujar Rangga masih dengan pandangan kosong.
" What???? lu yakin bro ? lu bisa tamat kalau sampai bokap lu tahu, bisa bisa dicoret dari daftar ahli waris." timpal Leo.
" Tapi sampai kapan kita bisa tenang menghirup udara bebas, sementara keluarganya lu lihat kan, hampir tiap hari datang ke kampus melakukan penyelidikan. Cepat atau lambat semuanya pasti terbongkar Leo." teriak Rangga
Leo berganti terdiam tak mampu membalas penuturan sahabatnya. Dalam hati juga mulai ketakutan kalau sampai di DO dari pihak kampus. Pastilah kedua orang tua mereka akan merasa malu.
Siang itu kedua cowo yang dikenal paling keren dikampus tampak terlihat murung, sementara Rio dan Herry memilih pindah keluar kota, demi keselamatan mereka.
" Kalau lu yakin dan merasa hal itu adalah keputusan yang tepat, gue pasti bakal dukung. Tapi plis jangan bawa nama gue, karena gue masih harus lanjutin kuliah, atau dicoret dari daftar KK." ujar Leo
Akhirnya Leo membantu sahabatnya tersebut untuk menemui ayahnya di kantor. Tak ayal sebuah tamparan keras tepat mengenai wajah Rangga.
Plakkkkkk..... " sejak kapan papa mengajarkan kamu kurang ajar seperti ini. Apa kamu tega melihat almarhumah mama tersiksa karena ulah mu hahhh." maki papa Rangga.
" Saran papa, kita datangi keluarga gadis itu. Minta maaf lah, jika mereka tidak terima dan menuntut kamu, apalah daya papa tidak akan membantu, bagaimana pun akibat dari ulah mu harus kamu tanggung sendiri." hardik Adijaya penuh emosi.
Dan seperti arahan Adijaya, malam harinya Rangga beserta sang papa pergi menemui keluarga Annisa, menuju kediaman Amir Syah Alam.
******
**BERSAMBUNG....
JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA
JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS DI KOLOM KOMENTAR YANG ADA
JAZZAQUMULLAAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
,......
2023-10-16
0
Ummy Elliza
ternyata Rangga memang laki2 yg bijaksana,berani mengakui kesalahan walaubpun terlat sih...
lnjut lagi dgn semangat ya thor
2021-06-16
3
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
next,,,
2021-05-02
2