Gadis yang baru saja selesai mengenakan pakaian Syar'i itu, mengikuti langkah Fatimah, berjalan menuju masjid, untuk melaksanakan sholat berjama'ah.
Sebuah dunia yang baru dilihat oleh Annisa. Suasana yang membuat hatinya merasa tenang dan nyaman.
Selama ini ia selalu dimanjakan oleh materi dan kasih sayang yang salah. Orang tua Nissa terlalu memanjakan dia sehingga meski ia salah, jarang mendapat teguran. Dan hal itulah yang membuat Annisa menjadi egois, keras kepala dan judes.
Masjid khusus putri itu dipenuhi oleh santriwati yang tengah berbaris berjejer mengambil shaf. Dan Annisa berdiri di samping Fatimah.
Semua mata santriwati tertuju pada Annisa, bahkan tak sedikit yang berbisik bertanya siapa gadis yang ada disamping ibu pengasuh pesantren tersebut.
Sholat Maghrib itu di pimpin oleh Azzam. Azzam mengimami para santriwati dengan khusyuk dan khidmad.
" Assalamu'alaikum umi, emmm kalau boleh tahu mbak cantik ini siapa umi?? sepertinya baru pertama kali kami melihatnya?" ujar salah satu santriwati senior yang bernama Nur.
" Oh dia tamu umi, namanya Annisa. Selama beberapa hari ke depan Annisa akan belajar bersama kalian disini, iya kan nak Nissa?" tanya Fatimah, dibalas anggukan kepala oleh Nisa.
" Apa jangan jangan mbak Nisa ini calon nya mas Azzam ya umi?" celetuk Nur
" Bukan." sahut Azzam yang baru selesai menunaikan sholat Sunnah, lalu pergi meninggalkan masjid.
Mendengar sahutan Azzam, Nisa makin dongkol hatinya. " apaan sih tuh orang sok kecakepan sekali." gumam Annisa.
Umi Fatimah melihat sikap Azzam dan Annisa yang sempat melirik kesal, ia pun tersenyum sendiri.
" Zam Zam, kalau Nisa jodoh kamu yang dikirim Allah bagaimana ?" gumam hati Fatimah menggeleng kepala.
Seusai sholat Maghrib, para santriwati mengisi kegiatan dengan mengaji, sembari menunggu adzan sholat Isya'.
Fatimah yang melihat Annisa kebingungan melihat para santriwati mengaji, ia pun mengajak gadis yang telah ditolong putranya kembali ke rumah.
Azzam tampak sedang mengaji di teras, tempat ia biasa menghabiskan waktu untuk belajar dan membaca.
Teras depan rumah Kyai Waffiq memang dirancang khusus terbuka dengan desain seperti perpustakaan, selain adem disana terlihat begitu indah, tatanan kitab kitab dan buku buku Azzam selama bersekolah, menghiasi ruang belajar Azzam.. Jadi siapa pun yang berada di dalam nya akan merasa betah sekali.
" Assalamu'alaikum." ucap umi Fatimah.
" Wa'alaikumussalam warahmatullaahi wabarakaatuh, iya umi ada apa?" tanya Azzam yang menghentikan suaranya mengaji.
" Nisa duduk nak !" seru umi Fatimah.
Gadis yang berdiri disamping umi Fatimah itu, ragu untuk duduk, mengingat betapa pria yang disebut telah menolong nya itu begitu cuek dan menyebalkan.
Sepertinya kali ini Annisa menemukan lawan yang sepadan yaitu sama sama cuek dan jutek.
" Maaf tante Nisa ke sana saja." jawab Nisa.
" Eh eh sini duduk." dengan paksa umi Fatimah pun menduduk kan tubuh Annisa paksa, di samping Azzam.
Azzam pun tak bisa menolak perintah sang ibunda. Dengan berat hati Azzam mengiyakan.
Annisa duduk di hadapan Azzam dengan pembatas rekal di depan nya.
" Zam, umi titip Nisa ya, tolong kamu ajari dia mengaji juga bacaan sholat." perintah umi Fatimah tak mau ada bantahan.
" Buahahahahaha ternyata benar dugaan Zam, gadis macam dia menang cantik doang, isinya kosong." ledek Azzam menertawakan Nisa.
Gadis yang tengah duduk dihadapan Azzam mulai kesal.
" Gak mau ya sudah, gue juga nggak butuh bantuan lu." teriak Annisa kesal.
" Hussst.... Zam, apa kata umi tadi. Sudah pokok nya ajarin nak Nisa. Dan kamu nak Nisa tolong belajar yang baik ya sama Azzam." ujar umi Fatimah menepuk pundak Annisa, lalu pergi meninggalkan kedua insan yang tampak saling berseteru tersebut.
Sejenak tak ada suara atau apa pun yang tercipta diantara keduanya beberapa saat. Hanya kebisuan diantara keduanya.
" Bisa baca Al-Qur'an ?" tanya Azzam ketus, Nisa menggeleng.
" Tahu huruf Hijaiyah?" tanya Zam kembali.Lagi lagi Nisa menggeleng.
" Umur kamu berapa sekarang?"
" Dua tiga, kenapa emang?" balas Nisa tak kalah ketus.
" Umur udah tua masih belum bisa mengaji dan mengenal huruf Hijaiyah, kemana saja kamu nona ?" ledek Azzam.
" Kalau gak mau ngajarin gak papa gue juga gak butuh, gak perlu ceramah." tukas Annisa melotot tajam ke arah Azzam dengan ketusnya.
Gadis yang terkenal keras kepala tersebut beranjak bangkit dan berdiri hendak pergi.
" Duduk !!" seru Azzam meninggikan suara.
" Dasar gadis gak tahu berterima kasih, sudah ditolong dan ditampung tinggal disini, bukan nya berterimakasih malah keras kepala." celetuk Azzam kesal.
" Ya sudah selangkah saja kamu keluar dari sini, maka aku pastikan malam ini kamu tidur di luar, mau??" teriak Azzam.
Sejenak gadis yang tengah berdiri itu terdiam, bak buah simalakama. Mau pergi ingat akan ancaman pria menyebalkan dihadapan nya, tetap tinggal ia merasa jengah dengan sikap jutek Azzam.
Dengan terpaksa, Annisa kembali duduk di depan Azzam, memanyunkan bibir nya menatap keluar sana.
" Sebenernya sih cantik juga gadis ini, matanya begitu indah, tapi sayang sikapnya seperti Shun gou kong, keras kepala." gumam hati Azzam mencibir.
*******
**BERSAMBUNG....
JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA
JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS SEMUA DI KOLOM KOMENTAR YG ADA
JAZZAQALLAAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
ending nya bucin juga kau🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-10-16
0
widhi
si umi gmn sih tor punya pesatren ga faham ... mask bukan muhrim di tinggal berdua.... yg ngajarin nisa tuh santriwati bukan azzam...ah sinetron bgttt
2021-12-02
0
widhi
si umi gmn sih tor punya pesatren ga faham ... mask bukan muhrim di tinggal berdua.... yg ngajarin nisa tuh santriwati bukan azzam...ah sinetron bgttt
2021-12-02
0