Fatimah terkejut saat melihat sang suami tercinta sudah tiba di pesantren. Karena ia fikir masih dalam perjalanan pulang.
" Assalamu'alaikum Abi, kok sudah disini kapan sampainya bi?" tanya Fatimah saat masuk ke masjid
Masjid masih sepi santriwati sepertinya masih bergilir ambil wudhu dan bersiap.
" Wa'alaikumussalam warahmatullaahi wabarakaatuh, iya umi baru saja sampai. Karena sudah mepet waktu subuh jadi ya abi langsung saja ke masjid." ujar Kyai Waffiq.
" Eh umi, siapa dia mi?" tanya Kyai Waffiq menunjuk gadis yang tengah duduk disamping sang istri.
" Oh ini nak Nisa bi, nanti umi ceritain di rumah ya. Azzam menolong dia kemarin saat pingsan di depan pesantren." ujar Fatimah bercerita sejenak.
Kyai Waffiq pun manggut-manggut dan tersenyum ramah pada Annisa. Sementara Nisa merasa grogi di hadapan sang Kyai pemilik pesantren yang saat ini ia tempati.
Seorang lelaki berusia setara dengan sang papa, dengan syurban melilit di leher dan jubah putih panjang yang dikenakan, menambah wibawa dan kharisma tersendiri bagi siapa saja yang melihatnya, begitu juga dengan Nisa saat itu takjub saat melihat sosok Kyai yang baru kali ini dilihatnya.
Tak lama kemudian para santriwati pun berdatangan memenuhi masjid dan iqomah pun segera dikumandangkan, pertanda sholat subuh akan segera dimulai.
*****
Seusai sholat subuh berjamaah para santriwati kembali mengaji, Nisa beserta Fatimah dan Kyai Waffiq pulang ke rumah.
Suara merdu lantunan ayat suci yang dibacakan Azzam membuat gadis yang sempat berdebat dengan nya semalam, sejenak terpukau mendengar nya.
" Masya Allah, merdu banget suaranya. Sudah ganteng pinter ngaji Sholeh pula." gumam Annisa berdiri mematung saat melintasi ruangan Azzam.
Fatimah dan Kyai Waffiq tersenyum melihat sikap Annisa.
" Nak Nisa mengaji dulu ya sama Azzam !" seru Fatimah.
Gadis yang tengah mematung itu terkaget
" Ehmmm.... I iya umi." jawab Annisa tersipu malu melangkah masuk ke ruangan Azzam.
" Assalamu'alaikum kak, mmm mas Azzam." sapa Annisa grogi saat masuk ke ruangan Azzam.
" Wa'alaikumussalam, duduk lah !" perintah Azzam menghentikan mengajinya menjawab sapaan salam Annisa.
Annisa duduk tak jauh dari tempat Azzam yang sedang duduk bersila mengaji.
Gadis yang baru belajar mengaji tersebut mendengarkan suara merdu Azzam hingga selesai membaca Al-Qur'an, setelah itu baru lah Azzam mengajari Annisa.
" Bacalah Yem !! sampai mana yang kamu bisa tadi malam?" tanya Azzam.
" Namaku Nisa bukan Yem Yem." gerutu Annisa kesal.
" Kan sesuai kesepakatan kalau belum bisa aku panggil nya Mariyem, tumben pagi ini lembut manggil aku kakak mas bukan lu lagi." ledek Azzam.
Masih cemberut, gadis dihadapan Azzam itu mulai kesal kembali.
" Ya sudah aku pergi saja, sepertinya lebih baik aku pulang saja." timpal Annisa bersungut .
" Eh siapa suruh Mariyem boleh pergi, yakin mau pulang?? sudah nggak takut lagi sama berandalan yang hendak itu." balas Azzam.
Nisa sempat kaget mendengar ucapan Azzam, ia bahkan melotot tajam ke arah pria yang sedang duduk bersila itu.
" Jangan kaget seperti melihat hantu gitu, bukan umi yang kasih tahu, aku tidak sengaja mendengar cerita kamu sama umi kemarin." timpal Azzam.
Gadis berwatak keras kepala itu pun kembali duduk dan memulai belajar mengaji.
" Ja Kha Kha' Dal Dzal Ra' Za Shin.... " begitulah suara ejaan Annisa menyebut satu persatu huruf Hijaiyah yang ia baca.
" Sudah bisa kan? jadi jangan panggil aku Mariyem lagi !" seru Annisa dongkol.
" Kata siapa sudah bisa huruf selanjutnya coba baca dan sebut kan, kalau kamu merasa bisa !!" perintah Azzam.
Nisa terdiam menggeleng kepala sambil tersipu.
" Kan kan kan Mariyem, belum bisa masih ngeyel. Sudah terima nasib saja Mariyem." ledek Azzam.
" Mas Azzam jelek jahat." balas Annisa sewot
" Loh loh malah berani ngatain aku jelek, awas nanti jatuh cinta tahu rasa kamu Yem." ledek Azzam kembali.
" Amit amit jabang bayi, hiiiiii ogah gue mah jatuh cinta sama cowok menyebalkan songong macam lu." celetuk Annisa reflek
Sadar akan ucapan nya yang mengucap lu gue, gadis itu spontan menutup mulut dengan tangan nya.
" Ups..... maaf ." tukas Nisa menunduk minta maaf.
Dan pelajaran mengaji mengenal huruf Hijaiyah itu pun kembali dilanjutkan. Meski sesekali ada kekesalan dari salah satu diantara keduanya. Namun dengan sabar Azzam mengemban amanah sang ibunda mengajari gadis yang pernah ditolong nya.
Kyai Waffiq dan Fatimah yang sedang menikmati teh hangat dipagi hari tersenyum mendengar pertengkaran kecil putra sulung nya dan Annisa.
" Tumben Azzam mau dekat dengan gadis umi, biasanya cuek banget." ujar Kyai Waffiq menyesap teh hangat buatan Fatimah.
" Kata siapa bi, pertama kali saja ihhh ilfeel nya bukan main sama nak Annisa si Azzam itu, umi nasehati dan paksa Azzam untuk membantu mengajari nak Nisa belajar mengaji dan tata cara sholat. Barulah dia nurut." ujar Fatimah bercerita.
Keduanya lalu mengobrol tentang kejadian yang dialami Annisa beberapa hari kemarin. Dan Kyai Waffiq akhirnya mengerti kenapa Fatimah mengijin kan Nisa tinggal di pesantren.
" Abi gak lihat ya nak Nisa itu sebetulnya gadis yang baik, hanya saja mungkin karena salah didikan jadi seperti itu." ujar Fatimah.
" Iya umi abi juga bisa lihat itu, semoga Azzam bisa merubah Nisa jadi lebih baik." sahut sang Kyai.
Matahari mulai beranjak perlahan bergeser, menandakan Kyai Waffiq beserta Nyai Fatimah saatnya menunaikan sholat duha berjama'ah.
*******
**BERSAMBUNG.....
JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA
JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS DI KOLOM KOMENTAR YG ADA
JAZZAQUMULLAAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Tyah
sumpah ngakak banget 😭
2021-08-06
1
Dialufitasari
mau kayak Azzam 1 aja Thor😁paket komplit dahh
2021-07-28
3
Rosna Sari
lah..Yem..Yem....Iyem toh...🤣🤣🤣
2021-05-07
2