Nasehat Umi Fatimah

Adijaya beserta Rangga kembali pulang dari kediaman Amir. Malam itu, kedua pria yang tengah duduk dalam mobil, saling terdiam tanpa sepatah kata pun yang terucap dari bibir keduanya.

Meski keluarga Annisa memaafkan perbuatan Rangga, tidak membuat pria yang pernah berniat jahat tersebut merasa puas.

Rasa bersalah kian menghantuinya dari hari ke hari, Rangga fikir keluarga Annisa akan menjebloskan ia ke penjara, setelah tahu bahwa dia lah yang telah menculik dan berencana jahat pada Annisa.

Tapi semua berbeda dengan bayangan Rangga, semakin mereka memaafkan perbuatan nya, Rangga kian dihantui penyesalan.

*****

" Zam, kalau ngobrol sama nak Annisa itu tolong jangan datar begitu lah nak. Bagaimana pun sikap nak Nisa terhadapmu, harusnya Azzam sebagai laki laki yang faham tentang ilmu agama, menasehati dan mengarahkan dia dengan kelembutan. Bukan malah seenaknya ganti nama Mariyem segala." ujar umi Fatimah saat duduk berdua dengan Azzam di taman belakang, memberi makan ikan ikan dikolam.

" Rupanya umi menguping pembicaraan kami ya?" balik Azzam bertanya.

" Umi tidak bermaksud menguping Zam, lah kamu sendiri manggil Mariyem nya pakai suara kenceng segala, semua orang pasti mendengar, kecuali kalau orang yang pendengaran nya bermasalah." protes umi Fatimah.

" Ngajarin anak gadis itu, layaknya Zam ngajarin Safa. Jadi apa yang Zam ajarkan pasti akan cepat diserap, bukan malah ketus dibalas ketus. Bertabrakan dong kutub Utara sama kutub selatan he he he." timpal umi Fatimah kembali menepuk pundak Azzam yang asyik memberi makan ikan.

" Semenjak kehadiran Mariyem, kenapa umi selalu bela dia sih. Putra umi kan Zam buka dia. Lagian mulutnya pedes sekali umi, masa Zam diamkan. Bisa ngelunjak entar si Mariyem itu mi." balas Azzam tak mau kalah.

" Heeeeeii.... ustadz mana ada yang seperti kamu Zam sifatnya. Zam ngatain nak Nisa pedes, nah kamu pikir sikap Zam enggak jutek gitu. Menurut umi parah malah."

" Masih mending nak Nisa, dia seperti itu karena pembentukan karakter dia sejak kecil yang salah didikan. Nah Zam kan tidak seperti itu nak, percuma dong umi sama abi sekolahin kamu jauh jauh ke Kairo, kalau nyatanya sikap Zam jutek dan kasar ke gadis. Kalau berumah tangga bagaimana nanti. Coba Zam lihat pernah enggak abi mu sekalipun berkata kasar kepada umi?? enggak kan ? jadi kamu juga harus lembut seperti abi. Masa orang berilmu kok seperti itu." ujar umi Fatimah menasehi putra sulungnya.

Azzam sejenak terdiam, setelah mendengar semua ucapan sang umi tercinta. Dalam hati, ustadz ini berfikir sejenak.

" Apa benar semua yang dikatakan umi?? apa Zam memang sudah kelewat kasar sama Mariyem, eh kok aku jadi kebiasaan manggil Mariyem sih, Annisa." gumam Azzam terdiam, masih fokus memberi makan ikan.

Umi Fatimah pun berlalu ke kamar, menyiapkan keperluan yang hendak dikenakan sang suami nanti malam, pergi keluar kota untuk Tauziah.bersama Azzam.

" Zam jangan lupa ikut abi ya, mereka juga mengundang kamu ke acara nanti malam, cepat lah bersiap !!!" teriak umi Fatimah dari dalam kamar, dimana kamarnya hanya berjarak beberapa meter dari taman.

" Iya umi, abi sudah bercerita kok. Lima menit lagi Azzam bersiap." sahut Azzam menyegerakan langkahnya menaruh wadah yang berisi makanan ikan.

****

" Umi mengobrol apa saja ke Azzam, kok abi dengar umi ikutan ngomel ngomel." tanya Kyai Waffiq yang sedang duduk bersandar di ranjang.

" Bagaimana umi nggak kesal bi, Zam selalu saja mojokin nak Nisa. Malahan anak kita itu nggak ada bedanya dengan nak Nisa. Percuma kan kita sekolahin dia jauh jauh, kalau tidak bisa bersikap lembut ke semua gadis. Usia dia sudah cukup bi, harusnya saat ini umi tuh sudah menimang cucu. Bukan nya ngomel ngomel nggak jelas seperti ini." gerutu umi Fatimah sambil mengambil pakaian dari lemari.

" Kalau umi saja emosi seperti itu, bagaimana Zam mau dengar. Sudah lah biar Abi saja nanti yang bicara dengan dia. Oh ya mi, abi sudah melakukan sholat istikharah, dan Insya Allah menurut petunjuk yang abi peroleh, niscaya mereka berdua itu berjodoh umi." timpal Kyai Waffiq penuh kelembutan.

Seketika umi Fatimah mendekat ke arah Kyai Waffiq yang bersandar, " abi yakin apa yang Abi katakan?" tanya Fatimah.

Kyai Waffiq pun tersenyum menatap sang istri.

" Umi, kan abi bilang Insya Allah, nah selanjutnya kita do'akan dan kita bimbing mereka supaya mau untuk ta'arufan." timpal Kyai Waffiq.

Wajah Fatimah seketika berbinar dipenuhi senyuman. Entah mengapa sejak kehadiran Annisa, umi Fatimah sangat yakin kalau dia adalah gadis yang Allah kirim untuk melengkapi hidup putra sulungnya.

*****

Annisa baru saja kembali dari kelas yang diikutinya, yaitu belajar ilmu Nahwu bersama Nur. Dan yang mengajar adalah ustadz Hanafi, sepupu dari Azzam.

" Mbak Nisa sendirian saja, mana mbak Nur dan kawan kawan ?" tanya ustadz Hanafi saat berjalan dibelakang Annisa.

" Ada dibelakang ustadz, maaf Nisa duluan." jawab Annisa terus melangkah tanpa menoleh ke belakang.

" Ini buku mbak Nisa ketinggalan." ujar ustadz Hanafi kembali.

Annisa berhenti dan membalikkan badan berjalan mendekati Hanafi.

" Oh iya maaf ustadz, Nisa keburu buru tadi, terimakasih." sahut Annisa sembari menerima buku dari tangan Hanafi.

Azzam yang melihatnya dari kejauhan merasa kesal, melihat Nisa begitu sopan saat berbicara kepada lawan jenis selain dirinya.

" Woiii Han ayo cepat, nanti terlambat." teriak Azzam dengan mimik muka ditekuk.

Kyai Waffiq tersenyum melihat sikap Azzam yang mendadak kesal.

Hanafi berlari kecil mendekati mobil yang akan ditumpangi Kyai Waffiq beserta Azzam sang sepupu.

" Maaf Zam, tadi cuma ngasih buku Nisa yang ketinggalan saja kok." ujar Hanafi menjelaskan.

" Halahh, bilang saja kamu ingin dekati dia, iya kan ?? modus." timpal Azzam yang ketus.

" Sudah sudah ayo Han, cepat masuk lah biar Azzam yang menyetir, kamu pulangnya saja." tukas Kyai Waffiq melerai sikap ketus Azzam yang tanpa sebab.

Hanafi pun masuk dan duduk di jok depan samping Azzam, sementara sang Kyai duduk di bangku jok belakang. Sore itu ketiga pria yang wajahnya semuanya mirip orang Arab, berangkat keluar kota untuk memenuhi jadwal undangan tauziah.

*****

**BERSAMBUNG....

JANGAN LUPA KLIK VOTE RATE LIKE DAN GIFT YA KAKA READERS SEMUA AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT BERKARYA

JANGAN LUPA PULA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR KAKA READERS DI KOLOM KOMENTAR YANG ADA

JAZZAQUMULLAAH KHAIRAN KATSIR 🙏😘**

Terpopuler

Comments

Ummy Elliza

Ummy Elliza

ummi fatimah luar biasssaa❤

2021-06-16

4

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

umi♥️

2021-05-02

1

sensen 👋 5

sensen 👋 5

hadir 🙏

2021-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2 Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3 Penculikan Annisa
4 Pertemuan Azzam dan Annisa
5 Perubahan Annisa
6 Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7 Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8 Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9 Perdebatan Annisa dan Azzam
10 Azzam Mengerjai Annisa
11 Perseteruan di Jalan
12 Hukuman Dari Azzam
13 Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14 Kemarahan Amir dan Devi
15 Nasehat Umi Fatimah
16 Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17 Kekesalan Azzam
18 Kepulangan Annisa
19 Kepulangan Annisa
20 Azzam Mengkhitbah Annisa
21 Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22 Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23 Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24 Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25 Makan Siang Berdua
26 Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27 Kepulangan Safa Pasca Liburan
28 Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29 Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30 Detik detik Persiapan Perniakahan
31 Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32 Tingkah Tengil Azzam
33 Pesta Pernikahan
34 Malam Pertama Yang Menyerukan
35 Keributan Pagi Hari
36 Sarapan Telur Gosong
37 Belanja Berdua
38 Masakan Gosong Kedua Kalinya
39 Makan Siang Keluaraga Besar
40 Kembali Beraktivitas
41 Tidur Siang Bersama
42 Ulah Linda
43 Nasehat Devi
44 Malam Pertama Yang Tertunda
45 Nisa Menyuapi Azzam
46 Annisa Kecelakaan
47 Kecewanya Sinta
48 Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49 Sadarnya Kembali Annisa
50 Kesedihan Azzam
51 Nisa kembali Ke Rumah
52 Pertemuan Mengesalkan
53 Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54 Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55 Pertikaian Annisa dan Linda
56 Haru Biru Azzam dan Annisa
57 Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58 Nisa Dipermalukan LAGI
59 Kemarahan Azzam
60 Obsesi Linda
61 Hari Pertama Annisa Ujian
62 Bermalam Di Rumah Sang Papa
63 Rahasia Amir dan Azzam
64 Sikap Aneh Annisa
65 Pergi Menemui Om Dirgantara
66 Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67 Berangkat Umroh
68 Kabar Kehamilan Annisa
69 Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70 Satu Bukti Terkuak
71 Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72 Ditangkapnya Handoko
73 Penyambutan Kedatangan Umroh
74 Linda Mengintai
75 Makan Di Restauran
76 Perhatiannya Azzam
77 Sedihnya Hati Azzam
78 Kedatangan Bulek Rohimah
79 Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80 Jimmy Si Penyelamat
81 Hari Wisuda
82 Lamaran Han Di Tolak
83 Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84 Haru Biru Diruang ICU
85 Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86 Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87 Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88 Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89 Bercanda Ria Bersama di Dapur
90 Ulah Azzam dan Annisa
91 Kekesalan Hanafi
92 Hari Indah Hanafi dan Karen
93 Sore Yang Indah
94 Hanafi Grogi
95 Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96 Malam Indah Hanafi dan Karen
97 Bertemu Masa Lalu
98 Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99 Kecelakaan Aulia
100 Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101 Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102 Kesedihan Hamzah
103 Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104 Hari Pernikahan Delisa
105 Drama Leo dan Sinta di Pesta
106 Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107 Kepulangan Safa dan Rangga
108 Ending Kisah Azzam dan Annisa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Pertengkaran Di Hari Pertama Kuliah
2
Rencana Rangga Mengerjai Annisa
3
Penculikan Annisa
4
Pertemuan Azzam dan Annisa
5
Perubahan Annisa
6
Perdebatan Kecil Azzam dan Annisa di Mulai
7
Julukan Baru Azzam Untuk Annisa
8
Pertemuan Pertama Kyai Waffiq dan Annisa
9
Perdebatan Annisa dan Azzam
10
Azzam Mengerjai Annisa
11
Perseteruan di Jalan
12
Hukuman Dari Azzam
13
Rasa Kagum Azzam Mulai Tumbuh
14
Kemarahan Amir dan Devi
15
Nasehat Umi Fatimah
16
Sang Kyai Meminta Azzam Mengkhitbah Annisa
17
Kekesalan Azzam
18
Kepulangan Annisa
19
Kepulangan Annisa
20
Azzam Mengkhitbah Annisa
21
Obrolan Umi Fatimah dan Safa
22
Hari Kembalinya Annisa Kuliah
23
Kagetnya Rangga Melihat Kembalinya Annisa
24
Terbongkarnya Rangga Dihadapan Azzam
25
Makan Siang Berdua
26
Perdebatan Azzam dan Rangga Kedua kalinya
27
Kepulangan Safa Pasca Liburan
28
Pertengkaran Kecil di Pagi Hari
29
Aksi Lucu Azzzam dan Safa
30
Detik detik Persiapan Perniakahan
31
Hari Pernikahan Azzam dan Annisa
32
Tingkah Tengil Azzam
33
Pesta Pernikahan
34
Malam Pertama Yang Menyerukan
35
Keributan Pagi Hari
36
Sarapan Telur Gosong
37
Belanja Berdua
38
Masakan Gosong Kedua Kalinya
39
Makan Siang Keluaraga Besar
40
Kembali Beraktivitas
41
Tidur Siang Bersama
42
Ulah Linda
43
Nasehat Devi
44
Malam Pertama Yang Tertunda
45
Nisa Menyuapi Azzam
46
Annisa Kecelakaan
47
Kecewanya Sinta
48
Pertemuan Kedua Safa dan Rangga
49
Sadarnya Kembali Annisa
50
Kesedihan Azzam
51
Nisa kembali Ke Rumah
52
Pertemuan Mengesalkan
53
Keberangkatan Safa Kembali Ke Kairo
54
Keusilan dan Kemanjaan Annisa
55
Pertikaian Annisa dan Linda
56
Haru Biru Azzam dan Annisa
57
Berubahnya Sikap Umi Fatimah
58
Nisa Dipermalukan LAGI
59
Kemarahan Azzam
60
Obsesi Linda
61
Hari Pertama Annisa Ujian
62
Bermalam Di Rumah Sang Papa
63
Rahasia Amir dan Azzam
64
Sikap Aneh Annisa
65
Pergi Menemui Om Dirgantara
66
Suasana Haru Biru di Kamar Annisa
67
Berangkat Umroh
68
Kabar Kehamilan Annisa
69
Penyamaran Ke Proyek Zenpi
70
Satu Bukti Terkuak
71
Handoko Memenuhi Panggilan Polisi
72
Ditangkapnya Handoko
73
Penyambutan Kedatangan Umroh
74
Linda Mengintai
75
Makan Di Restauran
76
Perhatiannya Azzam
77
Sedihnya Hati Azzam
78
Kedatangan Bulek Rohimah
79
Insiden Azzam dan Penangkapan Linda
80
Jimmy Si Penyelamat
81
Hari Wisuda
82
Lamaran Han Di Tolak
83
Jodoh Pilihan Allah Untuk Hanafi
84
Haru Biru Diruang ICU
85
Persiapan Pernikahan Ustad Hanafi
86
Acara Akad Nikah Ustadz Hanafi
87
Hanafi Pergi Ke Perusahaan Karen
88
Karen Menyetujui Permintaan Rohimah
89
Bercanda Ria Bersama di Dapur
90
Ulah Azzam dan Annisa
91
Kekesalan Hanafi
92
Hari Indah Hanafi dan Karen
93
Sore Yang Indah
94
Hanafi Grogi
95
Pesta Pernikahan Yang Penuh Haru
96
Malam Indah Hanafi dan Karen
97
Bertemu Masa Lalu
98
Kunjungan Hakim Dirga Sekeluarga
99
Kecelakaan Aulia
100
Hamzah dan Annisa ke Rumah Amir
101
Kisah Masa Lalu sang Dosen Kutub
102
Kesedihan Hamzah
103
Hamzah Mengunjungi Sang Mama
104
Hari Pernikahan Delisa
105
Drama Leo dan Sinta di Pesta
106
Kepulangan Aulia dari Rumah Sakit
107
Kepulangan Safa dan Rangga
108
Ending Kisah Azzam dan Annisa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!