Memberikan Hukuman

Di hamparan tanah yang sangat luas, terlihat Harimau putih dan tupai seukuran gajah tengah bertarung dengan sengit. Entah itu hanya latihan tanding atau pertarungan yang serius, namun yang pasti keduanya nampak tidak ada yang mau mengalah.

Sejauh tempat pertarungan mereka telah mengalami kerusakan parah. Banyak kubangan tanah yang luas serta dalam, bongkahan tanah juga berserakan dimana-mana. Di arah barat daya terlihat Hulao dan Honglong tengah asyik bergulat, berguling-guling saling melakukan kuncian.

"Menyerahlah tupai tengik, jika aku mau tubuhmu dari tadi sudah aku cabik-cabik." Geram Hulao sambil melakukan kuncian pada leher Honglong dengan posisi lengan serta tubuh seperti memeluknya dari belakang.

"Aku tidak akan menyerah kucing tua bangka!!" Mendapati tekanan kuncian Hulao sedikit melemah, Honglong bertindak cepat memanfaatkan situasi tersebut dengan mencakar, lalu memelintir tangan Hulao sampai membuatnya terlepas dari kuncian. Selanjutnya tupai itupun melompat mundur sejauh-jauhnya untuk memberikan waktu bagi dirinya bersiap menerima serangan berikutnya.

Hulao meraung kesakitan sambil menahan nyeri di bagian tangannya yang terkoyak cukup dalam. Setelahnya dia menatap Honglong dengan sorot mata begitu tajam. Perlahan bola matanya berubah merah, pertanda dirinya benar-benar marah.

Tubuh Honglong tanpa sadar bergetar hebat, instingnya menyuruhnya untuk menjauh dan menyerah. Tetapi tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak, bahkan untuk mengucapkan sepatah kata saja dia tidak bisa.

"Habislah sudah kesabaranku, tupai sialan!! Sekarang terimalah kemarahanku.." Hulao meraung keras ke atas, menyebabkan gelombang kejut kuat dan ledakan besar yang menggoncangkan tanah.

Wuuuusssshh...

Sosok Hulao menghilang, yang terlihat saat ini hanyalah pusaran tornado yang menggulung cepat ke arah Honglong.

Terlihat Honglong hanya bisa pasrah, dia memejamkan mata menyesalkan atas sikapnya yang terlalu berlebihan. Sebenarnya tupai tersebut hanya ingin menjadikan Hulao sebagai rival bukan sebagai musuh. Namun karena sikapnya yang terlalu berlebihan membuat hubungan keduanya seringkali menimbulkan konflik.

Setelah menunggu beberapa lama namun tidak kunjung merasakan serangan yang datang, Honglong sempat menyangka jika dirinya sudah tewas tanpa merasakan sakit. Namun mendengar suara yang familiar, diapun membuka mata.

"Tuan..." Honglong melebarkan mata ketika melihat sosok manusia berpakaian serba putih dengan rambut panjang terikat kebelakang sedang memunggunginya.

Arya yang baru saja keluar dari dimensi Hutan Hei'an sontak saja terkesiap manakala melihat pertarungan dua siluman peliharaannya. Diapun dengan sigap menghilang dan menghadang laju serangan Hulao yang mengarah ke tempat Honglong berdiri.

Laju gulungan tornado dari lesatan Hulao seketika lenyap dan Harimau putih itu sendiri terpental sejauh puluhan meter ketika hampir saja menabrak tubuh Arya.

Itu semua karena harimau putih tersebut sudah terikat kontrak dengan Arya, sehingga apapun bentuk serangan darinya akan lenyap dengan sendirinya, karena tidak akan dapat melukai tuannya sendiri.

Arya menatap marah pada Hulao yang tergeletak di hadapannya. "Berkali-kali sudah ku peringatkan, jika sampai aku melihat kalian masih berkelahi lagi maka kalian harus mendapatkan hukuman berat." Bentaknya dengan penuh tekanan.

Mendengar demikian, Hulao dan Honglong bergidik ngeri. Membayangkan hukuman yang akan diterimanya saja sudah membuat mereka berkeringat dingin dan merasakan sakit di sekujur tubuh. Meski tidak ingin mendapatkan hukuman tersebut namun mereka hanya bisa pasrah tidak berani membantah sebab mereka sadar jika semua ini memanglah kesalahan mereka sendiri. 

Dengan langkah gontai, Honglong mendekati Arya. Sesampainya di depan pemuda itu, Honglong langsung berlutut dengan tatapan rendah ke tanah. "Ini semua salahku tuan, aku mengaku salah karena selalu membuat Hulao marah. Jadi biarkan aku sendiri yang menanggung hukuman itu."

Hulao sedikit terperanjat tidak percaya dengan ucapan yang di lontarkan Honglong tersebut. Dia merasa heran kenapa tiba-tiba tupai nakal itu bersikap demikian.

"Dasar tupai tengik.. pintar sekali dia mencari muka." Umpat Hulao dalam hati.

Arya tersenyum, dia bukan tidak mengetahui watak dan keusilan Honglong. Tetapi karena tidak ingin pilih kasih, pemuda itupun tetap menghukum keduanya.

Selepas memberikan hukuman, Arya kemudian melesat menuju hutan kabut ilusi, meninggalkan Hulao dan Honglong yang berguling-guling meronta kesakitan.

Pemuda itu terlihat mulai memasuki goa dimana Pedang Ilusi Penguasa Jiwa bersemayam. Meski sudah memiliki banyak benda pusaka dan senjata, namun Arya tidak pernah melupakan pusaka yang bersemayam di dalam goa hutan kabut ilusi tersebut. Dikarenakan dirinya sangat tertarik dengan teknik ilusi. Terlebih ketika dirinya melihat keunikan serta kehebatan teknik ilusi saat bertarung dengan Huashan, salah satu tetua Sekte Iblis Berdarah. Kini pemuda itu sepertinya ingin menguasai segala Teknik ilusi dari Pedang Ilusi Penguasa Jiwa.

**** 

"Sialan!!! Pemuda lusuh itu masih saja mengejar kita." Decak gadis yang rambutnya terkepang dua.

Mendengar umpatan tersebut, tetua Chai Nan yang berada di barisan depan segera memerintahkan sebagian anggotanya yang tersisa untuk menghadang si pemuda yang mengejar.

Mendapati namanya tidak di sebut tetua Chai Nan, gadis berkepang itupun merengut kesal. Dia masih menaruh jengkel terhadap si Pemuda Penyair yang sebelumnya terus saja menggodanya ketika dalam pertarungan. Jika saja tidak sedang menjalankan misi, tentunya dia tidak akan mau mundur sebelum bisa menghajar dan membuat pemuda tersebut babak belur.

Tiga orang diantara mereka mengangguk dan lantas berbalik arah menuju si pemuda Penyair. Sementara enam lainnya, termasuk tetua Chai Nan, Xin Qian dan wanita berkepang terus melanjutkan pelarian.

Melihat tiga musuh berniat menghadang, pemuda penyair menyunggingkan seringai tipis tanpa mengurangi laju kecepatan terbangnya.

Tanpa basa-basi pertarungan merekapun terjadi di atas gumpalan awan. Pergerakan mereka yang teramat cepat sampai membuat laju angin tidak tentu arah. Seiring pertukaran serangan terjadi, terdengar denduman serta percikan cahaya tipis di angkasa.

"Kurang ajar, ternyata dia juga seorang kultivator.." Decak kultivator yang memiliki luka bakar di sebagian wajahnya.

Kedua temannya tersenyum kecut, mereka sebelumnya sudah menduga akan hal itu. Tetapi kini semuanya sudah jelas ketika pemuda penyair tersebut mengerahkan beberapa teknik bertarung yang hanya dimiliki para kultivator.

Ketiga kultivator berpakaian hitam itupun mengeluarkan senjata masing-masing. Dan lalu kembali menyerang secara bersamaan dengan menggunakan formasi.

Pertarungan tersebut terjadi begitu dahsyat, bahkan membuat awan di sekitarnya menjadi hitam dan mengeluarkan kilatan petir.

Meski tidak dapat melihat pertarungan tersebut, namun semua mata yang berada di bawah dapat merasakan tekanan kuat dan mendengar dengan jelas dentuman yang berada jauh ribuan kaki di angkasa.

Dari bawah terlihat salah satu awan di angkasa menghitam dan terus menerus mengeluarkan percikan cahaya yang beragam warna bersamaan dengan dentuman yang terdengar.

Para pendekar dan prajurit yang tengah menghadapi pasukan mayat hidup, sedikit terkesiap manakala suasana mendadak mendung dan langit mengeluarkan dentuman keras serta guyuran air yang begitu lebat.

"Siapa Pendekar kuat yang bertarung di sana?" Patriark Gu Ta Sian tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Dia mengedarkan pandangannya menerawang jauh ke angkasa.

Dengan mengalirkan Qi ke matanya, Patriark Gu Ta Sian samar-samar dapat melihat dari balik awan terdapat seorang pemuda yang tengah di kepung tiga orang berpakaian hitam.

Hal serupa juga di lakukan para Patriark lainnya, termasuk para panglima kerajaan serta jenderal Qian Tangjiang. Mereka semua yang dapat melihat hal tersebut semakin dibuat kebingungan. Timbul berbagai pertanyaan, 'Sebenarnya apa yang terjadi dengan Lembah Petir? Kenapa pasukan mayat hidup tiba-tiba menyerang? Apa tujuan mereka? Dan di tambah lagi siapa serta darimana sebenarnya pendekar-pendekar kuat yang sedang bertarung di atas sana?'

"Anak muda, sebaiknya kau jangan mencampuri urusan kami." Bentak pria dengan bekas luka sayatan di mata kirinya.

"A.. aku... Aku mencampuri urusan kalian?" Pemuda Penyair menunjuk hidungnya dengan jari telunjuknya sendiri. "Justru kalianlah yang telah mencampuri urusanku.." Tukas pemuda penyair tersebut dengan berkacak pinggang.

"Oh, jadi kau juga berniat merebut pecahan Pusaka Legenda itu..."

"Jangan samakan aku dengan pencuri seperti kalian!!! Aku tidak sepicik itu.." Tidak ingin membuang-buang waktu, khawatir kehilangan jejak. Pemuda Penyair itupun tiba-tiba lenyap dari kepungan ketiga kultivator tersebut.

"Sialan! Cepat kejar!!"

Walaupun Pendekar Penyair menghilang dengan teknik teleportasi, namun ketiga kultivator tersebut masih dapat melihat jejak energi yang tertinggal. Bermodalkan pengalaman bertarung di daratan utara, mereka mampu mendeteksi kemana pemuda penyair itu pergi.

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuutttttt

2024-02-29

1

Harman LokeST

Harman LokeST

arya lamanya kembali

2022-06-17

0

Iing Nasikhin

Iing Nasikhin

mc ya, lg ngurusin cewek dulu

2022-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 Legenda Pusaka Matahari Penghancur
2 Tiba Di Sekte Lembah Petir
3 Bertemu Sang Paman
4 Rencana Penyerangan
5 Formasi Badai Petir
6 Pendekar Penyair
7 Membantu Putri Ming Yu Hua
8 Menyerap Energi Matahari
9 Amanat Dewa Petir
10 Kuda Bersayap
11 Serangan Mayat Hidup
12 Pertempuran
13 Berlatih Di Dimensi Cahaya Keabadian
14 Selamat Jalan Dewa Petir
15 Bantuan Tiba
16 Jebakan Leluhur
17 Tubuh Dewi Bulan
18 Memberikan Hukuman
19 Pedang Ilusi Penguasa Jiwa
20 Kembali
21 Kemunculan Dua Gadis Berpakaian Hitam
22 Arya Vs Tiga Tetua Iblis Berdarah
23 Membawa Tawanan
24 Keterkejutan Para Tetua
25 Rencana Arya
26 Menerima Tantangan
27 Menunjukkan Kemampuan
28 Ritual Persembahan
29 Ramuan Kejujuran
30 Tubuh Raja Kegelapan
31 Latih Tanding
32 Menghancurkan Pusaka Legenda
33 Sekte Yang Menghilang
34 Pengejaran Ke Daratan Utara
35 Asap Hijau Dari Pedang
36 Meningkatkan Kultivasi Paman
37 Zhiyuhan Pemuda Penyair
38 Makhluk Asap
39 Efek Kekuatan Raja Kegelapan
40 Membuka Gerbang
41 Saatnya Berpetualang
42 Amarah Sang Legenda Naga
43 Merubah Wujud
44 Nikmat Sesaat Derita Yang Bertubi-tubi
45 Tetua Muda
46 Menyelamatkan Anak Perempuan
47 Markas Bandit Taring Hitam
48 Tewasnya Wakil Ketua Bandit
49 Karma
50 Penyelamat Yang Di Nantikan
51 Bayangan Putih Dan Hitam
52 Sihir Hitam
53 Organisasi Yenmin
54 Air Suci Biarawati
55 Sosok Sebenarnya Biarawati
56 Gunung Phoenix
57 Pertapa Gila
58 Memberikan Tugas
59 Penjambret
60 Memenuhi Janji Nenek
61 Ujian Menjadi Prajurit
62 Kemunculan Panglima Kegelapan
63 Nasib Wanita Malang
64 Wabah Penyakit
65 Kericuhan Di Dalam Kedai
66 Awal Manis Berujung Kecewa
67 Menjalankan Rencana
68 Pertemuan Para Penyusup
69 Situasi Kerajaan
70 Rumah Seribu Bunga
71 Membeli Para Gadis
72 Memulai Pembersihan Kota
73 Kekacauan Di Dalam Kota
74 Duel Sengit
75 Pertarungan Di Dalam Kerajaan
76 Keputusasaan Para Penduduk
77 Transformasi
78 Penyerangan Dimulai
79 Jenderal Sun Jian Vs Demiao
80 Portal Dimensi
81 Rasa Bersalah
82 Mengirim Bantuan Ke Kerajaan Goading
83 Munculnya Pendekar Khusus
84 Membantu Pertempuran Di Kerjaaan
85 Pendekar Khusus Dan Ke-empat Tetua Iblis Berdarah
86 Ratu Hewan Iblis
87 Kemunculan Yang Selalu Membuat Rusuh
88 Akhir Dari Ratu Hewan Iblis
89 Racun Penyerap Sukma
90 Bunga Anggrek Hantu
91 Bersulang
92 Pembasmian Di Kota Goading
93 Pembasmian Kota Goading II
94 Pembasmian Kota Goading III
95 Pembasmian Kota Goading IV
96 Pembasmian Kota Goading V
97 Akhir Dari Sang Panglima Hewan Iblis
98 Panglima Kegelapan
99 Kembali Ke Benua Timur
100 Tiga Dara Di Sungai
101 Hantu Kepala Buntung
102 Rasa Penasaran
103 Pencuri Kacang
104 Teknik Terlarang
105 Kematian Yang Di Janjikan
106 Situasi Di Dalam Kerajaan
107 Keseriusan Arya
108 Arya Vs Yeva
109 Arya Vs Yeva II
110 Arya Vs Yeva III
111 Akhir Pertarungan
112 Memberikan Penjelasan
113 Kondisi Raja Kegelapan
114 Mengangkat Saudara
115 Rasa Penasaran Jenderal Yong We
116 Pertemuan Di Bukit Cinta
117 Memberikan Bukti
118 Berujung Perkelahian
119 Pertarungan Sepanjang Malam
120 Undangan
121 Berlatih Kembali
122 Keanehan Arya
123 Kerajaan Danau Lembah Peri
124 Dibawa Menghadap Tuan Rumah
125 Kehidupan Bawah Danau
126 Bertemu Sang Ratu
127 Bentuk Bunga Yang Dicari
128 Mengambil Bunga Energi
129 Meninggalkan Kerajaan Danau Lembah Peri
130 Pil Bunga Anggrek Hantu
131 Mengobati Sang Raja
132 Pendekar Bunga Darah
133 Kembalinya Raja Kegelapan
134 Soal Asmara Terbawa Sampai Tua
135 Pertarungan Sepasang Kekasih Dimasa lalu
136 Nasib Nie Zha
137 Kejahilan Putri Zhou Jing Yi
138 Orang Terluka Di Tengah Hutan
139 Pasukan Pangeran Tong Shun
140 Ajakan Bergabung
141 Surat Cinta
142 Ditangkap
143 Ketegangan Yang Berlarut-larut
144 Lengan Api
145 Cerita Desa Huangpu
146 Tiga Pembawa Maut
147 Pertarungan Di Tepi Sungai
148 Dendam Seorang Anak
149 Mendapatkan Teman Perjalanan
150 Potongan Tangan
151 Pertunjukan Nie Zha
152 Pengintip
153 Cinta Bersemi Di Malam Purnama
154 Niat Terselubung
155 Membantu Penyatuan Energi
156 Manusia Iblis
157 Tekad Melawan Sampai Mati
158 Pangeran Istana Es
159 Menginterogasi
160 Mencari Goa Tengkorak
161 Terjebak
162 Salah Memilih Lawan
163 Lorong Rahasia
164 Pesta Gila
165 Kebebasan Sang Pangeran Es
166 Menyelamatkan Sandera
167 Siluman Penjaga
168 Kakek Malang
169 Si Tua Sadis
170 Pedang Es Abadi
171 Kembalinya Pedang Pusaran Angin
172 Tewasnya Lima Biksu Sesat
173 Pengumuman
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Legenda Pusaka Matahari Penghancur
2
Tiba Di Sekte Lembah Petir
3
Bertemu Sang Paman
4
Rencana Penyerangan
5
Formasi Badai Petir
6
Pendekar Penyair
7
Membantu Putri Ming Yu Hua
8
Menyerap Energi Matahari
9
Amanat Dewa Petir
10
Kuda Bersayap
11
Serangan Mayat Hidup
12
Pertempuran
13
Berlatih Di Dimensi Cahaya Keabadian
14
Selamat Jalan Dewa Petir
15
Bantuan Tiba
16
Jebakan Leluhur
17
Tubuh Dewi Bulan
18
Memberikan Hukuman
19
Pedang Ilusi Penguasa Jiwa
20
Kembali
21
Kemunculan Dua Gadis Berpakaian Hitam
22
Arya Vs Tiga Tetua Iblis Berdarah
23
Membawa Tawanan
24
Keterkejutan Para Tetua
25
Rencana Arya
26
Menerima Tantangan
27
Menunjukkan Kemampuan
28
Ritual Persembahan
29
Ramuan Kejujuran
30
Tubuh Raja Kegelapan
31
Latih Tanding
32
Menghancurkan Pusaka Legenda
33
Sekte Yang Menghilang
34
Pengejaran Ke Daratan Utara
35
Asap Hijau Dari Pedang
36
Meningkatkan Kultivasi Paman
37
Zhiyuhan Pemuda Penyair
38
Makhluk Asap
39
Efek Kekuatan Raja Kegelapan
40
Membuka Gerbang
41
Saatnya Berpetualang
42
Amarah Sang Legenda Naga
43
Merubah Wujud
44
Nikmat Sesaat Derita Yang Bertubi-tubi
45
Tetua Muda
46
Menyelamatkan Anak Perempuan
47
Markas Bandit Taring Hitam
48
Tewasnya Wakil Ketua Bandit
49
Karma
50
Penyelamat Yang Di Nantikan
51
Bayangan Putih Dan Hitam
52
Sihir Hitam
53
Organisasi Yenmin
54
Air Suci Biarawati
55
Sosok Sebenarnya Biarawati
56
Gunung Phoenix
57
Pertapa Gila
58
Memberikan Tugas
59
Penjambret
60
Memenuhi Janji Nenek
61
Ujian Menjadi Prajurit
62
Kemunculan Panglima Kegelapan
63
Nasib Wanita Malang
64
Wabah Penyakit
65
Kericuhan Di Dalam Kedai
66
Awal Manis Berujung Kecewa
67
Menjalankan Rencana
68
Pertemuan Para Penyusup
69
Situasi Kerajaan
70
Rumah Seribu Bunga
71
Membeli Para Gadis
72
Memulai Pembersihan Kota
73
Kekacauan Di Dalam Kota
74
Duel Sengit
75
Pertarungan Di Dalam Kerajaan
76
Keputusasaan Para Penduduk
77
Transformasi
78
Penyerangan Dimulai
79
Jenderal Sun Jian Vs Demiao
80
Portal Dimensi
81
Rasa Bersalah
82
Mengirim Bantuan Ke Kerajaan Goading
83
Munculnya Pendekar Khusus
84
Membantu Pertempuran Di Kerjaaan
85
Pendekar Khusus Dan Ke-empat Tetua Iblis Berdarah
86
Ratu Hewan Iblis
87
Kemunculan Yang Selalu Membuat Rusuh
88
Akhir Dari Ratu Hewan Iblis
89
Racun Penyerap Sukma
90
Bunga Anggrek Hantu
91
Bersulang
92
Pembasmian Di Kota Goading
93
Pembasmian Kota Goading II
94
Pembasmian Kota Goading III
95
Pembasmian Kota Goading IV
96
Pembasmian Kota Goading V
97
Akhir Dari Sang Panglima Hewan Iblis
98
Panglima Kegelapan
99
Kembali Ke Benua Timur
100
Tiga Dara Di Sungai
101
Hantu Kepala Buntung
102
Rasa Penasaran
103
Pencuri Kacang
104
Teknik Terlarang
105
Kematian Yang Di Janjikan
106
Situasi Di Dalam Kerajaan
107
Keseriusan Arya
108
Arya Vs Yeva
109
Arya Vs Yeva II
110
Arya Vs Yeva III
111
Akhir Pertarungan
112
Memberikan Penjelasan
113
Kondisi Raja Kegelapan
114
Mengangkat Saudara
115
Rasa Penasaran Jenderal Yong We
116
Pertemuan Di Bukit Cinta
117
Memberikan Bukti
118
Berujung Perkelahian
119
Pertarungan Sepanjang Malam
120
Undangan
121
Berlatih Kembali
122
Keanehan Arya
123
Kerajaan Danau Lembah Peri
124
Dibawa Menghadap Tuan Rumah
125
Kehidupan Bawah Danau
126
Bertemu Sang Ratu
127
Bentuk Bunga Yang Dicari
128
Mengambil Bunga Energi
129
Meninggalkan Kerajaan Danau Lembah Peri
130
Pil Bunga Anggrek Hantu
131
Mengobati Sang Raja
132
Pendekar Bunga Darah
133
Kembalinya Raja Kegelapan
134
Soal Asmara Terbawa Sampai Tua
135
Pertarungan Sepasang Kekasih Dimasa lalu
136
Nasib Nie Zha
137
Kejahilan Putri Zhou Jing Yi
138
Orang Terluka Di Tengah Hutan
139
Pasukan Pangeran Tong Shun
140
Ajakan Bergabung
141
Surat Cinta
142
Ditangkap
143
Ketegangan Yang Berlarut-larut
144
Lengan Api
145
Cerita Desa Huangpu
146
Tiga Pembawa Maut
147
Pertarungan Di Tepi Sungai
148
Dendam Seorang Anak
149
Mendapatkan Teman Perjalanan
150
Potongan Tangan
151
Pertunjukan Nie Zha
152
Pengintip
153
Cinta Bersemi Di Malam Purnama
154
Niat Terselubung
155
Membantu Penyatuan Energi
156
Manusia Iblis
157
Tekad Melawan Sampai Mati
158
Pangeran Istana Es
159
Menginterogasi
160
Mencari Goa Tengkorak
161
Terjebak
162
Salah Memilih Lawan
163
Lorong Rahasia
164
Pesta Gila
165
Kebebasan Sang Pangeran Es
166
Menyelamatkan Sandera
167
Siluman Penjaga
168
Kakek Malang
169
Si Tua Sadis
170
Pedang Es Abadi
171
Kembalinya Pedang Pusaran Angin
172
Tewasnya Lima Biksu Sesat
173
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!