Membantu Putri Ming Yu Hua

Rombongan Arya kemudian berjalan menuju tenda yang berkibar lambang bulan sabit dan bintang, ciri khas lambang Kekaisaran Ming.

Ketika berjarak beberapa puluh meter dari tenda, segerombolan prajurit langsung menghadang mereka dan menanyakan maksud tujuan mereka mendatangi tenda tersebut.

Arya menyampaikan tujuannya yang ingin bertemu dengan Putri Ming Yu Hua. Para prajurit itu saling berpandangan sesaat, dan lalu salah satu prajurit memasuki tenda untuk menyampaikan perihal tersebut kepada atasan mereka.

"Panglima, di depan ada orang-orang dari Sekte Lembah Petir, mereka mengatakan ingin bertemu dengan Tuan Putri." Ucap prajurit tersebut sambil berlutut di hadapan seorang pria yang memakai jubah abu-abu, dia adalah panglima Yang Gang.

Panglima Yang Gang mengangguk, lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar tenda.

"Hmm.. ternyata tetua Lin Hai, mari silahkan masuk." Panglima Yang Gang tersenyum ramah kepada tetua Lin Hai, namun saat pandangannya tertuju pada Arya, dia sedikit mengerutkan dahi karena tidak bisa melihat pancaran Qi dari pemuda itu.

Setelah memasuki tenda, panglima Yang Gang lantas mempersilahkan para tamunya itu untuk duduk di kursi yang terbuat dari anyaman bambu yang mengelilingi meja bundar.

"Ku dengar tetua ingin bertemu dengan Tuan Putri, ada apa tetua?" Tanya panglima Yang Gang membuka obrolan.

"Hahaha.. bukan aku yang ingin bertemu Tuan Putri tapi pemuda inilah yang mungkin rindu padanya. Haha.." Tetua Lin Hai melirik Arya sambil terkekeh kecil.

Panglima Yang Gang mengalihkan pandangannya kepada Arya dengan ekspresi keheranan.

"Tuan, perkenalkan namaku Li Xian. Ada sedikit urusan yang ingin aku sampaikan kepada Tuan Putri. Mohon tuan panglima mengizinkanku bertemu dengan Tuan Putri." Arya berkata dengan ramah dan tenang.

"Baiklah, tunggu sebentar."

Panglima Yang Gang lantas bangkit dari duduknya dan berjalan ke salah satu ruangan yang ada di dalam tenda besar itu.

"Tuan Putri, ada yang ingin bertemu dengan anda." Panglima Yang Gang berkata pelan sambil berdiri di depan ruangan. Meski pelan, suara panglima Yang Gang yang telah di aliri Qi dapat terdengar oleh Putri Ming Yu Hua yang sedang sibuk membaca buku.

"Ya aku sudah tahu, suruh pemuda itu datang kesini menghadapku." Putri Ming Yu Hua tersenyum tipis dengan pandangan masih menatap buku yang dia pegang.

Panglima Yang Gang menaikan alisnya, dia keheranan kenapa Sang Putri memperbolehkan pria asing memasuki ruangannya. Sedangkan ruangan yang di tempati Sang Putri biasanya di sakralkan, hanya orang-orang tertentu saja yang boleh memasukinya, seperti keluarga Kekaisaran ataupun pelayan kepercayaan Sang Putri sendiri. Namun meski demikian panglima Yang Gang tidak bisa menolak permintaan Putri Ming Yu Hua.

"Baik Tuan Putri." Setelah memberi hormat panglima Yang Gang kembali ke ruangan rombongan Arya dan yang lainnya berada.

Liu Wei dan Huang She nampak terkejut setelah mendengar penjelasan dari panglima Yang Gang, meski mereka bukan dari kalangan bangsawan namun sedikit banyak mereka mengetahui peraturan yang di tetapkan sebagian besar kerajaan, yaitu larangan keras bagi siapapun memasuki ruangan khusus yang di tempati Sang Putri. Sedangkan tetua Lin Hai malah terkekeh pelan saat melihat ekspresi kedua murid gadisnya itu. Tetua Sekte Lembah Petir tersebut dapat melihat persaingan kedua gadis tersebut untuk mendapatkan Arya, di tambah lagi kini ada gadis lain yang juga nampaknya menyukai Arya, terlebih gadis itu adalah seorang putri penguasa tertinggi di negri ini.

"Sepertinya kalian mendapatkan saingan berat." Tetua Lin Hai terkekeh sambil menengok ke arah Liu Wei dan Huang She yang duduk di sebelah kirinya.

Liu Wei dan Huang She melirik tetua Lin Hai sekilas dan lalu menatap Arya dengan mengepalkan tangan. Kedua gadis itu sadar dan membenarkan perkataan tetua Lin Hai, bagaimanapun mereka tidak akan mampu bersaing dengan seorang putri Kaisar. Tapi mereka masih merasa memiliki harapan sebab Arya yang mereka kenal adalah pemuda yang polos dan tidak pernah membedakan derajat sesama manusia.

Tanpa berfikir panjang Arya menyetujui permintaan tersebut. Panglima Yang Gang lantas mengantarkan Arya ke ruangan yang di tempati Putri Ming Yu Hua.

"Aku sudah memutuskan akan membantumu. Tapi setelah ini, ku harap kita lupakan saja semua hubungan kita di masalalu. Aku sudah bukanlah Hydra, saat ini aku adalah manusia yang bernama Arya Pamungkas. Dan kau sudah bukanlah lagi Qinqin. Semua kesalahanmu di masalalu sudah aku maafkan, kau tidak perlu lagi mengikutiku dan merasa perlu untuk menebus semua kesalahanmu itu." Arya berkata dengan lugas seraya menatap Putri Ming Yu Hua yang duduk di pinggir ranjang.

Dari penjelasan Putri Ming Yu Hua di malam itu, Arya mengetahui jika Sang Putri ternyata adalah reinkarnasi Naga Surgawi yang bernama Qinqin, yang mana adalah kekasih Kaisar Dewa Naga Emas di masalalu.

Mata Putri Ming Yu Hua nampak berkaca-kaca, dan sesaat kemudian matanya berubah putih sepenuhnya. Dengan tatapan kosong, Sang Putri kemudian berdiri dan berkata tanpa menunjukkan ekspresi. "Aku benar-benar sangat menyesal telah melakukan kesalahan besar pada waktu itu. Dan karena itulah aku sudah bertekad akan mencari dimanapun tuan di kehidupan selanjutnya. Aku sudah sadar diri bahwa tuan tidak akan mungkin lagi mau menerimaku sebagai kekasih, tapi setidaknya biarkan aku jadi pengikut tuan untuk menebus semua kesalahanku itu."

"Semua yang telah terjadi adalah takdir yang sudah digariskan oleh Sang Maha Kuasa. Dengan perantaraan dirimu, Sang Maha Kuasa ingin merombak tatanan kehidupan alam semesta." Arya menghela nafas dan lalu menghentakkan kakinya, menciptakan kursi dari tanah.

Arya lantas duduk dan tersenyum hangat kepada Putri Ming Yu Hua. "Semua itu tidaklah sepenuhnya kesalahanmu, aku juga salah karena mungkin saja telah mengabaikanmu dan larut dalam kesibukanku. Sehingga kau merasa kesepian dan kemudian melanggar aturan langit dengan turun ke alam manusia."

"Semua yang sudah terjadi biarkanlah berlalu dan jadikanlah sebagai pelajaran. Jangan terbuai lagi pada keindahan sesaat dan syukurilah apapun kehidupan yang kamu jalani saat ini."

"Sekarang kau sudah menemukanku.. jadi biarkan tubuh gadis itu menyatu sepenuhnya denganmu. Aku akan membantu menyatukan kalian. Mengenai kita, kita sudah tidak lagi memiliki hubungan, jadi biarkan takdir yang akan menentukan kedepannya." Lanjut Arya dengan tenang.

Selalu mengejar kesenangan sama saja mengundang kesengsaraan. Kita hidup di buat khayal akan keadaan yang lebih baik dan lebih menyenangkan seperti apa adanya. Kita selalu menganggap keadaan buruk tidak menyenangkan, dan kita selalu memandang ke atas, mencari-cari dan mengkhayalkan yang tidak ada, keadaan yang kita anggap menyenangkan. Karena kebodohan inilah maka kita hidup di kejar-kejar kebutuhan setiap saat. Kebutuhan adalah keinginan akan sesuatu yang belum tercapai, lupa kalau satu kebutuhan yang kita kejar-kejar itu dapat tercapai, di depan masih menanti seribu hal lain yang akan menjadi keinginan dan kebutuhan kita selanjutnya. 

Maka berbahagialah dia yang tidak membutuhkan apa-apa, bukan berarti menolak segala kesenangan melainkan tidak mengejar apa-apa, sehingga kalau ada sesuatu yang datang menimpa diri, bukan lagi merupakan kesenangan ataupun kesusahan, melainkan akan di hadapi sebagai sesuatu yang sudah wajar dan semestinya, sehingga tampaklah keindahan yang murni.

"Penyesalan memang selalu datang belakangan. Setelah berjuta-juta tahun berlalu, akhirnya aku dapat bertemu dengan tuan kembali. Sekarang aku sudah rela, semoga tuan di kemudian hari mendapatkan kekasih yang jauh lebih baik dariku." Putri Ming Yu Hua meneteskan air mata, dan tetesan air mata itupun jatuh menjadi berlian.

Tubuh Putri Ming Yu Hua memancarkan cahaya hijau yang perlahan-lahan semakin menyilaukan. Cahaya itupun kemudian meredup dan meninggalkan kegelapan di ruangan tersebut. Semua nyala cahaya lentera maupun obor yang ada di ruangan tersebut seketika padam bersamaan dengan padamnya sinar hijau yang menyelimuti tubuh Putri Ming Yu Hua.

Arya menjentikkan jarinya, lentera dan obor yang padam seketika kembali menyala. Kini dia mendapati tubuh Putri Ming Yu Hua tergeletak pingsan di atas permadani (karpet, tikar).

"Semoga kau juga akan mendapatkan kebahagiaan." Gumam Arya sambil menghampiri Putri Ming Yu Hua.

Setelah mendudukkan tubuh Putri Ming Yu Hua, Arya lalu meletakkan satu tangannya di atas kepala gadis itu. Butuh lebih dari separuh energi yang dimilikinya untuk membantu menyatukan energi Naga Surgawi ke seluruh bagian tubuh Putri Ming Yu Hua.

Tempat Arya dan Putri Ming Yu Hua kini terlihat diselubungi energi emas bercampur putih yang membentuk sebuah kubah energi. Jika saja Arya sebelumnya tidak menciptakan segel pelindung di ruangan tersebut, energi yang mereka pancarkan itupun akan berdampak pada seluruh makhluk hidup yang berada dalam radius ratusan mil jauhnya.

Panglima Yang Gang nampak gelisah, terlebih Huang She dan Liu Wei. Mereka bahkan berspekulasi yang tidak-tidak mengenai kedua manusia berbeda kelamin yang sampai saat ini masih asyik berduaan di sebuah ruangan tanpa adanya seorangpun yang mengawasi.

Sudah berjam-jam berlalu, kini matahari hampir berada di atas kepala, menunjukkan hari sudah menjelang siang. Panglima Yang Gang yang sudah tidak tahan lagi, khawatir Arya dan Putri Ming Yu Hua melakukan perbuatan yang tidak bermoral, lantas bangkit dari duduk dan menuju ke ruangan Sang Putri untuk memastikan keadaan di sana.

Panglima Yang Gang tidak lantas memasuki ruangan, dia berhenti tepat di depan kain tebal yang menjadi pembatas ruangan Sang Putri. Jika dia memaksa masuk tanpa izin terlebih dahulu, dan ternyata Sang Putri baik-baik saja disana, dia akan mendapatkan hukuman berat karena telah berbuat lancang dan melanggar aturan.

"Apa Tuan Put..." Ucapan panglima Yang Gang terpotong karena Putri Ming Yu Hua dan Arya telah menyibakkan kain dan keluar dari dalam ruangan.

Arya berbalik menghadap Putri Ming Yu Hua sambil menelangkupkan tangan. "Sekarang urusan kita sudah selesai, ku harap Tuan Putri tidak mengikutiku lagi."

"Baiklah, tapi aku masih ingin bertemu denganmu." Balas Putri Ming Yu Hua lirih, hatinya merasa sangat berat jika harus berpisah dengan Arya.

"Kalau masih ada takdir, di lain kesempatan kita pasti akan bertemu lagi. Aku izin pamit, Tuan Putri." Arya menundukkan kepalanya sebelum membalikkan badan dan berjalan keluar tenda.

Huang She, Liu Wei dan tetua Lin Hai yang melihat kemunculan Arya sebenarnya ingin mengajukan pertanyaan mengenai apa yang di lakukannya sehingga menghabiskan waktu berjam-jam di dalam ruangan bersama Putri Ming Yu Hua. Namun Arya membungkam mereka sebelum dapat membuka mulut dengan perkataan yang mengajak mereka kembali.

Sepanjang perjalanan, ada beberapa orang dari berbagai Sekte yang memperhatikan rombongan Arya. Beberapa diantaranya adalah tetua yang ikut serta dalam pertemuan di Sekte Lembah Petir pagi tadi, ketika melihat Arya, mereka ingin menguji kemampuan pemuda itu namun segera di urungkannya karena tidak ingin menimbulkan masalah. Dan beberapa diantaranya nampak tertarik pada kecantikan Liu Wei dan Huang She, ada beberapa pemuda yang bahkan tidak bisa menahan diri untuk sekedar berkenalan dan ada pula yang terang-terangan menggoda kedua gadis itu.

"Mereka membuatku risih saja." Huang She mendengus kesal.

"Aku tau kalian sebenarnya kesal bukan karena mereka, tapi karena Xian'er tidak memperdulikan kalian saat kalian di goda lelaki lain. Hahaha..." Celetuk Tetua Lin Hai sambil tertawa lepas.

Huang She sedikit melebarkan matanya, dia heran kenapa Tetua Lin Hai seolah dapat dengan mudah membaca perasaannya. Sedangkan Liu Wei nampak biasa saja, dia sudah seringkali berada di situasi demikian.

Arya terus berjalan dan baru berhenti saat sudah jauh meninggalkan lokasi perkemahan. Pemuda itu lantas berbalik menghadap tetua Lin Hai. "Maaf paman, aku masih ada urusan dengan kedua gadis ini. Jadi paman kembalilah dulu, setelah urusan kami selesai, kami akan segera kembali."

"Baiklah aku mengerti... Cepatlah kembali." Tetua Lin Hai mengangguk sambil menepuk pundak Arya dan lantas berkelebat pergi.

Terpopuler

Comments

Yanka Raga

Yanka Raga

🤩😎

2024-03-12

0

Harman LokeST

Harman LokeST

kreeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennnnnnnnnnnnn baaaaaaaaaaaaaaaaannnnggggaaaaaaaaaatt

2024-02-29

0

Baraqburuq Yaquti

Baraqburuq Yaquti

luar biasa

2022-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 Legenda Pusaka Matahari Penghancur
2 Tiba Di Sekte Lembah Petir
3 Bertemu Sang Paman
4 Rencana Penyerangan
5 Formasi Badai Petir
6 Pendekar Penyair
7 Membantu Putri Ming Yu Hua
8 Menyerap Energi Matahari
9 Amanat Dewa Petir
10 Kuda Bersayap
11 Serangan Mayat Hidup
12 Pertempuran
13 Berlatih Di Dimensi Cahaya Keabadian
14 Selamat Jalan Dewa Petir
15 Bantuan Tiba
16 Jebakan Leluhur
17 Tubuh Dewi Bulan
18 Memberikan Hukuman
19 Pedang Ilusi Penguasa Jiwa
20 Kembali
21 Kemunculan Dua Gadis Berpakaian Hitam
22 Arya Vs Tiga Tetua Iblis Berdarah
23 Membawa Tawanan
24 Keterkejutan Para Tetua
25 Rencana Arya
26 Menerima Tantangan
27 Menunjukkan Kemampuan
28 Ritual Persembahan
29 Ramuan Kejujuran
30 Tubuh Raja Kegelapan
31 Latih Tanding
32 Menghancurkan Pusaka Legenda
33 Sekte Yang Menghilang
34 Pengejaran Ke Daratan Utara
35 Asap Hijau Dari Pedang
36 Meningkatkan Kultivasi Paman
37 Zhiyuhan Pemuda Penyair
38 Makhluk Asap
39 Efek Kekuatan Raja Kegelapan
40 Membuka Gerbang
41 Saatnya Berpetualang
42 Amarah Sang Legenda Naga
43 Merubah Wujud
44 Nikmat Sesaat Derita Yang Bertubi-tubi
45 Tetua Muda
46 Menyelamatkan Anak Perempuan
47 Markas Bandit Taring Hitam
48 Tewasnya Wakil Ketua Bandit
49 Karma
50 Penyelamat Yang Di Nantikan
51 Bayangan Putih Dan Hitam
52 Sihir Hitam
53 Organisasi Yenmin
54 Air Suci Biarawati
55 Sosok Sebenarnya Biarawati
56 Gunung Phoenix
57 Pertapa Gila
58 Memberikan Tugas
59 Penjambret
60 Memenuhi Janji Nenek
61 Ujian Menjadi Prajurit
62 Kemunculan Panglima Kegelapan
63 Nasib Wanita Malang
64 Wabah Penyakit
65 Kericuhan Di Dalam Kedai
66 Awal Manis Berujung Kecewa
67 Menjalankan Rencana
68 Pertemuan Para Penyusup
69 Situasi Kerajaan
70 Rumah Seribu Bunga
71 Membeli Para Gadis
72 Memulai Pembersihan Kota
73 Kekacauan Di Dalam Kota
74 Duel Sengit
75 Pertarungan Di Dalam Kerajaan
76 Keputusasaan Para Penduduk
77 Transformasi
78 Penyerangan Dimulai
79 Jenderal Sun Jian Vs Demiao
80 Portal Dimensi
81 Rasa Bersalah
82 Mengirim Bantuan Ke Kerajaan Goading
83 Munculnya Pendekar Khusus
84 Membantu Pertempuran Di Kerjaaan
85 Pendekar Khusus Dan Ke-empat Tetua Iblis Berdarah
86 Ratu Hewan Iblis
87 Kemunculan Yang Selalu Membuat Rusuh
88 Akhir Dari Ratu Hewan Iblis
89 Racun Penyerap Sukma
90 Bunga Anggrek Hantu
91 Bersulang
92 Pembasmian Di Kota Goading
93 Pembasmian Kota Goading II
94 Pembasmian Kota Goading III
95 Pembasmian Kota Goading IV
96 Pembasmian Kota Goading V
97 Akhir Dari Sang Panglima Hewan Iblis
98 Panglima Kegelapan
99 Kembali Ke Benua Timur
100 Tiga Dara Di Sungai
101 Hantu Kepala Buntung
102 Rasa Penasaran
103 Pencuri Kacang
104 Teknik Terlarang
105 Kematian Yang Di Janjikan
106 Situasi Di Dalam Kerajaan
107 Keseriusan Arya
108 Arya Vs Yeva
109 Arya Vs Yeva II
110 Arya Vs Yeva III
111 Akhir Pertarungan
112 Memberikan Penjelasan
113 Kondisi Raja Kegelapan
114 Mengangkat Saudara
115 Rasa Penasaran Jenderal Yong We
116 Pertemuan Di Bukit Cinta
117 Memberikan Bukti
118 Berujung Perkelahian
119 Pertarungan Sepanjang Malam
120 Undangan
121 Berlatih Kembali
122 Keanehan Arya
123 Kerajaan Danau Lembah Peri
124 Dibawa Menghadap Tuan Rumah
125 Kehidupan Bawah Danau
126 Bertemu Sang Ratu
127 Bentuk Bunga Yang Dicari
128 Mengambil Bunga Energi
129 Meninggalkan Kerajaan Danau Lembah Peri
130 Pil Bunga Anggrek Hantu
131 Mengobati Sang Raja
132 Pendekar Bunga Darah
133 Kembalinya Raja Kegelapan
134 Soal Asmara Terbawa Sampai Tua
135 Pertarungan Sepasang Kekasih Dimasa lalu
136 Nasib Nie Zha
137 Kejahilan Putri Zhou Jing Yi
138 Orang Terluka Di Tengah Hutan
139 Pasukan Pangeran Tong Shun
140 Ajakan Bergabung
141 Surat Cinta
142 Ditangkap
143 Ketegangan Yang Berlarut-larut
144 Lengan Api
145 Cerita Desa Huangpu
146 Tiga Pembawa Maut
147 Pertarungan Di Tepi Sungai
148 Dendam Seorang Anak
149 Mendapatkan Teman Perjalanan
150 Potongan Tangan
151 Pertunjukan Nie Zha
152 Pengintip
153 Cinta Bersemi Di Malam Purnama
154 Niat Terselubung
155 Membantu Penyatuan Energi
156 Manusia Iblis
157 Tekad Melawan Sampai Mati
158 Pangeran Istana Es
159 Menginterogasi
160 Mencari Goa Tengkorak
161 Terjebak
162 Salah Memilih Lawan
163 Lorong Rahasia
164 Pesta Gila
165 Kebebasan Sang Pangeran Es
166 Menyelamatkan Sandera
167 Siluman Penjaga
168 Kakek Malang
169 Si Tua Sadis
170 Pedang Es Abadi
171 Kembalinya Pedang Pusaran Angin
172 Tewasnya Lima Biksu Sesat
173 Pengumuman
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Legenda Pusaka Matahari Penghancur
2
Tiba Di Sekte Lembah Petir
3
Bertemu Sang Paman
4
Rencana Penyerangan
5
Formasi Badai Petir
6
Pendekar Penyair
7
Membantu Putri Ming Yu Hua
8
Menyerap Energi Matahari
9
Amanat Dewa Petir
10
Kuda Bersayap
11
Serangan Mayat Hidup
12
Pertempuran
13
Berlatih Di Dimensi Cahaya Keabadian
14
Selamat Jalan Dewa Petir
15
Bantuan Tiba
16
Jebakan Leluhur
17
Tubuh Dewi Bulan
18
Memberikan Hukuman
19
Pedang Ilusi Penguasa Jiwa
20
Kembali
21
Kemunculan Dua Gadis Berpakaian Hitam
22
Arya Vs Tiga Tetua Iblis Berdarah
23
Membawa Tawanan
24
Keterkejutan Para Tetua
25
Rencana Arya
26
Menerima Tantangan
27
Menunjukkan Kemampuan
28
Ritual Persembahan
29
Ramuan Kejujuran
30
Tubuh Raja Kegelapan
31
Latih Tanding
32
Menghancurkan Pusaka Legenda
33
Sekte Yang Menghilang
34
Pengejaran Ke Daratan Utara
35
Asap Hijau Dari Pedang
36
Meningkatkan Kultivasi Paman
37
Zhiyuhan Pemuda Penyair
38
Makhluk Asap
39
Efek Kekuatan Raja Kegelapan
40
Membuka Gerbang
41
Saatnya Berpetualang
42
Amarah Sang Legenda Naga
43
Merubah Wujud
44
Nikmat Sesaat Derita Yang Bertubi-tubi
45
Tetua Muda
46
Menyelamatkan Anak Perempuan
47
Markas Bandit Taring Hitam
48
Tewasnya Wakil Ketua Bandit
49
Karma
50
Penyelamat Yang Di Nantikan
51
Bayangan Putih Dan Hitam
52
Sihir Hitam
53
Organisasi Yenmin
54
Air Suci Biarawati
55
Sosok Sebenarnya Biarawati
56
Gunung Phoenix
57
Pertapa Gila
58
Memberikan Tugas
59
Penjambret
60
Memenuhi Janji Nenek
61
Ujian Menjadi Prajurit
62
Kemunculan Panglima Kegelapan
63
Nasib Wanita Malang
64
Wabah Penyakit
65
Kericuhan Di Dalam Kedai
66
Awal Manis Berujung Kecewa
67
Menjalankan Rencana
68
Pertemuan Para Penyusup
69
Situasi Kerajaan
70
Rumah Seribu Bunga
71
Membeli Para Gadis
72
Memulai Pembersihan Kota
73
Kekacauan Di Dalam Kota
74
Duel Sengit
75
Pertarungan Di Dalam Kerajaan
76
Keputusasaan Para Penduduk
77
Transformasi
78
Penyerangan Dimulai
79
Jenderal Sun Jian Vs Demiao
80
Portal Dimensi
81
Rasa Bersalah
82
Mengirim Bantuan Ke Kerajaan Goading
83
Munculnya Pendekar Khusus
84
Membantu Pertempuran Di Kerjaaan
85
Pendekar Khusus Dan Ke-empat Tetua Iblis Berdarah
86
Ratu Hewan Iblis
87
Kemunculan Yang Selalu Membuat Rusuh
88
Akhir Dari Ratu Hewan Iblis
89
Racun Penyerap Sukma
90
Bunga Anggrek Hantu
91
Bersulang
92
Pembasmian Di Kota Goading
93
Pembasmian Kota Goading II
94
Pembasmian Kota Goading III
95
Pembasmian Kota Goading IV
96
Pembasmian Kota Goading V
97
Akhir Dari Sang Panglima Hewan Iblis
98
Panglima Kegelapan
99
Kembali Ke Benua Timur
100
Tiga Dara Di Sungai
101
Hantu Kepala Buntung
102
Rasa Penasaran
103
Pencuri Kacang
104
Teknik Terlarang
105
Kematian Yang Di Janjikan
106
Situasi Di Dalam Kerajaan
107
Keseriusan Arya
108
Arya Vs Yeva
109
Arya Vs Yeva II
110
Arya Vs Yeva III
111
Akhir Pertarungan
112
Memberikan Penjelasan
113
Kondisi Raja Kegelapan
114
Mengangkat Saudara
115
Rasa Penasaran Jenderal Yong We
116
Pertemuan Di Bukit Cinta
117
Memberikan Bukti
118
Berujung Perkelahian
119
Pertarungan Sepanjang Malam
120
Undangan
121
Berlatih Kembali
122
Keanehan Arya
123
Kerajaan Danau Lembah Peri
124
Dibawa Menghadap Tuan Rumah
125
Kehidupan Bawah Danau
126
Bertemu Sang Ratu
127
Bentuk Bunga Yang Dicari
128
Mengambil Bunga Energi
129
Meninggalkan Kerajaan Danau Lembah Peri
130
Pil Bunga Anggrek Hantu
131
Mengobati Sang Raja
132
Pendekar Bunga Darah
133
Kembalinya Raja Kegelapan
134
Soal Asmara Terbawa Sampai Tua
135
Pertarungan Sepasang Kekasih Dimasa lalu
136
Nasib Nie Zha
137
Kejahilan Putri Zhou Jing Yi
138
Orang Terluka Di Tengah Hutan
139
Pasukan Pangeran Tong Shun
140
Ajakan Bergabung
141
Surat Cinta
142
Ditangkap
143
Ketegangan Yang Berlarut-larut
144
Lengan Api
145
Cerita Desa Huangpu
146
Tiga Pembawa Maut
147
Pertarungan Di Tepi Sungai
148
Dendam Seorang Anak
149
Mendapatkan Teman Perjalanan
150
Potongan Tangan
151
Pertunjukan Nie Zha
152
Pengintip
153
Cinta Bersemi Di Malam Purnama
154
Niat Terselubung
155
Membantu Penyatuan Energi
156
Manusia Iblis
157
Tekad Melawan Sampai Mati
158
Pangeran Istana Es
159
Menginterogasi
160
Mencari Goa Tengkorak
161
Terjebak
162
Salah Memilih Lawan
163
Lorong Rahasia
164
Pesta Gila
165
Kebebasan Sang Pangeran Es
166
Menyelamatkan Sandera
167
Siluman Penjaga
168
Kakek Malang
169
Si Tua Sadis
170
Pedang Es Abadi
171
Kembalinya Pedang Pusaran Angin
172
Tewasnya Lima Biksu Sesat
173
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!