Tiba Di Sekte Lembah Petir

Matahari berubah berwarna jingga bersiap bersembunyi di bawah cakrawala.

Sudah berjam-jam berlalu, namun Arya masih belum sadarkan diri. Kepala pemuda itu masih setia bersandar di pangkuan Huang She.

Huang She yang sebelumnya tenang dan nyaman saat menatap wajah Arya, kini mulai nampak gelisah dan begitu cemas. Berkali-kali dia merutuki Putri Ming Yu Hua, sebab dia merasa pasti kejadian ini ada hubungannya dengan Sang Putri. Sehingga Huang She merasa perlu melimpahkan kekesalannya pada gadis itu.

"Tenanglah, aku yakin dia akan baik-baik saja." Putri Ming Yu Hua merespon kekesalan Huang She dengan wajah tenang. "Lihatlah, sebentar lagi kita akan sampai." Lanjutnya dengan menunjuk ke arah jajaran pegunungan.

Huang She menatap ke depan sambil membatin. "Bertahanlah, sesampainya di sana aku akan secepatnya mencarikan tabib untukmu."

Ketiga bocah bersaudara berdiri, mereka begitu takjub melihat keindahan alam di sekeliling mereka. Yang mana mereka melewati beberapa pegunungan, terdapat banyak perbukitan dan padang rumput hijau yang luas. Terdapat pula beberapa tebing yang menumpahkan air terjun, di balik vegetasi mereka juga melihat adanya danau beraneka warna.

Tidak jauh dari sana, terlihat tanah lapang seluas kira-kira 5 km². Di tanah lapang itu berdiri puluhan tenda besar, dengan beberapa tenda yang berkibaran lambang sekte berbeda-beda.

"Bendera Kekaisaran?" Huang She menajamkan penglihatannya agar tidak salah melihat.

"Benar itu bendera Kekaisaran. Mungkin selain di adakannya turnamen, ada hal lain yang lebih penting sehingga pihak Kekaisaran mengutus beberapa panglima dan jenderal kemari." Putri Ming Yu Hua berpendapat.

Kening Huang She mengkerut, dia tidak bisa melihat adanya panglima ataupun jendral dari jarak sejauh ini. "Kenapa kau menyimpulkan seperti itu? Apa kau sudah tahu mengenai hal ini sebelumnya.?"

"Aku hanya mengetahui jika disini akan di adakan turnamen, tapi aku menolak untuk ikut serta. Dan aku juga baru tahu sekarang jika ternyata ayahku mengutus beberapa panglima dan jenderal kesini."

"Kau bisa melihat sejauh itu? Apa jangan-jangan kau juga memiliki padangan yang tajam seperti dia." Huang She menatap Putri Ming Yu Hua penuh selidik.

"Hahaha... Apa menurutmu hanya dia saja yang memiliki kemampuan seperti itu. Kau juga bisa memilikinya jika kau mau."

Huang She yang masih hijau dalam dunia persilatan tentu tidak tahu banyak tentang berbagai macam teknik beladiri. Sebelumnya dia hanya belajar beladiri dengan jurus-jurus seadanya dan sembari di ajari ilmu pengobatan oleh sang ayah. Huang She beranggapan jika kepekaan indera hanya dimiliki orang-orang yang memiliki tubuh istimewa.

"Apa tujuanmu belajar ilmu beladiri?"

Pertanyaan Putri Ming Yu Hua membuyarkan lamunan Huang She. "Awalnya aku hanya ingin memiliki kemampuan untuk menjaga diri dan melindungi orang-orang terdekatku, tapi setelah mengenalnya aku sekarang jadi ingin hidupku bisa bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan."

"Hmmmm... Tidak sesederhana itu, menjadi seorang pendekar artinya kau sudah menyerahkan dirimu pada Dewa kematian. Kapan dan dimana saja kematian selalu mengintaimu. Apa kau tahu, energi alam yang kau serap juga bisa mempengaruhi hatimu. Semakin banyak menyerap energi alam, bukan hanya akan membuat seseorang bertambah kuat, ia juga akan mempengaruhi hatinya, salah sedikit saja seseorang akan mudah terjerumus ke dalam kesesatan."

"Ya aku sudah tahu, tapi aku yakin selama aku tetap berpegang teguh pada prinsipku, aku pasti tidak akan mudah tergiur pada jalan yang menyimpang."

"Kehidupan manusia terlahir seperti kertas tanpa noda, seiring berjalannya waktu kertas itu akan di penuhi dengan coretan. Dan bisa saja semakin banyaknya coretan akan membuat kertas putih menjadi hitam. Suatu kenyataan, semakin tinggi pohon yang tumbuh semakin kencang pula angin yang menerjang." Putri Ming Yu Hua berkata dengan pandangan menatap ke angkasa.

Huang She mengerutkan dahi, dirinya merasa aneh dengan perkataan Ming Yu Hua. Namun dia tidak mau memusingkan hal itu, baginya yang terpenting sekarang Arya secepatnya mendapatkan pertolongan.

Melihat adanya burung raksasa yang mendekat, para pendekar yang berada di bawah merasa perlu waspada. Meski kebanyakan pendekar dari beberapa sekte juga datang dengan cara serupa, namun mereka juga harus memastikan bahwa yang datang tersebut adalah musuh ataukah kawan sesama aliran putih.

"Maaf jika kami menghadang jalan kalian, kami hanya ingin memastikan. Tunjukan tanda pengenal kalian." Seorang pria yang menggenggam sebuah pedang, tiba-tiba melayang menghadang laju terbang Griffinhan.

"Tidak perlu, kalian masuklah. Patriark kami sudah lama menunggu kedatangan kalian." Tetua Din Thai Fung tiba-tiba muncul dan tersenyum hangat.

"Terimakasih tetua, mohon bantu kami mengobatinya." Balas Huang She tanpa berdiri, gadis itu masih memangku kepala Arya.

"Apa yang terjadi dengannya?" Tetua Din Thai Fung yang tadinya berfikiran jika Arya sedang bermesraan dengan Huang She, lantas ekspresinya berganti khawatir ketika mendengar nada kecemasan dari perkataan gadis itu.

"Nanti saja aku ceritakan, tetua."

"Tuan Putri..." Muncul sosok lain berzirah perang melayang tidak jauh dari posisi tetua Din Thai Fung. Seorang pria terlihat berumur 30'an tahun menunduk menjura hormat kepada Putri Ming Yu Hua.

"Kembalilah panglima, aku sedang buru-buru. Jika kau ingin menemuiku, datanglah ke markas Lembah Petir." Putri Ming Yu Hua menunjukkan wibawanya sebagaimana seorang Putri.

"Baiklah Tuan Putri, hamba pamit. Senang melihat Tuan Putri baik-baik saja."

Orang berzirah yang di panggil panglima itupun membungkuk lalu melesat turun.

"Kalau begitu mari ikuti aku." Tetua Din Thai Fung segera melesat terbang ke arah Markas Sekte Lembah Petir berada.

Sebelum memasuki tembok pertahanan Sekte Lembah Petir, ternyata mereka harus melewati beberapa lapis tabir pelindung yang cukup kuat. Sepertinya Sekte Lembah Petir saat ini tengah meningkatkan keamanan.

Setelah melewati tabir pelindung, mereka langsung menuju gedung utama Markas Lembah Petir tanpa perlu melewati pintu gerbang ataupun meminta izin dulu pada para penjaga, karena para penjaga yang bertugas tentunya sudah mengenali tetua mereka.

"Antarkan mereka ke kamar tamu istimewa." Perintah Din Thai Fung pada salah seorang tetua yang berada di halaman depan gedung utama.

Din Thai Fung kemudian berkelebat menuju 'gedung balai pengobatan' untuk menemui Alkemis senior yang dimiliki Sektenya.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Huang She saat tangan Alkemis tua Lembah Petir baru saja melepaskan pergelangan tangan Arya.

"Dia hanya kelelahan dan butuh istirahat. Mungkin ada hal yang mengguncang pikirannya, sehingga dia menjadi seperti ini. Tapi tidak perlu khawatir, semuanya akan baik-baik saja." Balas Alkemis tersebut dengan wajah tenang.

Mendengar keterangan dari Alkemis paruh baya tersebut, Huang She dan ketiga bocah bersaudara terlihat sedikit tidak puas, mereka merasa tidak yakin mengenai hasil diagnosa Alkemis tersebut.

Sementara Din Thai Fung yang sedari tadi nampak begitu risau, akhirnya dapat bernafas lega.

"Minumkan saja pil ini padanya agar kesadarannya cepat pulih." Alkemis paruh baya tersebut memberikan sebutir pil pada Huang She dan lalu pamit keluar ruangan.

Din Thai Fung tersenyum ramah pada Huang She yang masih terlihat cemas. "Tidak usah khawatir, kekasihmu itu hanya kelelahan." Godanya dengan wajah bersahaja.

Huang She melebarkan mata sesaat, pipinya mulai memerah. Dengan sedikit malu-malu, dia kemudian mendekati Arya dan lalu menelankan pil pemberian Alkemis paruh baya tadi kepada pemuda itu.

"Kalian mau tetap disini atau aku antarkan ke kamar kalian masing-masing?" Tanya Tetua Din Thai Fung setelah Huang She selesai meminumkan pil pada Arya.

"Kami akan tetap di sini dulu sampai dia sadar, tetua." Balas Huang She, ketiga bocah bersaudara hanya mengangguk pelan.

"Baiklah, kalau begitu aku akan menyampaikan kabar ini dulu pada Patriark, dia sudah lama menunggu kedatangannya."

Di ruangan pertemuan, terlihat banyak orang sedang berkumpul mendiskusikan sesuatu yang nampaknya sangat penting. Semua terlihat dari ekspresi orang-orang yang berada di ruangan itu, di selimuti keseriusan.

Perbincangan di hentikan, manakala ada suara pintu terbuka. Semua orang yang ada di ruangan tersebut sontak saja menoleh ke arah pintu.

Mereka semua tersenyum karena tentu saja mengenali sosok yang baru saja membuka pintu tersebut. Din Thai Fung, salah satu tetua senior Sekte Lembah Petir.

"Apa yang ingin kau sampaikan, Tetua?" Patriark Tao Lian merasa sedikit heran dengan senyuman yang di tunjukkan sahabatnya itu.

"Aku membawa kabar baik, Patriark. Orang yang anda tunggu-tunggu selama ini telah tiba." Tetua Din Thai Fung tersenyum sumringah.

"Benarkah?" Patriark Tao Lian terlihat begitu antusias. Kabar yang di bawakan Tetua Din Thai Fung tersebut, memanglah sesuatu yang sangat dia harapkan.

Semua petinggi dari beberapa Sekte dan kerajaan yang berada di ruangan itupun nampak penasaran dengan siapa yang di maksud telah sampai, sehingga membuat wajah Patriark Tao Lian berseri-seri seolah mendapatkan hadiah yang istimewa.

"Maaf saudara-saudara dan tuan-tuan, aku ada urusan penting. Sekiranya kalian semua dapat memahaminya, pertemuan ini selesai sampai di sini. Jika masih ada yang ingin di bahas, besok kita akan adakan lagi pertemuan kembali." Patriark Tao Lian menelangkupkan tangan dan sedikit menundukkan badan. Dia merasa tidak sopan, tapi diskusi yang sedang dibahas sampai sekarang tidak mendapatkan titik terang.

"Apa urusanmu itu lebih penting daripada permasalahan yang kita hadapi?" Cercah Patriark Liu Bei selaku Patriark Sekte Macan Putih.

"Maaf sekali lagi saudara sekalian, bukannya aku menganggap masalah yang kita hadapi tidak penting. Tapi daripada kita terus berdebat dan tidak menemukan solusi terbaik, lebih baik kita mengambil waktu untuk mendinginkan pikiran, siapa tahu besok di antara kita ada yang mendapat pencerahan."

"Kau benar, seharusnya kita mencari solusi dengan pikiran dingin. Berdebat hanya akan membuat pikiran kita semakin rumit. Tapi kalau boleh tahu, siapa tamu istimewa yang baru tiba, Patriark Tao?" Patriark Xin Fei, Patriark dari Sekte Pedang Tunggal mengutarakan rasa penasarannya.

"Seorang pendekar yang baru saja kita bicarakan." Patriark Tao Lian tersenyum, nampak raut wajahnya menunjukkan kebahagiaan.

Semua Patriark maupun petinggi kerajaan saling berpandangan.

"Pendekar Naga Emas?" Gumam mereka saling bersahutan.

Terpopuler

Comments

Iwan Arema

Iwan Arema

bukanx mereka tahux..tabib Xian/Arya..🤔🤔

2024-05-10

1

Harman LokeST

Harman LokeST

cepat sadarkan dirimu Li Tian

2024-02-29

1

Harman LokeST

Harman LokeST

belum sadar dari pingsan

2022-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Legenda Pusaka Matahari Penghancur
2 Tiba Di Sekte Lembah Petir
3 Bertemu Sang Paman
4 Rencana Penyerangan
5 Formasi Badai Petir
6 Pendekar Penyair
7 Membantu Putri Ming Yu Hua
8 Menyerap Energi Matahari
9 Amanat Dewa Petir
10 Kuda Bersayap
11 Serangan Mayat Hidup
12 Pertempuran
13 Berlatih Di Dimensi Cahaya Keabadian
14 Selamat Jalan Dewa Petir
15 Bantuan Tiba
16 Jebakan Leluhur
17 Tubuh Dewi Bulan
18 Memberikan Hukuman
19 Pedang Ilusi Penguasa Jiwa
20 Kembali
21 Kemunculan Dua Gadis Berpakaian Hitam
22 Arya Vs Tiga Tetua Iblis Berdarah
23 Membawa Tawanan
24 Keterkejutan Para Tetua
25 Rencana Arya
26 Menerima Tantangan
27 Menunjukkan Kemampuan
28 Ritual Persembahan
29 Ramuan Kejujuran
30 Tubuh Raja Kegelapan
31 Latih Tanding
32 Menghancurkan Pusaka Legenda
33 Sekte Yang Menghilang
34 Pengejaran Ke Daratan Utara
35 Asap Hijau Dari Pedang
36 Meningkatkan Kultivasi Paman
37 Zhiyuhan Pemuda Penyair
38 Makhluk Asap
39 Efek Kekuatan Raja Kegelapan
40 Membuka Gerbang
41 Saatnya Berpetualang
42 Amarah Sang Legenda Naga
43 Merubah Wujud
44 Nikmat Sesaat Derita Yang Bertubi-tubi
45 Tetua Muda
46 Menyelamatkan Anak Perempuan
47 Markas Bandit Taring Hitam
48 Tewasnya Wakil Ketua Bandit
49 Karma
50 Penyelamat Yang Di Nantikan
51 Bayangan Putih Dan Hitam
52 Sihir Hitam
53 Organisasi Yenmin
54 Air Suci Biarawati
55 Sosok Sebenarnya Biarawati
56 Gunung Phoenix
57 Pertapa Gila
58 Memberikan Tugas
59 Penjambret
60 Memenuhi Janji Nenek
61 Ujian Menjadi Prajurit
62 Kemunculan Panglima Kegelapan
63 Nasib Wanita Malang
64 Wabah Penyakit
65 Kericuhan Di Dalam Kedai
66 Awal Manis Berujung Kecewa
67 Menjalankan Rencana
68 Pertemuan Para Penyusup
69 Situasi Kerajaan
70 Rumah Seribu Bunga
71 Membeli Para Gadis
72 Memulai Pembersihan Kota
73 Kekacauan Di Dalam Kota
74 Duel Sengit
75 Pertarungan Di Dalam Kerajaan
76 Keputusasaan Para Penduduk
77 Transformasi
78 Penyerangan Dimulai
79 Jenderal Sun Jian Vs Demiao
80 Portal Dimensi
81 Rasa Bersalah
82 Mengirim Bantuan Ke Kerajaan Goading
83 Munculnya Pendekar Khusus
84 Membantu Pertempuran Di Kerjaaan
85 Pendekar Khusus Dan Ke-empat Tetua Iblis Berdarah
86 Ratu Hewan Iblis
87 Kemunculan Yang Selalu Membuat Rusuh
88 Akhir Dari Ratu Hewan Iblis
89 Racun Penyerap Sukma
90 Bunga Anggrek Hantu
91 Bersulang
92 Pembasmian Di Kota Goading
93 Pembasmian Kota Goading II
94 Pembasmian Kota Goading III
95 Pembasmian Kota Goading IV
96 Pembasmian Kota Goading V
97 Akhir Dari Sang Panglima Hewan Iblis
98 Panglima Kegelapan
99 Kembali Ke Benua Timur
100 Tiga Dara Di Sungai
101 Hantu Kepala Buntung
102 Rasa Penasaran
103 Pencuri Kacang
104 Teknik Terlarang
105 Kematian Yang Di Janjikan
106 Situasi Di Dalam Kerajaan
107 Keseriusan Arya
108 Arya Vs Yeva
109 Arya Vs Yeva II
110 Arya Vs Yeva III
111 Akhir Pertarungan
112 Memberikan Penjelasan
113 Kondisi Raja Kegelapan
114 Mengangkat Saudara
115 Rasa Penasaran Jenderal Yong We
116 Pertemuan Di Bukit Cinta
117 Memberikan Bukti
118 Berujung Perkelahian
119 Pertarungan Sepanjang Malam
120 Undangan
121 Berlatih Kembali
122 Keanehan Arya
123 Kerajaan Danau Lembah Peri
124 Dibawa Menghadap Tuan Rumah
125 Kehidupan Bawah Danau
126 Bertemu Sang Ratu
127 Bentuk Bunga Yang Dicari
128 Mengambil Bunga Energi
129 Meninggalkan Kerajaan Danau Lembah Peri
130 Pil Bunga Anggrek Hantu
131 Mengobati Sang Raja
132 Pendekar Bunga Darah
133 Kembalinya Raja Kegelapan
134 Soal Asmara Terbawa Sampai Tua
135 Pertarungan Sepasang Kekasih Dimasa lalu
136 Nasib Nie Zha
137 Kejahilan Putri Zhou Jing Yi
138 Orang Terluka Di Tengah Hutan
139 Pasukan Pangeran Tong Shun
140 Ajakan Bergabung
141 Surat Cinta
142 Ditangkap
143 Ketegangan Yang Berlarut-larut
144 Lengan Api
145 Cerita Desa Huangpu
146 Tiga Pembawa Maut
147 Pertarungan Di Tepi Sungai
148 Dendam Seorang Anak
149 Mendapatkan Teman Perjalanan
150 Potongan Tangan
151 Pertunjukan Nie Zha
152 Pengintip
153 Cinta Bersemi Di Malam Purnama
154 Niat Terselubung
155 Membantu Penyatuan Energi
156 Manusia Iblis
157 Tekad Melawan Sampai Mati
158 Pangeran Istana Es
159 Menginterogasi
160 Mencari Goa Tengkorak
161 Terjebak
162 Salah Memilih Lawan
163 Lorong Rahasia
164 Pesta Gila
165 Kebebasan Sang Pangeran Es
166 Menyelamatkan Sandera
167 Siluman Penjaga
168 Kakek Malang
169 Si Tua Sadis
170 Pedang Es Abadi
171 Kembalinya Pedang Pusaran Angin
172 Tewasnya Lima Biksu Sesat
173 Pengumuman
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Legenda Pusaka Matahari Penghancur
2
Tiba Di Sekte Lembah Petir
3
Bertemu Sang Paman
4
Rencana Penyerangan
5
Formasi Badai Petir
6
Pendekar Penyair
7
Membantu Putri Ming Yu Hua
8
Menyerap Energi Matahari
9
Amanat Dewa Petir
10
Kuda Bersayap
11
Serangan Mayat Hidup
12
Pertempuran
13
Berlatih Di Dimensi Cahaya Keabadian
14
Selamat Jalan Dewa Petir
15
Bantuan Tiba
16
Jebakan Leluhur
17
Tubuh Dewi Bulan
18
Memberikan Hukuman
19
Pedang Ilusi Penguasa Jiwa
20
Kembali
21
Kemunculan Dua Gadis Berpakaian Hitam
22
Arya Vs Tiga Tetua Iblis Berdarah
23
Membawa Tawanan
24
Keterkejutan Para Tetua
25
Rencana Arya
26
Menerima Tantangan
27
Menunjukkan Kemampuan
28
Ritual Persembahan
29
Ramuan Kejujuran
30
Tubuh Raja Kegelapan
31
Latih Tanding
32
Menghancurkan Pusaka Legenda
33
Sekte Yang Menghilang
34
Pengejaran Ke Daratan Utara
35
Asap Hijau Dari Pedang
36
Meningkatkan Kultivasi Paman
37
Zhiyuhan Pemuda Penyair
38
Makhluk Asap
39
Efek Kekuatan Raja Kegelapan
40
Membuka Gerbang
41
Saatnya Berpetualang
42
Amarah Sang Legenda Naga
43
Merubah Wujud
44
Nikmat Sesaat Derita Yang Bertubi-tubi
45
Tetua Muda
46
Menyelamatkan Anak Perempuan
47
Markas Bandit Taring Hitam
48
Tewasnya Wakil Ketua Bandit
49
Karma
50
Penyelamat Yang Di Nantikan
51
Bayangan Putih Dan Hitam
52
Sihir Hitam
53
Organisasi Yenmin
54
Air Suci Biarawati
55
Sosok Sebenarnya Biarawati
56
Gunung Phoenix
57
Pertapa Gila
58
Memberikan Tugas
59
Penjambret
60
Memenuhi Janji Nenek
61
Ujian Menjadi Prajurit
62
Kemunculan Panglima Kegelapan
63
Nasib Wanita Malang
64
Wabah Penyakit
65
Kericuhan Di Dalam Kedai
66
Awal Manis Berujung Kecewa
67
Menjalankan Rencana
68
Pertemuan Para Penyusup
69
Situasi Kerajaan
70
Rumah Seribu Bunga
71
Membeli Para Gadis
72
Memulai Pembersihan Kota
73
Kekacauan Di Dalam Kota
74
Duel Sengit
75
Pertarungan Di Dalam Kerajaan
76
Keputusasaan Para Penduduk
77
Transformasi
78
Penyerangan Dimulai
79
Jenderal Sun Jian Vs Demiao
80
Portal Dimensi
81
Rasa Bersalah
82
Mengirim Bantuan Ke Kerajaan Goading
83
Munculnya Pendekar Khusus
84
Membantu Pertempuran Di Kerjaaan
85
Pendekar Khusus Dan Ke-empat Tetua Iblis Berdarah
86
Ratu Hewan Iblis
87
Kemunculan Yang Selalu Membuat Rusuh
88
Akhir Dari Ratu Hewan Iblis
89
Racun Penyerap Sukma
90
Bunga Anggrek Hantu
91
Bersulang
92
Pembasmian Di Kota Goading
93
Pembasmian Kota Goading II
94
Pembasmian Kota Goading III
95
Pembasmian Kota Goading IV
96
Pembasmian Kota Goading V
97
Akhir Dari Sang Panglima Hewan Iblis
98
Panglima Kegelapan
99
Kembali Ke Benua Timur
100
Tiga Dara Di Sungai
101
Hantu Kepala Buntung
102
Rasa Penasaran
103
Pencuri Kacang
104
Teknik Terlarang
105
Kematian Yang Di Janjikan
106
Situasi Di Dalam Kerajaan
107
Keseriusan Arya
108
Arya Vs Yeva
109
Arya Vs Yeva II
110
Arya Vs Yeva III
111
Akhir Pertarungan
112
Memberikan Penjelasan
113
Kondisi Raja Kegelapan
114
Mengangkat Saudara
115
Rasa Penasaran Jenderal Yong We
116
Pertemuan Di Bukit Cinta
117
Memberikan Bukti
118
Berujung Perkelahian
119
Pertarungan Sepanjang Malam
120
Undangan
121
Berlatih Kembali
122
Keanehan Arya
123
Kerajaan Danau Lembah Peri
124
Dibawa Menghadap Tuan Rumah
125
Kehidupan Bawah Danau
126
Bertemu Sang Ratu
127
Bentuk Bunga Yang Dicari
128
Mengambil Bunga Energi
129
Meninggalkan Kerajaan Danau Lembah Peri
130
Pil Bunga Anggrek Hantu
131
Mengobati Sang Raja
132
Pendekar Bunga Darah
133
Kembalinya Raja Kegelapan
134
Soal Asmara Terbawa Sampai Tua
135
Pertarungan Sepasang Kekasih Dimasa lalu
136
Nasib Nie Zha
137
Kejahilan Putri Zhou Jing Yi
138
Orang Terluka Di Tengah Hutan
139
Pasukan Pangeran Tong Shun
140
Ajakan Bergabung
141
Surat Cinta
142
Ditangkap
143
Ketegangan Yang Berlarut-larut
144
Lengan Api
145
Cerita Desa Huangpu
146
Tiga Pembawa Maut
147
Pertarungan Di Tepi Sungai
148
Dendam Seorang Anak
149
Mendapatkan Teman Perjalanan
150
Potongan Tangan
151
Pertunjukan Nie Zha
152
Pengintip
153
Cinta Bersemi Di Malam Purnama
154
Niat Terselubung
155
Membantu Penyatuan Energi
156
Manusia Iblis
157
Tekad Melawan Sampai Mati
158
Pangeran Istana Es
159
Menginterogasi
160
Mencari Goa Tengkorak
161
Terjebak
162
Salah Memilih Lawan
163
Lorong Rahasia
164
Pesta Gila
165
Kebebasan Sang Pangeran Es
166
Menyelamatkan Sandera
167
Siluman Penjaga
168
Kakek Malang
169
Si Tua Sadis
170
Pedang Es Abadi
171
Kembalinya Pedang Pusaran Angin
172
Tewasnya Lima Biksu Sesat
173
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!