Amanat Dewa Petir

Arya yang terkejut dengan reflek langsung meraih tangan yang memegang pundaknya. Namun yang dia dapati hanyalah pundaknya sendiri. Diapun segera bangkit dan cepat berbalik badan, di hadapannya kini berdiri sesosok pria yang sangat dikenalinya.

"Guru... Kemana saja kau selama ini."

Dewa Petir tersenyum ramah dan lalu berkata. "Aku ada urusan penting, nanti saja akan aku jelaskan. Sekarang ikutlah denganku."

Arya mengangguk, namun saat itu juga dia baru menyadari jika dirinya telah berada di tempat yang berbeda. Kini dia berada di sebuah taman yang di penuhi berbagai macam bunga berwarna-warni yang juga menyebarkan aroma begitu harum menenangkan.

Meski banyak pertanyaan yang memenuhi pikirannya, Arya hanya diam dan berjalan mengikuti Dewa Petir dari belakang.

Mereka berjalan melewati pintu emas dan terus menyusuri koridor yang terlihat mewah dengan hiasan pernak-pernik batu mulia yang terlihat memancarkan energi Qi besar.

Dalam perjalanan, Arya melihat banyaknya prajurit penjaga di sepanjang koridor segera membungkuk ketika melihat Dewa Petir akan melewati mereka. Arya juga melihat adanya gadis-gadis muda cantik yang langsung berlutut ketika melihat Dewa Petir.

"Sudah lama aku tidak ke sini..." Arya tersenyum sambil mengingat kembali kenangan Kaisar Dewa Naga Emas yang dulu juga sering main ke alam Dewa untuk sekedar mengisi waktu luangnya ataupun memberi tugas untuk Para Dewa.

Arya sama sekali tidak merasa aneh dan bersikap biasa saja saat melihat beberapa makhluk yang bukan dari ras manusia. Meski beberapa Dewa memiliki wujud aneh dan bahkan beberapa diantaranya bisa di katakan mengerikan, namun pancaran aura dewa yang di miliki mereka membuat mereka begitu berwibawa dan berkedudukan di tinggi di mata manusia.

Sampailah mereka di depan ruangan yang pintunya memiliki ukiran burung hantu. Arya langsung mengenali ruangan tersebut, yang tidak lain adalah kediaman sekaligus ruangan penelitian milik Dewa Pengetahuan yang bernama Alan Osbert.

Sekilas Arya sudah dapat menyimpulkan mengenai permasalahan yang tengah dihadapi gurunya, Dewa Petir. Namun dia tetap diam dan membiarkan Dewa Petir sendiri yang akan menyampaikan permasalahan itu kepadanya.

Pintu ruangan itupun terbuka dari dalam, dan lalu muncul sosok pria berambut pirang pendek. Dialah Dewa Pengetahuan, Alan Osbert.

Setelah membungkuk memberi hormat, Alan Osbert kemudian mempersilahkan Dewa Petir dan Arya masuk.

Di dalam ruangan tersebut, Arya di perlihatkan berbagai peralatan canggih. Mulai dari layar komputer hologram, robot-robot mekanik, tabung laboratorium dan lain sebagainya.

Alan Osbert lalu menyuruh Arya duduk di kursi panjang yang terlihat transparan. Tanpa ragu Arya menurut, dia kemudian di baringkan di kursi transparan tersebut. Setelahnya, Alan Osbert lantas menempelkan beberapa kabel ke permukaan kulit tangan serta dada Arya.

Setelah pemasangan kabel selesai, Alan Osbert kemudian memunculkan layar hologram di hadapannya. Tangannya bergerak lihai menyentuh setiap tombol yang ada di layar hologram, detik kemudian mesin-mesin di sekeliling Arya langsung menyala dan bekerja.

Seketika itu juga Arya langsung merasakan rasa hangat yang merangsek ke setiap otot serta syarafnya. Meski kebingungan, Arya lebih memilih diam saja karena dia yakin Dewa Petir dan Dewa Pengetahuan tidak akan melakukan hal yang buruk terhadapnya.

"Semua sistem telah menyatu ke dalam tubuhmu, dengan ini kau sudah bisa menggunakan senjata penemuan terbaruku ini." Alan Osbert tersenyum, lalu memunculkan sebuah piringan kecil bercahaya dari ruang hampa dan kemudian memberikannya kepada Arya.

Nampak Arya menautkan alisnya karena kebingungan. Sambil membolak-balikkan piringan besi seukuran telapak tangannya, dia mencoba mencari keistimewaan dari benda itu. "Untuk apa ini?" Tanyanya sambil menatap Alan Osbert.

"Benda itu memiliki banyak kegunaan, seperti untuk alat komunikasi, transportasi, armor ataupun senjata." Alan Osbert menjelaskan.

"Lalu bagaimana cara kerjanya?"

"Kau hanya perlu memerintahkan lewat pikiranmu, mau kau jadikan apa benda itu."

Arya mengangguk dan lalu menyuruh piringan yang dia pegang menjadi pedang.

Dan benar saja, piringan yang di pegang Arya dalam sekejap berubah menjadi pedang yang bilahnya tercipta dari cahaya.

"Pedang itu biasa di sebut lightsaber atau pedang cahaya." Jelas Alan Osbert.

"Menarik.." Gumam Arya.

"Tapi jika cahaya piringan itu berubah merah, artinya kau harus mengisi ulang energinya agar kau dapat menggunakannya lagi." Alan Osbert kemudian menjelaskan bagaimana cara untuk mengisi ulang energi serta seberapa banyak energi yang dibutuhkan untuk mengisi penuh energi piringan tersebut.

"Apa!" Pekik Arya karena terkejut. Dia benar-benar tidak habis pikir, bagaimana mungkin piringan sekecil ini membutuhkan energi satu planet untuk 4 kali pengisian.

"Seperti yang sudah aku jelaskan, piringan ini memiliki berbagai kegunaan. Jika kau merubahnya menjadi alat transportasi seperti pesawat antariksa, kau butuh satu kali pengisian untuk dapat melintasi satu galaxy." Alan Osbert tersenyum, dia dapat memahami keterkejutan Arya.

"Bocah, kedepannya nanti aku sudah tidak dapat membantumu mencari pecahan Kaisar Dewa Naga Emas yang tersisa. Karena itulah aku menyuruh Dewa Pengetahuan untuk membuatkan senjata itu untukmu. Dengan itu kau bisa melintasi alam semesta dan mencari sendiri pecahan roh Kaisar Dewa Naga Emas, meski kau belum mencapai Pendekar Langit." Dewa Petir memaparkan tujuannya kepada Arya.

"Baiklah guru, tapi apa alasan guru tidak bisa membantuku?" Arya menunjukkan ekspresi tenang, dia kemudian merubah Pedang cahaya menjadi cincin agar lebih mudah membawanya.

"Besok aku akan menjalani hukuman langit karena ketahuan turun ke alam manusia. Maka dari itulah aku membawamu kesini sebab aku memerlukan bantuanmu.." Dewa Petir mendengus kesal. "Seharusnya hukumanku masih beberapa minggu lagi, tapi karena kemarin Alam Dewa dan Alam Iblis terguncang karena bangkitnya sebagian kekuatanmu, para iblis lantas mendesak agar hukumanku di percepat."

Arya mengangguk karena dugaannya ternyata benar. "Tapi untuk membantu guru, energiku saat ini tidaklah cukup."

"Apa!" Pekik Dewa Petir sambil mengepalkan tangannya. "Tapi kenapa Kaisar Dewa Naga Emas dulu mengatakan bisa membantuku dalam situasi ini jika kau sudah berada di tahap Pendekar Pertapa. Lagipula saat ini kau sudah di tahap Pendekar Fana. Cobalah kau ingat-ingat dan cari cara untuk membantuku."

Arya kemudian mencoba menggali ingatannya untuk mencari cara agar bisa menyelamatkan Dewa Petir. "Untuk saat ini aku hanya bisa menyegel roh guru.."

"Apa kau yakin ini akan berhasil.."

"Aku akan mengusahakannya semampuku, guru."

Arya kemudian mendekati Dewa Petir dan lalu meletakkan kedua telapak tangannya ke dada gurunya tersebut.

Melihat pancaran energi yang membentuk pola segitiga menyerupai paramida menyelubungi Arya dan Dewa Petir, Alan Osbert dengan segera menjauhkan diri.

Wajah Arya nampak mengerenyit, matanya yang terpejam berkedut-kedut berulangkali. Selama proses penyegelan roh berlangsung, Arya terus mengeratkan rahangnya, keringatnya tidak berhenti membanjiri tubuh serta membasahi pakaian yang di kenakannya.

Setelah berjam-jam berlalu, Arya menarik tangannya dan lalu tersungkur karena kehabisan energi. Dengan segera Alan Osbert membantu memulihkan kondisi Arya, dia mengalirkan energinya ke tubuh pemuda itu.

"Bagaimana kondisimu?" Tanya Dewa Petir yang nampak khawatir.

"Setidaknya segel itu telah berhasil guru.." Arya tersenyum lebar dengan kelopak mata yang setengah terpejam.

"Panggilkan Dewa Obat.." Perintah Dewa Petir kepada Alan Osbert.

"Tidak perlu guru, sebentar lagi aku akan kembali pulih. Apa guru melupakan siapa aku, hehe.." Ucap Arya sambil terkekeh pelan.

Dengan susah payah, Arya memposisikan tubuhnya untuk duduk bersila. Dia kemudian menggunakan teknik pernafasan Dewa Naga Emas, dengan cara seperti ini kondisinya akan lebih cepat pulih.

Beberapa menit kemudian, Arya membuka mata dengan menyunggingkan senyuman ramah. Wajahnya yang tadinya pucat, sudah kembali segar. Hanya pakaiannya saja yang masih basah kuyup seperti baru berendam di danau.

"Guru, mungkin butuh waktu lama bagiku untuk bisa membangkitkan guru kembali. Aku harus memasuki alam kuantum untuk mengambil sebagian roh anda yang lain di sana." Jelas Arya setelah mengeringkan pakaiannya dengan energi hawa panas.

"Alam kuantum, apa yang kau maksud adalah partikel atom terkecil?" Tanya Alan Osbert nampak antusias, dia beberapa kali gagal menciptakan alat yang memungkinkan untuk menjelajahi waktu.

"Alam kuantum atau bisa di sebut dunia paralel. Seseorang tidak mungkin bisa menjelajahi waktu, karena waktu akan terus berjalan sebagaimana mestinya. Namun waktu memiliki cabang realitas yang berbeda, yang mana di dunia paralel kita sedang berada di masalalu atau masa depan."

Arya melanjutkan penjelasan, sebenarnya orang yang kembali ke masalalu tidaklah berada di dunia yang semestinya berjalan, mereka sejatinya terlempar ke dunia paralel. Jika seandainya perjalanan waktu bisa terjadi, maka dunia ini akan di warnai banyak paradox.

Misalnya, jika seseorang kembali ke masalalu dan membunuh kakeknya ketika ia masih muda, maka orang tersebut tidak akan bisa terlahirkan. Lalu bagaimana orang tersebut bisa kembali ke masalalu dan membunuhnya?

Atau jika seseorang kembali ke masalalu dan bertemu dengan ibunya ketika masih gadis, kemudian mereka saling jatuh cinta, hingga akhirnya mereka menikah dan punya anak. Lalu apakah anak itu adalah dirinya sendiri atau orang itu sendiri yang meng-ayahi dirinya sendiri.?

"Perjalanan ke masalalu atau masa depan bisa terjadi tapi yang sebenarnya mereka memasuki cabang realitas waktu yang berbeda. Sehingga apapun yang mereka lakukan di dunia paralel, hal itu tidak akan mempengaruhi realitas waktu yang sebenarnya."

"Segala sesuatu pasti memiliki pasangan begitu pula waktu. Inilah salah satu rahasia alam semesta.. Dan mengenai dunia paralel, itu semua termasuk satu kesatuan dari alam semesta." Arya menutup penjelasannya dengan tersenyum canggung, karena dia melihat Dewa Petir dan Alan Osbert nampak sedang berusaha mencerna ucapannya.

"Lalu apa tujuanmu mengambil roh ku di alam kuantum?” Tanya Dewa Petir yang nampak kebingungan.

"Jika guru di hukum, maka sejatinya guru sudah lenyap dari kehidupan ini... Dan untuk dapat bisa menghidupkan roh guru yang aku segel, aku memerlukan sedikit pecahan roh ataupun sumber kehidupan guru di dunia paralel." Jelas Arya.

Dewa Petir mengangguk meski tidak sepenuhnya mengerti. "Baiklah, aku percayakan semuanya padamu."

Dewa Petir kemudian mengeluarkan beberapa kitab dari ruang hampa. "Kau ingat jika aku masih menyimpan satu permintaan padamu?"

Arya mengangguk. "Lalu apa hubungannya dengan semua kitab-kitab ini, guru?"

"Anggaplah ini sebagai permintaanku. Jika kau berhasil membangkitkanku, maka di kehidupan selanjutnya kau harus mengembalikan kitab-kitab ini padaku. Tapi jika seandainya usahamu itu gagal, maka serahkanlah kitab-kitab ini pada anak-anakku." Jelas Dewa Petir.

"Baiklah guru.. aku siap menerima amanat guru." Balas Arya dengan mantap.

"Karena kau adalah muridku, dan sebagai pengganti diriku jika nanti tiada, kau pelajarilah kitab-kitab ini."

"Tapi guru, kitab-kitab yang aku miliki saja belum sepenuhnya dapat aku pelajari. Sekarang guru malah menyuruhku mempelajari tumpukan kitab itu." Wajah Arya nampak kusut. Dia sebenarnya ingin hidup santai dan damai untuk beberapa saat, tapi kenapa takdir selalu memaksanya untuk terus belajar dan bertarung.

"Jangan menolak, sebagai murid kau harus mewarisi semua ilmu gurumu." Dewa Petir berkata penuh penegasan.

Dengan wajah kusut, Arya terpaksa menerima perintah Dewa Petir. Dia lantas memasukkan semua kitab pemberian dari gurunya itu ke dalam cincin ruang miliknya.

Dewa Petir kembali memunculkan kitab dari ruang hampa. Ketika kitab tersebut muncul, kitab itu nampak biasa saja namun ketika Arya menyentuhnya, kitab itupun seketika mengeluarkan cahaya keemasan dan langsung lenyap masuk ke dalam tubuhnya.

"Itu adalah pecahan Kaisar Dewa Naga Emas terakhir yang ada padaku. Kau pelajarilah Kitab Dewa Naga Emas tahap semesta itu, jika kau sudah sepenuhnya dapat menguasai Kitab Dewa Naga Emas tahap surgawi." Dewa Petir lantas menatap Arya serius. "Kedepannya akan semakin banyak kesulitan yang siap menantimu, untuk itu cepatlah kumpulkan dua pecahan Kaisar Dewa Naga Emas yang tersisa."

Terpopuler

Comments

Yanka Raga

Yanka Raga

semangaaat 💪

2024-03-12

0

Harman LokeST

Harman LokeST

kuuaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Li Tian

2024-02-29

1

Harman LokeST

Harman LokeST

di berikan kitab semesta

2022-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Legenda Pusaka Matahari Penghancur
2 Tiba Di Sekte Lembah Petir
3 Bertemu Sang Paman
4 Rencana Penyerangan
5 Formasi Badai Petir
6 Pendekar Penyair
7 Membantu Putri Ming Yu Hua
8 Menyerap Energi Matahari
9 Amanat Dewa Petir
10 Kuda Bersayap
11 Serangan Mayat Hidup
12 Pertempuran
13 Berlatih Di Dimensi Cahaya Keabadian
14 Selamat Jalan Dewa Petir
15 Bantuan Tiba
16 Jebakan Leluhur
17 Tubuh Dewi Bulan
18 Memberikan Hukuman
19 Pedang Ilusi Penguasa Jiwa
20 Kembali
21 Kemunculan Dua Gadis Berpakaian Hitam
22 Arya Vs Tiga Tetua Iblis Berdarah
23 Membawa Tawanan
24 Keterkejutan Para Tetua
25 Rencana Arya
26 Menerima Tantangan
27 Menunjukkan Kemampuan
28 Ritual Persembahan
29 Ramuan Kejujuran
30 Tubuh Raja Kegelapan
31 Latih Tanding
32 Menghancurkan Pusaka Legenda
33 Sekte Yang Menghilang
34 Pengejaran Ke Daratan Utara
35 Asap Hijau Dari Pedang
36 Meningkatkan Kultivasi Paman
37 Zhiyuhan Pemuda Penyair
38 Makhluk Asap
39 Efek Kekuatan Raja Kegelapan
40 Membuka Gerbang
41 Saatnya Berpetualang
42 Amarah Sang Legenda Naga
43 Merubah Wujud
44 Nikmat Sesaat Derita Yang Bertubi-tubi
45 Tetua Muda
46 Menyelamatkan Anak Perempuan
47 Markas Bandit Taring Hitam
48 Tewasnya Wakil Ketua Bandit
49 Karma
50 Penyelamat Yang Di Nantikan
51 Bayangan Putih Dan Hitam
52 Sihir Hitam
53 Organisasi Yenmin
54 Air Suci Biarawati
55 Sosok Sebenarnya Biarawati
56 Gunung Phoenix
57 Pertapa Gila
58 Memberikan Tugas
59 Penjambret
60 Memenuhi Janji Nenek
61 Ujian Menjadi Prajurit
62 Kemunculan Panglima Kegelapan
63 Nasib Wanita Malang
64 Wabah Penyakit
65 Kericuhan Di Dalam Kedai
66 Awal Manis Berujung Kecewa
67 Menjalankan Rencana
68 Pertemuan Para Penyusup
69 Situasi Kerajaan
70 Rumah Seribu Bunga
71 Membeli Para Gadis
72 Memulai Pembersihan Kota
73 Kekacauan Di Dalam Kota
74 Duel Sengit
75 Pertarungan Di Dalam Kerajaan
76 Keputusasaan Para Penduduk
77 Transformasi
78 Penyerangan Dimulai
79 Jenderal Sun Jian Vs Demiao
80 Portal Dimensi
81 Rasa Bersalah
82 Mengirim Bantuan Ke Kerajaan Goading
83 Munculnya Pendekar Khusus
84 Membantu Pertempuran Di Kerjaaan
85 Pendekar Khusus Dan Ke-empat Tetua Iblis Berdarah
86 Ratu Hewan Iblis
87 Kemunculan Yang Selalu Membuat Rusuh
88 Akhir Dari Ratu Hewan Iblis
89 Racun Penyerap Sukma
90 Bunga Anggrek Hantu
91 Bersulang
92 Pembasmian Di Kota Goading
93 Pembasmian Kota Goading II
94 Pembasmian Kota Goading III
95 Pembasmian Kota Goading IV
96 Pembasmian Kota Goading V
97 Akhir Dari Sang Panglima Hewan Iblis
98 Panglima Kegelapan
99 Kembali Ke Benua Timur
100 Tiga Dara Di Sungai
101 Hantu Kepala Buntung
102 Rasa Penasaran
103 Pencuri Kacang
104 Teknik Terlarang
105 Kematian Yang Di Janjikan
106 Situasi Di Dalam Kerajaan
107 Keseriusan Arya
108 Arya Vs Yeva
109 Arya Vs Yeva II
110 Arya Vs Yeva III
111 Akhir Pertarungan
112 Memberikan Penjelasan
113 Kondisi Raja Kegelapan
114 Mengangkat Saudara
115 Rasa Penasaran Jenderal Yong We
116 Pertemuan Di Bukit Cinta
117 Memberikan Bukti
118 Berujung Perkelahian
119 Pertarungan Sepanjang Malam
120 Undangan
121 Berlatih Kembali
122 Keanehan Arya
123 Kerajaan Danau Lembah Peri
124 Dibawa Menghadap Tuan Rumah
125 Kehidupan Bawah Danau
126 Bertemu Sang Ratu
127 Bentuk Bunga Yang Dicari
128 Mengambil Bunga Energi
129 Meninggalkan Kerajaan Danau Lembah Peri
130 Pil Bunga Anggrek Hantu
131 Mengobati Sang Raja
132 Pendekar Bunga Darah
133 Kembalinya Raja Kegelapan
134 Soal Asmara Terbawa Sampai Tua
135 Pertarungan Sepasang Kekasih Dimasa lalu
136 Nasib Nie Zha
137 Kejahilan Putri Zhou Jing Yi
138 Orang Terluka Di Tengah Hutan
139 Pasukan Pangeran Tong Shun
140 Ajakan Bergabung
141 Surat Cinta
142 Ditangkap
143 Ketegangan Yang Berlarut-larut
144 Lengan Api
145 Cerita Desa Huangpu
146 Tiga Pembawa Maut
147 Pertarungan Di Tepi Sungai
148 Dendam Seorang Anak
149 Mendapatkan Teman Perjalanan
150 Potongan Tangan
151 Pertunjukan Nie Zha
152 Pengintip
153 Cinta Bersemi Di Malam Purnama
154 Niat Terselubung
155 Membantu Penyatuan Energi
156 Manusia Iblis
157 Tekad Melawan Sampai Mati
158 Pangeran Istana Es
159 Menginterogasi
160 Mencari Goa Tengkorak
161 Terjebak
162 Salah Memilih Lawan
163 Lorong Rahasia
164 Pesta Gila
165 Kebebasan Sang Pangeran Es
166 Menyelamatkan Sandera
167 Siluman Penjaga
168 Kakek Malang
169 Si Tua Sadis
170 Pedang Es Abadi
171 Kembalinya Pedang Pusaran Angin
172 Tewasnya Lima Biksu Sesat
173 Pengumuman
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Legenda Pusaka Matahari Penghancur
2
Tiba Di Sekte Lembah Petir
3
Bertemu Sang Paman
4
Rencana Penyerangan
5
Formasi Badai Petir
6
Pendekar Penyair
7
Membantu Putri Ming Yu Hua
8
Menyerap Energi Matahari
9
Amanat Dewa Petir
10
Kuda Bersayap
11
Serangan Mayat Hidup
12
Pertempuran
13
Berlatih Di Dimensi Cahaya Keabadian
14
Selamat Jalan Dewa Petir
15
Bantuan Tiba
16
Jebakan Leluhur
17
Tubuh Dewi Bulan
18
Memberikan Hukuman
19
Pedang Ilusi Penguasa Jiwa
20
Kembali
21
Kemunculan Dua Gadis Berpakaian Hitam
22
Arya Vs Tiga Tetua Iblis Berdarah
23
Membawa Tawanan
24
Keterkejutan Para Tetua
25
Rencana Arya
26
Menerima Tantangan
27
Menunjukkan Kemampuan
28
Ritual Persembahan
29
Ramuan Kejujuran
30
Tubuh Raja Kegelapan
31
Latih Tanding
32
Menghancurkan Pusaka Legenda
33
Sekte Yang Menghilang
34
Pengejaran Ke Daratan Utara
35
Asap Hijau Dari Pedang
36
Meningkatkan Kultivasi Paman
37
Zhiyuhan Pemuda Penyair
38
Makhluk Asap
39
Efek Kekuatan Raja Kegelapan
40
Membuka Gerbang
41
Saatnya Berpetualang
42
Amarah Sang Legenda Naga
43
Merubah Wujud
44
Nikmat Sesaat Derita Yang Bertubi-tubi
45
Tetua Muda
46
Menyelamatkan Anak Perempuan
47
Markas Bandit Taring Hitam
48
Tewasnya Wakil Ketua Bandit
49
Karma
50
Penyelamat Yang Di Nantikan
51
Bayangan Putih Dan Hitam
52
Sihir Hitam
53
Organisasi Yenmin
54
Air Suci Biarawati
55
Sosok Sebenarnya Biarawati
56
Gunung Phoenix
57
Pertapa Gila
58
Memberikan Tugas
59
Penjambret
60
Memenuhi Janji Nenek
61
Ujian Menjadi Prajurit
62
Kemunculan Panglima Kegelapan
63
Nasib Wanita Malang
64
Wabah Penyakit
65
Kericuhan Di Dalam Kedai
66
Awal Manis Berujung Kecewa
67
Menjalankan Rencana
68
Pertemuan Para Penyusup
69
Situasi Kerajaan
70
Rumah Seribu Bunga
71
Membeli Para Gadis
72
Memulai Pembersihan Kota
73
Kekacauan Di Dalam Kota
74
Duel Sengit
75
Pertarungan Di Dalam Kerajaan
76
Keputusasaan Para Penduduk
77
Transformasi
78
Penyerangan Dimulai
79
Jenderal Sun Jian Vs Demiao
80
Portal Dimensi
81
Rasa Bersalah
82
Mengirim Bantuan Ke Kerajaan Goading
83
Munculnya Pendekar Khusus
84
Membantu Pertempuran Di Kerjaaan
85
Pendekar Khusus Dan Ke-empat Tetua Iblis Berdarah
86
Ratu Hewan Iblis
87
Kemunculan Yang Selalu Membuat Rusuh
88
Akhir Dari Ratu Hewan Iblis
89
Racun Penyerap Sukma
90
Bunga Anggrek Hantu
91
Bersulang
92
Pembasmian Di Kota Goading
93
Pembasmian Kota Goading II
94
Pembasmian Kota Goading III
95
Pembasmian Kota Goading IV
96
Pembasmian Kota Goading V
97
Akhir Dari Sang Panglima Hewan Iblis
98
Panglima Kegelapan
99
Kembali Ke Benua Timur
100
Tiga Dara Di Sungai
101
Hantu Kepala Buntung
102
Rasa Penasaran
103
Pencuri Kacang
104
Teknik Terlarang
105
Kematian Yang Di Janjikan
106
Situasi Di Dalam Kerajaan
107
Keseriusan Arya
108
Arya Vs Yeva
109
Arya Vs Yeva II
110
Arya Vs Yeva III
111
Akhir Pertarungan
112
Memberikan Penjelasan
113
Kondisi Raja Kegelapan
114
Mengangkat Saudara
115
Rasa Penasaran Jenderal Yong We
116
Pertemuan Di Bukit Cinta
117
Memberikan Bukti
118
Berujung Perkelahian
119
Pertarungan Sepanjang Malam
120
Undangan
121
Berlatih Kembali
122
Keanehan Arya
123
Kerajaan Danau Lembah Peri
124
Dibawa Menghadap Tuan Rumah
125
Kehidupan Bawah Danau
126
Bertemu Sang Ratu
127
Bentuk Bunga Yang Dicari
128
Mengambil Bunga Energi
129
Meninggalkan Kerajaan Danau Lembah Peri
130
Pil Bunga Anggrek Hantu
131
Mengobati Sang Raja
132
Pendekar Bunga Darah
133
Kembalinya Raja Kegelapan
134
Soal Asmara Terbawa Sampai Tua
135
Pertarungan Sepasang Kekasih Dimasa lalu
136
Nasib Nie Zha
137
Kejahilan Putri Zhou Jing Yi
138
Orang Terluka Di Tengah Hutan
139
Pasukan Pangeran Tong Shun
140
Ajakan Bergabung
141
Surat Cinta
142
Ditangkap
143
Ketegangan Yang Berlarut-larut
144
Lengan Api
145
Cerita Desa Huangpu
146
Tiga Pembawa Maut
147
Pertarungan Di Tepi Sungai
148
Dendam Seorang Anak
149
Mendapatkan Teman Perjalanan
150
Potongan Tangan
151
Pertunjukan Nie Zha
152
Pengintip
153
Cinta Bersemi Di Malam Purnama
154
Niat Terselubung
155
Membantu Penyatuan Energi
156
Manusia Iblis
157
Tekad Melawan Sampai Mati
158
Pangeran Istana Es
159
Menginterogasi
160
Mencari Goa Tengkorak
161
Terjebak
162
Salah Memilih Lawan
163
Lorong Rahasia
164
Pesta Gila
165
Kebebasan Sang Pangeran Es
166
Menyelamatkan Sandera
167
Siluman Penjaga
168
Kakek Malang
169
Si Tua Sadis
170
Pedang Es Abadi
171
Kembalinya Pedang Pusaran Angin
172
Tewasnya Lima Biksu Sesat
173
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!