Keesokan harinya, Kinan sudah siap untuk berangkat kerja. Seperti biasa dia buru-buru keluar dari rumahnya karena pagi ini Kinan berniat berangkat kerja jalan kaki.
Kinan bernyanyi sambil melangkahkan kakinya dengan bahagia, tapi seketika langkah kaki Kinan terhenti karena melihat Arga sudah berdiri di samping mobilnya.
"Emm, untuk apalagi dia kesini?" Tanya Kinan pada hatinya.
"Kinanti.....!" Panggil Arga dengan begitu manis.
Dasar suami wanita lain tapi tidak ada ahlak, sudah punya istri tapi tetap saja terus-terusan menganggu Kinan.
"Aku mau berangkat kerja, aku tidak ada waktu buat bicara denganmu!" Tegas Kinan dia hanya berjalan melewati Arga, tapi belum sempat melangkahkan kakinya Arga sudah menahan tangan Kinan dengan erat.
"Aku mau bicara denganmu!" Pinta Arga dengan begitu manis, dengan kasar Kinan mengibaskan tangan Arga "Mau, bicara apa lagi? Sudahlah Arga, kamu itu sudah menikah jadi jangan......" Kata-kata Kinan terpotong.
"Jadi jangan terus menganggunya, Ingat ya Kinan adalah calon istri Aftar Sanjaya!" Sambung Aftar yang sudah berdiri tepat di belakang Kinan, dia datang ke rumah Kinan karena ingin menjemput Kinan.
Dalam Arga, dasar br*ngsek dia selalu muncul dimana saja. Rasanya ingin sekali aku mengh*jarnya tapi sayangnya ada Kinan disini.
Aftar langsung meraih tangan Kinan, lalu membawa Kinan masuk ke dalam pelukannya sungguh mata Arga sangat penuh amarah, dia sungguh tidak rela melihat Kinan yang berada di pelukan Aftar saat ini.
"Br*ngsek, jangan menyentuh wanitaku!" Sentak Arga dengan nada yang mengebu-gebu.
Aftar tertawa sejadi-jadinya, Arga pikir Arga siapa? Seenaknya saja menyebut Kinan sebagai wanitanya jelas-jelas Kinan hanya Mantan kekasihnya.
Kinan melepaskan dirinya dari pelukan Aftar, lalu dia melihat Arga dengan tatapan tajam "Arga, kamu itu sudah menikah. Mari kita sama-sama saling ikhlas dan jangan pernah mengangguku lagi!" Tegas Kinan, tangannya sudah meraih tangan Aftar dan berlalu pergi dari hadapan Arga.
Kinan dan Aftar sudah masuk ke dalam mobil Aftar, lagi-lagi hanya rasa kecewa yang Arga dapat.
Aftar langsung melajukan mobilnya menuju ke kantornya, di dalam mobil Kinan hanya diam saja, dia enggan bicara. Aftar juga hanya fokus menyetir mobilnya.
Sesampainya di tempat kantor, Aftar memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam kantor bersama Kinan.
Banyak para pegawai yang terkejut melihat kedatangan mereka, apalagi saat ini Aftar terus menggenggam tangan Kinan dengan erat, membuat semua pegawai yang melihat pemandangan itu begitu terkejut.
"Lihat, bukankah itu cleaning servis tapi kok bisa gandengan tangan dengan Pak Aftar?"
"Iya, apa jangan-jangan mereka ada hubungan?"
"Sudahlah, jangan bergosip!"
"Pak Aftar, seperti tidak ada wanita lain saja, di tinggal sama Nona Karin eh malah dekat sama cleaning servis."
"Namanya cinta itu tidak memandang cleaning servis atau model!"
Sambil berjalan sekilas Kinan mendengar percakapan para pegawai itu.
"Aish, pantesan mereka bergosip ternyata dari tadi Pak Aftar mengandeng tanganku?" Batin Kinan dalam hatinya.
Pelan-pelan Kinan melepaskan tangannya dari genggaman tangan Aftar "Pak, bapak sadar tidak sih? Dari tadi banyak yang membicarakan kita." Bisik Kinan di telinga Aftar.
Aftar mendengarnya, tapi dia hanya cuek saja-saja "Apa, aku harus memecat mereka yang bergosip tentang kita?" Tanya Aftar dengan nada serius.
"Jangan pak, biarkan saja mereka bergosip!" Jawab Kinan sambil tersenyum manis.
Kinan tidak mau kalau gara-gara dirinya, Aftar memecat para pegawai yang bergosip barusan, Kinan sadar mencari pekerjaan itu susah jadi Kinan tidak mau mereka sampai di pecat.
Kinan melirik ke tangannya yang sedang berada di genggaman tangan Aftar "Pak, lepaskan tangan saya!" Lirih Kinan dengan tatapan agak kesal.
Aftar melepaskan tangan Kinan "Bilang saja, kamu sukakan tangannya aku pegangin." Ledek Aftar dengan begitu jail.
Kinan melirik Aftar dengan kesal, lalu dia bergegas pergi untuk mulai berkerja sedangkan Aftar senyam-senyum sendiri sambil melihat Kinan yang sedang berjalan.
"Ehem-ehem, apa sudah mulai ada rasa?" Cetus Vino sambil tersenyum jail dan langsung di tatap garang oleh Aftar "Apa, kamu juga mau membuat gosip?" Tanya Aftar dengan tatapan penuh arti.
Vino tahu tatapan sang bos pasti ujung-ujungnya menyuruhnya untuk berhenti bekerja, jadi Vino tidak mau menjawab pertanyaan dari Aftar.
"Sudahlah pak, ayo kita masuk ke ruangan bapak! Ada yang mau saya tanyakan." Ajak Vino sengaja mengalihkan pembicaraan Aftar.
Mereka berdua langsung masuk ke ruangan kerja Aftar, kini keduanya sudah sama-sama duduk di sofa.
"Ada apa?" Tanya Aftar.
"Untuk acara pernikahan semuanya sudah siap, kira-kira kita memanggil media tidak pak?" Tanya Vino dengan nada serius.
"Tidak usah, untuk undangan juga cukup keluarga dekat saja, rekan bisnis juga tidak usah semuanya di undang dan usahakan pernikahan ini juga di rahasiakan dari Karin!" Jelas Aftar dengan begitu serius.
Vino mengganggukkan kepalanya pertanda mengerti, tapi Vino tidak habis pikir ternyata bosnya ini masih saja memikirkan Karin, padahal jelas-jelas Karin hanya perduli dengan karirnya saja. Tapi ntahlah Aftar itu b*doh atau bagaimana? Dia rela menunggu bertahun-tahun hanya demi seorang Karin yang menurut Vino dia itu sangat tidak pantas untuk Aftar.
"Vin, apa menikahi Kinan itu hal yang benar? Dan setelah 100 hari dia akan menjadi seorang janda." Tanya Aftar suaranya agak lesu, Aftar ingat waktu Kinan menangis gara-gara dia akan menjadi janda setelah 100 hari menikah dengan dirinya.
Vino membenarkan posisi duduknya "Kalau menurut saya, itu tidak benar pak. Biar bagaimanapun bapak akan merusak masa muda Mba Kinan, bayangkan saja gadis cantik dan masih muda kelak akan berstatus janda." Jawab Vino sambil menggelengkan kepalanya.
"Panggil dia Nona Kinan, jangan panggil Mba Kinan lagi!" Omel Aftar, dia tidak rela kalau Vino terlihat akrab dengan wanita yang akan di nikahinya itu.
Vino tidak habis pikir, padahal dari dulu Vino memanggil Kinan dengan sebutan Mba, Aftar tidak pernah protes dan sekarang dia tiba-tiba melakukan protes, ingin rasanya Vino tertawa tapi dia menahannya.
"Iya pak, saya akan memanggilnya Nona Kinan." Jawab Vino tidak mau membantah.
"Tapi biarpun dia janda, dia masih suci kok, aku tidak akan menyentuhnya." Jelas Aftar dengan begitu polosnya.
Sungguh Vino ingin sekali tertawa, bosnya itu memang suka bersikap polos sekali.
"Pak Aftar, dua sejoli yang selalu bersama itu tidak mungkin tidak akan melakukan kontak fisik, apalagi setelah menikah bapak akan sering bertemu dengan Nona Kinan." Jawab Vino, yang membuat Aftar tiba-tiba senyam-senyum.
"Vino benar, kemarin saja kita sudah berciuman. Lalu 100 hari bersama apa saja yang akan terjadi?" Batin Aftar dalam hatinya.
"Dan kalau wanita sudah janda ya statusnya tetap janda, ntah bapak mau menyentuhnya atau tidak? Semua laki-laki akan tetap menganggap dia sebagai janda." Tegas Vino pada Aftar.
Seketika Aftar membayangkan jika dia menceraikan Kinan, maka Kinan akan berstatus janda dan tentunya janda cantik dan masih sangat muda.
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
Novel yang Author buat hanya sekedar hiburan, mudah-mudahan pada suka ya kakak-kakak semuanya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
Hartin Marlin ahmad
aftar yang labil gak ada kepastian dalam memilih kalau memang di hati ada rasa bilang dong gak usah gengsi
2022-02-16
0
Maulidda
lanjut
2022-02-06
0
joong
yo wes, piye nek 100 harinya diganti seumur hidup ae yo Aftar??? ☺☺☺
2022-02-05
0