"Pak Aftar tersenyum," Kinan malah meledeknya.
"Hanya terpaksa!" Seketika, Aftar kembali menjadi dingin lagi.
"Biarpun senyum bapak itu terpaksa, tapi sungguh senyum Pak Aftar begitu manis." Kinan menggodanya dengan jail, membuat Aftar menatapnya dengan kesal " Aku, lapar buatkan aku makanan!" Suruh Aftar dengan seenaknya sendiri.
Kinan merasa kesal, apalagi Aftar berani menyuruhnya semaunya sendiri. Untung saja Kinan itu menghormati Aftar sebagai bosnya.
"Bapak mau makan apa?" Tanya Kinan.
"Makan kamu, iya makan apa saja yang penting kamu yang buat." Jawab Aftar dengan tatapan mata tajam.
Sungguh Kinan tidak percaya, sudah menyuruh tapi Aftar begitu galak, seperti itulah Aftar jarang ada manisnya lebih banyak ketusnya dan dinginnya.
Kinan pergi ke dapur, dia melihat ada beberapa bahan masakan dan dia juga sudah masak nasi. Akhirnya Kinan berinisiatif untuk memasak bahan-bahan yang ada, Kinan mulai memasak semua bahan-bahan masakan itu dan setelah beberapa lama akhirnya jadilah capcay pedas, ayam goreng dan tumis cumi.
Setelah beberapa lama, akhirnya masakan yang Kinan buat jadi. Aftar yang sedang duduk dia beranjak dari tempat duduknya karena mencium bau aroma masakan yang sangat lezat.
"Kamu masak apa? Baunya enak sekali." Aftar menarik kursi meja makan, iya di rumah Kinan dia sudah merasa di rumah sendiri.
Kinan sedang menata masakan di atas meja dengan bahagia "Masak ada capcay pedas, ayam goreng dan tumis cumi. Di kulkas aku hanya itu saja pak." Jelas Kinan, perasaannya agak deg-deggan karena ini pertama kalinya dia memasak untuk orang lain.
Kinan mengambilkan nasi untuk Aftar "Mau lauk apa pak?" Tawar Kinan dengan nada lembut.
"Semuanya saja, aku mau mencoba masakan kamu." Jawab Aftar dengan senang hati.
"Pertama kalinya, aku di masakin oleh seorang wanita. Bayangkan saja jika Karin mau seperti ini, tapi sayangnya dia itu paling anti ke dapur karena takut tangannya rusak." Batin Aftar dalam hatinya.
Kinan menaruh piring berisi nasi dan bermacam lauk tepat di hadapan Aftar "Makanlah pak, aku tidak tahu masakanku enak atau tidak pak karena ini pertama kalinya aku memasak untuk orang lain." Kinan duduk disebelah Aftar.
Melihat pemandangan ini, sungguh mereka seperti pengantin baru yang bahagia dengan keluarga kecil mereka.
Aftar meyuapkan makanan ke dalam mulutnya "Apa, kamu tidak pernah memasak untuk mantan kekasihmu itu?" Tanya Aftar penuh selidik.
Kinan menggelengkan kepalanya "Tidak pernah pak, kalau sama dia pasti selalu makan diluar," Jawab Kinan sambil tersenyum.
"Sekarang dia sudah menikah, mudah-mudahan dia bahagia dengan pernikahannya." Doa Kinan dalam hatinya untuk Arga.
Aftar menikmati makanan dengan lahap, apalagi ini pertama kalinya dia memakan masakan rumahan. Biasanya dia lebih suka makan diluar, apalagi kalau makan di rumah juga hanya sendirian itu membuatnya malas makan. Kadang kalau kakeknya ada di rumah mereka makan bareng, tapi kalau kakeknya sedang sakit seperti sekarang ini ya pasti Aftar hanya makan sendirian.
"Baguslah, kamu cukup masak buat laki-laki yang akan menjadi suamimu saja." Aftar tertawa bahagia, membuat Kinan tampak kesal "Suami 100 hari ya pak." Sambung Kinan dengan malas.
Aftar hampir saja tersedak "Uhuk-uhuk....."
Kinan langsung menuangkan air putih ke dalam gelas, lalu memberikannya pada Aftar "Bapak, minumlah ini!" Suruh Kinan dengan cepat, Aftar meminum air putih itu setelah meminumnya Aftar menaruh kembali gelas itu di atas meja.
"Pelan-pelan pak, kalau makan!" Nasehat Kinan buat Aftar.
"Ini semua gara-gara kamu, aku hampir saja tersedak." Aftar mengomeli Kinan, sungguh geram sekali Kinan di buat oleh Aftar.
"Selalu saja menyalakan orang lain, dasar manusia es." Cetus Kinan, yang langsung di lirik tajam oleh Aftar.
Akhirnya Kinan memilih diam dan hanya memperhatikan Aftar makan. Aftar menikmati makanannya dengan nikmat.
Setelah beberapa lama, akhirnya Aftar selesai makan.
"Gadis jutek, terimakasih makanan ya." Kata Aftar sambil melihat wajah cantik Kinan
"Sama-sama pak, oh iya bagaimana luka bapak?" Tanya Kinan, yang masih merasa kawatir.
"Sudah tidak apa-apa, aku pulang ya, dari kemarin aku sudah tidak pulang ke rumah." Pamit Aftar, sambil beranjak dari tempat duduknya dan di anggukin oleh Kinan.
Kinan mengantarkan Aftar ke depan rumahnya, setelah mobil Aftar tidak terlihat Kinan kembali masuk ke dalam rumahnya.
Kinan membereskan meja makannya, lalu membawa piring kotor bekas makan Aftar tadi dan langsung mencucinya. Setelah selesai Kinan masuk ke dalam kamar lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Jadi pingin tidur di hotel lagi, disana kasurnya sangat empuk." Batin Kinan dalam hatinya.
____
Arga dan Vira masih saling diam, Vira juga tidak mau banyak omong atau bicara.
Jam menunjukkan pukul 7 malam, Vira baru saja selesai menyiapkan makanan malam untuk dia dan suaminya.
Setelah semuanya sudah di siapkan, Vira hendak memanggil Arga di dalam kamar tapi ternyata Arga sudah keluar dari dalam kamar.
"Mau kemana, rapi sekali?" Tanya Vira yang melihat suaminya begitu rapi dengan setelan jas warna hitamnya.
"Kamu tidak perlu tahu, oh iya tidak usah tunggu aku malam ini. Aku mungkin tidak pulang," Jawab Arga dengan nada sedikit membentak, sungguh Vira hanya bisa bersabar menghadapi suaminya.
"Baiklah, kamu tidak makan dulu?" Jawab Vira dengan raut wajah cuek.
"Kamu makan sendiri saja!" Arga berlalu pergi meninggalkan Vira begitu saja.
Arga melangkahkan kakinya keluar dari dalam rumahnya, Vira hanya melihat suaminya lalu mendengus kesal. Dia ingin melawan suaminya tapi dia rasa itu tidak ada gunanya, jadi dia memilih menerima dan jika Arga Sudah sangat keterlaluan maka jalan satu-satunya adalah Vira akan meninggalkan Arga.
"Kadang aku menyesal menerima pernikahan ini, tapi nasi sudah menjadi bubur jadi sudahlah jalanin saja." Vira merasa pasrah dengan keadaan yang ada saat ini.
Arga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ntah dia malam ini mau pergi kemana?
____
Aftar sedang duduk sambil menelpon Vino untuk menanyakan masalah pernikahannya dengan Kinan dan ternyata, semuanya sudah siap jadi Kinan dan Aftar cukup datang saja ke tempat yang akan di gunakan untuk menggelar resepsi pernikahan mereka.
Pernikahan Aftar dan Kinan di adakan secara pribadi dan tentunya hanya orang-orang dekat saja yang Aftar undang. Tadinya Aftar tidak mau menggelar acara resepsi pernikahannya dengan Kinan, tapi karena ini adalah perintah dari sang kakek jadi Aftar menuruti semua kemauan kakeknya.
Tapi yang jelas Aftar akan merahasiakan pernikahannya dengan Kinan kepada Karin.
___
Arga menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Kinan, tapi rumah Kinan sudah tampak gelap mungkin Kinan sudah tidur.
"Kinan, apa benar kamu akan menikah dengan Aftar? Kinan aku masih sangat mencintaimu," Arga menatap lekat rumah Kinan.
Rasanya dia ingin masuk ke dalam rumah Kinan, dia ingin memeluk Kinan dan bilang pada Kinan, ayo kita kawin lari! Tapi semua itu hanya angan-angan saja, karena Kinan pasti akan menolaknya.
___
Jam menunjukkan pukul 12 malam, Vira masih setia menunggu suaminya pulang tapi sia-sia, karena mungkin malam ini Arga tidak akan pulang.
"Akan seperti apa pernikahan nanti?" Tanya Vira pada dirinya sendiri.
Vira merebahkan tubuhnya dan memilih untuk segera tidur, daripada memikirkan rumah tangga yang begitu rumit.
___
Kinan sudah tidur nyenyak karena besok pagi dia harus kerja jadi dia tidur dari tadi sekali.
BERSAMBUNG🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
Di tunggu komennya ya, biar Authornya makin semangat 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
Hartin Marlin ahmad
arga lebih baik kamu pikirkan rumah tangga mu itu gak usah pikirkan kinan lagi
2022-02-16
0
Evi Ariyanti
0
2022-02-12
0
Maulidda
kapan nucinnya nih thor s aftar udh gms aq, semangat thor
2022-02-06
0