Malam ini mereka menginap di hotel, karena sudah larut malam dan Aftar juga malas menyetir jadi Aftar akan mengantarkan Kinan pulang besok pagi.
Matahari sudah mulai menyusup kamar hotel Aftar dan Kinan, perlahan-lahan Kinan membuka matanya.
"Jam berapa sekarang? Rasanya nyaman sekali tidur di kasur yang empuk ini." Kinan bergulat lalu memejamkan matanya kembali.
Kasur di hotel ini rasanya beda sekali dengan kasur yang Kinan punya di rumah, rasanya ingin tidur lebih lama lagi. Itu yang ada di pikiran Kinan saat ini.
Aftar sudah bangun dari tadi, dia sudah selesai mandi dan berganti pakaian tapi. Melihat Kinan masih tidur Aftar hanya geleng-geleng kepala.
"Jam segini belum bangun." Kata Aftar sambil berjalan menuju ke tempat tidur untuk membangunkan Kinan.
Aftar duduk, dia melihat wajah cantik Kinan yang sedang tertidur pulas, Aftar tersenyum lalu dia memainkan hidung Kinan dengan jari-jarinya.
"Bangunlah, sudah jam berapa sekarang!" Aftar terus menganggu Kinan dan berusaha membangunkan Kinan dari tidurnya.
"Disini nyaman sekali, biarkan aku sebentar lagi tidurnya!" Jawab Kinan tanpa membuka matanya.
"Baiklah, kalau kamu tidak bangun aku akan menciummu." Aftar terus memainkan hidung Kinan, membuat Kinan merasa geli.
Mendengar Aftar berkata seperti itu dengan cepat Kinan membuka matanya dan reflek langsung bangun, hingga tidak sengaja bibir mungilnya mencium bibir Aftar.
Mata Kinan langsung melolot karena bibirnya sudah menempel di bibir Aftar.
"Aish, Kinan apa kamu sudah gila." Batin Kinan dalam hatinya.
Mata Aftar menatap lekat mata Kinan.
"Apa, bibirku mencium bibir Kinan." Aftar masih tidak percaya dalam hatinya.
Pelan-pelan Kinan menjauhkan bibirnya dari bibir Aftar juga melakukan hal yang sama. Gini mereka berdua menjadi sama-sama salah tingkah.
"Ini adalah ciuman pertamaku." Batin Kinan dalam hatinya.
"Dasar gadis mesum, kamu sudah menodai bibir suciku!" Aftar menatap Kinan dengan tatapan kesal.
"Maaf, aku tidak sengaja. Lagian kamu gangguin orang tidur saja," Kinan juga menatap Aftar dengan kesal, buru-buru Kinan beranjak dari tempat tidurnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, Kinan berusaha mengatur nafasnya yang saat ini detak jantungnya lebih cepat dari biasanya.
"Sungguh, aku ini b*doh sekali bisa-bisanya aku mencium Pak Aftar." Kinan terus menyesali perbuatannya yang baru beberapa menit terjadi.
Aftar memegangi bibirnya yang tadi tidak sengaja di cium oleh Kinan, ntahlah dia harus senang atau tidak yang jelas tiba-tiba jantungnya berdetak lebih sangat kencang.
"Bibir suciku telah ternodai, padahal aku sangat menjaganya untuk Karin." Batin Aftar dalam hatinya.
Setelah beberapa lama, akhirnya Kinan keluar dari dalam kamar mandi. Kinan tampak malu mengingat kejadian yang tadi sedangkan Aftar sudah kembali seperti biasanya, dia anggap kejadian tadi hanya sebuah kecelakaan yang tidak di sengaja.
"Kamu, sudah selesai? Lalu kamu tidak berganti pakaian? Biar aku suruh orang suruhanku membawakan pakaian baru untuk kamu." Tanya Aftar dengan bawel.
"Tidak usah pak, saya mau pulang saja." Tolak Kinan dengan nada lembut.
"Baiklah, aku antar kamu pulang. Kita sarapan dulu ya!" Ajak Aftar sambil meraih tangan Kinan dan mengandengnya keluar dari dalam kamar hotel.
"Aku mau pulang saja pak." Lirih Kinan.
"Jantungku tidak mau berhenti berdetak, sungguh gara-gara kejadian tadi, aku jadi sangat canggung sama Pak Aftar." Batin Kinan dalam hatinya.
Akhirnya Aftar menganggukkan kepalanya dan dia langsung mengatarkan Kinan pulang ke rumahnya.
Di dalam mobil hanya ada keheningan karena Aftar dan Kinan juga tidak ada yang berbicara satu sama lain.
Aftar mendengus kesal, rasanya ada yang kurang biasanya Kinan begitu bawel tapi saat ini dia hanya diam saja.
"Pak Aftar, kenal dengan Arga?" Tanya Kinan untuk mencairkan suasana.
"Iya aku mengenalnya, kenapa?" Aftar melirik ke arah Kinan duduk.
"Apa kamu ingin kembali pada Arga?" Tanya Aftar penuh selidik.
Sungguh Kinan tidak habis pikir, dia hanya bertanya tentang Arga tapi Aftar malah menanyakan hal seperti itu.
"Haruskah aku merebut suami dari wanita lain?" Kinan malah balik bertanya.
"Mana ada, pertanyaan di jawab dengan pertanyaan?" Aftar menggelengkan kepalanya.
"Lagian bapak, tanya aneh-aneh saja." Kinan mendengus kesal.
"Siapa tahu, kamu masih berharap sama mantan?" Aftar tertawa seolah-olah meledek Kinan.
Kinan hanya diam, dia enggan meladeni Aftar karena jika Kinan terus menjawab Aftar pasti akan semakin membuatnya kesal.
Setelah beberapa lama, akhirnya Aftar sampai di depan rumah Kinan.
"Terimakasih pak sudah mengantar saya pulang." Kinan hendak membuka pintu, tapi tiba-tiba Aftar menahan tangannya "Kenapa pak?" Tanya Kinan dengan tatapan bingung.
"Hanya mengingatkan, kalau hari minggu besok adalah pernikahan kita." Jawab Aftar dengan tegas.
"Apa sungguh, untuk persiapan......?" Kata-kata Kinan terpotong.
"Itu semua sudah di urus oleh Vino dan kita cukup menjadi mempelai pengantin saja!" Sambung Aftar dengan gaya tengilnya.
Kinan menganggukkan kepalanya "Inilah seorang sultan, meyiapkan pernikahan saja tidak butuh waktu lama." Kinan tersenyum simpul.
Kinan keluar dari mobil Aftar, lalu dia berjalan menuju masuk ke dalam rumahnya. Setelah Kinan masuk ke dalam rumahnya Aftar menyalakan mesin mobilnya dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan agak tinggi.
Kinan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, pikiran di penuhi akan seperti apa pernikahan kontrak 100 hatinya dengan Aftar Sanjaya?
Tiba-tiba ponsel Aftar bergetar dan itu ternyata telpon dari Arga.
"Arga Dharmawan, untuk apa dia menelponku?" Batin Aftar dalam hatinya.
Aftar menggeser tombol hijaunya, lalu mengangkat telepon dari Arga.
"Hallo, ada apa?" Ketus Aftar.
"Dimana kamu? Kinan juga ada dimana dia? Jangan sampai macam-macam dengan dia!" Ketus Arga dengan tegas.
Aftar sungguh tidak percaya, ternyata seorang Arga ini sangat tergila-gila dengan seorang Kinanti Alisya.
"Apa kamu ini sudah gila? Ingat ya Kinan adalah calon istriku, jadi yang pantas aku bilang jangan macam-macam ya itu buat kamu br*ngsek." Aftar tidak mau kalah.
"Hahaha, bermimpilah kamu untuk menikah dengan Kinan. Karena aku akan merebut dia dari hidupmu lagi," Jawab Arga sambil tertawa senang.
"Dasar mantan tidak ada ahlak!" Ketus Aftar.
"Kita bertemu sekarang! Sampai kapanpun aku tidak akan rela jika Kinan bersamamu." Tegas Arga dengan lantang.
"Datanglah ke taman xx, aku tunggu!" Arga mematikan saluran teleponnya.
Sungguh Aftar sangat geram dengan Arga.
"Apa dia menantangku? Ayo kita selesaikan secara jantan." Batin Aftar dalam hatinya.
Aftar langsung memutar balikkan mobilnya menuju ke taman xx yang di suruh oleh Arga.
Vira menatap Arga dengan tatapan marah, tapi Arga malah bersikap cuek pada istrinya itu.
"Kamu mau kemana?" Tanya Vira.
"Kamu tidak perlu tahu!" Sentak Arga tanpa memperdulikan perasaan Vira, yang kini telah sah menjadi istrinya.
"Arga....Arga...." Vira terus memanggil Arga, tapi Arga tidak perduli dan pergi begitu saja dari kamarnya.
Sungguh Vira sangat kecewa dengan sikap Arga, aturan hari ini mereka berangkat bulan madu tapi Arga malah pergi begitu saja demi cintanya pada Kinanti Alisya.
____
Kini Aftar dan Arga sudah sama-sama sampai di taman xx.
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
Hartin Marlin ahmad
seru saling mengejek 🙊🙊🙊🙊🙊🙊
2022-02-16
0
Lasmi Kasman
Sudahlah Arga relakan
2022-02-11
0
Delia Pudi
seru....mantan dan calon suami akan berkelahi
2022-02-10
0