Visual Kinan dan Aftar.
Di dalam mobil mereka saling membuang muka, Aftar hanya melihat ke jendela, Kinan juga hanya diam saja.
"Vino, antar aku dan Kinan ke hotel saja! Nanti mobil kamu tinggal dan kamu pulang naik taksi ya!" Suruh Aftar pada Vino.
Kinan yang dari tadi diam saja, dia ternyata mencerna kata-kata Aftar dan seketika otak Kinan sudah traveling kemana-mana dan tentunya otak m*sum dia traveling.
Kinan membalikkan tubuhnya "Pak, untuk apa kita ke hotel?" Tanya Kinan dengan wajah polosnya.
Aftar paham pasti pikiran Kinan sudah traveling kemana-mana "Nanti, kamu akan tahu." Jawab Aftar, lalu dia melipat kedua tangannya ke dada sambil memejamkan matanya.
"Dasar gadis otak m*sum." Batin Aftar dalam hatinya.
Kinan mendengus kesal karena Aftar malah tidur sedangkan Vino dia hanya bisa cengar-cengir sendirian sambil menyupir.
"Sekretaris Vino, jangan pergi ke hotel. Aku mau pulang saja!" Pinta Kinan, sambil menepuk-nepuk bahu Vino.
"Vino, turuti apa kata bosmu atau aku akan memberikan pesangon padamu." Cetus Aftar tiba-tiba ternyata dia tidak tidur.
"Baik pak." Jawab Vino dengan tegas.
Kinan memayunkan bibirnya, sungguh Kenapa harus ke hotel? Bukankah pulang ke rumah lebih baik?
___
Sesampainya di Hotel Sanjaya, Aftar turun lebih dulu, Kinan juga ikut turun dari dalam mobil.
"Vin, kamu pulanglah! Malam ini aku menginap di hotel saja, jika kakek tanya bilang saja aku menginap di hotel." Suruh Aftar, dia mengandeng tangan Kinan dan berlalu pergi dari hadapan Vino.
Setelah mereka pergi masuk ke dalam hotel, Vino tertawa membayangkan wajah lucu Kinan tadi di mobil.
"Tenang saja Mba Kinan, Pak Aftar tidak akan macam-macam padamu." Batin Vino dalam hatinya.
Vino langsung pulang naik taksi sedangkan Aftar dan Kinan sudah masuk ke dalam hotel, betapa kagumnya Kinan karena para pegawai dan pelayan hotel menyambutnya dengan begitu hangat.
"Ini, pertama kalinya aku merasa seperti seorang putri, bahkan semua orang menyambut kedatangan aku dengan hangat, sungguh bahagia sekali menjadi orang kaya, mereka adalah sultan." Kinan masih tidak percaya, Aftar hanya diam dan terus menggenggam tangan Kinan dengan erat.
Aftar langsung masuk ke dalam kamar hotel yang di sediakan khusus untuk dirinya, karena itu adalah hotel milik kakeknya.
Sesampainya di kamar di atas ranjang sudah tersedia gaun cantik, sandal hak tinggi cantik untuk Kinan pakai nanti. Iya Aftar yang menyuruh salah satu pegawainya untuk meyiapkan semuanya.
"Kamu mandilah, ganti pakaianmu nanti kamu masuk angin. Ingat jangan berpikir macam-macam aku mengajakmu ke hotel karena ini tempat yang paling dekat dengan tempat acara dan tentunya aku tidak mau kamu sampai sakit gara-gara gaunmu yang basah itu." Jelas Aftar, Aftar tidak mau kalau Kinan terus berpikiran buruk pada dirinya.
Kinan menganggukkan kepalanya, lalu dia langsung masuk ke dalam kamar mandi.
"Ternyata, Pak Aftar itu laki-laki yang sangat baik hanya saja dia sangat dingin seperti es." Batin Kinan dalam hatinya.
Kinan menanggalkan pakaiannya dan dia tersenyum sambil memegang jas milik Aftar. Kinan menaruh jas milik Aftar dengan hati-hati, setelah menanggalkan seluruh pakain yang dia pakai, Kinan langsung masuk ke dalam bathtub untuk berendam.
"Sungguh, berasa menjadi istri sultan." Gumam Kinan.
Aftar baru saja melepas pakaiannya yang basah dan kini dia sudah memakai handuk Kimono. Aftar kembali duduk di sofa sambil menggeser-gesserkan layar ponselnya.
"Tunggu, Arga mengirim pesan untukku?" Aftar membuka pesan dari Arga.
Jangan sentuh Kinan, dia adalah wanitaku! Jika kamu menyentuhnya aku akan menghajarmu!
Aftar tersenyum kesal, apa-apa Arga berani-beraninya mengancam seorang Aftar Sanjaya minta di hancurkan dia.
Dia calon istriku, lalu apa salahnya aku menyentuhnya? Kita satu minggu lagi akan menikah, undangannya akan aku kirimkan nanti. Jangan lupa datang nya!
Balas Aftar.
Arga yang sedang duduk karena baru selesai acara, dia membuka ponselnya lalu membaca balasan pesan dari Aftar.
"Dasar Aftar s*lan, sampai kapanpun aku tidak akan rela Kinan bersamamu." Batin Arga dalam hatinya.
"Sayang, kamu kok main ponsel terus. Inikan malam pertama kita, kamu pergilah mandi dan ayo kita kita nikmati malam ini dengan bahagia." Vira duduk di sebelah Arga sambil menyandarkan kepalanya di bahu laki-laki yang baru beberapa jam sah menjadi suaminya.
"Vira, aku lelah! Aku istirahat dulu!" Tolak Arga dan dia beranjak dari tempat duduknya lalu berbaring di atas tempat tidur.
Rasa Vira kesal sekali, bisa-bisanya di malam pertamanya Arga mengabaikan dirinya dan malah tidur.
"Sayang...." Rengkek Vira dengan manja.
"Tidurlah, atau aku akan keluar dari kamar!" Sentak Arga, yang membuat Vira diam dan langsung berbaring di sebelah Arga tidur.
"Ini semua pasti gara-gara gadis tadi, dasar gadis pembawa sial." Batin Vira dalam hatinya.
____
Kinan baru saja selesai mandi dan dia sudah berganti pakaian yang sudah di siapkan oleh Aftar.
Kinan hanya duduk di tepi ranjang, dia tidak berani menatap wajah tampan Aftar yang sedang duduk di sofa.
"Kamu, sudah selesai mandi?" Tanya Aftar dengan tatapan dingin.
"Sudah pak." Jawab Kinan dengan nada lembut.
"Tunggulah, aku mandi dulu setelah mandi baru kita pergi makan." Aftar berlalu pergi ke kamar mandi.
Sambil menunggu Aftar, Kinan berdiri di dekat jendela dia melihat pemandangan luar begitu indah.
"Malam ini, begitu terang bulan. Tapi hatiku sedih, apakah aku pantas aku bersedih karena laki-laki yang sudah punya istri?" Kinan merasa dirinya bodoh, karena terus memikirkan Arga yang sudah menikah.
Arga sudah menikah, Aftar juga sedang menunggu wanita yang selama ini dia cintai sedangkan Kinan dia bingung akan nasibnya, dia akan menikah dengan Aftar tapi sayangnya itu hanya sebuah pernikahan kontrak saja.
"Hidupku berantakan." Kinan meneteskan air matanya, dia meratapi nasibnya yang begitu malang.
"Tidak ada yang akan membuat hidupmu berantakan selama ada aku di sampingmu." Cetus Aftar, yang ternyata sudah berdiri di belakang Kinan.
Dengan cepat Kinan menghapus air matanya, lalu dia menoleh ke sumber suara dan berusaha tersenyum bahagia.
"Tidak usah pura-pura bahagia, jika kamu bersedih kamu ingin menangis, maka menangislah!" Aftar menganggukkan kepalanya dan Kinan tersenyum tapi air matanya terus berjatuhan membasahi pipi mulusnya.
Aftar berjalan mendekati Kinan, lalu mengarahkan kedua tangannya ke pipi Kinan untuk menyeka air mata Kinan.
"Jangan menangis, percayalah masih banyak laki-laki lain yang menginginkan cintamu!" Aftar berusaha menghibur Kinan.
Kinan tidak tahu, laki-laki yang seperti apa yang menginginkan cinta dari Kinan? Apalagi setelah 100 hari pernikahannya, maka status Kinan akan berubah menjadi seorang janda.
Tangis Kinan tambah pecah dan Aftar langsung membawa Kinan masuk ke dalam pelukannya, dia berusaha menenangkan Kinan dari tangisnya.
"Setelah 100 hari, aku akan menjadi janda." Kinan menangis di dalam pelukan Aftar.
BERSAMBUNG🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
Syarifah melda
lnjot
2022-02-21
0
annie 💜💜💜💜💜💜💜
kadian vino😁😁😁😁
2022-02-19
0
Hartin Marlin ahmad
sabar kinan nanti kamu akan menemukannya mungkin orang itu adalah aftar sendiri orang yang akan menjadi penggantinya
2022-02-16
0