Seketika Aftar membayangkan jika dia menceraikan Kinan, maka Kinan akan berstatus janda dan tentunya janda cantik dan masih sangat muda.
"Aku tidak bisa membayangkan jika Kinan menyandang status janda Aftar Sanjaya." Aftar melihat kearah Vino dan Vino malah mendengus kesal.
"Dasar Pak Aftar, pernikahan buat mainan aku sumpahin mudah-mudahan Pak Aftar jatuh cinta pada Nona Kinan." Batin Vino dalam hatinya.
"Jangan buat dia jadi janda pak, kasian dia masih sangat muda." Jawab Vino dengan tatapan mata yang begitu serius.
"Karin tetap di hatiku, jadi aku hanya akan menikah 100 hari dengan Kinan. Setelah Karin pulang aku akan menikah dia," Aftar begitu yakin dengan kata-katanya.
Vino mengangguk-anggukkan kepalanya, tapi dia percaya cinta itu bisa timbul kapan saja dan Vino berharap Aftar tidak akan membuat pernikahannya menjadikan mainannya.
"Karin sudah bahagia dengan laki-laki lain." Cetus Vino dan dia beranjak dari tempat duduknya begitu saja.
"Hey, br*ngsek jelaskan apa maksudmu!" Pinta Aftar, tapi Vino hanya mengabaikannya saja.
"Pikirkan saja sendiri pak, aku sedang malas mengurusi kisah cintamu yang begitu rumit pak." Batin Vino dalam hatinya.
Sungguh Aftar merasa kesal, apalagi Vino meninggalkannya begitu saja.
Aftar ngedumel sendirian gara-gara Vino pergi meninggalkannya begitu saja. Jika Vino tetap berada di ruangan Aftar maka Vino akan pusing di buatnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurutnya konyol, apalagi kalau ngomongin soal Karin rasanya Vino ingin menjadi pura-pura budek.
Aftar duduk di kursi kerjanya, tapi rasanya jenuh karena memang hari ini dia juga tidak terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Aftar mengirim pesan ke Kinan.
Kinan, keruanganku sekarang! Buatkan aku teh juga yang tidak terlalu manis dan juga tidak terlalu pahit.
Melihat ada pesan masuk, Kinan membukanya.
"Apa Pak Aftar, ini sudah gila selalu meminta di buatkan teh yang tidak jelas seperti ini." Kinan menggelengang kepalanya, rasanya dia kesal tapi mau bagaimana lagi, Aftar itu bos nya jadi dia harus membiarkannya.
Kinan membalas pesan dari Aftar.
Bapak, ingat saja kenangan bapak bersama mantan! dengan emoticon meledek.
Aftar membaca balasan pesan dari Kinan, seketika wajah tampan Aftar berubah menjadi kesal.
"Dasar, awas saja nanti jika kita ketemu." Batin Aftar dalam hatinya.
Aftar menaruh kembali ponselnya di atas meja kerjanya, dia sibuk dengan laptopnya Sambil menunggu Kinan datang.
Setelah selesai membuat teh, Kinan langsung membawanya ke ruangan Aftar.
"Cie, yang lagi dekat dengan Pak Aftar." Ledek Caca sambil tersenyum pada Kinan.
"Ehh Kak Caca, apasih kak? Itu hanya gosip orang-orang kantor saja kak." Jawab Kinan malu-malu.
"Pasti ini gara-gara kejadian tadi pagi, waktu aku dan Pak Aftar gandengan tangan." Batin Kinan dalam hatinya.
"Kinan, lagian kalau kamu benar-benar dekat dengan Pak Aftar aku mendukungmu." Kata Caca sambil tersenyum bahagia.
"Sudahlah kak, aku mau mengantar teh buat Pak Aftar dulu." Kinan tersenyum malu-malu dan berlalu pergi dari hadapan Caca.
Caca tersenyum sambil melihat Kinan yang sedang berjalan menuju ruangan Aftar.
"Sekarang, Pak Aftar mintanya di buatkan teh sama Kinan. Aish jangan-jangan mereka sudah saling menaruh perasaan." Caca tertawa dalam hatinya.
Mungkin buat orang-orang yang melihatnya bisa dekat dengan seorang Aftar Sanjaya itu suatu kebahagiaan, apalagi Aftar adalah pengusaha muda yang sukses dan cucu satu-satunya dari keluarga Sanjaya. Jadi buat wanita yang akan di jadikan istri oleh Aftar itu suatu keberuntungan wanita itu.
Sayang Kinan hanya akan di jadikan istri 100 hari oleh Aftar, tapi ya kita tidak tahu ke depannya akan seperti apa?
_____
Sesampainya di ruangan Aftar, Kinan mengetuk pintu ruangan Aftar.
"Tok...tok...tok...." Kinan mengetuk pintu ruangan Aftar.
"Masuklah, pintunya tidak di kunci!" Suruh Aftar dari dalam ruangannya.
Kinan membuka pintunya, lalu dia masuk ke dalam ruangan Aftar.
"Kunci pintunya!" Suruh Aftar dengan nada begitu dingin.
Kinan mengunci pintu ruangan Aftar.
"Apa dia sudah berubah menjadi manusia es lagi? Tapi tunggu, untuk apa dia menyuruhku mengunci pintu ruangannya? Apa jangan-jangan dia akan berbuat macam-macam padaku?" Pikiran Kinan mulai kacau.
Kinan menarik nafasnya, lalu dia berjalan menuju meja kerja Aftar. Dengan tangan yang begitu gemetaran Kinan menaruh teh yang di bawanya di atas meja kerja Aftar.
"Ini teh rasa mantan?" Tanya Aftar dengan tatapan datar.
Kinan tersenyum kecil.
"Iya rasa mantan, lagian nyuruh buat teh saja bikin orang pusing tidak terlalu manis, tidak terlalu pahit." Batin Kinan dalam hatinya.
"Sesuai pesanan bapak." Jawab Kinan.
"Duduklah!" Kata Aftar sambil mencoba buatan Kinan.
"Ini manis sekali, aku kan bilang jangan terlalu manis dan jangan terlalu pahit." Aftar menaruh kembali cangkir yang berisi teh ke meja kerjanya.
Betapa kesalnya Kinan, dari tadi Aftar terus memancing emosinya tapi karena Kinan hanya seorang cleaning servis lagi-lagi Kinan kembali menahan amarahnya.
"Pak, saya bingung bagaimana cara membuat teh yang tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit." Keluh Kinan dirinya sudah pasrah.
"Sudahlah, lupakan masalah teh! Kamu cukup temanin aku saja di ruanganku!" Jawab Aftar dengan nada pura-pura kesal.
"Setidaknya, aku bisa melihat wajah cantiknya." Batin Aftar dalam hatinya.
Kinan menuruti apa kata Aftar, kini Kinan hanya duduk sambil memperhatikan Aftar yang sedang sibuk dengan laptopnya.
____
Jam menunjukkan pukul 10 pagi dan Arga baru pulang ke rumahnya dari semalam.
Vira yang sedang duduk sambil menonton televisi, melihat suaminya baru pulang sebenarnya hatinya begitu sedih. Tapi Vira juga tidak mau berdebat jadi hanya diam saja.
"Kamu tidak masak?" Tanya Arga seenaknya sendiri sambil membuka tudung saji di atas meja makan.
"Aku tidak masak, mau masak buat siapa? Aku kira suamiku lupa jalan pulang." Jawab Vira tanpa expresi.
Arga rasanya kesal sekali, sudah pagi-pagi tadi di buat marah oleh Aftar. Sekarang istrinya juga membuat dirinya semakin kesal.
"Dasar istri tidak berguna!" Sentaknya sambil membanting tudung saji yang ada di atas meja.
Vira hanya diam dan membiarkan suaminya melakukan apa saja yang suaminya mau. Vira juga enggan meladeni suaminya yang sukanya marah-marah tidak jelas.
Dalam hati Vira, sabar Vira kalau kamu mau meminta cerai juga tidak sekarang. Tidak mungkinkan baru menikah beberapa hari lalu terus kamu tiba-tiba meminta cerai.
"Kamu juga suami tapi tidak bisa menghargai istri." Jawab Vira dengan kenyataan yang ada.
"Berani sekali kamu menjawab!" Arga berjalan menuju ke tempat Vira duduk, hampir saja tangan kekarnya mendarat di pipi Vira tapi Arga tidak jadi melakukannya.
"Aku tidak boleh kasar dengan seorang wanita, biar bagaimanapun dia adalah istriku." Batin Arga dalam hatinya.
"Apa? Tampar kalau mau tampar!" Vira mendekatkan pipinya ke Arga.
Arga menatap Vira dengan tatapan penuh amarah, karena tidak mau sampai marah pada Vira akhirnya Arga masuk ke dalam kamar.
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
Hartin Marlin ahmad
hati mu mulai ada rasa ingin memilik kinan aftar
2022-02-16
0
Kayla Hasifa Hasifa
aftar suka sama kinan tapi gengsi nya besar😄😄😄
buat vira yang sabar ya menghadapi suami mu😔😔😔
2022-02-14
0
Dwi Yuningsih
vina tegas tapi tetap harus sabar
2022-02-12
0