Aftar membalas pelukan sang kakek, Melihat kakeknya tersenyum itu membuat Aftar sangat bahagia. "Demi kakek aku akan lakukan apapun." Batin Aftar dalam hati.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, Aftar berpamitan pada sang kakek untuk pulang.
Diperjalanan menuju ke rumahnya Aftar
Terus mengemudi dengan kecepatan santai, Sesampainya dirumah Aftar langsung memarkirkan mobilnya diteras depan rumahnya.
Aftar masuk ke dalam rumahnya yang langsung disambut oleh kepala pelayan yang ada dirumahnya.
"Selamat malam Mas Aftar," Sapa kepala pelayan yang bernama Pak Arif.
Pak Arif adalah laki-laki yang berusia sekitar 50 tahun, Beliau adalah orang kepercayaan Kakeknya Aftar.
"Selamat malam Pak." Dengan sopan Aftar membalas sapaan Pak Arif.
Mungkin Aftar adalah laki-laki yang dingin dan dia tidak suka jika perintahnya di bantah oleh orang lain, tapi Aftar selalu bersikap sopan pada Pak Arif karena beliau juga yang sudah ikut merawatnya selama ini.
Pak Arif hendak mengambil tas kerja yang ada ditangannya Aftar, namun dengan cepat Aftar menahannya.
"Biar saya bawa sendiri saja pak." Dengan lembut Aftar mengatakan pada Pak Arif, Pak menganggukan kepalanya dan Aftar segera berjalan menuju ke kamarnya.
Aftar menaruh tas kerjanya diatas meja kerjanya yang ada di dalam kamarnya lalu dia mengambil handuk untuk segera mandi karena tubuhnya sudah begitu lengket karena aktivitasnya seharian ini.
"Badanku pegal sekali coba saja kalau aku sudah punya istri pasti ada yang mejitin." Aftar memijat tekuk lehernya yang merasa pegal karena seharian berkerja.
Sesampainya dikamar mandi Aftar menanggalkan seluruh pakaiannya, Malam ini Aftar berendam di bathtub dengan air hangat.
Setelah selesai mandi Aftar memakai handuknya keluar dari kamar mandi, Aftar langsung menuju ke ruang ganti yang ada di dalam kamarnya.
Ruang ganti yang begitu mewah semuanya tertata rapi, membuat Aftar lebih mudah jika berganti pakaian.
Aftar mengambil salah satu baju tidurnya dan memakainya, setelah berganti pakaian Aftar langsung berjalan menuju ranjang tempat tidurnya.
"Lelah sekali hari ini." Keluh Aftar yang langsung membaringkan tubuhnya diatas kasurnya yang empuk.
Aftar terus memikirkan masalah pernikahan kontraknya dengan Kinan "Haruskah aku menikah dengan gadis itu?" Batin Aftar merasa ragu.
Aftar terus membayangkan betapa juteknya Kinan, menurut Aftar Kinan itu seorang gadis tapi dia tidak ada imut-imutnya selalu saja Kinan itu bersikap jutek pada dirinya.
Tapi mau bagaimana lagi? Menurut Aftar Kinan adalah gadis yang cocok untuk membuat dirinya keluar dari masalahnya. Aftar yakin dirinya pasti tidak akan jatuh cinta pada Kinan gadis yang jutek itu. Tapi ntahlah ke depan akan seperti apa?
"Sudahlah ini semuanya demi kakek!" Tegas Aftar yang enggan memikirkan masalah pernikahan kontraknya dengan Kinan, Aftar memejamkan matanya dan melupakan masalahnya.
Kinan
Kinan masih terjaga kini dirinya sedang melihat undangan pernikahan dari sang mantan "Mas Arga, Haruskah aku hadir ke acara pernikahanmu dengan Vira gadis pilihan orang tuamu?" Kinan bertanya dalam hatinya.
"Sudahlah aku datang saja! Lagian itu hanya pernikahan dan aku juga sudah putus dengan Mas Arga." Kinan berusaha menyakinkan dirinya sendiri.
Malam semakin larut Kinan membaringkan tubuhnya mungilnya di atas ranjang tempat tidurnya, Kinan terdiam kini pikiran Kinan sedang memikirkan masalah pernikahan kontraknya dengan Aftar.
"Pak Aftar, Laki-laki dingin itu akan menjadi suamiku, Ntahlah aku tidak bisa membayangkan semua itu." Kinan geleng-geleng kepala karena tidak percaya akan takdirnya yang harus menikah dengan Aftar.
Membayangkan betapa dinginnya Aftar, pasti jika tinggal dengan manusia es seperti Aftar. Kinan harus punya kesabaran yang tinggi.
Kinan terlalu lelah memikirkan semua masalahnya, dia sudah capek dengan pekerjaan di tambah sang bos menambah masalah untuk dirinya "Sudahlah, mending aku tidur saja!" Kinan memejamkan matanya dan dia menutup kepalanya dengan bantal.
Pagi yang cerah, matahari yang sudah terbit menyusup masuk ke dalam kamar Kinan, perlahan-lahan Kinan membuka matanya lalu mengucek-ucek matanya.
Kinan menguap, rasanya dia masih sangat mengantuk " Jam berapa sekarang?" Tanya Kinan pada dirinya sendiri.
Melihat jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Kinan bergegas mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kerja.
Kinan tampak panik "Aish, kalau aku terlambat pasti Pak Aftar akan marah-marah," Kinan terus menggerutu sendiri.
Dia buru-buru berganti pakaian, setelah selesai bersiap-siap tanpa sarapan terlebih dahulu, Kinan langsung buru-buru berangkat karena jika terlambat pasti dia akan terkena marah oleh bosnya yang galak super dingin itu siapa lagi kalau bukan Aftar Sanjaya?
Kinan keluar dari rumahnya, tidak lupa dia mengunci pintu rumahnya sebelum dia pergi kerja. Kinan buru-buru, dia berlari dan tiba-tiba dia menghentikan langkah kakinya karena ada mobil mewah yang ada di depan rumahnya, bahkan mobil itu terus mengklaksoni dirinya membuat Kinan berdecak kesal mendengar klakson mobil itu.
"Siapa sih? Sombong sekali? Mentang-mentang mobilnya mewah, bagus, seenaknya saja dia terus mengklaksoni diriku ini, memang apa salahku padanya?" Gerutu Kinan, raut wajahnya tampak kesal, dia pergi berjalan menghampiri mobil itu rasanya kesal sekali, sungguh mobil tidak punya ahlak.
Mobil warna merah bercorak hitam itu, sungguh ntah itu mobil siapa? Akhirnya karena merasa sangat kesal, Kinan menghampiri mobil itu, dia mengetuk-ngetuk jendela mobil itu dengan kasar.
"Hey, siapa sih anda? Dasar tidak sopan! Anda terus-terusan membunyikan klakson anda, apa anda sadar anda itu sudah menganggu telingaku dengan klakson mobil anda itu." Kinan terus mengoceh, sambil mengetuk-ngetuk jendela pintu mobil itu.
Seseorang di dalam mobil itu mendengus kesal, apalagi melihat Kinan mengetuk-ngetuk pintu mobilnya sambil mengoceh tidak jelas, rasanya orang itu ingin sekali menarik bibir mungil Kinan.
"Selain dia jutek, dia juga suka marah-marah." Batin Aftar dalam hatinya.
Orang itu membuka pintu mobilnya dan Kinan segera menyingkirkan dirinya dari depan pintu mobil itu.
"Apa, dia tidak punya sopan satun?" Ucap Kinan malas.
Kaca jendela mobil itu memang tidak bisa di lihat dari luar, jadi biarpun Kinan mengetuk-ngetuk pintu jendela mobilnya, Kinan tidak melihat siapa yang ada di dalam mobil itu?
Ketika orang itu keluar dari dalam mobilnya, mata Kinan membulat sempurna dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini? Dia ingin kabur dari tempat itu, tapi rasanya sudah tidak mungkin karena orang itu sudah tepat berada di hadapannya dan tatapan mata orang itu juga sangat garang membuat Kinan deg-deggan.
"Haaahhh.....?" Kinan terkejut melihat orang itu, dia langsung mengeluarkan senyum paksanya.
"Mimpi apa, aku semalam?" Tanya Kinan pada hatinya.
BERSAMBUNG🤗
Terimakasih para pembaca setia 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
Nyoman Sartini
lanjut
2022-07-04
0
Lyaaa
baru baca di 2022 😁✌
2022-06-11
1
Novianti Adrial
dijemput babang....
🤣
2022-02-19
0