Aftar dan Kinan langsung membawa Sanjaya pulang ke rumah.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya mereka sampai di rumah.
Aftar dan Kinan langsung mengantarkan Sanjaya ke kamarnya, dengan penuh perhatian Kinan dan Aftar memapah Sanjaya sampai di tempat tidur.
"Kakek, berbaringlah!" Suruh Kinan dengan nada begitu lembut.
Kinan membantu Sanjaya berbaring di tempat tidur, Aftar juga melakukan hal yang sama. Setelah Sanjaya berbaring, Aftar duduk di sebelahnya Kinan juga duduk di sebelah Aftar.
"Kakek, Kinan buatkan bubur dulu ya, kakek makan dulu terus minum obat." Kinan beranjak dari tempat duduknya, tiba-tiba Aftar menarik tangannya "Kenapa sayang?" Tanya Kinan dengan gugup.
"Aku juga lapar, aku belum makan dari tadi." Jawab Aftar, membuat Sanjaya tersenyum simpul "Buatkan, calon suamimu makanan juga nak!" Suruh Sanjaya dengan nada lembut.
Kinan menganggukkan kepalanya "Iya kek, Kinan buatkan buat calon suami Kinan juga." Jawab Kinan sambil tersenyum, Kinan berlalu pergi keluar dari kamar Sanjaya.
"Lihat, kamu benar-benar pandai mencari calon istri. Dia begitu perhatian dan sangat sopan," Sanjaya memuji-muji Kinan, Aftar tersenyum terpaksa.
"Kakek, tidak tahu saja juteknya gadis itu seperti apa?" Gumam Aftar dalam hatinya.
"Iya kek, Aftar kan memang pandai kalau mencari seorang wanita." Jawab Aftar membanggakan dirinya sendiri.
"Pandai, tapi dari dulu di suruh menikah susah sekali." Omel Sanjaya pada cucu satu-satunya.
"Kakek, dulu aku belum bertemu dengan Kinan jadi aku belum mau menikah, sekarang aku sudah bertemu dengan dia kek dan aku yakin dia adalah jodohku." Aftar tertawa kecil, di mata Aftar terlihat Aftar begitu bahagia.
Sanjaya dan Aftar membicarakan Kinan dengan bahagia, Aftar juga tampak bahagia permainan dramanya kali ini terlihat begitu nyata, matanya mengatakan kalau dia sudah mulai menyukai Kinan.
Kinan di dapur sedang sibuk membuat makanan untuk Aftar dan kakeknya, di dapur dia di temanin dua Art yang memang bagian masak memasak.
"Nona, biar saya saja yang masak." Kata Bi Inem, dia adalah art bagian dapur.
"Ini sudah mau selesai Bi," Jawab Kinan dengan nada lembut.
Dalam hati Inem, Pak Aftar sungguh pandai sekali mencari wanita untuk di jadikan istri. Dia pintar masak bahkan tutur katanya begitu lemah lembut.
"Baiklah Nona, saya kerjakan yang lain dulu ya." Pamit Inem dan di anggukin oleh Kinan dengan sopan.
Setelah beberapa lama, akhirnya bubur yang Kinan buat untuk Sanjaya sudah jadi, Kinan juga membuatkan nasi goreng untuk Aftar.
Kinan langsung menata makanannya di atas piring, lalu langsung membawanya ke kamar.
Sesampainya di kamar, Kinan melihat Aftar dan kakeknya sedang mengobrol dengan begitu bahagia.
"Nenek, jika nenek masih hidup pasti kita bisa tertawa bahagia berdua." Batin Kinan dalam hatinya.
Selama ini Kinan hanya hidup dengan neneknya, setelah neneknya meninggal Kinan menjalani hidupnya sebatang kara kesepian sering melanda dirinya sendiri, tapi mau bagaimana lagi? Semua ini takdir, jadi Kinan menjalaninya dengan ikhlas dan sabar.
"Kinan, masuklah nak!" Suruh Sanjaya yang melihat Kinan hanya berdiri di ambang pintu kamarnya.
Kinan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Sanjaya, lalu Kinan menaruh makanannya di atas nakas meja dekat tempat tidur.
"Makanan aku mana, sayang?" Tanya Aftar dengan nada lembut.
Di hadapan sang kakek, Aftar tidak berani berbicara pada Kinan dengan nada datar ataupun raut wajah dingin. Karena dia takut kakeknya akan marah dan menjewer telinganya di hadapan Kinan, malu sekali jika itu sampai terjadi.
Kinan mengambil nasi goreng yang sudah siapkan untuk Aftar "Ini, aku buatkan nasi goreng." Kinan memberikan piring berisi nasi goreng pada Aftar.
Aftar tersenyum manis dan menerima piring yang berisi nasi goreng itu dengan senang "Terimakasih, calon istriku." Kata Aftar malu-malu.
Sungguh Kinan ingin tertawa, melihat sikap Aftar saat ini tapi dia takut Aftar akan menyentil jidatnya "Sama-sama, makanlah yang banyak biar sehat." Jawab Kinan sambil tersenyum.
Dalam hati Sanjaya, terimakasih engkau sudah mempertemukan Kinan dengan cucuku aku yakin Kinan adalah gadis yang baik, jadi biarpun suatu saat aku pergi meninggalkan Aftar untuk selamanya, maka Kinan akan bisa menjaga Aftar dengan baik. Dia adalah cucuku satu-satunya dari kecil dia sudah menikah yatim piatu mudah-mudahan kamu selalu bahagia cucuku.
"Kakek, kakek makan dulu ya! Kinan suapin kakek," Kata Kinan, sambil mengambil mangkok yang berisi bubur.
Sanjaya menganggukkan kepalanya, dengan sabrar suap demi suap Kinan suapkan bubur buatannya ke mulut Sanjaya.
Sambil menikmati nasi goreng buatan Kinan, Aftar diam-diam tersenyum melihat Kinan begitu telaten merawat kakeknya.
"Masakan Kinan sangat enak, dia begitu sabar merawat kakek. Apakah kelak Karin bisa menjadi seperti Kinan? Di otak dia hanya ada karir dan karir saja, padahal uangku sudah banyak tapi ntah apalagi yang dia cari?" Batin Aftar dalam hatinya.
"Nak, kakek sudah kenyang." Kata Sanjaya dengan nada lembut.
"Iya kek, sekarang kakek minum obat dulu ya!" Jawab Kinan, sambil mengambil obat yang ada di atas nakas meja dekat tempat tidur.
Sanjaya menganggukkan kepalanya "Aftar, kamu dari tadi makan hanya sendirian, suapi Kinan juga pasti dia belum makan!" Cetus Sanjaya tiba-tiba, seketika Aftar menjadi salah tingkah.
"Kakek, dia kan sudah besar nanti biar dia makan sendiri." Tolak Aftar dengan alasan yang masuk akal.
"Kakek, ini apa-apaan masa aku harus meyuapi Kinan?" Batin Aftar dalam hatinya.
"Kakek, ini minum obatnya dulu!" Kinan memberikan obat yang sudah di kupas dan satu gelas air putih pada Sanjaya.
Sanjaya meminum obatnya, lalu setelah selesai Sanjaya memberikan gelas yang berisi air putih itu pada Kinan "Terimakasih ya nak." Kata Sanjaya sambil tersenyum.
"Sama-sama kek." Jawab Kinan membalas senyum Sanjaya.
"Aftar, suapi Kinan! Kakek tidak mau tahu." Paksa Sanjaya, akhirnya Aftar hanya bisa menuruti apa kata sang kakek.
Aftar menyuapi Kinan suap demi suap, biarpun terpaksa tapi Aftar meyuapi Kinan dengan sabar.
"Makan yang banyak, biar kamu gendut!" Kata Aftar dengan senyum meledek.
"Kakek dia meledekku!" Kinan mengadu pada Sanjaya dengan manja.
"Aftar, jangan menganggunya atau kakek akan menjewer telingamu." Omel Sanjaya dengan tatapan marah pada Aftar.
Dalam hati Aftar, sekarang kakek pun berpihak pada Kinan. Baiklah Kinan kali ini kamu menang karena ada kakek membelamu.
"Dasar tukang ngadu!" Omel Aftar dan langsung di tatap garang oleh kakeknya "Aftar, ingat Kinan adalah calon istrimu jadi sayangi dia. Kalau kamu sampai menyakiti hatinya, maka kakek akan mencoret kamu dari daftar keluarga!" Sanjaya menatap Aftar dengan begitu serius.
Sanjaya memang tidak suka jika sampai cucunya menyakiti hati seorang wanita, karena itu tidak baik.
Sungguh kalau di hadapan kakeknya, Aftar tidak bisa berbuat apa-apa.
"Aftar tidak akan menyakiti Kinan kek, Aftar sayang padanya." Jawab Aftar dengan nada lembut.
Kinan hanya tersenyum, Kinan sadar ini hanya sebuah sandiwara cinta yang harus dia dan Aftar perankan saja.
"Seorang wanita memang harus di sayangi nak, karena itu adalah tulang rusuk kita nak. Jadi kalau kamu sampai menyakitinya sama saja kamu menyakiti tulang rusukmu sendiri." Tutur Sanjaya dengan begitu lembut.
Seketika Aftar hanya diam saja dan dalam hatinya di penuhi dengan kesalahan yang telah dia lakukan.
BERSAMBUNG 🙏
Terimakasih para pembaca setia 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
annie 💜💜💜💜💜💜💜
kenapa ada kata menikah ???
2022-02-20
0
Hartin Marlin ahmad
makin aku baca mskin seru
2022-02-16
0
Dwi Yuningsih
lanjut ...
2022-02-12
0