20. Ryan

Rani mencoret hari 11 karena itulah angka Ryan mati walau itu sangat membuatnya ketakutan, kejadian sebelumnya saat semuanya pingsan dan Adly tiba-tiba hilang tidak ada. Ryan juga mengatakan tidak mengetahui Adly kemana, tapi wajahnya jadi sangat sedih saat ditanya tentang hal itu.

Saat ini lelaki itu sedang menonton televisi bersama Widya. Gadis itu menguap beberapa kali karena tidak tidur, dia terus berpikiran tentang soal Adly yang sampai saat ini tidaklah pulang.

Matanya menatap berita dengan saksama, "pemberontakan organisasi Belati Putih ?! A-apaan ini..?! Apa Adly baik-baik saja ?!"

"Semoga.. kita berharap saja," timpal Ryan dengan wajah suram. Melihat itu Widya sama sekali tidak paham tentangnya karena kelihatan aneh setelah Adly pergi, dia menghembuskan napasnya dan duduk menyender pada sofa dengan wajah yang biasa saja walau dalam hatinya dia begitu cemas.

Sedangkan Alia sedang memegang pedang kayu dan melatih teknik dari ayahnya, dia memegangnya dengan cukup erat dan tetap mengingat bagaimana teknik pedang yang diajarkan ayahnya. Mengandalkan sebuah kecepatan tinggi, mampu untuk memotong tangan dan kaki lawan. Alasan Adly mengajarkan teknik ini pada Alia, dia tidak ingin sampai anaknya membunuh seseorang.

Alia menurunkan pedangnya, "cukup ayah saja yang membunuh.. aku jangan ?..."

Ucapan Alia terdengar dewasa tapi dia masih bocah yang berpikir dewasa. Baginya ayah tetap ayahnya hanya saja, anak itu tidaklah bodoh dan dia paham maksud dari ayahnya. Sudah lama tahu kalau ayahnya itu seorang pembantai, dia disegani di seluruh kota. Melihat pisau dan gerakannya juga membuat orang ketakutan.

Namun, dia punya alasan tersendiri untuk memegang senjata itu dengan erat dan alasan itu sangat dikagumi Alia. Walau.. kekaguman itu nantinya akan terus bertambah seiring waktu berjalan, begitu juga dengan kertas yang sedang terbang turun ke arahnya.

Di langit ada sebuah kertas merah putih platinum sedang melayang karena angin, melihatnya tidak asing baginya dia menangkapnya. Setelah tertangkap oleh tangannya, anak itu sadar kalau ini adalah tulisan ayahnya. Yah.. karena ayahnya itu payah dalam tulisan tangan.

Alya tersenyum masam, "ya tulisan ceker ayam ayah sih ya..."

"Kamu anak yang terlalu kejam pada ayah kamu."

"Siapa itu ?!" Kaget Alia mendengar suara itu. Tiba-tiba sebuah suara datang, dia melihat sekitarnya kalau tidak ada apapun atau seseorang sekalipun. Melupakannya dengan pikiran kalau hanya perasaannya saja, dia membacanya sebentar dan wajahnya membaca surat begitu terkejut.

Pupil matanya bergetar dengan gigi yang terdengar getaran. Tangannya gemetaran, dalam beberapa detik kemudian dia berteriak histeris dan memegang kertas itu kuat-kuat. Setiap kata dalam surat membuatnya tidak bisa tenang, tetap teringat dengan kata-kata itu. Dia memukul pohon yang ada didekatnya.

Dia meneteskan air matanya, "ayah! Kau begitu bodoh!.. kenapa kau tidak membawaku ?!"

"Itu semua demi kamu."

"Siapa kau ?! Keluar cepat...!"

"Aku bukan manusia dan sosok aku takkan bisa kalian mengerti, manusia."

"Lalu mahkluk apa kau ?!" Tanya Alia dengan geram dan marah. Tangannya mengepal kuat ingin mengarahkan pukulan, tapi setelahnya dia menelan ludahnya dan berlari masuk ke dalam rumah.

Saat itu juga Ryan hanya memalingkan wajahnya dari Widya yang matanya terbuka lebar dan mulut ternganga melihat berita. Tidak lama.. dia menggelengkan kepalanya beberapa kali, tangannya menutup mulutnya dan hendak muntah dengan rasa mual dibarengi dengan kesedihan.

"Tidak.. tidak.. ini tidak,.. huh ?!... Tidakk..! Tidak-tidak! Ini tidak nyata!" Ucap Widya beberapa kali. Bersamaan setelah Alia sampai dekatnya, Widya berteriak dan dalam sesaat kehilangan kesadarannya pingsan di atas sofa. Anaknya datang melihat keadaan ibunya, walau hanya ibu angkat sih.

Hanya saja matanya menoleh pada layar televisi yang sedang menyala. Dia mengepalkan tangannya mendatangi depan layar, "begitulah yang diucapkan ketua organisasi Belati Putih, kami turut berdukacita atas kepergiannya dan berkorban demi negara."

"Jangan bercanda!" Teriak Alia sambil memukul televisi dengan tangannya. Layarnya langsung hancur, dia yang masih memegang pedang kayunya mengayunkannya dan menghancurkan benda itu dengan mudahnya. Kekuatan fisiknya tidak seperti anak pada umumnya karena mendapat pelatihan dari ayahnya, alasan dia mempelajari teknik dari ayahnya juga untuk membela dirinya kalau dalam bahaya.

Ryan melihat kemarahan anak itu hanya terdiam, karena berbahaya dan ada listrik di televisi dia beranjak dari tempat duduknya. Mengambil tangan Alia dan memeluknya, tanpa sadar dia juga menangis karena tidaklah mudah untuk melupakan ayahnya walau hanya ayah angkat.

Karena kekuatan anak itu lebih besar dia menendang Ryan dengan mudahnya. Tapi... Sesaat dia melihat kalau ibunya bangun, melihatnya memandang dirinya dengan tatapan mata kosong anak itu datang padanya dan Widya memeluknya.

Widya membuka mulutnya dengan gemetaran, "a-alia.. A-Apa itu benar ?"

"Tidak ibu.. ayah takkan mati begitu saja, itu pasti bohong! Soalnya... Ayah yang paling kuat!"

"Yah.. itu pasti benar.. kare---"

"Tidak! Dia sudah mati!" Kata Ryan dengan nada tinggi menyela gadis itu. Lelaki itu gemetaran dengan apa yang ingin dikatakan olehnya, tapi itu adalah pesan dari seorang teman sekaligus orang yang telah menyelamatkannya beberapa kali. Jikalau tidak ada Adly, dia pasti sudah berada di rumah sakit dan hanya duduk diam saja.

Mengepalkan tangannya dengan kuat dia mengingat apa yang dikatakan oleh Adly sebelum dia pergi, itu sesuatu yang sangat mengejutkan baginya. Sungguh.. tetap saja tidak boleh untuk merahasiakannya dari mereka. Tapi ini belum waktunya.

Mengingat berita tadi, Adly masih sempat untuk bicara soal pesan yang ingin disampaikan pada semua orang.. tidak, seluruh dunia dan mungkin berita itu ditonton banyak orang. Beberapa saat lalu saat mereka menonton televisi yang menyiarkan berita itu.

Dalam layar kaca ada banyak orang atau tim untuk pergi ke tempat sinyal bantuan, setelah mereka menemukan tempat yang sangat asing dan begitu susah untuk dimasuki ternyata ada. Hanya saja.. banyak mayat yang ditemukan dan tumpukan demi tumpukan badan manusia hancur.

Mereka melihat-lihat dan ada seseorang yang mereka kenal sekaligus hormati, berita itu disiarkan secara langsung.

Orang itu tersenyum, "kalian tim penerima sinyal.. darurat, kah ?"

"Ya itu benar! Komandan Adly!"

"Jangan panggil komandan.. Adly saja atau ketua.."

"Baik ketua! Lalu.. apa yang terjadi ?"

"Apa ini siaran langsung untuk televisi ?" Tanya Adly membuat semua tim kebingungan dan mereka sembari membalut luka orang itu, tapi itu mungkin saja tidak akan berguna. Salah satu tim mengangguk dan mengiyakan pertanyaan Adly yang membuat mereka bingung, respon Adly tersenyum dan senang.

Adly menarik napas, "dengarkan.. kalian semua.. dunia dalam keadaan tidak bagus... Hear.. tlosive itu bukan dari.. keturunan.. tapi... Dari... D.... Da.."

"Ketua Adly!... Lanjutkan bicara anda! Anda orang kuat! Mana mungkin mati begini...!"

"Benar! Anda takkan mati begini saja, bukan ?!"

"Buka mata Anda!"

"Ahh.. Widi.. Ali.. cinta kali... Maaf..." Ucapan komandan itu dengan senyum dan hembusan terakhirnya. Semua anggota tim menutup kelopak matanya yang sudah terlihat tidak ada cahaya lagi, mereka menutup wajahnya dengan kain putih dan rintihan tangisan terdengar.

Setelahnya Widya mulai berdiri dari tempat duduknya, lalu tidak bisa menerima kenyataan, dan sangat terpukul dengan berita itu. Hingga Alia tiba dan begitulah kejadiannya.

Terpopuler

Comments

Zahra Fitria

Zahra Fitria

11

2021-05-25

1

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!