06. heartlosive

Remaja lelaki itu sedang menunggu diparkiran yang banyak orang sedang bicara namun tidak dikenali olehnya, setelah beberapa saat menunggu ada seseorang yang datang. Itu adalah dokter yang mengurus Ryan sebelumnya, dia datang dan memberikan uang pada Ryan.

"Apa kamu yakin ?" Tanya dokter sekali lagi. Ryan yang mendengarnya sudah bosan karena beberapa kali dokter itu bertanya hal yang sama berulangkali, berulangkali juga Ryan mendengarnya.

"Ah, aku sangat yakin dan kebutuhan hidup selama sebulan itu sejuta saja tidak akan habis."

Dokter itu menghela napas kemudian tersenyum, "Kamu hemat sekali, kalau bisa bapak ingin gantikan kamu saja untuk mati."

Ryan niatnya tidak ingin bicara, tetapi ingin ada yang dikatakan olehnya dan sekarang mulutnya terbuka mau mengatakan suatu pesan padanya, "Aku tidak memiliki kemampuan apapun, tapi bapak punya dan seperti kerjaan bapak. Selamatkan nyawa orang yang masih bisa diselamatkan, bapak itu pahlawan loh.."

"Sudah lama bapak tidak mendengar ucapan semacam itu!" Jawab dokter sambil menepuk pundaknya Ryan. Ryan tersenyum dan pergi sambil melambaikan tangannya, dia menuju jalanan melihat kalau sudah lampu merah dan dia menyebrang bersama beberapa orang.

Dia menuju rumahnya namun dia tidak ingin pulang, melihat kalau ada sebuah taman banyak anak yang sedang bermain dengan riang gembira. Langit begitu indah dengan cuaca yang cerah, banyak orang yang sedang bercumbu rayu membuat Ryan merasa iri.

Ia ingin menaruh hati pada seseorang kalau tidak memiliki penyakit heartlosive, jika dia tidak usah khawatir akan meninggalkan kekasihnya. Namun itu hanya angan-angan belaka, dia takkan bisa mendapatkan seorang kekasih.

Menghembuskan napas dia melihat ke langit kalau melihat hari ini masih saja cerah, walau dia pikir harusnya mendung dan hujan. Tapi cuaca sama sekali tidak menangis, seperti dirinya yang akan meninggal tapi sama sekali tidak merasakan kesedihan.

Karena dia tidak punya sesuatu yang berharga untuk ditinggalkan...

"Suram sekali hidupku," ujarnya sembari tersenyum dan berjalan. Dia melangkahkan kaki masuk ke dalam cafe, Ryan memesan kopi dan sandwich untuk makan siangnya. Dia begitu lapar tapi tidak ada nafsu makan sekalipun.

Beberapa saat setelahnya pesanan datang dihantarkan oleh pelayan, dia melahap roti itu dengan cukup lahap. Dia pikir nanti takkan bisa merasakan apapun sesudah mati, itulah yang dia pikirkan saat ini dan seteguk kopi dia rasakan sama seperti biasanya. Pahit dan manis.

Dia mengambil ponselnya melihat kalau ada banyak pesan yang datang, semua orang dikelas maupun sekolahnya hampir semuanya sudah tahu soal penyakitnya dan usianya. Besok dia memutuskan untuk tidak sekolah saja... Pasti guru akan mengerti.

Mengambil uang dalam dompetnya, dia mengeluarkan pengeluaran lebih dan menyimpannya di atas meja...

"Mbak, uangnya di atas meja!" Kata Rian memanggil pelayan. Pelayan itu menoleh ke arah Ryan, dia mengangguk dan membuka mulutnya bertanya, "Apa ada kembaliannya ?"

Ryan beranjak dari kursi, "Buat mbak aja."

Pelayan itu menunduk pada Ryan yang sudah pergi, tapi saat dia membuka topinya ternyata orang itu gadis yang memiliki rambut yang diikat dan matanya hanya menatap Ryan yang pergi.

Rani yang terdiam dengan nampan di tangannya, dia hanya menunduk dan sekarang melepaskan pakaian pelayan. Dia membayar salah satu pelayan, karena sepulang dari rumah sakit Rani mengikuti Ryan kemanapun dia pergi. Entah Ryan sadar atau tidak, gadis itu memputuskan untuk terus mengikutinya.

Rani mengejar Ryan, sekarang Ryan masuk ke suatu gang dan melihat ada beberapa preman yang menghadang dirinya. Saat Ryan mengeluarkan sebuah belati, mereka semua tersenyum menyeringai dan membiarkan dia lewat...

"Aku diikuti seseorang, kalian bisa mengerti ?"

"Ah, tenang saja! Kami takkan membiarkan dia lewat!"

"Makasih untuk itu, paman."

"Apa kamu membutuhkan sesuatu ?" Tanya salah satu preman itu. Mendengar pertanyaan darinya, Ryan menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Orang-orang itu melihat keluar gang, mereka tidak sadar ada Rani tapi gadis itu kini sedang terdiam duduk dikursi depan jalanan.

Awalnya dia pikir kalau Ryan tidak menyadari keberadaannya, tapi ternyata dia keliru dan sekarang ia tidak bisa mengikuti Ryan lagi...

***

Besoknya sekolah ada seorang siswa yang alfa, mereka yang merindukan dirinya hanya bisa menunggu saja apakah dia sekolah atau tidak. Guru juga melihat namanya, dia pikir akan mencoretnya karena kenyataan sebulan lagi dia akan meninggal.

Walaupun seperti itu semua orang yang mengenal maupun dekat dengannya tidak ingin ditinggalkan, mereka berharap suatu keajaiban terjadi. Meski itu mustahil sekalipun, mereka hanya berharap saja dan melakukan apapun sebisanya.

Saat bel berbunyi menandakan waktunya untuk pelajaran pertama, ada seseorang yang lihat dari jendela kelas dan Ryan hanya menatap kelas dengan mata yang sendu...

"Ryan !?" Salah satu murid melihatnya. Ryan yang sadar segera pergi, tapi melihatnya pergi Rani langsung keluar dari kelas tanpa memikirkan apapun dan beberapa orang ikut juga dengannya. Guru mau melarang juga takkan bisa, mau bagaimana sekalipun Ryan sudah mau pergi.

Setidaknya ingin memberikan sesuatu hal yang akan diingat olehnya, tetapi Ryan masuk ke dalam gudang dan hari kedua ini sangat begitu kosong baginya. Sesampai teman-temannya berada di hadapannya, Ryan hanya memeluk Zian saja dan itu hanya tipuan.

Padahal Ryan memasukkan sesuatu pada saku Zian tanpa sepengetahuannya...

Ryan menepuk pundaknya, "Kalian lupakan aku, aku hanya mau melihat sekolah ini saja untuk terakhir kalinya."

"Masuklah ke kelas dulu, biarkan semua orang melihat kamu!" Kata Widya agak mendesak. Ryan pergi tanpa mempedulikan perkataannya, Zian yang hendak mau mengejar ada suatu kertas jatuh dari saku jaketnya.

Dia mengambilnya melihat kalau ini adalah sebuah surat bahkan sekilas saja dia sudah tahu kalau ini adalah tulisannya Ryan, sekarang saat membacanya sontak membuat dirinya kaget dan wajahnya begitu tidak bisa menahan tangisan.

Setetes demi tetes terjatuh keluar dari matanya itu dan sekarang semua orang yang bersamanya bertanya-tanya kenapa menangis, merekapun sadar kalau Fauzan sedang membaca sebuah tulisan. Widya mengambilnya dan melihat kalau ada sebuah tulisan yang menunjukan waktu Ryan hidup, umurnya ternyata hanya 29 hari lagi.

Memang kata dokternya Ryan, dia mengatakan kalau remaja itu memiliki umur 3 bulan lagi tapi dalam surat tertulis berbohong. Dia tidak ingin teman-temannya itu akan merasa kehilangan dirinya, Ryan ini dilupakan oleh mereka semua.

Namun, mereka semua tampak sangat tidak bisa merelakan kepergiannya...

"Lalu bagaimana ?" Tanya seseorang memecah keheningan diantara mereka. Mereka tersadar lalu Widya yang paling merespon, dia menggelengkan kepalanya dan sedikit memerah serta menunduk.

"Umurnya itu sangat pendek, dia pasti syok dan tidak bisa berpikir apapun... Dia ingin kalian melupakannya pasti tidak ingin membuat kalian sedih. Begitulah maksudnya," ujar orang itu sambil tersenyum lebar. Angin pun datang menyibakkan rambutnya, dia sekarang terdiam dengan senyuman itu.

Dalam hatinya dia paham betul perasaan Ryan, dia juga memiliki penyakit yang sama tetapi selamanya dan hidupnya akan lama namun, dia tenggelam ke dalam sebuah jurang tanpa dasar...

Terpopuler

Comments

Juleo Hari

Juleo Hari

aaaa

2024-08-19

0

Zahra Fitria

Zahra Fitria

7

2021-05-25

0

Rika_Chan

Rika_Chan

kemampuan membacaku harus di tingkatin lagi nih( ╹▽╹ )

2021-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!