03. heartlosive

Gadis yang bersama Fauzan dan Ryan sekarang menduduki kasurnya, kelihatan sedang memperhatikan temannya yang sedang menahan sakit dan tangisannya. Walau seperti itu kedua orang itu tidak bisa melakukan apapun, Ryan sudah kelihatan sangat menderita.

Fauzan bertanya pada hadis itu, "Widya, apa kamu tidak merasakan kalau Ryan butuh sesuatu ?"

"Aku tidak tahu pasti tapi ya Ryan perlu melawan penyakitnya itu."

Jendela yang sedang terbuka membuat angin masuk menyibakkan rambut mereka berdua, dengan rambut Widya yang panjang sampai ke punggung dan saat itu pun juga Ryan seketika terjatuh tergeletak pingsan, kedua remaja itu sadar kalau temannya pingsan dan melihat keadaannya.

Fauzan bersama Widya mengangkatnya untuk membaringkannya di atas kasur, tetapi dalam hati Fauzan dia mau berteriak dan menangis melihat temannya menderita begini. Itu sangat membuat hatinya sangat kesal.

Mereka keluar dari kamar Ryan, sekejap mata Ryan meronta-ronta di atas kasur dan mereka hanya bisa melihat saja kemudian pergi membiarkannya...

"Hei Fauzan, apa Ryan pernah mengeluh ?" Tanya Widya dengan sembari menunduk. Orang yang ditanya hanya terdiam kemudian pergi begitu saja, tanpa bicara sepatah kata sekalipun. Melihat rumah yang sepi begini sangat membuat Widya begitu merasakan begitu luasnya rumah ini, bukan ukurannya tapi suasananya.

Ryan tinggal di rumah sendirian tanpa orang tua, dia dibuang karena memiliki penyakit itu karena itulah dia dianggap sebagai seorang anak yang akan membuat malapetaka dalam keluarga.

Semua ruangan sangat luas, hanya dengan suara kecil saja sangat bergema dan begitu sunyi senyap sekali seluruh bagian rumah...

Widya melangkahkan kaki, "kuharap kamu bisa datang ke pesta ulang tahun Rani, kuharap."

Gadis itu pergi berlari keluar dari rumah Ryan sambil mengepalkan tangannya, tetap saja berat baginya meninggalkan teman masa kecilnya sendirian tapi mau bagaimana sekalipun tetap saja tidak boleh terlalu lama. Banyak juga yang mengatakan kalau heartlosive akan tambah parah jika penderita merasakan terlalu banyak emosi, seperti marah atau sebagainya.

Termasuk bahagia sampai tertawa, jika terlalu banyak tertawa maka akan kambuh dan itu akan membuatnya langsung memecahkan jantungnya. Walau kedengarannya gila tapi benar...

Setiap detak jantung para pengidap heartlosive akan merasakan tekanan, setelah mereka gugup akan merasakan seperti sesak napas dan kebanyakan saat melakukan hubungan akan membuat mereka menjadi tambah buruk, begitu lupa akan bagaimana bernapas sebentar saja akan buruk.

Banyak kasus dimana para pengidap akan lupa caranya bernapas...

"Apa kita sebaiknya tidak membelikannya makanan saja."

"Tidak usah, banyak sekali larangan untuk penyakitnya dan dia sudah mengisi kulkasnya penuh dengan makanan jadi tak usah khawatir."

"Begitu yah..."

"Kamu menyukai Ryan ?"

"Huh ?"

"Ya kau sangat kelihatan cemas," kata Fauzan sembari terus berjalan. Namun.. Widya hanya terdiam, dia melihat ke atas langit dan menendang punggung Fauzan dengan cukup keras sampai remaja lelaki itu terjatuh tersungkur.

Lelaki itu berdiri menatap gadis yang menendangnya dengan tatapan sinis...

"Dari pada itu! Bagaimana surat untuknya ?!" Tanya Widya dengan wajah memerah. Fauzan yang mendengar langsung darinya tersenyum jahil, dia menggelengkan kepalanya serentak membuat Widya begitu terdiam dan pergi menutup wajahnya sambil berlari dengan cepat.

Bagaikan jet tempur dia melesat hanya meninggalkan debu saja disepanjang jalan, membuat Fauzan merasa heran...

Dia tersenyum masam dan menggaruk kepalanya, "Dia sonik apa ? Cepet amat sih dan ya kurasa sebaiknya aku main game itu lagi..."

Dia mulai melangkahkan kakinya untuk menuju ke rumahnya walau sesekali melihat ke belakang pada rumah Ryan, ada sebuah pohon di depannya yang terlihat sangat begitu tua dan sekarang sudah tumbuh beberapa bunga warna biru. Itu pemandangan yang indah bagi Fauzan.

Malam hari datang dengan bulan yang menampakan dirinya bersama para bintang yang mengelilinginya, Ryan keluar dari rumahnya dan dia menatap pada pohon yang ada di halamannya. Dia melihat kalau sudah ada beberapa bunga, walau kebanyakan sudah mulai mau mati.

Dia duduk di teras sambil menatap pohon itu, begitulah pertemuannya dengan Rani yang mengubah hidupnya...

Kini dalam pikirannya dia memikirkan, apakah Rani ingat soal masa di mana gadis itu menyelamatkan seorang lelaki yang sudah berputus asa dan sebagainya telah hancur. Dia tidak memiliki sesuatu yang berharga lagi, tujuan hidup sekalipun tidak punya, tetapi Rani lah orang yang membukakan matanya membuatnya tersadar.

Dia membuka mulutnya, "Hey Rani, kukira aku takkan bisa ingin hidup lagi tapi cukup untuk kebaikanmu."

Remaja itu bicara sendiri sambil merenungi pertemuannya dengan gadis itu, mereka bertemu dengan pertemuan yang tidak terduga dan kesan pertama yang sangat buruk sekaligus mengerikan. Walau sangat sakit tapi hingga saat ini Ryan masih menahannya, dia hanya ingin melihat sesuatu.

Sesuatu yang diharapkan olehnya, Rani bahagia bersama orang yang dicintainya...

"Apa aku terlalu egois, ayah ?" Tanya dia pada ayahnya yang sudah tiada. Sampai saat di mana napas terakhirnya remaja itu tetap mengharapkan ayahnya pulang, sedang terdiam di teras rumah melihat gerbang rumah.

Tidak ada yang melewatinya, tidak ada motor yang masuk ke halaman, tidak ada pula orang-orang yang bicara dan membahagiakan dirinya. Menunggu saja waktu sampai ia kehilangan semuanya dan tersenyum diakhir.

Gadis itu sedang merapihkan bukunya sambil melihat keluar jendela, dia memperhatikan pohon yang sedang ditebang mengingatkan dirinya soal pertemuannya dengannya. Waktu itu bagaikan mimpi buruk, dia baru keluar rumah tapi melihat hal itu sampai tidak bisa melakukan apapun.

Bagaikan mimpi buruk yang sangat menghantui, tetapi sekarang si mimpi buruk itu berubah menjadi impian baginya untuk ingin selalu bersama mimpi buruk itu apapun yang terjadi...

"Rani, apa kamu susah selesai ?" Seseorang bertanya padanya. Rani pun membalasnya, "Ah, aku sebentar lagi selesai."

Dia menunduk, "begitu yah..."

"Ada apa ? Wajahmu sangat pucat, ada apa ?" Tanya balik Rani padanya. Gadis yang sedang bersamanya hanya terdiam dengan pertanyaan darinya, tidak lama dia berdiri dari tempat duduknya dan keluar ruangan dengan jalan kaki yang begitu manis.

Rani mengambil ponselnya dan mengirimkan beberapa pesan pada orang yang dituju. Begitulah kehidupannya, walau dia tidak meminta terkadang atau seringkali juga orang tuanya memberikan apa yang diminta atau tidak tetap saja.

Walau seperti itu Rani merasa banyak yang hampa, sebelum dan sebelum dia tidak bisa melupakan orang itu sampai sekarang. Kini Ryan juga tidak diinginkan jadi seperti orang itu, begitulah dalam pikiran gadis itu saat ini.

Rambutnya yang diikat begitu indah ditengah ruangan, tetap saja itu terurai oleh angin dan mengurai seperti rambut pada umumnya yang menyibak karena angin...

"Anak itu bodoh banget," katanya sambil tersenyum. Dia merona merah sambil membayangkan dia bersamanya, sebentar saja ingin dia bicara soal hatinya jika saja dia bisa melakukannya dan kuat untuk mengatakannya. Ia pikir hatinya memberanikan diri saja, tapi tetap saja dia masih ingin lelaki duluan bukan perempuan duluan.

Sekali saja gadis itu diterima tidak akan mengecewakan yang memilih, tetapi entah siapa yang tahu masa depan akan tercipta seperti apa dan semacam apapun, manusia hanya perlu memberikan yang terbaik untuk dirinya sendiri...

Terpopuler

Comments

~H∆LUsinN∆SI~

~H∆LUsinN∆SI~

masih dalam proses memahami :v

2021-09-14

3

Zahra Fitria

Zahra Fitria

1

2021-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!