12. Ryan

Hari sangatlah membuat Ryan tidak tenang karena gadis yang sangat dianggap olehnya seperti adiknya sendiri memiliki penyakit yang sama seperti dirinya, menambah-nambah lagi Vina adalah seseorang pengganti organnya. Itu sangat membuatnya sedih.

Mereka sekarang bicara satu sama lain membicarakan banyak hal dengan ekspresi yang berbeda, walau dalam hati ketiga orang dalam kegembiraan itu sedang mengalami kesedihan.

Adly merasakan hal itu meminta untuk pergi keluar, Fauzan menemaninya keluar dari rumah Ryan..

Diluar rumah mereka melihat ke jalanan ada preman yang sedang terdiam, Fauzanan hanya menghela napas dan menepuk pundak Adly agak keras. Lelaki itu berjalan pergi menuju para preman itu, nampak sekali kalau wajahnya sangatlah marah.

Fauzan tersenyum, "kau adalah orang paling gila yang pernah aku temui, Adly."

"Zian.. kenapa kau diam diluar ? Masuklah," ucap seseorang dari pintu dengan suara yang lembut. Menoleh ke belakang, ada seseorang yang sedang berdiri di depan pintu. Sarah adalah kekasihnya Zian, mereka saling tersenyum dan masuk ke dalam bersama. Lihat kalau Ryan sudah kelihatan membaik membuat mereka berdua senang.

Tidak lama kemudian suara tembakan pistol terdengar menciptakan suara keheningan, Ryan yang paling terdiam. Dia segera menghampiri pintu dan menguncinya, wajahnya begitu ketakutan karena mereka datang.

Orang-orang yang hendak mengambil seluruh perabotan rumah dan benda-benda peninggalan dari ibunya, wajahnya sangat ketakutan karena mana mungkin orang seperti dia bisa menangani orang-orang bersenjata dan ayahnya tidak hanya bicara saja, dia bertindak layaknya bukan seorang ayah.

Ditempat Adly, dia babak belur karena orang yang dihadapi olehnya bukan tandingannya. Tangannya berdarah, semua anak buahnya lari begitu saja tanpa sepatah katapun takut pada para pesuruh ayah Ryan.

Adly menyeringai lebar, "kalian takkan kubiarkan lewat."

"Bocah! Kurang ajar..!" Teriak salah satu dari mereka sambil menyerang. Dalam pikiran Adly, dia tidak bisa merasakan sakit dari luka yang diderita olehnya. Sungguh sangatlah menjengkelkan baginya.

Pintu yang tertutup rapat sedang didobrak oleh para anak buah ayahnya Ryan, mereka sedang mencoba masuk ke dalam rumah. Namun, Ryan sedang ketakutan dan hanya terdiam saja. Lemari yang digunakan untuk menghalangi pintu hampir terjatuh, semua teman-temannya hanya bisa pasrah diam.

Fauzan menggigit bibirnya dengan tangan mengepal, menyerahkan semuanya pada Adly bukan pilihan yang tepat. Terlebih lagi dia hanya remaja biasa, bisa bertahan sampai saat ini hanya karena penyakitnya. Memang Adly tidak bisa merasakan sakit membuatnya bisa bertahan lama dalam perkelahian, tetapi bukan itu saja...

"Nyawanya bisa terancam..!" Ucap Fauzan dalam hatinya. Tidak lama mulai bernapas menenangkan dirinya, melihat Ryan yang ketakutan itu tidak bisa dipercaya oleh Rani dan Vina karena seseorang yang kelihatan selalu akan berdiri tegak itu akan begini.

Lemari terjatuh dan pintu sudah hancur, merekapun masuk ke dalam...

Mulai hendak melangkahkan kakinya, Ryan berlari ke depan mereka dan membungkuk dengan meletakan dahi ke lantai bertelekan dengan kedua belah tangan. Melihat itu semua temannya terdiam, tidak ada yang berani bicara.

"O-oi nak.. apa yang kamu lakukan ? Angkat kepalamu."

"Hanya ini yang saya punya untuk mengenang ibu saya! Kumohon! Biarkan..."

"Apa yang kau lakukan ?!" Bentak Adly dengan wajah dan ekspresi yang sangat teramat marah. Dia datang dengan wajah penuh darah, Widya yang melihatnya sontak kaget dan meneteskan air matanya melihat luka yang diderita.

Adly membanting kedua orang itu, mengambil senjata api mereka dan melemparnya menjauh darinya, tangannya membawa sebuah belati yang sudah patah hanya tersisa pegangannya saja. Dia menghampiri Ryan yang masih bersujud.

Menatap ke bawahnya dengan tatapan sinis dan jijik pada Ryan, tangannya merenggut rambutnya Ryan menjambaknya dan melemparkannya hingga menabrak dinding. Berada di depannya, dia menghentakkan kakinya dan menginjak kaki Ryan, teriakannya terdengar hingga luar rumah.

Disaat Rani mendengar suara teriakan Ryan, hendak ingin menjauhkan Adly darinya tapi Fauzan dan Vina menghentikannya...

"Argghh!"

"Kau meminta ampunan ?! Jangan harap! Mereka ataupun aku takkan pernah mengurungkan niat kami!"

"Aku hanya ingin..."

"Orang lemah hanya akan ditindas! Tidak ada yang baik akan hal itu! Kebaikan memang bagus tapi jangan terlalu baik hingga seseorang menghina ataupun menindasmu!"

"Kenapa kamu begini ?" Tanya Ryan dengan wajah yang menahan sakit. Lelaki itu tidak menjawab, dia mengangkat kakinya dan melepaskan injakannya dari Ryan. Fauzan yang melihat itu menghembuskan napas lega, dia masih terpikir soal penindasan sewaktu Adly masih bocah.

Sekarang berbeda sekali dengan dirinya yang dulu, walau dia lemah dan kekuatannya biasa saja. Tetapi jika ada seseorang yang dianggap sebagai musuh olehnya, dia takkan segan-segan untuk membunuhnya. Mengotori tangannya itu hal biasa baginya, bahkan balas dendam susah dilakukan olehnya terhadap beberapa orang.

Adly memalingkan wajahnya ke samping, tidak lama suara tembakan terdengar dan sontak Adly tersenyum lalu berlari keluar dari rumah. Paling sadar hanya Widya seorang, dia berteriak pada Adly dan semua orang tersadar.

Kalau tembakan itu terkena ke tubuh Adly, semua orang panik dan memanggil ambulan...

Widya menarik tangan Adly langsung melihat lukanya, perutnya terkena dan Widya menggeram melihat hal ini. Dia mengambil pistol yang berada di kakinya hendak menembak orang yang menembak Adly, dia menghentikan gadis itu.

Adly menghela napas sambil tersenyum, "Luka ini hal kecil.."

"Luka kecil ?! Bodoh! Kau bisa mati!"

"Mati ? Aku tidak peduli juga.. kupikir sudah bersenang-senang!" Ucap Adly dengan semangat. Namun Widya tidaklah tersenyum atau apapun, tangannya terangkat seketika plaakk suara itu membuat Adly terdiam. Gadis itu meneteskan air matanya, mengalir dengan sendirinya.

Lelaki itu tersadar dengan apa yang baru diucapkan mulutnya, dia merasa bodoh karena mengatakan hal itu dan sekarang wajahnya memelas kemudian menghela napasnya. Kelihatan sedikit melemaskan tubuhnya, dia duduk di tanah.

Dia tersenyum masam, "Widya, maukah kamu peluk aku sampai ambulan datang ?"

"Hah ?! K-kenapa kau mengatakan itu ? Bodo amat!"

"Baiklah kalau begitu Vina..."

"Tidak, aku saja!" Jawab Widya menyela perkataan Adly yang sedang tersenyum. Hanya saja Ryan kelihatan sangat sedih dengan kejadian ini, walau Adly bisa bertahan lama tetap saja itu membuatnya begitu sangatlah sedih dengan apa yang terjadi. Andaikan dia mampu tidak sampai bersujud.

Beberapa saat kemudian suara sirene terdengar namun yang datang bukan hanya ambulan tetapi mobil polisi juga, melihat itu Adly berjalan layaknya orang yang sehat. Saat petugas rumah sakit melihatnya datang menghampiri dirinya, dia menggosok matanya beberapa kali.

Berkedip-kedip beberapa kali, membukakan pintu ambulan dan Widya ikut dengan lelaki itu...

"Apa kamu baik-baik saja ?" Tanya dokter pada Adly yang hanya terdiam. Widya menjelaskan semua padanya sambil masuk ke dalam, mereka dibawa oleh ambulan dan beberapa orang yang melihat itu sangat menganga. Kalau orang yang sedang sakit terkena tembakan peluru, dia bisa berjalan menuju ambulan dan begitu aneh, ya ?

Hanya saja setelah mereka berdua pergi, semua yang tersisa terdiam dan Ryan meminta mereka untuk pulang karena akan merepotkan jika polisi meminta mereka menjadi saksi. Terlebih lagi ini soal warisan harta benda.

Mendengar itu mereka semua pulang terkecuali Rani dan Vina yang tinggal, sedangkan Zian pergi dengan wajah kecewa pada Ryan...

Terpopuler

Comments

Zahra Fitria

Zahra Fitria

3

2021-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!