16. Ryan

Jalanan begitu sepi beberapa rute telah diblokir oleh para bawahan Adly dan Zian, mereka kini sedang terdiam duduk. Hanya saja sebuah sinyal keluar menandakan kalau sudah dimulai, mereka berdua sontak berdiri dan melihat dengan teropong jarak jauh. Ada ayahnya Rani membawa sebuah barang.

Adly menatap barang itu dengan tajam, "Benda apa itu ?"

"Mungkin bom atau semacamnya, karena dilihat dari situasi.. dari semua pengalaman kita saat menjalankan misi itu kemungkinan terbesarnya," jawab Zian sambil menembak sesuatu. Tembakannya terkena ke sebuah papan iklan, papan itu terjatuh dari atas membuat kegaduhan yang cukup keras.

Grup ayah Rani kaget, mereka mulai berhati-hati dan waspada terhadap apa yang akan terjadi. Kedua belah pihak ingin menggunakan cara lembut, tapi keadaan memaksa mereka untuk kekerasan. Semua mengangkat senjata mereka, pertempuran terjadi.

Ryan dan Vina bernapas lega karena rencana Zian berhasil, mereka sekarang memojokkan ayahnya Rani itulah uang dipercaya olehnya. Tapi... Ryan memegang tangannya Vina membuatnya memerah, mereka terdiam lama tapi Ryan membuka mulutnya terlebih dahulu.

Matanya melirik pada wajah Vina, "apa kamu yakin ingin berkorban ?"

"Ya aku yakin, dan apa aku boleh jujur ?"

"Tentu saja, apa yang ingin kamu katakan. Aku cukup penasaran."

"Aku cinta kamu," Vina menundukkan kepalanya dengan malu. Ryan yang mendengar hanya terdiam, dia tersenyum dan menyender pada gadis itu mengucapkan perasaannya juga. Dia menerima perasaan itu padanya, mereka saling tertawa tapi rasanya menyakitkan bagi seseorang melihatnya.

Disebuah gang ada gadis yang sedang memperhatikan mereka, rambutnya terurai oleh angin dan ikat rambutnya dia lepas. Segera pergi dengan berlari sembari menangis, tidaklah menyangka kalau pendonor organ itu adalah sahabatnya dan sekarang itu bukanlah hal yang mungkin untuk mencintai Ryan.

Mereka baru saja saling mengungkapkan perasaan, Rani sangat hancur dan pergi berlari menuju rumahnya. Tetapi dalam perjalannya ke rumah dia melihat ayahnya yang sedang diborgol oleh Adly, ayahnya menghela napas dan anaknya mendengarkan pembicaraan mereka.

Ayah Rani tersenyum, "tidaklah menyangka aku kalau akan dipenjara oleh bawahan ku sendiri. Lalu rencanaku gagal."

"Kau ingin membuat seolah kecelakaan lalu setelah Vina sekarat organnya akan dicangkokkan pada Rani, begitu ? Hah.. lebih baik biarkan Vina memikirkan dulu, apakah dia mau mati atau tidak. Itu pilihannya dan setiap manusia punya hak masing-masing, kau tidak bisa mencabut hak hidup seseorang."

"Memang ini salah siapa ? Aku begitu bingung..."

"Itu salahmu!" Bentak Adly dengan marah. Tidak lama dia membawanya pergi, Rani yang melihat ayahnya melakukan kejahatan walau demi dirinya tetap saja perasaannya campur aduk saat ini. Gadis itu pergi dengan langkah yang terhuyung-huyung seperti mabuk.

Entah dia ingin kemana tetapi saat ini yang ingin dilakukan olehnya adalah sendiri saja merenungi apa yang terjadi. Disaat semuanya sedang bicara tentangnya baik-baik, Rani malah pergi ke tempat yang sangat sepi yaitu Kuburan. Duduk di kursi sambil menatap langit, dia menunjuk sebuah awan dan memainkan jarinya.

Belakangnya ada seseorang yang sedang merangkai bunga, tapi sadar dia kalau ada seseorang yang diam dikursi duduk. Berdiri dia menghampiri orang yang duduk dan melihat seseorang yang dikenal olehnya, langsung ingin menyapanya.

Wajahnya pucat dengan mata sayu, "andaikan aku hidup kayak awan.. bisa terbang dan berbentuk bebas."

"Jangan mau jadi awan, awan itu bakal jadi air dan buat kayak nangis."

"Widya... ? Aku gak paham kamu ngomong apa," jawab Rani dengan wajah yang sama. Gadis itu duduk di sampingnya, mereka bicara satu sama lain dan Rani menceritakan semuanya yang terjadi. Widya mendengarkan dengan seksama sambil berpikir kalau Zian memakai cara yang efektif.

Widya sebagai temannya Rani merasa agak heran karena sifatnya yang dikatakan sopan, baik, dan selalu tersenyum bisa begini. Hanya saja sekarang mau bagaimana sekalipun, rencana Zian berhasil membuat Rani sakit hati dan membuatnya akan menerima organ dari Rani.

Walau dia tidak yakin, karena Zian dan Adly sudah berpengalaman dalam hal ini tapi Rani berbeda, dia tetap takkan menerima organ itu. Itulah yang dipikirkan oleh Widya, tidak masalah kalau menggunakan rencana ini karena Zian adalah seseorang yang pintar dan jenius terlebih lagi terkadang terlalu ceria.

Menghembuskan napas, dia memeluk Rani dengan erat karena tahu pasti sedih baginya. Kalau dia ada dalam posisi Rani, pasti akan mengalami hal yang sama dan melakukan hal yang sama. Diwaktu yang sama Adly sedang lihat mereka berpelukan, semuanya telah selesai tapi hanya Rani yang merasakan rasa sakit.

Vina begitu bimbang dan Ryan begitu juga sama mereka sedang duduk disebuah taman berduaan tapi bukan sekedar duduk. Mereka sedang membicarakan soal bagaimana caranya meyakinkan Rani untuk menerima organ Vina, walau gadis itu masih takut untuk menghadapi kematian.

Dalam waktu yang sangat terbatas ini besok mereka akan meyakinkan Rani dengan terang-terangan, karena tugas Adly dan Zian untuk memberitahu anaknya soal apa yang ingin dilakukan ayahnya. Namun, rencana itu sedikit mengalami perubahan karena Rani tahu dengan sendirinya.

Ryan menghela napas panjang, ".. apa kamu yakin ? Tidak takut ?..."

"Ya kuharap juga akan sama kamu terus."

"Aku juga gak tahu bagaimana nantinya kalau kita udah mati."

"Kamu takut, aku juga sama tapi semuanya tergantung ke kamu," ujar Vina dengan senyum terukir di wajahnya. Mendengar hal itu wajah Ryan memerah, mereka menunduk dengan cukup lama kemudian seseorang lewat dan memberikan aba-aba pada mereka. Salah satu bawahan Zian memberi tahu mereka kalau semuanya selesai.

Setelahnya mereka menghembuskan napas lega karena sudah berakhir, ingin segera pulang Ryan hendak pulang tapi Vina menghentikannya. Meminta agar berkunjung ke rumahnya Ryan mengangguk pelan. Melihat ke tempat orang tadi berdiri, ternyata ia sudah pergi dari tadi.

Vina menatap tempat itu agak lama, "dia pergi dengan cepat tanpa kita ketahui."

"Bahkan langkah kakinya tidak terdengar, memang padukan khusus negara sekali."

"Buat apa mikir itu ?! Nah, kita pulang aja ke rumah aku... Sekalian makan!" Ucap Vina dengan semangat seraya menarik tangan Ryan. Mereka berlari menuju rumah gadis itu dengan senyum seakan tidak memperlihatkan perasaan mereka.

Hari berakhir dengan kemenangan Adly dan Zian, hanya saja atasan mereka memberikan hukuman karena tidak mematuhi aturan. Membunuh ayahnya Rani, karena itu adalah mutlak perintah dan malah melindunginya. Itu dianggap sebagai kejahatan.

Maka dari itu mereka sedang diamankan oleh beberapa orang, semua perlengkapan tempur diambil dan mereka pergi dengan mobil untuk tahanan. Walau hanya beberapa hari tapi tempat itu sangat menyiksa, tidak ada yang mampu bertahan lama dengan kekuatan mental yang kecil.

Kebanyakan orang akan bunuh diri tapi bagi Adly pemandangan pembantaian itu sama sekali tidak menyeramkan atau apapun, malah itu sudah biasa baginya. Manusia terkadang membunuh tanpa alasan yang jelas, itu yang sedang dipikirkan olehnya saat mau dibawa ke tempat itu.

Sebuah tempat di mana hukum mati dijalankan dan banyak teriak keputusasaan dari para penjahat yang sudah tertangkap, bahkan hukuman mati sangat ringan bagi para pemerintah. Jujur saja itu sangat tidak berperikemanusiaan bagi banyak orang, termasuk mereka yang sedang duduk terdiam dengan senyuman.

Terpopuler

Comments

Zahra Fitria

Zahra Fitria

7

2021-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!