02. heartlosive

Hari itu Rani menulis beberapa materi pelajaran bahasa karena tanggal ujian sudah dekat, dia mengukir, menulis, dan mengerjakan latihan soal dengan teliti. Tapi seseorang menganggu dirinya, membuatnya kaget tidak main ketika ada sebuah es krim di atas meja miliknya.

Untung bukunya tidak basah karena es itu belum meleleh dan masih dalam bungkusnya, tapi matanya menatap kepada orang yang melemparnya yang tidak lain dan bukan adalah Ryan dengan senyum menyeringainya.

"Makanlah."

"Gak mau."

"Mentang-mentang ini barang murah, dasar tuan putri."

"Baik-baik aku makan!" Tegas Rani dengan cemberut. Dia mengambil es krim itu dan mengigitnya, walau Ryan agak terkejut karena gadis ini sama sekali tidak merasakan linu atau semacamnya.

Hanya saja lelaki ini tidak terkejut lagi dengan apa yang terjadi, beberapa saat kemudian bel berbunyi menandakan waktunya untuk pulang dan sembari ada es krim di mulutnya Rani membereskan barangnya. Ryan juga tidak tinggal diam melihatnya.

Dia ikut turut membantu Rani membereskan barangnya, tapi entah kenapa saat itu Rani menghabiskan es krimnya dengan cepat dan wajahnya begitu memerah apel.

Mereka berdua bersama para murid keluar dari kelas dan berjalan di lorong kelas menuju gerbang sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing...

Walau ada beberapa anak yang berlarian tapi kebanyakan mereka sudah pada pulang karena banyak yang membolos, walau Ryan agak jengkel dengan perilaku teman-temannya tapi tetap bersabar saja untuk saat ini. Entah dimasa yang akan datang.

"Kamu dijemput ayahmu ?"

"Tergantung aku meneleponnya atau tidak."

"Kalau begitu mau jalan kaki saja ? Itu sehat lalu jarak rumahmu cukup dekat.."

"Aku takut sendiri."

"Hahh.. kamu mah, kalau begitu mau bersamaku ?" Usul Ryan dengan senyum khas miliknya. Namun saat Rani mendengar usulannya itu, dia memerah kembali dan memalingkan wajahnya ke samping.

Begitu juga dengan Ryan yang bingung kenapa temannya ini malah memalingkan wajahnya, hanya saja dalam hati dia merasakan sesuatu yang aneh dan begitu menyakitkan tapi masih bisa untuk ditahan olehnya. Namun, itu takkan lama.

Sehingga dia meminta maaf pada Rani untuk pulang duluan, dia tahu kalau penyakitnya mulai kambuh lagi dan tidak membawa obat karena persediaannya habis. Sekali meminum obat adalah beberapa tidak satu-satu karena efek obat itu sangat rendah, makanya membutuhkan setengah botol agar penderita penyakit merasa tenang.

Ryan berlari menjauh, "Maaf aku duluan!"

"Ah iya! Hati-hati sampai rumah dan besok ulang tahunku! Aku mengundangmu! Nanti aku chat!" Teriak Rani seraya melambaikan tangannya. Kedua remaja itu berpisah dengan senyum diantara mereka, tetapi Ryan hanya memasang senyum palsu semata.

Disebuah gang dia muntah darah dengan batuk yang sangat kencang, tangannya tak bisa diam dengan getaran yang tinggi. Para preman hanya memandang padanya saja, mereka tidak berani untuk memalak orang seperti Ryan.

Karena penyakit heartlosive sangat membuat penderita menjadi agresif bahkan tenaga mereka menjadi berkali-kali lipat, itulah alasan mereka mengamuk dan sebagainya. Banyak juga yang mengaitkan kalau penyakit ini berasal dari para orang tua yang mabuk-mabukan, membuat anak mereka memiliki penyakit semacam ini.

Sedangkan gadis itu sedang naik taksi menuju rumahnya sambil terus menguap karena mengantuk, semalaman belajar dan tidak tidur sama sekali makanya sangat mengantuk.

Setelah sampai tujuannya ia meminta supir untuk berhenti kemudian turun, Rani memberikan sejumlah uang padanya dan taksi itu pergi.

saat berjalan ada kedua orang pasangan suami-istri sedang berdiri di depannya...

"Kenapa naik taksi ? Bukannya ayah bisa jemput."

"Ayah bukannya sedang mesra-mesraan sama ibu ?"

"Kamu masih kecil, jangan sok tahu deh."

"Baik, ibuku yang cantik manis..." Kata Rani dengan agak mengejek. Ia mendorong gerbang untuk sedikit terbuka membiarkan dia masuk, Rani melihat halaman rumahnya sedang ada orang yang memotong rumput di sana.

Ia tahu kalau kedua orang tuanya sedang mempersiapkan pesta kejutan untuk anaknya, walau harusnya tidak usah memberikan kejutan karena Rani sudah beberapa kali mengalaminya.

Gadis itu masuk ke dalam rumah melihat kalau seperti biasanya rumah besar, memiliki semuanya tapi dia merasa kesepian. Rambutnya yang diikat itu terurai oleh angin dari jendela, dia membuka ikat rambutnya dan merasa kalau semuanya hampa ketika Ryan tidak ada.

Begitulah apa yang ada dipikirannya dan diwaktu yang sama lelaki itu sedang menyiksa dirinya sendiri dengan cukup sadis...

"Besok.. rasa sakit ini harus menghilang, aku tak boleh mengecewakan Rani!" Ucapnya dalam hati sembari membulatkan tekad. Dia terus meminum obat itu seperti mabuk, wajahnya sangat menahan pahit. Walau seperti itu dia tak mau menyerah.

Berserah pasrah itu tidak dia kenal dalam hidupnya, tujuannya hanya menikmati sisa hidupnya yang hanya sebentar lagi tanpa siapapun dan membuat kesan buruk pada Rani agar meninggalkannya.

Semakin mereka dekat, semakin juga tinggi tidak akan menjamin menyimpan kasih sayang pada satu sama lain dan sebelum itu terjadi Ryan ingin mengakhiri semuanya...

"Apa kamu tidak apa hah ?"

"Aku baik."

"Aku merasa kalau kau tidak baik."

"Sudah kubilang kalau aku tidak apa, Fauzan."

"Sudahlah terserah padamu tapi jangan terlalu banyak memakan obat itu," ucap Fauzan dengan senyum. Ryan yang menatap sahabatnya itu hanya terdiam ketika melihatnya babak belur, dia kelihatan kacau dan tangannya berdarah.

Sebuah luka yang kelihatan serius mulai terlihat, pupil mata Ryan seperti mulai kehilangan warnanya dan dadanya sangat sesak tidak bisa bernapas dengan tenang. Sadar akan hal itu Fauzan menendang dadanya, segera Ryan tersadar dan muntah darah.

Melihat temannya begitu, Fauzan hanya bisa melihat dan memberikan dukungan semata walau hanya itu yang bisa dilakukan olehnya sebagai sahabat.

"Kamu masih saja mau temenan sama aku."

"Benar! Aku masih suka sama kakak lidi!"

"Sudah lupain saja, kenapa kamu masih menyebutku begitu ? Aku ini manusia dan lihatlah aku sudah tidak kurus seperti beruang lagi. Aku sudah terisi."

"Aku tahu dan beruang itu gede bukan kurus, hanya saj---"

Ada yang menyela perkataan Fauzan tapi bukan dengan kata-kata melainkan dengan tindakan yang cukup membuat semua orang kaget, tentu mereka termasuk dan keduanya kaget dengan wajah yang tidak main kagetnya.

Sebuah boneka mirip dengan setan dari film yang baru keluar jatuh, mereka berdua sangat kaget dengan kejadian itu dan itu bukanlah angin karena jendela ditutup. Namun, ada orang yang menjatuhkannya.

Ryan tahu itu ulah siapa langsung melempar batu pada pintu lemari, setelah mengenai pintunya tercipta suara benturan antara pintu kayu dan batu membuat suara nyaring...

Tak lama pintu terbuka memperlihatkan seorang boneka cantik sedang berdiri, Fauzan menatapnya dengan tajam dan keringat bercucuran dari dahinya. Walau dia tahu kalau ada seseorang di dalamnya.

Seseorang keluar, "Baa!!"

"Kau ini anak kecil ?"

"Ah, maaf aku hanya ingin kalian jantungan saja."

"Kau kurang ajar banget!" Kata Ryan sambil mengepalkan tangannya. Kedua lelaki itu mengepalkan tangannya, tetap saja gadis itu hanya tersenyum masam ketika menghadapinya karena hanya iseng saja dan dia mengatakan itu tanpa sengaja dia keluarkan dari mulutnya.

Saat itu juga ada yang aneh dengan Ryan, dia seketika berteriak dengan keras dan menekan-nekan dadanya. Heartlosive kambuh lagi... Begitulah dalam pikirannya yang kacau, dia ingin segera untuk bebas dari penyakitnya ini.

Terpopuler

Comments

£¢°® Naema Queen ♥️♥️

£¢°® Naema Queen ♥️♥️

kasihan Ryan 😥

2024-05-09

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo....

2021-10-13

2

Zahra Fitria

Zahra Fitria

0

2021-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!