19. Ryan

Ryan membuka matanya melihat sekeliling kalau dia sedang berada di atas ranjang, dia menguap dan beranjak turun dari ranjangnya tersebut. Matanya melirik sekitarnya kalau ini adalah kamar tamu di rumah Rani, secara mengejutkan gadis itu memintanya untuk tinggal di sini dan menghabiskan waktunya bersama.

Empat belas hari lagi itulah yang ditakutkan gadis itu akan kematian orang yang dicintainya, hanya saja saat ini sedang melupakan sejenak dan sedang memasak untuk sarapannya. Widya hanya diam bersama Alia sedang menyuapi anaknya, si ayah membaca koran dengan wajah yang begitu suram.

Adly tersenyum jahat, "akhirnya dia mati!"

"Jangan mengatakan hal sadis lagi. Alia meniti kamu bukan ?!"

"Eh ? Ah ya itu kebiasaan.. dan ya bagaimana, Alia ?"

"Kalau musuh ayah mati kenapa gak dipanggang terus dikasih ke hewan buas ?" Tanya Alia dengan berani. Menanggapi saran dari anaknya itu walau itu kedengarannya bukan suatu saran atau apapun, dia hanya menghela napas dan tetap menyuapi Alia dengan sesendok makan.

Dalam beberapa saat Ryan keluar dari kamar dan melihat keluarga yang sedang bersiap, kedua gadis yang ada di ruang tengah sama sekali tidak bersiap untuk sekolah. Saat itu mata Rani melihat ke arah Ryan segera datang padanya, tangannya yang masih ada sarung tangan memegang tangan lelaki itu.

Dia dibawa olehnya ke dapur dan ada banyak hidangan yang ada di depan mereka, Rani duduk di kursi bersama Ryan. Kedua orang itu bersama berdua dan Ryan tahu kalau Rani hanya sedang bersandiwara atau mungkin mengharapkan, dia berharap bisa melakukan ini.

Berkeluarga bersamanya dan melakukan aktifitas ini bersama, walau sesuatu membuat pandangan Ryan terarah ke sebuah lemari yang tidak tertutup. Sadar akan hal itu Rani mendatangi pintu lemari dan menutupnya, dia tersenyum masam pada Ryan.

Ryan menghela napas, "kamu kenapa masak sarapan ? Ini sudah telat buat sekolah, loh."

"Aku mau sama kamu!" Jawab Rani dengan mata yang berkaca-kaca. Lihat hal itu Ryan menelan ludahnya dia belum pernah melihat Rani yang begini, dia langsung mengangguk tanpa sadar. Serentak Rani sangat senang dan melompat kegirangan.

Tidak lama mengeluarkan sebuah tiket dari sakunya pada Ryan, tangannya menerima tiket itu dan melihat kalau ini untuk pergi ke sebuah taman hiburan. Namun, wajah Ryan begitu menandakan tidak ingin pergi ke sana tapi karena itu dia terpaksa.

Mengambil sepiring hidangan dari atas meja, Ryan memasukan nasi ke piring untuk Rani dan dirinya hanya saja saat terpikir sesuatu. Kalau ada sesuatu ada dalam nasi, dia mengambilnya dengan sendok kalau ada sesuatu.

Ryan mengambilnya lalu bertanya, "kenapa ada obat pil di dalam nasi ?"

"Itu.. rancun ?"

"Hah ?!" Kaget Ryan mendengarnya. Mereka berdua sempat terdiam dengan apa yang terjadi, tetapi Rani merasa pusing kemudian terjatuh ke lantai dan langsung tertidur. Ryan berdiri menghampiri gadis itu kemudian menggendongnya dan melihat kalau orang-orang yang berada di rumah susah tergeletak di lantai, kecuali Adly yang sedang tegap berdiri.

Menurunkan Rani, dia mendatangi lelaki itu dengan wajah yang heran karena dia tidak bergerak sedikitpun. Tidak lama... Keluar dua orang yang memakai seragam Belati Putih yang sama dengan Adly, Ryan menatap mereka dengan curiga.

Dalam beberapa detik kemudian tubuh Adly dipenuhi listrik dan dia seakan tidak berefek apapun padanya, dia hanya terdiam dengan wajah yang kalem. Kedua orang itu menatapnya dengan penuh ketakutan, Adly mengeluarkan sebuah pisau.

Dia berlari dengan cepat menuju mereka, tidak lama menjauhkan sesuatu dan itu meledak menciptakan asap. Ryan menutup mulutnya, ada suara teriakan dan langkah kaki. Hentakan terdengar membuat Ryan sangat tegang, asap setelahnya menghilang menampakan Adly sedang berdiri.

Kedua orang itu sudah terkapar di lantai, mereka memiliki luka tetapi tidak kehilangan nyawa. Ryan mendatangi Adly lalu dia menepuk pundaknya sadar akan itu matanya menoleh ke Ryan, dia tersenyum masam dan menggaruk kepalanya.

Adly masih berekspresi sama, "maaf ya.. karena aku kabur dari penjara pasti mereka mencariku, aku begini karena Alia sendirian. Tapi.. sekarang sudah ada ibu--- maksudku Widya, dia tidak akan sendirian."

"Aku paham akan hal itu dan ya kamu memang seorang ayah ya," ujar Ryan dengan senyum. Mendengar hal itu Adly memerah, dia mengambil masker hitam dari sakunya dan memakainya. Wajahnya jadi sendu dan dia menghembuskan napas, kedua orang itu berbisik satu sama lain.

Terkadang di saat pembicaraan wajah Ryan sangat terkejut dan tegang tapi itu semua sangat membuatnya sedih, dalam beberapa saat Adly berlari dan melesat dengan kecepatan tinggi. Ada sebuah jarum menusuk tangannya Ryan, tidak lama lelaki itu pingsan dengan senyum terukir. Pada akhirnya pembicaraan selesai.

Melompat dari atap ke atap wajah orang itu sangat sedih dengan air matanya, itu mengalir ke maskernya dan ada sebuah senapan MP5 di punggungnya. Pinggang ada sebuah pedang dan tangannya ada sebuah pistol kail untuk memanjat, dalam suratnya dia menitipkan pesan untuk anak sekaligus calon istrinya walau entah bisa menikah dengannya atau tidak.

Walau zaman sekarang teknologi tidaklah secanggih seperti dunia fantasi dalam film atau cerita, tapi itu hanyalah di mata masyarakat beda lagi dengan pemerintah. Itulah saat pertama kalinya... Seseorang berteleport ke tempat yang jauh, dia meninggalkan orang-orang yang disayanginya.

Menjemput sahabat tentu saja lebih penting, terlebih lagi dia adalah seseorang yang sangatlah berharga baginya. Saat melompat ada sebuah cahaya bercampur dengan listrik, tidak lama tubuh Adly mulai dikelilingi cahaya dan menghilang dalam sekejap hanya meninggalkan sebuah kertas.

Wajah Adly sebelum pergi menandakan cemas, "jaga diri kamu sendiri...sebelum aku sampai."

"Ah ya tentu saja dia pasti akan baik-baik saja aku yakin itu," jawabnya. Lelaki itu sampai di tempat tujuannya disambut oleh ratusan pasukan yang berjejer, keberadaannya sudah diketahui dan banyak yang datang padanya. Lihat hal itu dia menarik napas lalu berlari.

"Kemarilah! Kalian...!!" Teriaknya sambil berlari dan menembak dengan senjatanya. Saat berlari dia berpikir sambil menyerang musuh, alasan negara sampai membunuh orang sebanyak ini dan kenapa mereka melakukannya. Itu yang sedang ada dalam pikirannya, bersamaan dengan teriakan dan cipratan darah yang terkena ke wajahnya.

Lelaki itu menatap kebencian pada orang-orang yang menghalanginya, pistol kail itu meluncurkan tali baja dan kail diujungnya. Meluncur dan menancap ke dahan pohon, menarik tubuh Adly untuk mencapai pohon. Sambil terbang ditarik pistol kail, dia menembaki musuh dan pelindung yang ada di depannya sudah mau hancur.

Hanya saja kelemahan pelindung hanyalah satu, yaitu senjata api dan saat itulah ada banyak senjata penyembur api.

Adly memasang wajah memelas, "mampus inimah.. terlalu banyak lagi.."

"Tidak apa, kau pasti bisa."

"Ah, aku akan mencobanya! Terobos lalu bunuh!" Seru Adly dengan semangat. Sekali lagi tangannya memegang pedang dengan erat, melepaskan kail dan melompat ke arah mereka semua. Dia menebas leher hingga tubuh mereka, menodai tangannya dengan darah.

Pembantai yang sedang bertarung itu dengan sikap ganas, seringai jahatnya, dan kekuatan tempurnya sedang mengamuk. Memporak-porandakan musuh ratusan sedangkan dia sendirian. Itulah semenakutkannya ketua organisasi Belati Putih yang kejam di mata masyarakat dan senjata makan tuan bagi pemerintah saat ini, bukan sebelumnya.

Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!