18. Ryan

Setelah mendengar penjelasan dari ayahnya Alia atau Adly sendiri, mereka memahaminya kalau hanya anak angkat saja. Tapi Adly merawatnya semenjak dia masih bayi dan menganggap kalau dia adalah anak kandung Adly, sampai sekarang mempertanyakan mana ibunya. Sampai saat ini masih ingin bertemu dengan ibunya.

Adly tersenyum masam sambil melihat anaknya yang sedang bermain dengan riang, "Widya.. kamu jadi ibunya saja. Bilang kalau kamu ibunya."

"Hah ?! Apa katamu ?! A-Aku! Malu...!" Tolak Widya dengan merona merah. Rani hanya lihat mereka berdua seperti keluarga, dia melihat Ryan yang sedang tengah tertawa dan itu membuatnya ingin merasakan bagaimana diposisi Widya saat ini.

Tak lama Ryan menarik Rani keluar dari rumahnya pergi ke halaman... Mereka duduk di bawah naungan pohon, wajah Ryan sangat begitu memelas. Dia belum memikirkan cara untuk membuat Rani bisa menerima Vina, apapun yang terjadi harus meyakinkannya.

"Kamu tahu kalau aku menyukaimu ?' tanya Rani dengan senyum sembari memperhatikan langit. Mendengar itu Ryan serentak kaget dengan apa yang didengar olehnya. Tidak salah mendengar Ryan menghembuskan napas, dia bertanya sekali lagi dan jawabannya tetap saja sama.

Ryan mengelus kepalanya, "aku sebentar lagi mati.. kau tahu itu, 'kan ?"

"Aku tahu.. tapi...!"

"Lalu kamu ini apa ? Membuatku jadi ingin terus hidup dengan alasan harus mencintai kamu ? Tidak, kurasa itu takkan mungkin."

"Bagaimana dengan kalau aku yang mati ?"

"Jangan mengatakan itu, aku ingin kamu bisa berkeluarga dan bisa bahagia. Itu saja.. jangan tergila-gila dengan cinta, memang cinta itu tidaklah berbahaya bahkan ada yang menyebutnya indah tapi keindahan itu menyeramkan loh."

"Apa maksudnya ?" Tanya Rani bingung degan perkataan Ryan yang membicarakan soal perasaan. Kemudian Ryan mengungkit soal berita tentang orang yang kehilangan istrinya jadi gila, Rani kemudian paham dengan yang dimaksudkan oleh Ryan. Memiliki rasa kasih boleh tapi jangan sampai mabuk dan tergila-gila.

Gadis itu menunduk sambil memeluk kedua lututnya sedang mencerna perkataan Ryan, dia sangat bingung dengan apa yang harus dikatakan olehnya. Tetapi saat itu juga terlintas dipikirannya... Vina, bagaimana kalau organnya dipindahkan ke ruang saja ? Tapi itu takkan bagus.

Karena golongan darah mereka tidak akan sama, terlebih lagi Ryan itu lelaki bukan perempuan. Sadar dengan apa yang di pikirkan olehnya, dia memukul kepalanya sendiri. Kalau dia sempat memikirkan hal jahat pada temannya.

Namun Rani terpikir sesuatu, "aku ingin punya anak darimu..."

"... Kau masih SMA ingat! Masa depanmu masih panjang...! Pikirkan! Kau hanya akan membiarkan bayi yang kau lahirkan menderita!" Bentak Ryan padanya. Kemarahan Ryan bergejolak pada Rani yang sedang terdiam mendengarkan, tangan Ryan memegang kedua pundaknya dan memakai tenaga sedikit mencengkramnya.

Dia bicara dengan nada tinggi betapa buruknya pergaulan bebas, membuat Rani tersadar kalau pikirannya saat ini sama sekali tidak jernih. Lelaki itu duduk kembali dan melepaskan kedua tangannya dari pundaknya, Rani hanya terdiam dengan cukup lama. Itu sangat gila baginya.

Saat itu juga Ryan terpikir sesuatu, "apa kamu mau mendengarkan aku ?"

"Katakan saja.."

"Setelah keluar dari sekolah, cari orang yang membuat kamu nyaman dan cintai dia. Buatlah keluarga yang utuh..."

"Mustahil jika bukan kamu pemimpin keluarganya."

"Itu tidaklah mustahil, kamu yang membuatnya jadi begitu. Kumohon ingatlah itu," ujar Ryan dengan wajah penuh kesedihan. Selang beberapa saat hujan turun dan gerimis mulai menjadi hujan deras, mereka berdua pun masuk ke dalam rumah.

Dalam rumah mereka sedang memperhatikan Adly, Widya, dan Alia yang sedang bicara satu sama lain. Melihat itu Ryan langsung bertanya, "ambilah nyawa Vina agar kamu bisa hidup."

Bersamaan setelah akhir kata Ryan suara petir menggelegar seakan melebih-lebihkan, lalu Rani tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh lelaki itu. Dia mengambil tangannya dan bertanya kembali dengan perkataannya, wajahnya sangat begitu terkejut.

Gadis itu terjatuh roboh dan sekarang duduk di lantai dengan cukup lama, "kenapa kamu mengatakan itu ?"

"Ok, kita pikir saja soal Vina.. ayah dan ib---maksudku orang yang merawatnya selama ini memberi tahu kalau tugasnya itu tidak lebih dari sekadar organ cadangan orang lain. Seakan didoktrin."

"Kenapa kamu bicara sekejam itu ?"

"Lalu bagaimana dengan kalau kamu mati karena menolaknya ? Ah, Vina akan merasa bersalah dan tidak ada tujuan hidup. Kau tahu bukan kalau Vina itu tipe orang yang akan langsung ke intinya, dia akan bunuh diri dan mengakhiri hidupnya."

"Itu belum tentu!" Teriak Rani mengheningkan seisi rumah. Ibunya hendak datang tapi Adly menghalanginya, ibunya menahan diri karena dia juga terlibat dalam kejahatan suaminya. Sebagai seorang yang bekerja di militer, Adly membiarkan Ryan mengurus Rani.

Setetes demi tetes mengalir air matanya jatuh ke lantai, melihat itu Ryan menyeka air matanya dan memeluknya dengan erat. Tangannya membelai rambutnya itu kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Rani, dia ingin berbisik padanya.

Ryan berbisik dengan suara pelan, "lima hari ini aku akan sama kamu... Aku akan mengabulkan semua permintaan kamu tapi tidak semuanya. Dan biarkan Vina serta aku bebas, jangan lupakan kami tapi relakan kami."

"Tapi...!"

"Ini kenyataan bukan sebuah sandiwara, kamu harus menerimanya dan menjalani hidupmu dengan baik bersama seseorang yang kamu cintai nanti, aku mungkin cinta pertama kamu tapi tidak ada yang namanya cinta terakhir. Kau tahu itu ? Bahkan aku kalau mendengar diriku bicara begini akan aku ejek dua karena lebay dan alay banget."

"Kenapa kamu masih bisa buat aku mau ketawa ? Padahal sedih gitu," jawab Rani dengan senyum dan menghapus air matanya. Ryan lega mendengar suara Rani yang mulai tenang, dia memeluknya dengan erat lagi dan mereka sangat begitu dekat.

Sedangkan saat itu Alia melihat mereka berdua, tidak lama.. Alia memperhatikan mereka dengan saksama, "ibu, apa mereka sedang kawin ?"

"Hah ?! T-tunggu Alia, kamu belajar kata itu dari siapa ?!"

"Ayah bilang aku gak boleh pelukan sama lawan jenis kecuali keluarga sendiri, kalau pelukan katanya berkembang biak."

"Apa yang diajarkan Adly pada anak sekecil ini, berkembang biak ? Apa maksudnya itu ? Apa untuk manusia ? Bukannya itu kasar...!" Batin Widya bicara dalam hatinya. Dia sangat kesal pada Adly yang memberikan ajaran begitu pada anaknya, walau sempat terpikir kalau menginginkan agar Alia menjauhi lawan jenis dan mulai penasaran dengan lelaki setelah berumur cukup, tapi ini terlalu berlebihan.

Menghela napas dia harus mengajarkan Alia nantinya dimasa yang akan datang, namun sesaat kemudian ada Rani yang datang padanya. Alia dipeluk olehnya, membuat anak itu menjauh dan mendatangi ibu barunya. Langsung mendekap pada Widya dengan erat.

"Ehh ? Kenapa gak mau ? Kakak bibi kamu loh!"

"Gak mau!" Tolak Alia dengan nada tinggi. Dia semakin memeluk ibunya dengan erat, Rani datang padanya dan semakin menjadi-jadi ingin menggendong Alia. Semua orang yang melihatnya tersenyum bahagia. Hanya saja hal itu hanya sementara, terkadang ada tertawa hari ini tapi bisa saja besok menangis atau sebaliknya. Tidak ada yang tahu masa depan seperti apa nantinya.

Terpopuler

Comments

Hiatus

Hiatus

Semangat kak

2021-05-12

1

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!