Aku bangun dari tidurku merasakan kalau seluruh tubuhku sudah sangatlah sakit, merasakan pusing aku mengelus kepalaku dan mengingat apa yang terjadi sebelum diriku tidak sadarkan diri. Walau setelah aku mengingatnya dan itu sudah berlalu tapi tetap kemarahan ku tidak mereda.
Melihat langit-langit yang sudah melekat dalam ingatanku, aku bangun dan sudah tahu kalau ini adalah kamarku. Mengingat kejadian sebelum aku pindah, aku ingat ada dia! Orang yang sama sekali tidak punya hati!
Beranjak turun dari kasur, aku mendatangi pintu dan membukanya melihat Fauzan sedang membawa nampan berisi camilan dan lantas setelah melihatku langsung datang padaku...
"Kamu tak apa ?" Tanya dia padaku. Aku menggelengkan kepala, namun bukan itu yang ingin aku katakan padanya. Saat bertanya di mana ayahku, dia kelihatan bingung dan mengatakan kalau menemukanku terbaring depan rumah dengan keadaan yang sudah tidak sadarkan diri.
Menghembuskan napas aku mengambil nampan darinya dan memintanya untuk duduk diruang tengah, Fauzan tersenyum kemudian pergi menuju ruang tengah sedangkan aku ke dapur dan menyimpan nampan ini. Mengambil toples berisi kue, aku membawanya menuju tempatnya Fauzan.
Dia melihatku datang padanya, aku menyimpan toples berisi kue di atas meja...
Aku tersenyum masam, "Makasih buat menolongku. Gak tau apa yang terjadi kalau kamu gak ada..."
"Jangan dipikirin hanya saja.. apa pria yang sama perempuan, mereka berada dekat sama kamu saat pingsan dan saat ini sedang makan disebuah cafe---!"
Aku sontak berdiri membuatnya kaget memintanya untuk menunggu aku berlari keluar dari rumah, mengingat kalau hanya ada satu cafe saja ditempat ini aku harus ke sana. Ingin aku bicara dengan si ayah kurang ajar itu!
Memakai sandal aku segera menyebrang dan menghampiri cafe, melihat dari jendela memang benar kalau orang itu sangat membuatku marah dengan sikapnya. Terlebih lagi perempuan itu hanya ingin uangnya saja aku yakin itu, dia sudah punya suami nampaknya.
Mana ada yang bisa dikatakan kalau seorang pria melakukan sesuatu bersama seorang wanita, itu sudah dianggap memiliki hubungan. Sedangkan ayah kurang ajar itu berhubungan dengan wanita begitu, sungguh bodoh!
Aku membanting pintu, "Ayah kurang ajar! Kau sedang apa hah ?!"
"Ryan, apa yang kau lakukan ?!" Bentaknya cukup keras. Aku datang padanya dan memukulnya hingga terjatuh, dia bangkit mencoba untuk bersabar tetapi saat menoleh ke wanita ini dia hanya terdiam dan memiliki wajah kaget.
Karena dalam keadaan mabuk saat itu kemungkinan besar dia takkan ingat padaku, hendak menendang ayahku Zian menghentikanku dengan tangannya. Semua orang melihat pertengkaran kami, seseorang datang dan dia orang yang aku kenal.
Saat kecil keluargaku bersamaku sering kemari, begitu juga pemilik cafe ini adalah dia... Pasti paham dengan apa yang terjadi...
"Henry, kau ini sebaiknya bicara pada anakmu dulu! Tiba-tiba datang membawa ibu tiri kemudian tanpa mengirim surat, bicara, atau membiayai anakmu tiba-tiba muncul membawa ibu baru untuknya ? Kau ini ayah macam apa..."
"Ini urusanku sama anakku!" Ayah segera berdiri, mengepalkan tangannya dia mau memukulku tetapi ditahan olehh wanita ini. Membuatku sangat kesal sekali padanya, aku sekalian saja menendang dia sampai jatuh tersungkur.
Ayah yang melihat itu serentak datang padaku, dia mengambil tanganku.. aku mencoba menguasai tubuhku dan tanganku tapi terlambat ketika aku dibanting, rasanya sakit dan apaan lantai ini ? Keramik jadi sakitnya minta ampun.
Seseorang datang temanku yang selalu ada untukku, dia membantuku berdiri dan wajahnya sangatlah kesal pada ayahku...
"Apa yang anda lakukan pada anak sendiri hah ?! Tiba-tiba datang membawa ibu baru untuknya dan belum pernah menemuinya ?!"
"Memangnya siapa kau ini ?"
"Aku temannya, memang ini lancang tapi apa yang Anda lakukan adalah salah!!" Bentak Zian dengan cukup kerasnya membuat seisi cafe jadi begitu hening. Aku terkejut melihat kemarahan Zian yang membara ini, seketika ayahku begitu kesal dan dia mengeluarkan sebuah pistol.
Aku sangatlah kaget karena tiba-tiba dia mengeluarkan senjata api, semua orang keluar dengan panik meninggalkan kami semua dan hanya ada pemilik cafe saja yang berada di sini. Paman ini sangatlah sering membantu diriku.
"Kau tahu ayah.. aku ingin sekali kamu membacakan buku untukku waktu kecil, saat ini masih ada saja kau bahkan tidak pernah sekalipun membacakan buku untukku. Itu jahat loh..."
"Kau sudah besar dan ingat kalau aku belum pernah menganggap kau sebagai anakku sekalipun."
"Benarkah ? Lalu kenapa kau menikahi ibuku !? Apa salahnya hingga kau bunuh ?! Apa ?! Apaan ?!!! Jika kau tidak mencekiknya hingga mati! Aku takkan menderita!!" Kataku marah sambil mencengkram lehernya, dia mengacungkan pistolnya pada leherku. Aku mengambil ujungnya dan mengigitnya melemparkannya menjauh dengan mulutku.
Tidak lama penyakitnya kambuh, aku sudah tidak peduli lagi dengan semuanya.. sekarang kau mati saja! Ayah kurang ajar!
Memukul kepalanya aku hanya bisa mengandalkan tenagaku saja, kami berkelahi sampai meja yang ada hancur. Walau aku sambil menangis berkelahi dengan dia, hatiku sangatlah sakit dan penyakit ini datang saat waktunya tidak tepat.
"Kenapa kau berhubungan dengannya ?! Jika tidak! Aku takkan terlahir di dunia ini!" Aku tak berhenti memukulinya begini terus menerus, dia sekarang memegang tanganku tapi karena aku sedang menahan sakit yang disebabkan oleh heartlosive membuatku tak bisa merasakan tenaga biasaku.
Aku sekarang ini memiliki kekuatan yang di atas rata-rata namun tetap saja apa gunanya, sakit yang aku rasakan ini tidak pernah hilang. Setelah aku muntah darah, darah mengalir di pipinya dengan tanganku yang sedang memukulinya.
Sesaat kemudian aku melihat pistol yang berada di sampingku, aku merasa kalau ini harusnya sudah berakhir saja. Mengambilnya dengan tanganku, aku memasukannya ke dalam mulutku.
Namun seseorang datang dengan tangisan, dia mengambil pistolku dan menamparku begitu keras lantas setelahnya memeluk badanku...
Dia merintih tangisan, "jangan.. lupakan.. aku berada.. di sini bersamamu!"
"Rani, kenapa kau berada di tempat ini ?" Tanyaku agak bingung. Beberapa saat aku ditendang oleh ayahku, bersama Rani aku berdiri bersamanya dan melihat kalau ayahku sangatlah marah. Namun di belakangnya ada wanita itu yang sedang kelihatan ketakutan.
Ingin sekali aku membuatnya babak belur saja, pengganti ibuku ? Jangan bercanda! Kau bahkan tidak lebih baik dari sampah daur ulang!
"Pergi kau jauh-jauh dari hidupku! Urusanmu mau menghamili siapapun wanita di dunia ini tapi jangan sampai ada anakmu yang memiliki keadaan yang sama denganku!"
"Salahkan ibumu! Karena dia, kau jadi punya penyakit terkutuk itu!"
"Kau menyalahkan ibuku ?!" Tanyaku geram sambil menahan emosiku. Aku melihatnya sedang mengambil sesuatu, itu adalah sebuah surat dan melemparkannya padaku. Rani mengambilnya lalu membuka isinya. Dia sontak kaget dan memberikannya padaku, isinya mungkin tidak berguna.
Setelah membacanya hatiku sangat sakit, seluruh tubuhku lemas dan hanya senyum diiringi air mata saja yang ada bersamaku...
Tubuhku terkoyak oleh rasa sakit, begitu juga hatiku yang terus tersayat pisau yang tersenyum saat aku menderita. Semua fakta telah terdistorsi ketika tubuhku merasakan sakitnya penyakit ini, semuanya berawal dari sebuah penderitaan yang tidak kunjung pernah menyenangkan.
Semuanya telah hancur, maafkan aku ibu.. padahal ibu mengharapkan kalau aku bahagia bersama ayah. Itu kayaknya gak mungkin deh...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
~H∆LUsinN∆SI~
maaf Thor sejujurnya aku agak bingung di awal kayak nya di ceritain kalo ayah ryan meninggal, ini kok masih hidup ya mohon pencerahannya author😁
2021-09-14
1
zzaR
ayah macam apa kayak gitu, emosi saya ☺️
2021-08-25
1
Zahra Fitria
1
2021-05-25
0