11. Ryan

Semuanya terdiam dengan keheningan yang begitu besar seakan semua telah berakhir dengan hanya sebuah kertas, beberapa saat setelahnya ayah Ryan pergi bersama wanitanya dan mereka melewati Ryan seperti bukan siapa-siapa tanpa mengatakan sepatah kata sekalipun.

Setelah itu Ryan sama sekali tidak keluar dari kamarnya hanya terdiam dengan cukup lama, pikirannya kotor saat ini. Seluruh temannya sangatlah cemas, mengingat kalau sudah beberapa hari remaja itu mengurung dirinya.

Namun sadar tidak sadar, kalau waktu Ryan hidup hanyalah 20 jadi lagi. Tidak ada yang sadar itu selain Fauzan dan Adly yang berada di tempat itu...

"Kak Tedy belum berubah ya!"

"Jangan mengejek, aku mohon! Itu candaan pas SMP bukan ?"

"Hehhh begitu yah..."

"Kau serius pada orang lain tapi pengecualian terhadap diriku kah ?" Tanya Adly dengan ekspresi yang sangat buruk. Fauzan hanya tersenyum saja menghadapinya sedangkan semua orang melihat mereka berdua seakan tidak mungkin, terlebih lagi wajah Widya yang sangat terlihat jijik.

Orang itu dikira psikopat karena sifatnya, orang yang itu sopan dan ramah.. bukannya itu sangatlah mencurigakan ? Tidak, semua orang pikir mereka akrab tapi mana mungkin mereka pembunuh atau semacamnya, bukan.

Beberapa saat Adly mengeluarkan sebuah pisau, bukan sepenuhnya pisau tapi belati yang sangat kelihatan tajam dan berwarna merah kehitaman...

Adly menggaruk kepalanya sambil tersenyum masam seakan menahan amarahnya, "Oh ngomong-ngomong ini darah asli, walau dari hewan buas... Aihh aku kecewa.."

"Hewan buas... Dia hanya mengatakan 'aihh' saja ? Bukannya itu keterlaluan!" Kata Ryan yang sedang berjalan ke arah mereka. Serentak mereka kaget melihatnya yang sangat pucat, Rani lah yang pertama datang padanya dan memeluknya.

Sesaat setelah pelukan itu, Vina memalingkan matanya dengan wajah yang kelihatan marah pada sesuatu. Sedikit wajahnya memerah, apa itu yang dirasakan oleh Ryan saat ini ? Mana ada yang tahu. Karena dia bukan anak yang payah, tetapi seseorang yang berani yang mau berdiri di depan kematian.

Zian bertanya, "kenapa kamu keluar ? Kenapa hanya saat kak Ted--- maksudku Adly bicara, kamu keluar ?"

"Anu.. bisakah hentikan panggilan kak Tedy itu ?"

"Hey sudahlah, kurasa itu cukup bagus karena kau sekarang yang kelihatan bengis kayak.. umm.. beruang yang kelihatan kejam tapi baik."

"Daripada itu, bagaimana kalau kita membicarakan otakmu aku jadi---!"

"Sudah-sudah! Kita main saja yuk!" Kata Widya dengan panik dan senyum masamnya, tangannya itu menyumpal mulut Adly dengan tangannya. Lelaki itu merasakan kalau gadis ini ingin memilikinya apapun yang terjadi, walaupun setelah ditolak atau melakukan apapun percuma.

"Dasar masokis!" Ucapnya dalam hati sembari didorong masuk olehnya, tetapi beberapa saat mereka melihat kalau ada baju yang penuh darah sontak Ryan berlari dan membuangnya keluar dari jendela.

Ryan berpikir kalau mereka akan merenungkan hal ini tetapi tidak sama sekali, sekarang mereka tersenyum dan duduk di sofa. Ryan yang melihatnya langsung senang, dia mulai duduk bersama teman-temannya dan mengobrol seperti biasanya. Walau yang agak berbeda hanyalah jumlah orang, itu sangat membuatnya senang.

Sebelum keluar dari rumah, dia hanya lihat dari jendela kamarnya dan melihat kalau teman-teman yang sudah dianggapnya sebagai keluarga itu sedang berdiri di halaman. Wajah mereka menandakan seseorang yang cemas, tetapi Ryan gemetaran saat ingin bertemu dengan mereka.

Mengingat surat yang diberikan padanya saat itu, itu sangat membuat serangan yang membekas dalam hatinya. Sungguh menyeramkan... Melihat surat itu, isinya, judulnya, dan segala yang ada dalam sebuah kertas itu. Menurutnya pribadi kalau ayahnya itu bukan manusia.. tidak, bukan ayahnya lagi mau sebagai status ataupun ikatan darah.

Tetes demi tetes air matanya terjatuh hanya menggalakan luka semata, ketika dia sedang kesakitan dan ayahnya sedang bersama wanita lain yang hanya tidak peduli padanya.

Namun saat mendengar suara Adly, dia langsung teringat perkataanya membuat dirinya tersadar dan kini dia memasang senyuman...

Dia beranjak turun dari kasur, "Ya! Aku gak boleh keluar dari rumah dengan tanpa senyum! Walau aku tidak yakin...!"

"Hey lihat... Itu Ryan!" Kata Rani sambil datang padanya. Wajah gadis itu memerah dan saat itupun Ryan tidak tersenyum mempertahankan senyum itu sudah baginya, walau hanya tersenyum saja sangat sulit dilakukan dalam berbagai keadaan.

Kini mereka semua sekarang sedang bicara satu sama lain, hanya saja seseorang yang memiliki nama Vina hanya terdiam. Dia tidak lama berdiri lalu menarik tangan Ryan, mereka pergi ke dapur dan wajahnya Vina sangatlah merona merah.

Nafasnya tidak teratur, Ryan sempat berpikiran aneh tapi membuangnya jauh-jauh dan setelah selang beberapa lama mulutnya terbuka..

Dia menundukkan kepalanya, "Rani memiliki heartlosive juga..."

"Ahaha.. kamu biasanya jarang bercanda, deh!" Ucap Ryan sambil tersenyum masam. Dia dalam keadaan yang sangat takut kalau disisi lain Vina benar atau gadis yang berada di depannya ini sedang bercanda, karena keduanya juga sangat mengerikan.

Tangan Ryan kini melemas dengan cukup lama sampai dia menghembuskan napas, melihat ke arah pintu dan sekitarnya tidak ada yang menguping pembicaraan mereka. Dia akhirnya bertanya pada Vina, apa yang dimaksud olehnya.

Vina setelahnya menjelaskan kalau mereka memiliki golongan darah yang sama, hampir juga banyak kesamaan dalam tubuhnya. Yang paling berbeda hanyalah soal Vina tidak memiliki penyakit itu, sedangkan Rani memiliki pengecualian untuk penyakitnya.

Setahun sekali merasakan sakit, atau paling tepatnya adalah setengah dari penyakit heartlosive yang berasal dari ibunya. Namun, karena ibunya juga melakukan operasi makanya bisa setengah penyakitnya. Walau kemungkinan besar Rani bisa disembuhkan, hanya ada satu cara...

"Golongan darah sama ? Kesamaan ? Setengah penyakit ? Kalian... Ahaha.. kau tidak merencanakan..."

"Benar, organ tubuhku akan dipindahkan padanya," ucap Vina dengan wajah yang sangat menerimanya tapi diluar saja. Ryan yang mendengarnya hanya terdiam dengan keterjutan yang tidak terhingga, tidak lama matanya tertetes. Dia menangis tidak bisa menahannya.

Sesaat setelahnya ada sesuatu yang membuat Ryan sangat kesal sekali dan bahkan dia belum bisa menerima surat itu, siang ini adalah sesuatu yang sangatlah akan membuatnya marah. Sontak dia merasakan sakit, ada sesuatu yang membuatnya sangat jengkel.

Semua kejadian hari ini begitu sakit baginya karena sebuah surat yang menunjukkan bahwa rumah ini telah dijual oleh ayahnya, memang benar kalau semua biaya hidupnya selama ini dari pemerintah. Tetapi kepemilikan tanah dan rumah itu berada dalam genggaman ayahnya, Ryan tidak bisa apapun mengenai itu.

Rumah ini satu-satunya kenangan dari ibunya, ada banyak benda yang memiliki nilai berharga baginya dan tidak ingin hilang. Namun, ayahnya begitu kejam hingga melakukan itu. Pikirnya...

Ryan bertanya sambil menundukkan wajahnya ke lantai, "Lalu mengapa kamu mengatakan ini padaku ?"

"Aku sangat yakin kalau Rani akan menolak, jadi aku ingin kamu menyakinkan dirinya."

"Tugas yang berat tapi akan aku lakukan, mau bagaimanapun waktu kota sangatlah sedikit.. lalu bagaimana rencananya ?"

"Aku tidak tahu makanya menyerahkannya pada kamu," jawab Vina dengan helaan napas yang cukup panjang. Mereka berdua saling tersenyum, walau isi hati mereka terdapat kesedihan dan ketakutan yang sangat mendalam bagi mereka.

Hanya saja Ryan sangat sedih dengan apa yang terjadi, sedangkan Vina sangat ketakutan dengan pembunuhan ini. Dia akan dibunuh lalu organnya dipindahkan pada sahabatnya, sekaligus merasakan rasa takut dan senang karena temannya bisa hidup lama tidak seperti dirinya.

Terpopuler

Comments

R Y U

R Y U

...

2021-11-28

1

Rsya

Rsya

aku sedang berusaha berpikir. HMMMMM

2021-07-10

1

Zahra Fitria

Zahra Fitria

2

2021-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!