Ledakan Jantung

Ledakan Jantung

01. heartlosive

Dalam ruangan yang gelap tangan lelaki itu mencakar lantai berkali-kali seperti hewan buas yang sangat kelaparan. Mulutnya mengeluarkan air liur, matanya terbuka lebar menahan sakit yang diderita. Kukunya sudah penuh dengan darah, disitulah air matanya tertetes setelah rasa sakit menghilang.

Saat ini yang dia bisa hanyalah mengatur napasnya, dia terengah-engah dengan sekujur tubuh penuh darah dan sprei yang sangat kotor berwarna merah. Lelaki itu mengambil botol kaca penuh obat, dia hendak membukanya.

Namun, lemas diseluruh tubuhnya itu tidak membiarkan dia membuka tutup botol tersebut sehingga membuatnya harus memecahkannya. Dia melemparkannya sekuat tenaga...

Alhasil botol itu pecah mengeluarkan obat yang berhamburan, dia mengambil seluruh obat itu memasukannya ke dalam mulutnya mengunyah obat itu tanpa minum. Ia menahan pahit demi melepaskan penyakit dalam tubuhnya.

"Akhirnya berakhir... Aku bisa melewatinya," ucapnya diiringi senyum bahagia. Ia menyentuh dadanya merasai kalau tubuhnya sangat dingin, ia mencoba tegak bertumpu pada kaki walau lemas.

Pandangannya itu masih tertuju pada pegangan pintu, ia mencoba meraihnya tapi terjatuh dan tetap saja dia tidak memiliki tenaga sedikitpun...

Sedangkan diluar kamarnya, mereka sedang bercanda dengan suara tawa yang cukup keras dengan pesta yang sangat besar. Anak yang paling mencolok memakai gaun pesta, hari dimana dia dilahirkan sedang dirayakan.

Waktu akhirnya berlalu ketika seluruh pesta susah selesai, gadis yang memakai gaun itu matanya melirik-lirik seakan mencari sesuatu yang sangat penting. Tidak lama seseorang lewat gadis itu menghentikannya.

"Tunggu, apa kamu tahu di mana Ryan ?" Tanyanya dengan sopan dan senyum. Orang yang ditanyai menggelengkan kepalanya menandakan ketidaktahuannya, gadis itu tersenyum dan menunduk dengan sedih. Beberapa lama setelahnya dia merenungi kemana orang yang dia cari, padahal ini hari yang amat penting baginya.

Seseorang menepuk pundaknya, "Ya! Apa kamu menikmati pesta ini ternyata..."

"Huh ?!" Dia kaget dengan apa yang dilakukan orang itu atau tekanannya, dia menoleh padanya dan bertanya keberadaan orang itu. Namun sangat disayangkan dia juga tidak mengetahuinya.

Matanya menatap cincin yang ada dijari manisnya yang sedang dia pakai, begitu indah dalam pikirannya memikirkan pemberitaan lelaki itu yang bernama Ryan tersebut. Namun mungkin saat inilah kebahagiaan itu akan berubah jadi keheningan.

Suara gedebuk mengagetkan semua orang yang ada dalam ruangan. Berasal dari gudang, salah satu pelayan disuruh untuk melihat apa yang jatuh atau suara apa itu. Pelayan itu mengangguk kemudian membuka pintunya, tapi tidak disangka...

"Ryan! Kamu kenapa ?!" Teriak gadis itu sembari berlari menuju Ryan. Orang-orang sangat tidak percaya dengan apa yang terjadi, remaja itu memiliki banyak luka dan sangat kelihatan kesakitan bahkan merintih menahan sakit.

"... Rani.. maaf aku mengacaukan.."

"Tidak, jangan mengatakan itu sekarang. Kamu ke rumah sakit saja!" Ucapnya setengah membentak pada Ryan yang kelihatan sangat merasa bersalah. Kini dia dilarikan ke rumah sakit diangkat oleh dua orang, hanya saja gadis yang berulang tahun hari ini merasa sedih sekali.

Rani keluar dari rumah setelah mengganti bajunya dan dia masuk ke dalam mobil, melihat kalau orang yang dicintainya sedang menderita membuatnya merasa sakit. Mobil pun bergerak menuju rumah sakit.

Beberapa kali ada macet namun karena ada orang yang sedang dibawa menuju rumah sakit, para polisi menyuruh mobil-mobil untuk menepi terlebih dahulu seakan ambulan. Akhirnya sesudah mobil menepi, supir tancap gas dan melaju kencang.

Sesampainya di rumah sakit, ada perawat yang datang membawa ranjang memiliki empat roda untuk membawa pasien ke UGD rumah sakit.

Ryan dinaikan ke sana dan mulai didorong oleh empat orang, mereka masuk ke dalam ruang UGD segera karena keadaan Ryan sangat kritis...

Rani menutup mulutnya, "kenapa dia tidak mengatakan punya penyakit itu ?"

"Nona, sebaiknya anda pulang saja biar kami yang mengurus semuanya," ucap salah satu anak buah ayah Rani. Mendengarnya mengatakan itu, dia Munduk dan tetap duduk di kursi besi itu.

Di lorong rumah sakit Rani hanya terdiam merenung alasan kenapa Ryan menyembunyikannya, dia sangat syok dengan apa yang dilihat oleh kedua bola matanya sendiri. Sesaat sedang menahan tangisan, handphonenya berdering dan dia mengambilnya melihat kalau nama pemanggil adalah temannya.

Dia menekan tombol jawab dan mengatakan halo sembari menyimpan speaker ponsel dekat telinganya...

"Rani, apa Ryan tidak apa ?"

"Hmm.. dia sedang ada di UGD saat ini."

"Aku sedang dalam perjalanan, bagaimana dengan keluarganya ?"

"Pihak rumah sakit harusnya sedang mengurusnya," jawab Rani dengan rintihan tangisan. Bisa saja dia menangis saat ini, tapi tidak ingin karena Ryan selalu saja memintanya untuk berusaha untuk menahan tangisan karena dia gampang menangis.

Tidak ada yang mengejeknya karena sudah jelas ayahnya orang kaya, tidak ada yang mau berurusan dengannya kecuali mau mencari masalah atau ada kesalahpahaman. Dalam hal itu dia jarang mendapatkan teman, tapi Ryan lah yang selalu bersamanya.

Remaja lelaki itu tetap saja bersamanya apapun yang terjadi sesampainya, seorang Rani yang pendiam dan jarang bicara itu malah menaruh rasa kasih pada seseorang itu. Namun, Rani tidak menyangka kalau Ryan memiliki penyakit itu.

Memiliki nama heartlosive yang sangat berbahaya, sudah dipastikan oleh semua dokter di dunia kalau penyakit ini tidak menular hanya saja turun temurun dan Ryan lahir dari rahim ibunya yang memiliki penyakit tersebut.

Rani mengepalkan tangan, "Kenapa harus heartlosive sih ?!"

"Rani!" Teriak seseorang. Di lorong rumah sakit ada yang berteriak seperti itu, pasti ada banyak yang melirik padanya dan itu adalah temannya Rani bersama Tasya yang membawa seseorang bersamanya.

Sekarang dia duduk di sampingnya Rani, tangannya yang gemetaran itu dipegang dan Tasya tersenyum lembut di hadapannya. Rani mengangkat wajahnya melihat ada seseorang, dia menatapnya dengan heran karena belum pernah melihatnya.

Rani bertanya, "Siapa yang bersamamu ini ?..."

"Dia pacarku."

"Salam kenal..."

"Aku Rani.. kamu..?" Tanya Rani padanya, tapi tidak dijawab. Malah memberikan sebuah kartu identitas dan Rani mengetahui namanya kemudian kartu identitas itu diambil kembali oleh pemiliknya.

Beberapa saat berlalu mereka duduk dan hanya lelaki itu yang terdiam, wajahnya sangat menatap ruang sakit dengan tajam begitu dingin tatapan yang diberikan olehnya.

Pintu UGD terbuka dan ada dokter keluar dari dalamnya, Rani sontak kaget lalu berdiri datang pada dokter itu bertanya keadaan Ryan saat ini dan setelah mendengar penjelasan dari dokter Rani langsung lega.

"Dia baik-baik saja," ucap dokter dengan senyum. Mendengar perkataan dokter itu, Rani tidak bisa menahan tangisnya dan menyeka air matanya yang mengalir di pipinya.

Masuk ke dalam dia sendirian melihat Ryan sedang duduk di atas ranjang, mata mereka saling bertemu dan yang pertama kali bicara adalah Ryan yang mengucapkan salam padanya...

"Aku bersyukur banget."

"Ahaha kamu ini khawatir banget sih!" Timpal Ryan dengan tawa yang cukup keras. Dia melambaikan sedikit tangannya, meminta Rani datang padanya dan tentu saja Rani menyanggupinya dengan datang padanya.

Ryan mengambil pergelangan tangan Rani sontak membuatnya kaget, menatap tajam matanya dan membuka mulutnya dengan sorot mata yang serius...

Terpopuler

Comments

Yahdinizal

Yahdinizal

Baca Novelku Juga Dong Author!😊

2021-11-23

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

terus .

2021-10-13

0

Zahra Fitria

Zahra Fitria

up

2021-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!