13. Ryan

Ryan sedang diborgol oleh polisi untuk memintanya menjelaskan apa yang terjadi, mau bagaimana sekalipun tetap saja Ryan yang menolak semuanya. Ayahnya yang berkuasa, mau bagaimana sekalipun menurut hukum Ryan yang paling bersalah.

Hanya saja Rani terpikir sesuatu. Diapun bertanya pada polisi, "anu! Apa tidak ada pengecualian untuk pengidap heartlosive ?!"

"Heartlosive ?"

"Ya.. saya punya penyakit itu dan tidak usah dipenjara juga, dua Minggu lagi juga saya akan mati."

"Kamu kenapa tidak mengatakannya..." Ucap polisi dengan pelan. Dia menghembuskan napas sembari membebaskan Ryan dari borgol itu, mereka bertiga merasa heran karena polisi membiarkan Ryan begitu saja. Tidak lama kemudian polisi menatap sinis pada para penagih hutang, mereka juga kelihatan bingung.

Tidak lama kemudian seseorang keluar dari mobil dan Ryan langsung mengepalkan tangannya ketika melihat pria itu datang padanya, seseorang yang dipanggil oleh dia adalah ayah. Walau hanya status semata baginya.

"Kenapa kau ada di sini ?" Tanya Ryan dengan geramnya minta ampun. Ayahnya hanya tersenyum, dia memberikan sebuah surat pada Ryan dengan senyuman. Namun, Ryan sadar kalau itu bukan sebuah surat melainkan undangan pernikahan.

Dia menyobek kertas itu hendak memukul ayahnya tapi dadanya mulai sakit, jantungnya berhenti berdetak dan tiba-tiba Ryan terjatuh lemas, dia memegang dadanya sambil berkeringat dingin. Mereka yang berada di tempat itu terdiam kecuali Rani dan Vina yang membantu Ryan berdiri, mereka sangat ketakutan dengan kematian Ryan yang sudah dekat.

"Ya! Karena pernikahannya seminggu lagi, kukira anakku ini keburu mati."

"Bisa-bisanya kau mengatakan itu ? Dia anakmu, mau bagaimana sekalipun darah dagingmu sendiri."

"Tidak, saya tidak pernah menganggapnya sebagai ayah. Rasanya menjijikan kalau saya sedarah dengan lelaki ini!" Teriak Ryan dengan lantangnya. Dia sekarang sangat merasakan amarah yang begitu dalam pada ayahnya, polisi yang mendengar jawaban dari Ryan juga ketakutan.

Sedangkan disebuah rumah sakit Adly sedang terbaring di ranjang dengan tangan dan kaki yang terikat pada ranjang, Widya berada di sampingnya. Mereka saling menatap dengan sinis.

Adly membentak, "Lepasin!"

"Gakkan!" Jawab Widya dengan tegasnya. Sebelumnya setelah pengobatan, Adly memang terkena tembakan peluru tetapi pengobatannya cepat dan hanya membutuhkan waktu satu jam saja. Bahkan dokter juga merasa aneh padanya saat mengobatinya.

Begitu juga dengan gadis yang bersamanya saat ini, dia sangat begitu bingung dengan apa yang terjadi pada lelaki yang dicintainya. Namun, saat melupakan itu dia bersyukur karena orang ini bisa bertahan dan tidak meninggalkannya. Walau Adly merasakan sakit untuk pertama kalinya. Dia cemas.

Ketukan pintu terdengar seseorang masuk bersama kedua orang pria berjas hitam, Adly menggunakan kekuatannya dan melepaskan ikatan Widya. Sontak Widya kaget karena dia bisa lepas, walau terpikir. Kenapa dia tidak melepaskan diri dari tadi ?

Dia melambaikan tangan, "Yo! Adly gak usah baikan!"

"Mau apa kau kemari !?" Tanya Adly dengan marah. Orang itu menunjuk pada Widya, tentu saja Adly melindungi gadis itu. Walau perban menghalangi dirinya untuk bergerak maju, namun setelah melihat siapa yang sedang berdiri di hadapan mereka.

Kedua lelaki berjas hitam itu atau bodyguardnya terdiam dengan ketakutan, mana ada yang berani dengan seorang psikopat yang terkenal dibeberapa daerah kumuh. Jika membuat masalah dengannya berarti membantai keluarga sendiri dan menyiksa diri sendiri, itu yang dikatakan banyak orang ketika bermasalah dengan orang itu.

Tidak lama Adly melepas sepatunya, ada sebuah pisau dan dia mengambilnya membuat kedua orang itu kaget...

"Kenapa kamu selalu membawa senjata."

"Apa kamu tahu organisasi belati putih ?"

"Itu bukannya organisasi yang berada dalam naungan pemerintah."

"Ah, aku wakil ketuanya... Jadi membawa senjata adalah hal yang wajar. Walau dibeberapa tempat aku disebut penjahat atau semacamnya," ucapnya dengan senyum masam. Dia mengambil dompetnya kemudian menunjukan sebuah kartu pada Widya, sontak wajahnya kaget sekaget-kagetnya melihat kartu identitas itu.

Jujur saja pantas di manapun Adly berada dia akan selalu ditakuti karena gelarnya, organisasi Belati Putih biasanya akan membunuh seseorang yang berbuat jahat tanpa pandang bulu. Namun, banyak juga yang mengatakan kalau mereka membunuh orang yang menginap penyakit heartlosive dan banyak juga gosip tentang mereka.

Gadis itu menghela napasnya merasa kalau pertemuannya dengan Adly saat jadi tamu ayahnya adalah hal yang wajar, karena ayah yang menaungi mereka atau organisasi itu.

Adly mengacungkan pisaunya dengan wajah dingin, "Sekarang kau bawa kedua bodyguard kamu dan pergi.."

"Kau begitu sombong sekali hanya karena wakil anggota organisasi sampah."

"Berisik kau!" Bentak Adly dengan wajah penuh kemarahan. Mereka pergi dengan membanting pintu, tidak lama setelahnya Adly terjatuh dan lukanya kembali terbuka. Entah kenapa rasanya dingin dan membuatnya ingin merasakan sakit lagi, jujur baginya kalau sakit itu mungkin sesuatu yang paling berharga baginya.

Dari lahir dia belum pernah merasakan bagaimana sakit itu dan walau dia mengatakan kalau tidak punya perasaan tetap saja, dia seseorang yang bisa dikatakan gila saat sekolah. Sekarang remaja itu berdiri dengan bantuan Widya, saat melihat wajah seorang gadis yang cemas padanya.

Dia teringat soal beberapa Minggu yang lalu, mungkin akan dia berikan jawaban sekarang juga karena mau bagaimanapun juga tetap saja nantinya dia harus menikah...

Wajah Adly memerah dan ketahuan oleh Widya sempat menebak apa yang ingin dikatakan oleh Adly dengan wajah memerahnya, "apa kamu masih punya rasa padaku ?"

"Heh ?! I-itu benar! Memangnya kenapa ?!" Tanya Widya dengan nada setengah membentak. Wajahnya begitu merona merah apel, mereka saling memerah satu sama lain dan tidak lama wajah Widya mendekat pada wajahnya Adly. Mereka berjarak hanya beberapa inci saja, napas juga terasa oleh mereka berdua.

Namun... Suara pintu terbuka membuat mereka menjauh kembali, Widya menatap sinis pada siapapun yang masuk. Zian yang sedang berdiri dengan wajah yang kelihatan heran, dia tidak lama mulai bertanya," kalian sedang apa ? Kenapa memerah gitu ? Ini rumah sakit loh... Nafsu kalian tahan dulu lah."

"Kubunuh loh."

"Maaf.. maaf.. aku cuman kemari karena khawatir pada Adly, kau jangan begitu, Widya Ardianty!"

"Huhh ada apa ?" Tanya Adly dengan wajah yang tidak peduli. Dia tahu alasan apa yang ingin dibicarakan oleh Zian, karena mereka satu organisasi dan sekarang mungkin Widya akan diminta untuk keluar tapi Adly punya saran untuk misi mereka.

Mereka bicara satu sama lain dengan seorang gadis mendengarkan mereka, hendak bicara tapi mengurungkan niatnya karena mereka berdua kelihatan sangat serius. Tapi mana ada yang menyangka kalau Zian dan Adly adalah anggota organisasi itu, mereka sangat berjasa pada negara.

Namun, yang paling dikhawatirkan oleh Widya hanyalah kalau ada peperangan nantinya mereka akan yang ada paling depan. Itu membuatnya takut orang dicintai olehnya pergi ke tempat yang tidak bisa dijangkau olehnya.

Beberapa saat setelah membicarakan soal strategi yang akan mereka lakukan, Widya ikut dengan mereka karena dia adalah kunci keberhasilan dari rencana mereka berdua. Dalam tim Zian adalah pendekar dan Adly adalah senjatanya, membuat mereka berdua disegani banyak orang dalam organisasi.

Terpopuler

Comments

Zahra Fitria

Zahra Fitria

4

2021-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!