15. Ryan

Menghembuskan napas mereka berdua kelihatan sangat cemas pada anaknya, ayah dan ibunya Rani menatap anaknya dengan sedih. Tidak lama kemudian datang Ryan dari pintu kamar bersama Adly, setelah Zian selesai memasang perban pada Rani dia pergi bersama Adly setelahnya.

Ryan memasuki ruangan, hanya saja wajahnya hanya menatap pada ayahnya dan saat berada di samping ayah Rani...

"Apa yang akan anda lakukan pada Vina ?" Tanya Ryan buat sontak ayahnya Rani kaget. Dia tidak lama ingin mencekik Ryan tapi dihentikan oleh ibunya, memang benar dari tindakan yang diinginkan olehnya barusan itu menandakan kalau dia ingin membuat Ryan tutup mulut.

Mereka kemudian mulai tenang, tapi Ryan sangatlah bingung mau memilih siapa. Bagaimanapun juga Rani seseorang yang berharga baginya terlebih lagi gadis itu mencintainya, sedangkan Vina seseorang yang dia cintai. Apa yang harus dilakukan olehnya itu sangat bingung, memilih antara mereka berdua rasanya mustahil baginya.

Dia menggaruk kepalanya sambil tersenyum, "Buat apa juga aku memikirkan ini, sebentar lagi juga aku akan mati."

"Kenapa kamu tidak mau melaporkan kami ke polisi soal ini ?"

"Ah, aku juga ingin dia hidup tapi tidak ingin Vina mati, egois bukan ? Tapi entah kenapa aku ingin keegoisan itu."

"Benar, aku juga berpikiran sama denganmu," jawab ayahnya Rani dengan senyum. Ryan menuliskan sesuatu pada kertas dan menyimpannya di meja, mungkin saat bangun harusnya Rani menemukannya. Pikirnya sambil berjalan pergi meninggalkan kamar Rani yang sedang tertidur.

Keluar dari rumah besar ini dia bertemu dengan Vina diluar rumah atau lebih tepatnya depan gerbang, mereka bergandengan tangan menuju rumah Ryan. Pada akhirnya... Mereka diizinkan untuk tinggal di rumahnya Ryan, sampai terakhir kali hidup mereka.

Permintaan Vina hanya sedikit saja agar mereka bisa bahagia dan tidak punya rasa sakit, itulah yang diinginkan olehnya tapi tidaklah semudah itu. Dengan perhitungan dari Zian, kedua orang tuanya Rani akan membunuh Vina diwaktunya.

Setelah mendengar rencana Zian, mereka paham dan sekarang menjalankan sesuai rencana mereka walau itu sangatlah menyakitkan. Tapi waktu tidak bisa diperlambat jadi harus. Tidak ada yang namanya tidak bisa.

Suara tembakan terdengar, seseorang menembak mati seseorang yang sedang mengamuk. Jarang ada yang terjadi seperti ini, namun itu hal biasa bagi masyarakat. Seorang pengidap penyakit itu terkadang mengamuk dan ingin membunuh seseorang dengan alasan membawanya mati bersamanya, maka dari itu pemerintah membunuh orang-orang begitu.

Banyak juga yang bertahan seperti Ryan dan banyak orang lagi...

Ryan menatap langit dengan wajah sayu, "Dunia ini cukup kejam ya.."

"Umm.. benar, aku juga berpikir demikian!" Jawab Vina dengan semangat. Mereka tetap berjalan dan ada seseorang yang sedang terdiam, ayahnya Ryan hanya menatapnya dengan sinis.

Tanpa mempedulikan mereka melewatinya tanpa bicara sepatah kata sekalipun, hanya saja ayahnya itu yang bicara, "kuharap kau segera mati agar rumahku bisa aku ambil lagi..."

"Kuharap," jawaban singkat itu membuat Vina sakit hati. Tapi tidak ada yang bisa mengubah fakta kalau kematian sudah di depan mereka, dan itu tidak menggoyahkan keberanian Ryan untuk tetap berada dalam jalannya.

Saat mereka berjalan bersama menuju rumah Rani terbangun dari tidurnya dengan wajah yang pucat, matanya melihat sekitarnya dan sadar kalau dia berada di ranjangnya. Beralih ke posisi duduk, dia melihat sebuah kertas di atas meja. Membacanya sebentar dia menghela napas.

Dia tersenyum lembut, "dasar Ryan. Kuharap aku bisa sama kamu lagi..."

Gadis itu menangis sambil memegang erat-erat kertas itu, dia mengambil selimut dan menyelimuti dirinya sendiri sambil mengigit bantal. Dia hanya menangis untuk menangisi isi surat itu, serasa kalau perjuangannya untuk mendapatkan lelaki itu bohong.

Ayahnya sedang bicara dengan seseorang lewat telepon, ibunya menyeduh teh untuk anaknya sambil berpikir. Apa yang mereka lakukan itu benar ? Jujur saja golongan darah Rani sangatlah jarang ada, tapi entah kebetulan atau apa anak yang dijual pada mereka memiliki golongan darah yang sama.

Namun kebetulan juga kalau dia adalah sahabat terdekat Rani, pasti Rani akan gila dan kewarasannya dipertanyakan jika sampai tahu kalau setelah penyakitnya itu hilang. Dalam tubuhnya itu bukan organ miliknya, tapi milik sahabatnya.

Ibu Rani meregangkan tangannya, "Kebetulan yang mengerikan..."

"Ibu, apa aku boleh bicara ?" Tanya Rani yang muncul di belakang ibunya. Menoleh ke belakang dia tahu kalau anaknya mau bicara dengannya, hendak menolak tapi menelan ludahnya dan menyiapkan keberanian untuk bicara pada anaknya.

Mereka duduk di kursi dengan kedua cangkir teh depan mereka, namun Rani melihat ayahnya yang sedang bicara. Wajahnya saat menelepon sangatlah serius, tapi kesedihan juga nampak dalam ekspresinya itu. Sangat membingungkan bagi Rani.

"Tidak, bunuh saja," ucap ayah Rani dengan serius dan tangannya terkepal. Setelahnya dia mematikan panggilan dan pergi masuk ke dalam rumah, dia lihat kalau istri serta anaknya sedang bicara satu sama lain. Sempat mendengarkan kalau itu topik soal penyakitnya.

Juga ayahnya Rani tidaklah menyangka kalau ibunya pengidap heartlosive, tapi gejalanya tidaklah separah orang lain. Karena ini pembicaraan yang berat, ayahnya juga ikut bicara.

Rani meneteskan air mata dan bertanya, "Kenapa kalian merahasiakan ini ?!"

"Jujur saja ayah akan melakukan apapun agar kamu sembuh, ayah bersumpah!"

"Tapi...! Aku tidak ingin memakai organ lain.."

"Soal itu.." ucap ayahnya lirih pelan. Dia mengigit bibirnya, merasa kalau pasti Rani akan sangat menolak jika orang itu atau pendonor itu adalah sahabatnya. Mana ada yang mau jika begitu, dia merasa kalau sudah gagal jadi ayah.

Datang seseorang dengan baju hitam dengan syal merah duduk bersama mereka, dia meneguk teh yang sudah ada di depannya. Matanya sedikit menatap pada Rani, dia kemudian memberikan sesuatu pada ayahnya. Namun, Rani melihat lelaki ini dengan sorot mata mencurigakan.

Ayah mengambil barang itu sambil menelan ludahnya sendiri, dia akan membunuh seseorang demi anaknya. Walau sebesar apapun dosanya dia ingin Rani hidup bahagia, itu harus dilakukan. Tapi mungkin saja rencananya takkan berjalan sesuai keinginannya.

Di tempat lain ada beberapa orang yang sedang menjaga Vina, mereka memutuskan untuk memberi gadis itu waktu untuk berpikir. Daripada dia akan dicelakai lalu membuat hal itu seolah-olah kecelakaan, setelahnya membuat dia sekarat hingga organnya bisa dipindahkan pada putrinya.

Itu sangat dilarang oleh pemerintah, makanya Belati Putih ingin menghentikan orang itu. Walau ayahnya Rani adalah pemimpin sekalipun, mereka akan memberontak karena pekerjaan mereka itu membela satu negara bukan membela satu keluarga.

Seseorang memberikan perintah, "Target datang.. siapkan pasukan, jangan biarkan ada orang yang mencurigakan!"

"Baik! Saya akan mempersiapkan perlengkapan!" Jawab bawahannya. Dia segera mempersiapkan sebuah sniper serta pistol juga, wajahnya Ryan sangatlah gugup dan melihat sekitarnya sambil berharap kalau rencana Zian berhasil.

Dia sangat ingin agar Vina memutuskan apakah siap mati untuk sahabatnya atau tetap hidup, walau itu akan membuatnya terus dihantui oleh rasa bersalah. Hanya saja dia sangat bimbang saat ini...

Terpopuler

Comments

Zahra Fitria

Zahra Fitria

6

2021-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!