05. heartlosive

Disebuah ruangan ada sebuah tirai yang tertiup angin dan seseorang sedang tertidur di atas ranjang rumah sakit, di sampingnya seorang gadis sedang menemaninya. Beberapa orang juga bersamanya sedang duduk, mereka sedang bicara mengobrol satu sama lain.

Namun gadis yang ada di sampingnya pasien bangun dari tidurnya, dia melihat yang berada di depannya dan mengingat perkataannya beberapa jam yang lalu.

"Jauhi aku saja. Lihat aku ini punya penyakit yang serius," ujar Ryan dengan serius. Perkataan yang dilontarkan pada Rani begitu membuat hatinya sangat terkejut tak main. Sekali lagi dia bertanya apa maksudnya, lelaki itu hanya memalingkan wajahnya.

Merekapun tidak bicara dan keheningan terjadi dalam waktu lama sesampainya Ryan tertidur saat teman-temannya datang. Melihat temannya yang tidak makan dari kemarin membuatnya cemas, Zian merasakan hal itu.

"Rani.. makanlah ke kantin dulu saja."

"Umm.. baiklah, temani aku Zian. Kamu juga belum makan, 'kan ?" Tanya Rani sambil menatap Ryan dengan sedih. Mereka keluar dari ruangan pergi menuju kantin rumah sakit, tetapi kelopak mata Ryan terbuka setelah gadis itu pergi.

Dia bangun berpindah posisi ke duduk dan teman-temannya sadar segera datang bertanya kondisinya tetapi Ryan hanya terdiam walau ditanya oleh beberapa temannya.

Tidak lama kemudian Widya datang padanya, dia mengangkat tangannya dan sebuah tamparan mendarat di pipi Ryan sontak membuat dirinya kaget. Widya hanya menatap sinis padanya.

Hanya saja sebuah suara bantingan pintu terdengar, hal itu membuat mereka yang ada di dalam kaget dan refleks melihat ke arah pintu. Ternyata di sana ada gadis yang sedang memerah, dia meneteskan beberapa air matanya.

Rani masuk dan bertanya, "kenapa kamu gak mau bangun ? Karena ada aku ?"

"Tinggalkan aku sendiri, apa kalian bisa ?" Tanya Ryan mengabaikan Rani yang sedang menatapnya mencari tatapan dia. Namun seorang dokter mengabulkan permintaan Ryan, dia masuk dan meminta semua orang untuk keluar dulu.

Mendengar dokter mengatakan itu mereka semua hanya bisa menuruti perkataannya saja, Rani pun keluar dari ruangan lagi dengan wajah yang sangat teramat sedih sekali.

Pintu tertutup dan dalam ruangan itu hanya ada dua orang, seorang pasien kemudian penyembuhnya yang sedang menghela napas...

"Kita akan bicara sebentar."

"Soal sisa hidupku, 'kan ?" Tanya Ryan melanjutkan perkataan dokter yang sudah tertebak olehnya. Mendengar perkataan Ryan, dokter itu menunduk dan sudah terbiasa dengan hal tersebut. Namun ini pertama kali baginya mendengar seorang pasien pasrah seperti ini, itu adalah sesuatu yang langka baginya.

"Ah, kamu tampaknya sudah menyiapkan mental untuk mendengarkannya..." Ujar dokter sambil menunduk. Dia datang ke Ryan, wajahnya begitu sendu melihat anak yang memiliki umur masih muda atau remaja ini sudah mendekati kematian.

Tidak ada yang tahu kapan dia akan kembali ke tempatnya berasal, siapapun tidak ada yang tahu soal mati atau hidup sekalipun. Dokter itu mengambil ponselnya melihat catatan pasien, melihat kalau dia masih memiliki keluarga tapi tidak ada yang menjenguknya.

Itu diperlukan untuk membuat persetujuan apakah remaja yang ada di depannya ini tinggal di rumah sakit sampai hembusan napas terakhirnya atau dibebaskan keluar...

"Kamu memilih bebas atau diam di tempat ini ?"

"Aku milih keluar saja, dok."

"Umm.. kenapa ? Padahal kalau kamu merasa kesakitan bisa menggunakan obat bius."

"Tidak, aku ingin tetap keluar saja dan soal orang tua, apakah mereka datang ?" Tanya Ryan dengan menunjukan wajah yang tidak peduli. Matanya tidak memiliki cahaya, dia sudah tidak memikirkan apapun tentang dunia lagi. Mau dosa ataupun tidak, dia sudah tidak peduli dengan semuanya.

Beberapa saat dokter berdiri dan menyebutkan waktu yang dimiliki oleh Ryan untuk hidup, waktunya begitu singkat seakan kedipan mata bagi Ryan. Kini wajahnya menunduk ke bawah dan hanya bisa menerimanya saja.

Dokter mengelus rambutnya, "Satu bulan kurang lebih."

"Baik dok, lalu soal pembayaran..."

"Semuanya ditanggung pemerintah dan kamu akan diberikan uang untuk menikmati hidupmu."

"Kalau boleh tahu, berapa banyak ?"

"Mungkin 20jt akan diberikan padamu," jawab dokter dengan senyum. Ryan menghela napas panjang karena berpikir kalau uangnya terlalu besar, memberikan banyak uang pada seseorang yang mau meninggal sebulan lagi menurutnya berlebihan.

Mendengar kalau dia bisa pulang sore ini membuatnya lega, tapi dia hendak bertanya tapi tidak jadi karena teman-temannya mengetuk pintu dari luar. Mendengar itu dokter mau pergi tapi dihentikan oleh Ryan.

Menoleh ke belakang dokter melihat kalau Ryan memegang tangannya.. Ryan pun bertanya, "Apakah saya bisa minta tolong ?"

"Tolong apa ?"

"Tolong ambilkan uang itu dan bisakah dokter kasihkan pada orang yang membutuhkan."

"Itu melanggar aturan, kecuali kamu ambil setengahnya."

"Baiklah aku ambil setengahnya," kata Ryan dengan terpaksa. Dia setelahnya melepaskan tangan dokter yang sedang terdiam menatap Ryan, dia memikirkan kalau remaja ini sangatlah tidak biasa. Jujur dalam hatinya dia sangat sedih karena orang sebaik Ryan harus meninggal.

Dokter itu pergi keluar dari ruangan melihat teman-temannya sedang terdiam, mereka bertanya pada dokter soal keadaanya tapi tidak dijawab olehnya dan malah pergi begitu saja tanpa sepatah kata sekalipun. Mereka semua masuk tanpa mempedulikan ya.

Rani, Widya, Fauzan, Vina, dan yang lainnya masuk melihat teman mereka sedang melamun melihat ke keluar jendela. Walau setiap kunjungan maksimal penjenguk dua orang saja ada pengecualian untuk penyakit heartlosive, diperbolehkan sampai 10 orang yang menjenguk.

"Kita sebaiknya memputuskan pertemanan kita saja," ujar Ryan tanpa memandang mereka semua. Serentak kagetnya tidak terhingga, mereka kelihatan sangat terkejut dengan perkataannya barusan. Mendengar hal itu Rani tidak tinggal diam dan datang padanya.

Dia mengangkat tangan di depan Ryan, remaja itu tahu apa yang akan dilakukan gadis itu dan terdiam namun dia salah menebak apa yang akan dilakukan oleh Rani padanya. Semuanya bahkan tidak ada yang kaget terkecuali Ryan saja.

Gadis itu memeluknya begitu erat, tetapi Ryan tidak menginginkannya...

"Hei, jangan mengatakan itu."

"Aku sebentar lagi meninggal."

"Jangan! Aku akan meminta ayah mencarikan solusi!" Bentak Rani padanya. Mendengar bentakan itu Ryan hanya tersenyum dan mulai membuka mulutnya, "Solusi ? Apa pemindahan organ tubuh manusia pada manusia lain itu solusi ? Aku tidak ingin setiap waktu dihantui oleh rasa bersalah."

Rani terjatuh ke lantai, "T-tapi! Itu hanya satu-satunya cara..."

"Itu juga berlaku bagi kalian semua, jangan dekati aku lagi. Itu saja," ucap Ryan tanpa merasakan apapun dalam dirinya. Saat ini dia tidak bisa berpikir jernih karena mau menghadapi kematian, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya tapi setidaknya dia ingin tahu caranya agar merelakan semuanya untuk ditinggalkan olehnya.

Melihat teman-temannya yang sedang terdiam, keheningan tercipta dan beberapa saat kemudian salah satu ponsel berdering, Vina yang sedang terdiam tiba-tiba sadar kalau ponselnya berdering memecahkan keheningan ini.

Dia membuka panggilan dan keluar dari ruangan, namun wajahnya sangat ketakutan begitu pula dengan Ryan yang ketakutan dalam hatinya tapi tidak diperlihatkan kepada siapapun...

Terpopuler

Comments

R.A Andini

R.A Andini

sedih yak 😭😭

2021-05-29

1

Zahra Fitria

Zahra Fitria

3

2021-05-24

1

im_ha

im_ha

5 like untukmu ya Thor. mampir juga di karyaku DOAKU BERBEDA DENGAN DOAMU 💪

2021-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 01. heartlosive
2 02. heartlosive
3 03. heartlosive
4 04. heartlosive
5 05. heartlosive
6 06. heartlosive
7 07. heartlosive
8 08. heartlosive
9 09. heartlosive
10 10. Ryan
11 11. Ryan
12 12. Ryan
13 13. Ryan
14 14. Ryan
15 15. Ryan
16 16. Ryan
17 17. Ryan
18 18. Ryan
19 19. Ryan
20 20. Ryan
21 21. Ryan
22 22. Ryan
23 23. Ryan
24 24. Ryan
25 25. Ryan
26 26. Ryan
27 27. Ryan
28 28. Ryan
29 29. Rani
30 30. Rani
31 31. Rani
32 32. Rani
33 33. Rani
34 34. Rani
35 35. Rani
36 36. Adly
37 37. Adly
38 38. Adly
39 39. Adly
40 40. Fauzan
41 41. Fauzan
42 42. Fauzan
43 43. Fauzan
44 44. Fauzan
45 45. Vina
46 46. Fauzan
47 47. Zaky
48 48. Rani
49 49. Adly, Widya
50 50. Adly, Widya
51 51. Rani, Zaky
52 52. Adly, Zaky
53 53. Adly, Zaky
54 54. Zaky, Adly
55 54. Zaky, Adly
56 56. Ezra, Fauzan
57 57. Elentry
58 58. Ezra, Fauzan
59 59. Ryan, Vina
60 60. Keluarga Adly
61 61. Keluarga Adly
62 62. Keluarga Adly
63 63. Keluarga Adly
64 64. Widya
65 65. Widya
66 66. Rani, Ryan
67 67. Rani, Ryan
68 68. Adly
69 69. Ezra, Adly
70 70. Adly, Zyred
71 71. Keluarga Adly
72 72. Keluarga Adly
73 73. ...
74 74. Surya
75 75. Surya
76 76. Zaky
77 77. Zaky
78 78. Ibu Adly
79 79. Zaky
80 90. Zyred
81 81. Ryan
82 82. Surya, Adly
83 83. Ezra
84 84. Ezra, Ryan
85 85. Keluarga Adly
86 86. Zaky
87 Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88 Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89 Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90 Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91 Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92 Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93 Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94 Episode 94 : Kematian Adly
95 Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96 Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97 Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98 Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99 Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100 Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101 Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102 DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103 Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104 Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105 Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106 Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107 Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108 Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109 Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110 Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111 Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112 Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113 Episode 112 : Kartu Memori
114 Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115 Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116 Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117 Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118 Episode 117 : Balas Budi
119 Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120 Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121 Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122 Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123 Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124 Episode 123 : Adik Dan Kakak
125 Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126 Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127 Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128 Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129 Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130 Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131 Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132 Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133 Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134 Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135 Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136 Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137 Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138 Episode 137 : Situasi Kritis
139 Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140 Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141 Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142 Pengumuman
Episodes

Updated 142 Episodes

1
01. heartlosive
2
02. heartlosive
3
03. heartlosive
4
04. heartlosive
5
05. heartlosive
6
06. heartlosive
7
07. heartlosive
8
08. heartlosive
9
09. heartlosive
10
10. Ryan
11
11. Ryan
12
12. Ryan
13
13. Ryan
14
14. Ryan
15
15. Ryan
16
16. Ryan
17
17. Ryan
18
18. Ryan
19
19. Ryan
20
20. Ryan
21
21. Ryan
22
22. Ryan
23
23. Ryan
24
24. Ryan
25
25. Ryan
26
26. Ryan
27
27. Ryan
28
28. Ryan
29
29. Rani
30
30. Rani
31
31. Rani
32
32. Rani
33
33. Rani
34
34. Rani
35
35. Rani
36
36. Adly
37
37. Adly
38
38. Adly
39
39. Adly
40
40. Fauzan
41
41. Fauzan
42
42. Fauzan
43
43. Fauzan
44
44. Fauzan
45
45. Vina
46
46. Fauzan
47
47. Zaky
48
48. Rani
49
49. Adly, Widya
50
50. Adly, Widya
51
51. Rani, Zaky
52
52. Adly, Zaky
53
53. Adly, Zaky
54
54. Zaky, Adly
55
54. Zaky, Adly
56
56. Ezra, Fauzan
57
57. Elentry
58
58. Ezra, Fauzan
59
59. Ryan, Vina
60
60. Keluarga Adly
61
61. Keluarga Adly
62
62. Keluarga Adly
63
63. Keluarga Adly
64
64. Widya
65
65. Widya
66
66. Rani, Ryan
67
67. Rani, Ryan
68
68. Adly
69
69. Ezra, Adly
70
70. Adly, Zyred
71
71. Keluarga Adly
72
72. Keluarga Adly
73
73. ...
74
74. Surya
75
75. Surya
76
76. Zaky
77
77. Zaky
78
78. Ibu Adly
79
79. Zaky
80
90. Zyred
81
81. Ryan
82
82. Surya, Adly
83
83. Ezra
84
84. Ezra, Ryan
85
85. Keluarga Adly
86
86. Zaky
87
Episode 87 : Kekacauan Di Kota
88
Episode 88 : Zombi Yang Bernapas Dan Mengeluarkan Suhu tubuh Seperti Manusia...
89
Episode 89 : Umur Dua Bulan Bisa Seperti Anak Sepuluh Tahun
90
Episode 90 : Kekalahan Adly Pada Pertarungan
91
Episode 91 : Fidya Terbawa Kedalam Pertarungan
92
Episode 92 : Seorang Pria Tua Bersama Rencananya
93
Episode 93 : Mewariskan Kekuatan Pada Anaknya
94
Episode 94 : Kematian Adly
95
Episode 95 : Seseorang Sudah Tidak Mampu Lagi
96
Episode 96 : Zaky Bersama Perasaannya Pada Gadis
97
Episode 97 : Ezra FrameEmpat Vs Zombi Raksasa
98
Episode 98 : Selamanya Akan Kulindungi Kalian Bertiga
99
Episode 99 : Bayangan Adly Vs Fidya Anaknya Kakaknya
100
Episode 100 : Kekuatan Luar Biasa Dari Anak Kecil
101
Episode 101 : Seorang Zombi Gadis
102
DyntalGear ... KnightGear ... ArctalGear
103
Episode 102 : Zombi Perempuan Dan Ryan
104
Episode 103 : Mantannya Ryan Yaitu Zombi
105
Episode 104 : Adiknya Ryan Bersama Para Zombi
106
Episode 105 : Masalah Ryan Dan Ayah Zaky
107
Episode 106 : Zombi Kelelawar Menyerang
108
Episode 107 : Anak Kecil Tapi ... Begitulah ...
109
Episode 108 : Ryan Dan Seluruh Zombi Di kota
110
Episode 109 : Seorang Anak Yang Terlalu Sayang Pada Ayahnya
111
Episode 110 : Mencari Kartu Memori Di Bandara
112
Episode 111 : Anak Gadis Dan Zombi Bunga
113
Episode 112 : Kartu Memori
114
Episode 113 : Dokumen Di Bandara
115
Episode 114 : Ryan Yang Akan Mengamuk
116
Episode 115 : Belati Putih Mengangkat Senjata!
117
Episode 116 : Suara Tembakan Yang Terdengar Keras
118
Episode 117 : Balas Budi
119
Episode 118 : Tangan Penuh Darah Tapi tersenyum Dan Tertawa
120
Episode 119 : Dragrise Si Kadal
121
Episode 120 : Ekspresi Wajah Fauzan
122
Episode 121 : Regu Pembantai Diawal
123
Episode 122 : Tangan Berlumuran Dengan Darah
124
Episode 123 : Adik Dan Kakak
125
Episode 124 : Seorang Belati Hitam Di Depannya
126
Episode 125 : Kata-kata Mereka Semua
127
Episode 126 : Tiga Tahun Setelahnya
128
Episode 127 : Kalung Peninggalan Seorang Adly
129
Episode 128 : Suasana Baru Yang Aneh
130
Episode 129 : Hewan-Hewan Yang Berubah Dan bermunculan
131
Episode 130 : Kecupan Dari Seorang Gadis
132
Episode 130 : Kaki Adly Dalam Plastik ? Ha ?
133
Episode 132 : Playboy Yang Berulah
134
Episode 133 : Ayah Dan Anak Menyeringai Jahat
135
Episode 134 : Dunia Mimpi Ryan
136
Episode 135 : Keluar dari Dunia impian
137
Episode 136 : Ryan Dan Timnya
138
Episode 137 : Situasi Kritis
139
Episode 138 : Membuka Matanya kembali
140
Episode 139 : Pengorbanan Prajurit (END)
141
Pengumuman, Ledakan Jantung akan di Cetak
142
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!