Pulang

Suatu saat bila engkau datang, tolong cintai aku karena Allah, Bimbinglah aku, jadilah imam dalam sholatku

Izinkan bakti dan taatku menyatu bersama senyum di wajah teduhmu

Izinkan cinta dan rinduku terpatri kuat di dalam hati dan pikiranmu."

_______________________________________

Suasana pagi hari ini akan terasa berbeda , karena pagi ini merupakan pagi terakhir mereka di Lebanon .

Dini sudah selesai membereskan barang-barangnya , disebelahnya tampak Rianty masih sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam tas ransel besarnya .

" Apakah pasukan keamanan juga akan pulang bersama kita dok ?." tanya Rianty disela - sela kesibukannya , Dini yang sedang mengecek kembali barangnya menoleh dan sedikit mengeryitkan keningnya .

" Kata mas Guntur sich sebagian dari mereka akan pulang bersama kita , sebagian lagi menunggu pemulangan berikutnya setelah pasukan pengganti tiba ." jawab Dini akhirnya , lalu gadis itu duduk dikursi depan ranjang Rianty memperhatikan gadis itu dengan seksama .

" Kenapa ? Kau ingin pulang bersama Devian ?." goda Dini yang sukses membuat Rianty terpaku sejenak .

" Aisshhh dokter , pagi-pagi jangan suka bikin orang blushing kenapa ." ucap Rianty dengan wajah yang merona merah. Dini terkekeh geli .

" Isshhh siapa yang bikin blushing , kamunya aja kali yang pake blush on ketebelan ." Rianty  memanyunkan bibirnya mendengar suara tawa Dini yang menggodanya .

" Bukan aku saja yang ingin pulang bareng mereka tapi dokter juga kan , bisa pulang bareng calon imam dalam perjalanan selama hampir 11 jam pasti romantis banget tuch ." kini giliran Rianty yang menggoda Dini , dia merasa mendapat angin saat dilihatnya pipi Dini yang memerah .

" Berarti ini yang kamu pikirin semalam sampe ngga bisa tidur , padahal sudah ngobrol lama sejak sore ." Dini tetap ngga mau kalah berusaha menutupi senyum dibibirnya .

" Kok dokter tau , wah curiga dokter juga nga bisa tidur kan ? Ayo ngaku aja dok , tuch blush on dipipi dokter juga ketebelan ."

" aku nga pernah pake blush on Rianty ."

" Lah trus itu kenapa pipinya merah gitu ." ucap Rianty sembari menunjuk wajah Dini dengan tersenyum lebar .

" Karena disini gerah ." sahut Dini sembari berdiri dan beranjak keluar dari tendanya , sementara Rianty masih tertawa karena berhasil menang melawan Dini .

Dini berdiri didepan tenda , waktu masih pukul 6 pagi , dikejauhan tampak beberapa prajurit sedang olahraga pagi yaitu lari mengelilingi barak dan sebagian lagi membantu persiapan pulang .

" Sudah dipastikan semua barang bawaan lengkap ?." tanya suara bariton dari arah samping kiri Dini , Dini sedikit terkejut lalu menoleh kearah datangnya suara , tampak Kapten Guntur dengan seragam militernya berdiri tepat disampingnya .

" Iya sudah ."

" Baguslah , taruh saja semua tas di depan tenda nanti ada petugas yang akan mengambilnya ."

Dini mengangguk ," jam berapa keberangkatannya ."

" Berdasarkan rencana jam 10 pagi sudah harus berada dibandara ."

" Apa pasukan kapten juga ikut pulang bersama kami ?."

" Iya sebagian pasukan akan pulang hari ini dan sisanya akan pulang empat hari mendatang setelah pasukan pengganti tiba ."

" Lalu Kapten ikut pulang dengan pasukan yang mana ."

Guntur tersenyum.mendengar pertanyaaan Dini , diselipkannya kebelakang telinga rambut yang menutupi wajah Dini .

" Kenapa ? Kau ingin aku temani ?."

Dini menggigit bibir bawahnya mencoba menghilangkan rasa kikuk.

Guntur tersenyum , lalu menepuk puncak kepala Dini pelan.

" Aku masih belum tau jadwal kepulanganku, apakah hari ini atau empat hari lagi , walau aku sebenarnya sangat ingin pulang bersamamu agar bisa segera menyelesaikan urusan kita ."

" Urusan Kita , apa ?." tanya Dini sambil menatap wajah Guntur , pria itu hanya tersenyum .

" Kamu nanti akan tau ."

" Kapan ?."

" Tunggu waktunya tiba ."

" Ishhh kenapa harus membuat saya penasaran ." ucap Dini kesal .

Guntur terkekeh melihat wajah kesal Dini , entah kenapa dia sangat suka melihat ekpresi kesal diwajah Dini.

" Karena saya suka melihatmu penasaran ," ucapnya lalu didekatkannya wajahnya ketelinga Dini dan berbisik ," bibirnya jangan manyun begitu , bikin pengen nyium jadinya ."

Bisikkan Guntur  membuat gadis itu membulatkan matanya lalu memukul lengan kekar Guntur .

" ishhh mas ini , belum pernah disuntik mati ya ." sungut Dini , wajahnya sudah memerah menahan malu dan debar jantungnya .

" Ya kalau sudah pernah , berarti kita ngga pernah ketemu donk kan aku sudah mati , tapi kalau matinya barengan sama kamu aku ikhlas kok ." goda Guntur sambil berusaha menghindar dari serangan jari jari lentik Dini .

" Pagi - pagi bukannya ikut lari pagi malah pacaran , kapten dicari komandan tuch ." suara Bass yang Dini hafal milik Devian menghentikan aksinya mencubiti lengan Guntur , gadis itu tertunduk malu dan menyembunyikan wajahnya dibalik punggung Guntur.

" Kenapa tidak menelphone , menganggu saja. " balas Guntur sedikit kesal .

" Ada apa komandan mencariku , bukannya semua laporan sudah beres ."

" Entahlah , dia ngga bilang apa-apa ." sahut Devian yang tampak celingukan tatapannya tertuju kearah tenda .

" Oke lah , ayo ." sahut Guntur sambil menyeret Devian pergi , Dini hanya tertawa saat melihat Devian yang berusaha berontak dari fitingan lengan kekar Guntur di lehernya .

**********

Seperti yang dikatakan Guntur , pukul 10 pagi mereka sudah berada di Bandar Udara Rafik Hariri , bandar Udara yang terletak diselatan Kota Beirut Lebanon ini tampak ramai .

Selain kontigen pasukan garuda dan tim medis bulan sabit merah dari Indonesia juga ada kontigen negara lain yang juga akan pulang hari ini .

" Ternyata mereka ngga ikut pulang bersama kita ." gumam Rianty sembari matanya mengitari wajah-wajah tegas dan tampan prajurit berseragam militer dengan baret biru muda dikepalannya yang berkumpul tak jauh dari mereka duduk.

" Mungkin mereka masih ada tugas yang belum selesai ."Dini menjawab pelan gumaman Rianty .

Sebenarnya ada rasa kecewa juga didalam hatinya , benar kata Rianty dia juga sangat ingin bisa pulang dan menikmati 11 jam waktu perjalanan bersama orang yang dia sayangi .

Tapi dirinya juga tidak bisa memaksa keinginan sesuka hatinya mengingat tugas Guntur sebagai abdi negara yang harus tunduk pada aturan dan kadang tak menentu waktunya .

Ketua rombongan memastikan kembali seluruh anggotanya lengkap tidak ada yang tertinggal , lalu memerintahkan semua untuk masuk kedalam pesawat Garuda yang akan membawa mereka kembali pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan tugas selama 1 tahun di Lebanon .

" Dok kenapa ticket kita berbeda dengan yang lainnya ." tanya Rianty sembari menatap ticket ditangannya , Dini yang ditanya langsung melihat ticket yang sedari tadi dikantonginya .

" Ehh iya , kenapa ini kelas bisnis ? Semestinya kita kan bersama mereka di kelas ekonomi ."

" Tadi sewaktu ketua rombongan memberi ticket kok aku nggak perhatiin ya dok. "

Dini hanya mengendikkan bahunya menjawab pertanyaan Rianty yang dia sendiri juga bingung.

Belum terjawab keheranan mereka suara keras ketua rombongan Kapten Baskara memanggil mereka .

" Ayo dok segera masuk ke pesawat ."

" Tunggu dulu kapt , apa ticket ini ngga salah ." tanya Dini sembari menunjukkan ticket ditangannya kearah Kapten Baskara , pria itu tersenyum tipis .

" Salah apanya dok ? Disini tertulis dengan jelas nama dokter , nomor kursi , jenis kelas , waktu keberangkatan dan bandara tujuan dan semuanya benar kan ."

" Bukan kapt . Maksud saya , apa tidak salah , saya dan nona Rianty mendapat ticket di kabin bisnis , seharusnya kan kami duduk bersama yang lain dikabin ekonomi sama seperti saat kami tiba dulu ."

" Oh kalau soal ticket saya tidak tau dok , karena ada petugasnya sendiri yang mengurus hal tersebut,  maaf tugas saya hanya mengatur dan memastikan kalian aman sampai masuk kedalam pesawat ."

Pria jangkung berkulit gelap itu hanya tersenyum lalu mengisyaratkan kepada Dini dan Rianty untuk mengikutinya .

Mengabaikan tatapan bertanya dari rekan lainnya,  Dini dan Rianty berjalan mengikuti Kapten Baskara menuju kabin bisnis.

Dan saat mereka tiba disana,  suasana kabin bisnis sudah berisi penumpang yang merupakan pimpinan mereka baik dari medis maupun militer , juga ada pejabat dari kementrian luar negeri dan kedutaan Indonesia untuk Lebanon .

Dan Dini juga Rianty baru tahu saat mendapati kalau mereka berada di kursi yang terpisah , karena nomor kursi Rianty berada satu nomor dibelakang kursi dimana nanti Dini duduk selama 11 jam perjalanan .

Setelah memastikan nomor kursinya benar , Dini menempatkan bokongnya dikursi empuk disamping jendela , memakai earphonenya lalu mengeluarkan sebuah novel buah karya kang Ebik yang berjudul " Bumi Cinta ".

Sesekali dia melirik pramugari yang sedang hilir mudik membantu penumpang sambil melirik kursi disebelahnya yang masih kosong .

" Ahh apa enaknya , 11 jam perjalanan duduk sendirian , kenapa juga duduknya misah sama Rianty ." gumam Dini kesal lalu pandangannya dialihkan ke luar jendela, diluar tampak gerimis namun matanya tetap fokus memperhatikan petugas darat memasukkan bagasi kedalam pesawat , memeriksa kesiapan pesawat untuk tinggal landas .

Tak beberapa lama suara co pilot terdengar untuk memberitahukan bahwa pesawat sudah siap untuk take off . Dini memilih memejamkan matanya untuk mengusir rasa kesal karena terpisah duduk dengan sahabatnya Rianty dan juga dia masih mengantuk karena semalam dia baru bisa tidur pukul 2 dini hari dan harus bangun pada pukul 4  pagi untuk bersiap ke Bandara.

Cukup lama gadis itu tertidur hingga tak mengetahui jika kursi kosong disebelahnya sudah berpenghuni , dan mahluk itu sekarang sedang memandangi dirinya yang tertidur lelap .

" Ketika tidur pun kamu tetap cantik ." gumam mahluk itu sambil tersenyum lalu mengambil selimut diatas kabinet dan menyelumuti tubuh Priandini hingga sebatas dada .

Memastikan gadis yang terridur lelap itu tidak kedinginan.

Terpopuler

Comments

Salminah Burhanuddin

Salminah Burhanuddin

mimpiin Pak Kapt ya Dok..

2022-03-07

0

Salminah Burhanuddin

Salminah Burhanuddin

disuruh ikut pulang ke Indo pak Kapt..

2022-03-07

0

Marny Rahman

Marny Rahman

mas kpten ikut plng🤗🤗

2022-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Aku Priandimi Aprillia Larasati
2 Diantara Dua Dinding
3 Itu Semua Cerita Lalu
4 Menangis Dalam Diamku
5 Kamu Adalah Senyumku
6 Goodbye Indonesia
7 Gotcha
8 Senyummu Memgalihkan Fokusku
9 Bayi Yang Cantik
10 Jangan Jauh Dariku
11 Opss
12 Bertemu kembali
13 Jangan Tanya Kenapa
14 Anda Siapa
15 Bendera Start
16 Ini Lebanon Bukan Korea
17 Gone
18 Jangan Takut Baby
19 Pulang
20 Be With You
21 Rasa Itu Ada
22 Hufff
23 Praduga
24 Salah Paham
25 Maaf atau Mundur
26 Garis Depan
27 Iya Atau Tidak
28 Ikatan Dua Keluarga
29 Seharusnya Aku Tidak Disana
30 Sinetron Keluarga
31 Marahlah Jika Kau Ingin Marah
32 Pre Wedding
33 Hari Yang Mendebarkan
34 Lem Super
35 Is Back
36 Pasir Putih Karimun Jawa
37 Lawang Sewu
38 You and Me
39 Dia Yang Pergi
40 Ikhlaskan Dia
41 Strategi Yang Salah
42 Yang Tersembunyi
43 Menepi
44 Tuhan Tolongl Kuatkanlah
45 Kita Hanya Manusia
46 Maaf, Aku Harus Pergi
47 Pengakuan yang Tertunda
48 Where Are You Sleeping
49 Silahkan Anda Bicara
50 Bertemu Lagi
51 Masihkah Aku Mencintainya
52 Savana Di Bukit Sontiri
53 Please
54 Saya Seorang Dokter
55 Back In Time
56 Milano At Roma
57 Jamuan Hangat Italiano
58 Tiga Negara
59 Teluk Mediterania
60 Becouse I Love You
61 My Beloved
62 Aku Indonesia
63 Back Home
64 Embun Pagi
65 Anak Londo
66 Pak Boss Ngambek
67 Dia Yang Datang
68 Penjaga Mommy
69 Sepeda Jengki
70 Rescue Ambyar
71 Neji,Shinobii Baru
72 Maaf, dad
73 Hokage
74 Tanganmu Harimaumu
75 Aku Tak Bisa Menangis
76 Dia Mas Aku
77 My Daddy and My Mommy
78 Malu Yang Tersimpan
79 Sunset Candi Ijo
80 Hadiah Kecil
81 Sebuah Pilihan
82 Maaf
83 Keputusan King
84 Pembuka Kaleng Soda
85 Seeda Gembira
86 16 Yang Manis
87 Wayahe Sinau
88 Stay Be With You
89 Epilog (Tamat)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Aku Priandimi Aprillia Larasati
2
Diantara Dua Dinding
3
Itu Semua Cerita Lalu
4
Menangis Dalam Diamku
5
Kamu Adalah Senyumku
6
Goodbye Indonesia
7
Gotcha
8
Senyummu Memgalihkan Fokusku
9
Bayi Yang Cantik
10
Jangan Jauh Dariku
11
Opss
12
Bertemu kembali
13
Jangan Tanya Kenapa
14
Anda Siapa
15
Bendera Start
16
Ini Lebanon Bukan Korea
17
Gone
18
Jangan Takut Baby
19
Pulang
20
Be With You
21
Rasa Itu Ada
22
Hufff
23
Praduga
24
Salah Paham
25
Maaf atau Mundur
26
Garis Depan
27
Iya Atau Tidak
28
Ikatan Dua Keluarga
29
Seharusnya Aku Tidak Disana
30
Sinetron Keluarga
31
Marahlah Jika Kau Ingin Marah
32
Pre Wedding
33
Hari Yang Mendebarkan
34
Lem Super
35
Is Back
36
Pasir Putih Karimun Jawa
37
Lawang Sewu
38
You and Me
39
Dia Yang Pergi
40
Ikhlaskan Dia
41
Strategi Yang Salah
42
Yang Tersembunyi
43
Menepi
44
Tuhan Tolongl Kuatkanlah
45
Kita Hanya Manusia
46
Maaf, Aku Harus Pergi
47
Pengakuan yang Tertunda
48
Where Are You Sleeping
49
Silahkan Anda Bicara
50
Bertemu Lagi
51
Masihkah Aku Mencintainya
52
Savana Di Bukit Sontiri
53
Please
54
Saya Seorang Dokter
55
Back In Time
56
Milano At Roma
57
Jamuan Hangat Italiano
58
Tiga Negara
59
Teluk Mediterania
60
Becouse I Love You
61
My Beloved
62
Aku Indonesia
63
Back Home
64
Embun Pagi
65
Anak Londo
66
Pak Boss Ngambek
67
Dia Yang Datang
68
Penjaga Mommy
69
Sepeda Jengki
70
Rescue Ambyar
71
Neji,Shinobii Baru
72
Maaf, dad
73
Hokage
74
Tanganmu Harimaumu
75
Aku Tak Bisa Menangis
76
Dia Mas Aku
77
My Daddy and My Mommy
78
Malu Yang Tersimpan
79
Sunset Candi Ijo
80
Hadiah Kecil
81
Sebuah Pilihan
82
Maaf
83
Keputusan King
84
Pembuka Kaleng Soda
85
Seeda Gembira
86
16 Yang Manis
87
Wayahe Sinau
88
Stay Be With You
89
Epilog (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!