Bayi Yang Cantik

Pukul 6 pagi Priandini dibangunkan oleh suara berisik diluar tenda tempat tinggal sementaranya , dikuceknya mata indahnya , dikenakannya cardigan putih miliknya lalu turun dari ranjang lipat , mencari sepatu kanvasnya lalu berjalan keluar , dilihatnya hanya ada 1 orang yang masih bergelung dibawah selimut tebal sementara yang 4 orang entah kemana .

Penasaran dengan suara berisik , Dini segera keluar , pandangannya mengarah ke sebelah kanan tenda dimana dia mendengar suara wanita sedang bercakap-cakap .

Dengan perlahan Dini mendekat kearah empat orang gadis yang sedang berdiri disisi pagar , mereka seperti komentator peragaan body sixpeck , rupanya mereka sedang memandangi para prajurit yang sedang olahraga pagi .

" Yang mana yang paling tampan ?." bisik Dini disamping telinga Ranty , Ranty tampa menoleh langsung menunjuk dengan dagunya kearah seorang pria tegap yang sedang melakukan flowup .

" Tapi sang Kapten lebih tampan loh ." ucap Icha menanggapi sembari bibirnya menunjuk kearah pria yang baru keluar dari barak , mengenakan celana doreng lengkap dengan sepatu pdl dan kaos putih pres body , pria itu berdiri didepan prajurit yang berbaris rapi , memberi aba- aba untuk melakukan lari pagi bersama , diantara prajurit itu ada juga tim medis dan wartawan pria yang ikut lari pagi .

" Gimana nggak sehat jiwa dan raga kalau saben pagi di suguhi pemandangan menyehatkan jantung seperti ini ya. " ucap gadis lainnya.

" Asal jangan kelewat dosis , ntar jantung kalian bisa kolaps. "

" Omonganmu seperti dokter Dini saja Cha. "

" Aku nggak ngomong apa-apa sil,  lagian si Kapten emang beneran tampan kan. Lihat aja dada juga punggungnya yang lebar dan kokoh, jadi pengen nyandar ."

Priadini hanya menggeleng pelan lalu kembali berbisik ditelinga Icha, " jangan kelewat halu ."

Seketika sja Icha menoleh dan cengiran lebar pun langsung tampak di bibirnya, " ehh dokter, udah lama dok? "

" Enggak, lagi jadi komentator? "

" Bukan dok, cuman lagi menikmati pemandangan indah di pagi hari. "

" Sudah selesai pemantauannya, sekarang siap-siap untuk ikut keliling."

" Siap dok. "

Priandini langsung mengalihkan pandangan saat matanya tanpa sengaja bertemu dengan mata tajam sang kapten ,dia langsung berjalan kembali ke tendanya . Sementara Guntur tersenyum tipis melihat Priandini yang salah tingkah .

*********

Pukul 9 pagi mereka sudah berkumpul didepan markas , dan tim yang akan berkeliling pun sudah siap .

" Dokter dengan saya saja ." ajak Guntur pada Priandini yang akan naik ke jeep bersama Ranty dan Icha , Priandini menoleh sambil mengeryitkan keningnya .

" Kita akan beda jalur dengan mereka dan saya butuh tenaga medis untuk menemani saya ." Guntur menjelaskan maksudnya , akhirnya Dini mengangguk lalu berjalan mengikuti Guntur , sempat dirinya mempelototin Ranty , Icha dan Dr Farhan saat mereka menggoda dirinya .

Guntur menjalankan mobilnya diposisi depan diikuti 5 mobil lainnya ,hari ini memang ada 3 rute yang akan mereka  kunjungi sehingga tim dibagi 3 tim dengan masing-masing 2 mobil .

Cuaca panas dan sedikit angin membuat debu berterbangan terkena gesekan roda mobil .

" Kenapa disini seperti desa mati ?." tanya Dini saat mobil melintasi bekas perkampungan yang tampa penghuni dan bangunan yang sebagian besar hancur .

" Disini dulunya adalah sebuah desa yang cukup ramai , namun karena desa ini diinfokan merupakan markas dari tentara Hizbullah maka tentara Suriah membumi hanguskan desa ini , membuat sebagian besar penduduknya mengungsi kedesa lain yang jaraknya 30 km dari sini ." Guntur menjelaskan sambil tangannya menunjuk kearah puing puing bangunan itu .

Priandini tampak manggut - manggut mendengar penjelasan Guntur sambil pandangannya mengikuti apa yang ditunjuk Guntur .

Selain melewati desa yang hancur mereka juga melewati lembah yang tampak hijau diantara padang gersang , beberapa kali mobil mereka berpapasan dengan mobil pasukan keamanan PBB dari negara lain .

Guntur tampak menghentikan mobilnya saat bertemu dengan mobil yang sama , tampak pria berkulit hitam keluar dari dalam mobil lalu berjalan menghampiri mobil Guntur .

" Morning Kapten , where are you going today ?." sapa pria berpakaian doreng itu dengan sopan .

" Morning Mayor , today we will visit maroon al ras village ." jawab Guntur dengan wajah ramahnya, sementara Mayor berbendera Afrika Selatan diseragamnya itu tersenyum hangat lalu mengangguk .

" Your wife ." tanya Mayor itu dengan senyum menggoda , dagunya menunjuk kearah Priandini .

Guntur menoleh sesaat lalu mendekatkan kepalanya ketelinga sang Mayor ," Insha Allah ."

" Barakallah , may Allah grant your wish ." serunya dengan sangat senang .

Guntur tersenyum lebar sementara Priandini hanya menatap dua pria berbeda negara itu dengan sedikit menggeleng takjub, karena keduanya tampak senang.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan lagi , hingga sampai di sebuah kota kecil yang tidak terlalu ramai .

" ini kota Rumaysh , daerah yang terdekat dengan Israel , sering kali rudal - rudal Israel mampir kesini ." ucap Guntur , Dini memgangguk sembari tatapannya mengarah ketempat yang ditunjuk oleh Guntur.

Guntur lalu menghentikan mobilnya ketepi jalan , tiba -tiba dari kejauhan ada seorang pria dengan berpakaian gamis berlari menuju mereka .

" Assalamualaikum , ahlan wa syahlan antum ." salam pria itu dengan nafas yang tersengal - sengal lalu memeluk Guntur dan dibalas dengan Guntur sebagai bentuk salam , pria bergamis itu lalu melepaskan pelukannya .

" Walaikumsalam , ada apa antum berlari-lari ?."jawab Guntur dalam bahasa arab Lebanon sementara pria bergamis itu mengatur nafasnya lalu berbicara dengan suara sedikit serak .

" Dapatkah Kapten menolong saya ? Istri saya mau bersalin namun tidak ada fasilitas medis disini ." ucap pria itu ,Guntur lalu menoleh kearah Dini yang berdiri disebelahnya ," Sebentar. "

Guntur mendekat kearah Dini yang belum turun dari mobil lalu berbicara dengan pelan, " istri pria itu akan bersalin,apakah dokter bisa memberi pertolongan? " Dini mengangguk .

Lalu Guntur kembali kehadapan pria tersebut sembari berbicara dengan nada pelan namun tegas.

" Tentu saja kami bisa menolong  anda , kebetulan saya membawa dokter dan tim medis ." jawaban Guntur membuat pria itu langsung melakukan sujud syukur .

" Mari kita temui istri antum ." ajak Guntur sembari membuka pintu untuk pria itu , lalu dia sendiri berlari kesisi kemudi .

Berjalan sekitar 10 menit hingga akhirnya mereka sampai disebuah rumah sederhana , segera mereka masuk kedalam rumah , sementara 1 mobil dibelakang Guntur pun berhenti dan menurunkan penumpangnya yang berisi 2 orang perawat dan 3 orang prajurit .

Priandini masuk kesebuah kamar yang tidak terlalu luas , tampak seorang wanita mengenakan hijab lebar sedang menahan sakitnya .

" Bolehkah saya membantu anda ukhti ." ucap Priandini lembut sambil mengusap lengan wanita itu .

Wanita itu tidak paham dengan apa yang dkatakan Dini, namun Dini tak menyerah,  dia berusaha menggunakan isyarat gerakan tangan untuk menyampaikan maksudnya.

Wanita itu mengangguk dengan peluh membasahi wajahnya .

Priandini dengan sigap mengeluarkan peralatan medis dibantu 1 perawat wanita , tak lama seorang wanita warga sipil yang merupakan Relawan sebagai penerjemah masuk kedalam ruangan bersama seorang wanita berhijab lainnya sembari membawa baskom dan termos air panas .

Asisten perawat  langsung memasang infus di punggung tangan wanita itu atas intruksi Priandini .

Priandini melakukan pemeriksaan terhadap wanita itu dengan teliti termasuk mengambil sample darahnya , setelah itu Dini beranjak keluar menemui Guntur .

" Kapten , mungkin saya akan membutuhkan pendonor darah karena posisi kepala bayi yang tidak berada di jalan lahir dan air ketuban yang hampir kering ."

Guntur paham akan maksud Dini , dia lalu menyiapkan prajuritnya , sementara Dini meminta perawat pria menyiapkan peralatannya .

Dini kembali masuk kedalam kamar ketika mendengar teriakan wanita hamil itu .

Segera mungkin Dini melakukan pertolongan , walau dia bukan dokter kandungan tapi dia mengetahui dan paham menangani persalinan darurat seperti ini .

Takbir dan dzikir menggema diruangan kecil itu , membuat Dini tenang menangani pasiennya .

Membutuhkan waktu cukup lama untuk mengeluarkan bayi dan menyelamatkan ibunya .

Berkali -kali bibir Dini menyebut asma Allah , mengingat resiko yang dihadapinya .

Tiba- tiba terdengar suara dentuman yang cukup keras , dan  suara teriakan histeris dari luar rumah .

Dini dan perawat Wulan saling menatap lalu menoleh ke wanita penerjemah yang bertanya pada wanita berhijab yang duduk bersimpuh disebelah dini .

" Itu serangan udara nona , biasanya terjadi diperbatasan ." ucap wanita pwnerjemah itu seakan tau apa yang ada dipikiran Dini dan Wulan , Dini mengangguk lalu kembali fokus menolong si ibu .

Beberapa saat kemudian , bayi berhasil dikeluarkan namun sayang Dini dan Wulan masih harus mengeluarkan tenaga ekstra karena ternyata bayi mungil itu terbelit tali pusatnya .

Dan akhirnya suara tangis bayi pun terdengar  dengan nyaring setelah Priandini berhasil melepas belitan tali pusat dileher bayi mungil itu dan memotongnya dari plasenta , seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan tampak menggeliat digendongan Dini , suster Wulan segera mengambil bayi itu untuk dibersihkan . Dan Dini pun kembali fokus ke ibu untuk mengeluarkan plasenta dan melakukan penanganan akhir persalinan .

Dini segera keluar untuk meminta pendonot untuk siap karena sang ibu lemas akibat pendarahan .

Untung mereka bergerak cepat sehingga si ibu juga bayi dapat tertolong dengan selamat .

" Bayi yang cantik sekali ." ucap Priandini sembari menyerahkan bayi itu ke pria bersorban , pria itu menatap putrinya dengan mata berbinar .

" Bagaimana dengan istri saya nona ." tanya pria itu pada Priandini dengan nada khawatir , Priandini tersenyum .

" Istri bapak akan segera pulih , beliau hanya butuh istirahat setelah perjuangan berat tadi ." Priandini menjawab kekhwatiran pria didepannya dengan lembut dan tatapan menyakinkan.

Kapten Guntur memasuki rumah dengan tergesa , sepertinya ada hal gawat terjadi .

" Bagaimana kondisi pasien ?." tanyanya pada Dini yang menatapnya penuh arti , pria didepannya ini terlihat sangat tampan dengan mengenakan helm perangnya .

" Alhamdulillah ibu dan bayinya selamat juga sehat , saat ini sedang dalam pemulihan ." Dini menjawab dan dibalas dengan anggukan oleh Guntur .

" Tadi terdengar suara dentuman keras apakah telah terjadi perang ?." tanya Dini , Guntur sedikit tersenyum menanggapi pertanyaan Dini .

" Iya serangan rudal anti tank milik Israel menghantam pemukinan kaum Sunny ."

Priandini menutup mulutnya karena kaget , matanya membola sempurna ,

" Apakah ada korban jiwa ?."

"Tidak ada yang tewas tapi korban luka ada , makanya saya segera kembali kesini untuk menjemputmu ." jawab Guntur dengan nada tegas .

" Baiklah , saya segera bersiap ." sahut Dini langsung beranjak masuk kekamar mengambil peralatan medisnya , lalu keluar menemui Guntur .

Namun langkahnya terhenti karena wanita berhijab yang membantunya tadi menahan lengannya dengan lembut, " tunggu sebentar nona. "

Dini menoleh kearah gadis penerjemah yang hanya menggeleng .

Dini beserta Wulan kembali berjalan keluar kamar.

" istri anda sudah siuman dan kondisinya baik , saya sudah memberi obat untuk diminum nanti ." ucap Dini pada pria bersorban yang tak henti mengucapkan terima kasih .

" Nona, tolong terima ini, pakaian nona kotor terkena darah. " rupanya wanita berhijab lebar itu memberi Dini dua potong kain yang biasa dipakai untuk burdah.

Dini menoleh kearah Guntur dan dibalas Guntur dengan anggukan.

" Syukron katsiro . " ucap Dini lalu memeluk wanita berhijab yang menangis haru,setelahnya kembali menoleh ke Guntur yang menunggunya.

" Kami sudah siap kapten ." Dini menoleh kearah Guntur yang hanya mengangguk lalu meminpin Dini memasuki mobil dinasnya dan segera melaju kedaerah yang terkena serangan rudal tadi .

Dikejauhan Dini masih bisa melihat kilatan api yang ditimbulkan oleh roket yang ditembakkan dari jarak jauh , asap hitam mengepul tinggi .

Guntur melirik gadis disebelahnya yang tampak tegang , disentuhnya tangan Dini sembari bertanya dengan nada lembut ," apakah kamu takut ?."

Dini menoleh menatap Guntur lalu menggelengkan kepalanya sembari tersenyum ," Saya tidak takut hanya sedikit gugup saja ." jawabnya .

" Tenang saja , aku akan selalu berada bersamamu , usahakan jangan jauh dariku atau pasukan PBB lainnya , dan jangan terlibat terlalu jauh jika tidak ada intruksi dariku ,selalu waspada dan hati-hati ." ucap Guntur tangannya menggenggam tangan Priandini erat menguatkan gadis itu , Priandini mengangguk paham akan apa yang disampaikan Guntur padanya .

" Ya Allah lindungilah kami semua ." doa Priandini dalam hati , tangannya membalas genggaman tangan Guntur dengan erat membuat pria tampan itu tersenyum .

Mobil terus berjalan melewati bagian kota yang hancur,  menembus debu tebal musim panas yang tebal,  dan Guntur tetap mengenggam tangan Dini hingga mereka tiba di tempat tujuan.

Terpopuler

Comments

Marny Rahman

Marny Rahman

walau daerah kinflik yg pnting ngk jauh2 dr abang guntur

2022-01-21

1

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

daerah komplik gak seberapa, krn ditemanin ama orng terkasih asiiiik

2021-06-05

4

Andriyah Nurhidayati

Andriyah Nurhidayati

kalau sama orang yg dicinta dimana aja tugas okelah mesti beresiko kena bom

2021-05-29

1

lihat semua
Episodes
1 Aku Priandimi Aprillia Larasati
2 Diantara Dua Dinding
3 Itu Semua Cerita Lalu
4 Menangis Dalam Diamku
5 Kamu Adalah Senyumku
6 Goodbye Indonesia
7 Gotcha
8 Senyummu Memgalihkan Fokusku
9 Bayi Yang Cantik
10 Jangan Jauh Dariku
11 Opss
12 Bertemu kembali
13 Jangan Tanya Kenapa
14 Anda Siapa
15 Bendera Start
16 Ini Lebanon Bukan Korea
17 Gone
18 Jangan Takut Baby
19 Pulang
20 Be With You
21 Rasa Itu Ada
22 Hufff
23 Praduga
24 Salah Paham
25 Maaf atau Mundur
26 Garis Depan
27 Iya Atau Tidak
28 Ikatan Dua Keluarga
29 Seharusnya Aku Tidak Disana
30 Sinetron Keluarga
31 Marahlah Jika Kau Ingin Marah
32 Pre Wedding
33 Hari Yang Mendebarkan
34 Lem Super
35 Is Back
36 Pasir Putih Karimun Jawa
37 Lawang Sewu
38 You and Me
39 Dia Yang Pergi
40 Ikhlaskan Dia
41 Strategi Yang Salah
42 Yang Tersembunyi
43 Menepi
44 Tuhan Tolongl Kuatkanlah
45 Kita Hanya Manusia
46 Maaf, Aku Harus Pergi
47 Pengakuan yang Tertunda
48 Where Are You Sleeping
49 Silahkan Anda Bicara
50 Bertemu Lagi
51 Masihkah Aku Mencintainya
52 Savana Di Bukit Sontiri
53 Please
54 Saya Seorang Dokter
55 Back In Time
56 Milano At Roma
57 Jamuan Hangat Italiano
58 Tiga Negara
59 Teluk Mediterania
60 Becouse I Love You
61 My Beloved
62 Aku Indonesia
63 Back Home
64 Embun Pagi
65 Anak Londo
66 Pak Boss Ngambek
67 Dia Yang Datang
68 Penjaga Mommy
69 Sepeda Jengki
70 Rescue Ambyar
71 Neji,Shinobii Baru
72 Maaf, dad
73 Hokage
74 Tanganmu Harimaumu
75 Aku Tak Bisa Menangis
76 Dia Mas Aku
77 My Daddy and My Mommy
78 Malu Yang Tersimpan
79 Sunset Candi Ijo
80 Hadiah Kecil
81 Sebuah Pilihan
82 Maaf
83 Keputusan King
84 Pembuka Kaleng Soda
85 Seeda Gembira
86 16 Yang Manis
87 Wayahe Sinau
88 Stay Be With You
89 Epilog (Tamat)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Aku Priandimi Aprillia Larasati
2
Diantara Dua Dinding
3
Itu Semua Cerita Lalu
4
Menangis Dalam Diamku
5
Kamu Adalah Senyumku
6
Goodbye Indonesia
7
Gotcha
8
Senyummu Memgalihkan Fokusku
9
Bayi Yang Cantik
10
Jangan Jauh Dariku
11
Opss
12
Bertemu kembali
13
Jangan Tanya Kenapa
14
Anda Siapa
15
Bendera Start
16
Ini Lebanon Bukan Korea
17
Gone
18
Jangan Takut Baby
19
Pulang
20
Be With You
21
Rasa Itu Ada
22
Hufff
23
Praduga
24
Salah Paham
25
Maaf atau Mundur
26
Garis Depan
27
Iya Atau Tidak
28
Ikatan Dua Keluarga
29
Seharusnya Aku Tidak Disana
30
Sinetron Keluarga
31
Marahlah Jika Kau Ingin Marah
32
Pre Wedding
33
Hari Yang Mendebarkan
34
Lem Super
35
Is Back
36
Pasir Putih Karimun Jawa
37
Lawang Sewu
38
You and Me
39
Dia Yang Pergi
40
Ikhlaskan Dia
41
Strategi Yang Salah
42
Yang Tersembunyi
43
Menepi
44
Tuhan Tolongl Kuatkanlah
45
Kita Hanya Manusia
46
Maaf, Aku Harus Pergi
47
Pengakuan yang Tertunda
48
Where Are You Sleeping
49
Silahkan Anda Bicara
50
Bertemu Lagi
51
Masihkah Aku Mencintainya
52
Savana Di Bukit Sontiri
53
Please
54
Saya Seorang Dokter
55
Back In Time
56
Milano At Roma
57
Jamuan Hangat Italiano
58
Tiga Negara
59
Teluk Mediterania
60
Becouse I Love You
61
My Beloved
62
Aku Indonesia
63
Back Home
64
Embun Pagi
65
Anak Londo
66
Pak Boss Ngambek
67
Dia Yang Datang
68
Penjaga Mommy
69
Sepeda Jengki
70
Rescue Ambyar
71
Neji,Shinobii Baru
72
Maaf, dad
73
Hokage
74
Tanganmu Harimaumu
75
Aku Tak Bisa Menangis
76
Dia Mas Aku
77
My Daddy and My Mommy
78
Malu Yang Tersimpan
79
Sunset Candi Ijo
80
Hadiah Kecil
81
Sebuah Pilihan
82
Maaf
83
Keputusan King
84
Pembuka Kaleng Soda
85
Seeda Gembira
86
16 Yang Manis
87
Wayahe Sinau
88
Stay Be With You
89
Epilog (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!