Bertemu kembali

" Seni tertinggi perang adalah untuk menaklukkan musuh tanpa pertempuran."

- Sun Tzu , The Art of War

---------- ******* ----------

Berada di daerah konflik memang sangat luar biasa , Dini tak membayangkan dirinya akan bertugas diantara tubuh - tubuh yang terbaring lemah ditanah diantara puing puing bangunan yang luluh lantak , berlari diantara desingan peluru hingga tak ada waktu untuk memikirkan kasur dan bantal empuknya .

Mungkin jika Dini datang ke Lebanon 10 atau 3 tahun kemudian maka bisa saja kondisi seperti yang ini sudah tidak terjadi lagi. namun saat ini perang saudara itu masih terjadi walau  tak sebesar konflik perang saudara atau perang sipil yang dialami Lebanon tahun 1975-1990 ( perang antar agama ) atau Perang Lebanon - Suriah yang merupakan perang saudara atau perang Lebanon - Israel terkait Palestina dengan dukungan kelompok pejuang Hizbullah ditahun 2006 - 2017 .

Kalau kondisi sekarang walau masih merupakan daerah konflik yang dijaga sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB , serangan masih juga sering terjadi antara militan Hizbullah dengan pasukan zionis Israel atau juga dengan ISIS dinegeri asal penyair terkenal Khalil Gibran .

Tak terasa masa tugas Dini sudah memasuki bulan ke 8 itu berarti 4 bulan lagi dia beserta rombongan akan kembali ke Indonesia .

" Apa rencanamu setelah kembali ke Indonesia dok ?." tanya Guntur saat mereka berada dalam mobil setelah mengunjungi Arsyi dikamp pengungsi dan saat ini mobil melaju kearah kota Tripoly dimana akan dilakukan pertemuan seluruh pihak yang terlibat dalam pengamanan dan kemanusiaan untuk Libanon .

Dini berpikir sesaat sembari membenarkan mantelnya , saat ini Libanon sedang mengalami musim dingin .

" Yang pasti kembali bekerja diRumah Sakit untuk bisa menjadi dokter bedah dan neurologi hebat sehingga saya tak lagi mengalami kegagalan seperti kemarin ." ucap Dini , dia masih merasa terpukul saat pasien meninggal didepan matanya saat dirinya melakukan tindakan penyelamatan walau hal seperti itu wajar terjadi apalagi dengan kondisi serba kekurangan alat medis dan tekanan kondisi keamanan yang tidak begitu baik , namun Dini menganggap hal itu merupakan kesalahannya yang kurang teliti memeriksa riwayat pasien .

" Apa yang kamu alami kemarin itu suatu hal yang wajar dok , itu bukan faktor kesengajaan atau karna kurangnya profesionalisme tenaga medis yang ada "

Dini menangkupkan kedua tangannya diwajahnya , menggembungkan kedua pipinya sehingga bibir tipisnya mnegerucut lucu , untuk sekedar menghilangkan kecewa dan kesal dihatinya .

Guntur yang melihat apa yang dilakukan gadis itu hanya bisa tertawa , jujur dirinya merasa gemas sendiri melihat ekpresi lucu dan imut wanita cantik berusia 25 tahun ini .

Jika saja saat ini wanita yang duduk disebelahnya adalah pasangan halalnya sudah habis bibir tipis berwarna pink itu dilumatnya .

" Sabar Guntur , masih ada waktu untuk itu , jangan terburu-buru pastikan dulu wanita ini dekat dengan hatimu dan menjadi halal barulah kau bisa menikmati dirinya ." bisik hati Guntur .

" Kenapa ketawa , ada yang lucu ." tanya Dini disela tawa Guntur , Guntur seketika menghentikan tawanya lalu memandang Dini dengan lekat sekilas .

" Saya hanya khawatir jika kelompok yang berperang melihatmu dengan wajah menggemaskan seperti itu , mereka akan tertarik untuk memasukkanmu kedalam karung dan memberimu formalin untuk dijadikan pajangan boneka penyemangat ." sahut Guntur asal yang langsung mendapat pukulan pedas dilengannya .

" Kamu pikir saya anak kucing , pake dikarungin segala ." sungut Dini dengan tatapan horor .

" Kamu itu lebih lucu dari anak kucing dokter ." sahut Guntur mengacak rambut Dini lalu kembali fokus dengan jalan didepannya .

" Ishh selalu saja merusak rambut seseorang ," sahut Dini kesal sembari tangannya merapikan rambutnya ," oh ya bisa tidak kamu tidak memanggilku dengan panggilan dokter ."

" Kenapa , bukannya kamu memang seorang dokter ? Atau ijazah doktermu hasil beli ya ."

" Kampret loe , enak aja ijazah dokterku boleh beli , itu murni riil hasil kuliahku slama 5 tahun plus 2 tahun untuk spesialis dengan hasil clumclude ." protes Dini nga terima sementara Guntur masih terkekeh .

"Trus kenapa nga mau dipanggil Dokter ."

" Ya nga nyaman aja , serass lagi ngobrol ama pasien gitu ."

" Oke , jadi kamu mau saya panggil apa ?." tanya Guntur kali ini dengan wajah serius sembari menatap Dini sekilas .

" Panggil nama aja ngga apa , lebih akrab dan santai kedengarannya ." sahut Dini .

" Oh saya kira kamu minta saya panggil babe , honey , sayang , darling atau cinta ." ucap Guntur yang langsung mendapat cubitan dilengannya .

" Auww , sakit dek, dari tadi dicubitin mulu ." gaduh Guntur sembari melirik kelengannya yang luka hasil karya jari lentik Dini .

" Biarin siapa suruh bikin kesal ."

Sahut Dini sembari ekor matanya ikut melirik lengan kiri Guntur ," luka ya mas? "

" Iya, tapi ngga lucu saja sih kalo saya harus mendapat perawatan gara-gara luka ini , ntar saya harus bilang apa ketika ditanya penyebabnya , masa saya harus bilang abis dicakar macan sementara disini kan ngga ada macan , kalau saya bilang terkena kawat berduri , emang saya lagi ngapain ? Kena peluru nyasar kok jadi lebay banget ya ." sindir Guntur dalam nada candaan, pelan memang tapi masih bisa didengar Dini .

Dini menoleh dan menatap pria disebelahnya dengan tatapan takjub , ternyata kapten Guntur yang terkenal tegas dan dingin bisa alay juga ya .

" Ya bilang saja , kapten abis dicakar kucing persia yang cantik ."

" Kucing persia kan hidungnya pesek lah pelaku aslinya hidungnya mancung , ntar saya dituduh fitnah lagi ." Guntur masih memggoda Dini , dia sangat senang melihat gadis itu saat lagi kesal karena bisa melihat wajah imutnya yang sangat menggemasnya.

Kalau saja boleh ingin rasanya dia mencium gadis cantik dan imut didepannya ini.

" Aukk ahh gelap ." sahut Dini sembari memandang keluar jendela , sementara Guntur terkekeh geli merasa menang .

Tak lama Guntur membelokkan mobilnya memasuki parkiram Hotel tempat acara .

Guntur memarkir mobilnya , lalu membuka seatbeltnya , sebelum dirinya keluar gerakannya tertahan oleh tangan halus milik Dini .

" Ada apa ?." tanya Guntur sembari melihat tangan kirinya yang dipegang Dini lalu menatap wajah Dini .

" Tunggu , saya obati dulu lukamu , biar ngga ada yang nyebarin gosip kalau saya melakukan KDRT terhadapmu ." sahut Dini sembari mengeluarkan kotak P3K dari dalam tas punggungnya , Guntur hanya tertawa lalu kembali duduk dikursinya membiarkan Dini mengobati luka dilengannya .

Sesekali dia mengusili Dini dengan bertingkah meringis seolah-olah menahan sakit dan tentu saja hal itu membuat Dini gugup dan khawatir .

" Apakah ini sakit ?." tanya Dini saat mengoleskan obat diatas luka tersebut lalu meniupnya , Guntur hanya tersenyum sambil menggeleng dia tidak tega melihat wajah khawatir gadis itu .

" Terima kasih ." ucap Guntur setelah Dini selesai mengobati luka dilengannya . Dini mengangguk dan memasukkan kembali semua perlengkapan medisnya kedalam tas

" Maaf ya mas ." ucap Dini lirih tapi masih bisa tertangkap telinga Guntur

" Apa ? Kamu panggil saya apa barusan ?." tanyanya dengan ujung bibir yang melengkung keatas .

" Mas , saya manggil kamu mas ! Salah ya ." jawab Dini cengo , Guntur menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil .

" Ngga salah kok , saya suka kamu panggil mas , serasa dekat cuman ada tapinya ."

" Apa ?."

" Saya minta Panggilan mas hanya saat kita sedang berdua atau diluar tugas saja sementara kalau sedang berada di depan pasukan tetap pake sebutan formal ya , saya ngga mau kamu jadi bulan-bulanan jadi bahan candaan anak buah saya ."

" Baiklah saya paham , " jawab Dini , lalu keduanya keluar dari mobil , Guntur mengeluarkan tas travel kecil milik Dini karena berdasarkan jadwal mereka akan menghabiskan 2 hari di Tripoly salah satu kota modern di Lebanon setelah Beirut.

Guntur menjajari lamgkah Dini saat berjalan menuju lobby hotel tempat acara .

" Kamar atas nama Priandini dan Guntur apa sudah masuk pemesanannya? " tanya Guntur pada petugas resepsionis.

" Sebentar saya lihat ya pak," jawab petugas itu dengan ramah, tak seberapa lama petugas itu kembali berkata pada Guntur, " kamar 412 untuk nona Priandini dan 512 untuk tuan Guntur. "

Guntur lalu menyerahkan kartu kreditnya pada petugas hotel, " untuk pembayaran dua kamar selama dua malam. "

" Baik, segera kami proses. "

" Kenapa kamar saya dibayarkan? "

" Anggap saja, saya membayar atas pengobatan anda terhadap luka di lengan saya tadi. "

" Terlalu berlebihan. " ucap Dini sembari mengalihkan pandangannya,  dia hampir pingsan menahan debar irama jantungnya yang tak biasa setiap berdekatan dengan kapten berwajah tampan itu.

Guntur sudah menyelesaikan pembayaran kamar lalu menarik Dini untuk menuju lift

" Masih ada waktu satu jam untuk istirahat sebelum acara dimulai. " ucap Guntur saat keduanya berada didalam lift.

Dini mengangguk lalu tatapan matanya terarah ke tombol lift yang menyala, " bukannya kamarmu dilantai empat? "

" Iya . Emang kenapa? "

" Kok mas hanya menekan tombol lima. "

" Aku harus memastikan kamu masuk kedalam kamar dengan aman. "

Dini hanya tersenyum tipis, dan hanya mengikuti langkah pria disebelahnya hingga sampai didepan pintu kamarnya.

" Acara pertemuan di ruang meeting lantai tiga, Jangan sampai terlambat. "

" Baik mas, dan terima kasih. "

Guntur mengangguk lalu meninggalkan pintu kamar Dini setelah memastikan gadis itu aman.

*******

Pertemuan Pelaporan dan Evaluasi kegiatan berjalan sangat baik.

Masing-masing pihak melaporkan semua kegiatan mereka dengan sangat jelas dan terinci.

Pertemuan yang dilaksanakan setelah jamuan makan malam itu dihadiri oleh kurang lebih empat puluh orang dan dilaksanakan selama empat jam tampa jeda.

Guntur segera menghampiri Dini saat acara telah selesai untuk malam ini karena sesi diskusi baru akan dilakukan pada esok hari.

" Langsung istirahat? "

" Tentu, saja. Memang mau kemana tengah malam begini. "

" Lihat kembang api? " jawab Guntur membuat Dini menoleh untuk bisa menatap wajah pria disebelahnya yang sangat dingin saat didepan banyak orang namun berubah nyebelin dan banyak bicara saat bersamanya.

" Emang ada perayaan apa?  Tahun baru masih sebulan lagi. "

" Kembang api dari rudal Israel dan Syiria. "

" Kalau itu mas saja yang nonton. Aku lebih memilih mencari tempat aman untuk tidur. "

Guntur tertawa pelan, lalu dengan sigap menahan tubuh Dini yang sedikit terdorong karena orang-orang yang tak sabar untuk masuk kedalam lift.

Guntur dan Dini memilih mengalah untuk naik lift berikutnya saja.

Dan tak lama pintu lift kembali terbuka,  Guntur segera menarik Dini untuk menuju pintu lift yang terbuka itu.

Namun langkah mereka terhenti saat seseorang memanggil nama keduanya.

Dengan cepat Guntur dan Dini berbalik, dan betapa terkejutnya Dini saat melihat siapa yang memanggilnya.

Seorang pria dengan tampilan exlusive berjalan kearahnya dengan senyum manisnya.

" Nggak nyangka ketemu disini, kenapa nggak menjawab panggilan telphoneku tadi Gun? "

" Aku tidak mendengar panggilan telphone. "

" Kamu ada disini juga Din? " pria berwajah Korea itu menoleh dan menatap Dini lekat.

" Iya,  ada pertemuan tadi. "

" Baguslah, jadi aku nggak perlu terjun ke medan perang untuk mencarimu. " pria yang tak lain Rendy Wijaya itu berusaha menarik tangan Dini,  namun perempuan itu malah bergeser berlindung dibelakang tubuh Guntur.

" Tolong Din, aku jauh-jauh kesini ingin bicara langsung denganmu, selama kamu disini kamu sama sekali tidak bisa dihubungi,  aku butuh kamu Din. "

" Maaf Ren, aku lelah dan butuh istirahat." tolak Dini cepat lalu bergegas menarik tangan Guntur menuju lift yang terbuka .

" Tunggu Din! "

Rendy berusaha mencegah Dini, namun tubuh jangkung Guntur menghalanginya

" Kamu tadi sudah dengarkan apa kata Dokter Dini,  dia lelah dan butuh istirahat dan saya selaku komandan pasukan bertanggung jawab atas keselamatan tim medis kami. Jadi aku mohon kamu bisa mengerti. "

Rendy hanya diam dan membiarkan Guntur dan Dini pergi, namun dia segera menghubungi resepsionis untuk meminta nomor kamar yang ditempati Dini.

Dan benar saja, begitu Dini dan Guntur sampai di lantai lima,  mereka melihat sosok Rendy bersandar didepan pintu kamar yang ditempati Dini,  karena sebelum kelantai lima, mereka kelobby untuk memperbaiki kunci kamar milik Guntur yang tidak sengaja rusak karena terkena magnet.

Dini menoleh kearah Guntur dengan wajah cemas dan Guntur bisa memahami itu tanpa harus berkata.

Guntur segera menarik tangan Dini kembali masuk kedalam lift dan menuju lantai dimana kamarnya berada.

" Aku masih takut kekamar, Rendy pasti masih ada disana. "

" Malam ini kita bertukar kamar . "

" Entar ketemu Rendy lagi. "

" Tenang saja. Rendy tidak akan mengira kalau kamu tidur dikamarku mana kunci kamarmu. "

Dini menyerahkan kunci kamarnya ke Guntur,  dan akhirnya mereka sampai di kamar yang ditempati Guntur.

Setelah merapikan kamarnya yang tidak terlalu berantakan dan memastikan Dini aman ,  Guntur kembali kekamar Dini  untuk mengambil tas gadis itu.

" Ngapain kamu disini Ren? " tegur Guntur pada Rendy yang ternyata masih berada didepan kamar Dini.

" Tentu saja menunggu Dini. Bukannya tadi Dini bersamamu? Sekarang kemana Dini?  Jangan bilang kalau dia kamu taruh dikamarmu. "

" Kalau iya kenapa?  Salah? "

" Tentu saja. Dini sudah memiliki tunangan. "

" Tunangan?  Yang mana ya? Bukannya tunangan dokter Dini sudah menikah dengan adik tiri dokter Dini ya. " sahut Guntur dengan sinis.

" Itu hanya sebuah kesalahan. Aku masih tunangannya Dini. "

" Aishh,  Rendy. Kenapa kamu jadi buta seperti ini. Ingat kamu sudah menikah dan anakmu sudah lahir. Akui mereka sebagai bagian dari hidupmu dan cintai mereka dengan sepenuh hatimu. "

" Kamu tidak bisa mengaturku Gun, kamu tidak tau apa yang aku rasakan."

" Dan kamu tidak tau apa yang dirasakan oleh Dini bukan. "

Rendy terdiam atas pernyataan Guntur yang menohok hatinya.

" Sudah minggir!  Aku mau masuk kamar. "

Rendy menatap Guntur dengan tatapan bingung.

" Kamarmu?  Bukannya ini kamar Dini? "

" Tadinya, tapi sekarang bukan, karena Dini menginap dengan teman sesama dokter dilantai lainnya. "

" Apa dia dokter Wanita? "

" Tentu saja. Kalau dia dokter pria tentu aku tidak mengizinkannya. Daripada tidur dengan orang lain lebih baik tidur denganku saja. "

Rendy menarik kerah kemeja Guntur dengan marah, " Kamu berani menyentuh Dini, maka aku tidak akan segan berlaku kasar padamu. "

" Lakukan saja kalau kau bisa. Disini status Dini adalah wanita lajang yang tak memiliki ikatan dengan siapa pun dan aku bertekad untuk mendapatkannya , walau akhirnya harus menghadapimu. "

Guntur menghempaskan tangan Rendy dari leher kemejanya lalu segera masuk kedalam kamar.

Guntur mengunci pintu, lalu membereskan semua barang milik Dini yang memang sangat rapi sehingga Guntur tidak mengalami kesulitan saat membereskannya.

Di intipnya dari lubang pintu keberadaan Rendy,  setelah memastikan Rendy sudah tidak ada didepan kamarnya melalui bantuan tamu yang menempati kamar didepan kamar yang disewa Dini awalnya, Guntur dengan cepat keluar dari kamar dan segera menuju kamarnya yang ditempati Dini .

Terpopuler

Comments

Yesi Triyanto

Yesi Triyanto

gak malu bangt y si rendy halu tingkat dewa

2021-06-05

1

Nur Rachmawati

Nur Rachmawati

nice Pa Kaptennn....😍😍😍

2021-05-31

1

Alana Alisha 🌻

Alana Alisha 🌻

kapten 🥰

2021-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 Aku Priandimi Aprillia Larasati
2 Diantara Dua Dinding
3 Itu Semua Cerita Lalu
4 Menangis Dalam Diamku
5 Kamu Adalah Senyumku
6 Goodbye Indonesia
7 Gotcha
8 Senyummu Memgalihkan Fokusku
9 Bayi Yang Cantik
10 Jangan Jauh Dariku
11 Opss
12 Bertemu kembali
13 Jangan Tanya Kenapa
14 Anda Siapa
15 Bendera Start
16 Ini Lebanon Bukan Korea
17 Gone
18 Jangan Takut Baby
19 Pulang
20 Be With You
21 Rasa Itu Ada
22 Hufff
23 Praduga
24 Salah Paham
25 Maaf atau Mundur
26 Garis Depan
27 Iya Atau Tidak
28 Ikatan Dua Keluarga
29 Seharusnya Aku Tidak Disana
30 Sinetron Keluarga
31 Marahlah Jika Kau Ingin Marah
32 Pre Wedding
33 Hari Yang Mendebarkan
34 Lem Super
35 Is Back
36 Pasir Putih Karimun Jawa
37 Lawang Sewu
38 You and Me
39 Dia Yang Pergi
40 Ikhlaskan Dia
41 Strategi Yang Salah
42 Yang Tersembunyi
43 Menepi
44 Tuhan Tolongl Kuatkanlah
45 Kita Hanya Manusia
46 Maaf, Aku Harus Pergi
47 Pengakuan yang Tertunda
48 Where Are You Sleeping
49 Silahkan Anda Bicara
50 Bertemu Lagi
51 Masihkah Aku Mencintainya
52 Savana Di Bukit Sontiri
53 Please
54 Saya Seorang Dokter
55 Back In Time
56 Milano At Roma
57 Jamuan Hangat Italiano
58 Tiga Negara
59 Teluk Mediterania
60 Becouse I Love You
61 My Beloved
62 Aku Indonesia
63 Back Home
64 Embun Pagi
65 Anak Londo
66 Pak Boss Ngambek
67 Dia Yang Datang
68 Penjaga Mommy
69 Sepeda Jengki
70 Rescue Ambyar
71 Neji,Shinobii Baru
72 Maaf, dad
73 Hokage
74 Tanganmu Harimaumu
75 Aku Tak Bisa Menangis
76 Dia Mas Aku
77 My Daddy and My Mommy
78 Malu Yang Tersimpan
79 Sunset Candi Ijo
80 Hadiah Kecil
81 Sebuah Pilihan
82 Maaf
83 Keputusan King
84 Pembuka Kaleng Soda
85 Seeda Gembira
86 16 Yang Manis
87 Wayahe Sinau
88 Stay Be With You
89 Epilog (Tamat)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Aku Priandimi Aprillia Larasati
2
Diantara Dua Dinding
3
Itu Semua Cerita Lalu
4
Menangis Dalam Diamku
5
Kamu Adalah Senyumku
6
Goodbye Indonesia
7
Gotcha
8
Senyummu Memgalihkan Fokusku
9
Bayi Yang Cantik
10
Jangan Jauh Dariku
11
Opss
12
Bertemu kembali
13
Jangan Tanya Kenapa
14
Anda Siapa
15
Bendera Start
16
Ini Lebanon Bukan Korea
17
Gone
18
Jangan Takut Baby
19
Pulang
20
Be With You
21
Rasa Itu Ada
22
Hufff
23
Praduga
24
Salah Paham
25
Maaf atau Mundur
26
Garis Depan
27
Iya Atau Tidak
28
Ikatan Dua Keluarga
29
Seharusnya Aku Tidak Disana
30
Sinetron Keluarga
31
Marahlah Jika Kau Ingin Marah
32
Pre Wedding
33
Hari Yang Mendebarkan
34
Lem Super
35
Is Back
36
Pasir Putih Karimun Jawa
37
Lawang Sewu
38
You and Me
39
Dia Yang Pergi
40
Ikhlaskan Dia
41
Strategi Yang Salah
42
Yang Tersembunyi
43
Menepi
44
Tuhan Tolongl Kuatkanlah
45
Kita Hanya Manusia
46
Maaf, Aku Harus Pergi
47
Pengakuan yang Tertunda
48
Where Are You Sleeping
49
Silahkan Anda Bicara
50
Bertemu Lagi
51
Masihkah Aku Mencintainya
52
Savana Di Bukit Sontiri
53
Please
54
Saya Seorang Dokter
55
Back In Time
56
Milano At Roma
57
Jamuan Hangat Italiano
58
Tiga Negara
59
Teluk Mediterania
60
Becouse I Love You
61
My Beloved
62
Aku Indonesia
63
Back Home
64
Embun Pagi
65
Anak Londo
66
Pak Boss Ngambek
67
Dia Yang Datang
68
Penjaga Mommy
69
Sepeda Jengki
70
Rescue Ambyar
71
Neji,Shinobii Baru
72
Maaf, dad
73
Hokage
74
Tanganmu Harimaumu
75
Aku Tak Bisa Menangis
76
Dia Mas Aku
77
My Daddy and My Mommy
78
Malu Yang Tersimpan
79
Sunset Candi Ijo
80
Hadiah Kecil
81
Sebuah Pilihan
82
Maaf
83
Keputusan King
84
Pembuka Kaleng Soda
85
Seeda Gembira
86
16 Yang Manis
87
Wayahe Sinau
88
Stay Be With You
89
Epilog (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!