Apa yang terjadi dengannya...?

" Prank..."

" Nayla... ada apa...?" tanya nenek yang baru keluar dari kamar.

" Tidak apa - apa Nek, Nayla hanya tak sengaja menjatuhkan piring dan pecah..." jawab Nayla.

" Ya sudah, bersihkan pecahan piring itu dan hati - hati jangan sampai tanganmu terluka..."

" Iya Nek..."

" Ya sudah, Nenek mau ke kamar dulu..."

" Hati - hati Nek, pelan - pelan jalannya...".

Setelah Nenek masuk kamar, Nayla mengambil sapu untuk membersihkan pecahan piringnya.

" Mas Al... kenapa aku jadi inget sama dia...? Apa terjadi sesuatu padanya...?" gumam Nayla.

Setelah selesai membereskan pecahan piringnya, Nayla langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi suaminya. Dia merasa terjadi sesuatu yang buruk pada suaminya di luar kota.

Beberapa kali Nayla menelfon, tapi tak ada jawaban dari Al. Nayla semakin cemas memikirkan suaminya.

* * *

" Doorrr...Doorrrr...Doorrrrr...."

" Cepat Bim... kita tidak boleh mati konyol seperti ini..."

" Gue nggak tahu jalanan sini Boss, kita harus bagaimana...?"

" Lho bawa senjata....?"

" Tidak Boss...! Senjatanya tertinggal di Villa..."

" Sial...gue juga nggak bawa..."

" Kita cari tempat yang ramai saja Boss..."

Al merasa getaran dari ponselnya.

" Astaghfirullah... Nayla menelfon di waktu yang nggak tepat..." ucap Al.

" Abaikan dulu Boss, kita harus bisa selamat dari sini..."

" Duaarrr..."

"Auwww...."

" Al... lho nggak apa - apa...?"

" Lengan gue tertembak Bim..."

" Kita harus cepat ke rumah sakit Al..."

" Jangan... kita cari tempat persembunyian yang aman. Gue nggak mau kasus ini sampai ke polisi..."

" Baiklah Boss... pegangan yang kencang, saat lampu hijau kita akan melaju dengan kecepatan tinggi... bertahanlah...".

Bima melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan segera membelokkan mobilnya ke sebuah gedung kosong yang sudah lama terbengkalai. Mereka turun dari mobil dan bersembunyi di dalam gedung yang pengap dan kotor.

" Al... bagaimana dengan lukamu...?"

" Tenang saja Bim, hanya goresan kecil saja..."

" Lho tunggu disini Al, biar gue cek keadaan di luar...".

Bima keluar dari persembunyian dan mengecek seluruh area itu. Namun tiba - tiba para mafia yang menyerangnya tadi muncul disana.

" Sial... bagaimana mungkin mereka bisa tahu persembunyianku..."

Bima bergegas menghampiri Al yang sedang membalut lukanya dengan kemeja yang dia pakai.

" Al... kita harus pergi sekarang. Gue ngerasa ada yang tidak beres disini. Mereka tahu kita bersembunyi di tempat ini..."

" Sial...siapa mereka...?".

Al dan Bima langsung keluar dari gedung itu lewat belakang. Mobil mereka tinggalkan disana karena para mafia itu sudah mengepung semua tempat.

" Sial.... mereka bisa lolos begitu saja..." teriak penjahat itu.

" Apa yang harus kita lakukan Boss...?"

" Cari mereka sampai dapat, hidup atau mati...!"

" Baik Boss...!"

" Alvano Sanjaya.... jangan harap lho bisa lepas dari gue. Lho udah menghancurkan semua bisnis gue..." ucap penjahat itu.

Sementara itu, Al dan Bima berhasil kabur dan kembali ke Villa dengan taksi. Sampai di Villa, Bima menghubungi kliennya untuk menunda meeting karena mereka sedang mengalami insiden penyerangan.

" Al... Pak Reza akan datang kesini untuk membawa berkasnya..."

" Baiklah... tolong bersihkan darah di lengan gue..."

" Siap Boss...!!!"

" Bim, gue merasa ada yang aneh. Apa mereka sudah tahu kita tinggal disini...? Gue rasa mereka mengikuti kita sejak kita keluar dari Villa ini..."

" Apa ada yang lho curigai Al...?"

" Belum Bim... tapi kita harus waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi..."

" Apa mungkin ini ulah Reza...?"

" Tidak Bim, kita belum pernah mengenal dia dan juga tidak pernah menjalin hubungan kerjasama dengannya sebelumnya...."

" Sudah Boss... istirahatlah dulu sebelum Reza datang kesini..."

" Baiklah... lho harus tetap waspada Bim..."

" Siap Boss..."

Al merebahkan tubuhnya di kasur untuk beristirahat sejenak.

" Astaghfirullah... Nayla..."

Al segera mengambil ponselnya di atas meja lalu menghubungi istrinya.

" Assalamu'alaikum Mas..." ucap Nayla di seberang telfon.

" Wa'alaikumsalam Nay... tadi kamu telfon ada apa...? Maaf, tadi aku lagi meeting dan ponselnya ketinggalan di mobil..." ucap Al berbohong.

" Mas Al tidak apa - apa kan...?"

" Tidak Nay... memangnya kenapa...?"

" Nayla ngerasa ada sesuatu yang terjadi pada Mas Al disana..."

" Maaf Nay... aku nggak mau membuat kamu khawatir. Lebih baik kamu tidak tahu yang sebenarnya..." batin Al.

" Aku nggak apa - apa Nay, kamu jangan khawatir ya...? Mas baik - baik aja disini..."

" Tapi Mas harus tetap hati - hati disana.... Jaga diri baik - baik..."

" Iya Nay... Do'akan saja saya dan Bima baik - baik saja disini..."

" Mas... apa Mas Al berbohong sama Nayla...?"

" Berbohong apa Nay...?"

" Mas beneran baik - baik saja...?"

" Iya sayang... Sudah, sekarang Mas ada meeting lagi. Kamu jangan khawatir, Mas pasti baik - baik saja disini..."

" Iya Mas... kalau begitu, Nay mau ngurusin nenek dulu.."

" Iya Nay... Kamu juga jaga diri baik - baik di rumah.

Assalamu'alaikum...".

" Wa'alaikumsalam Mas...".

Setelah menutup telfonnya, Al menghirup nafas dalam - dalam dan membuangnya kasar.

" Maafin aku Nay...? Aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya padamu. Aku tidak mau membuatmu khawatir dengan keadaanku sekarang ini. Tapi aku sangat bahagia Nay... Kamu bisa merasakan apa yang aku alami sekarang. Ini adalah pertanda bahwa ada ikatan batin diantara kita..." gumam Al.

Setengah jam kemudian, Klien Al datang bersama beberapa orang pengawal.

" Selamat siang Pak Bima..." ucap Reza.

" Selamat siang Pak Reza... silahkan masuk..."

" Bagaimana keadaan Pak Alvano...?"

" Beliau baik - baik saja. Duduklah dulu, saya akan panggilkan Pak Alvano...".

Bima bergegas menuju kamar Al yang berada di lantai dua. Al sedang berdiri di jendela mengamati keadaan di luar.

" Al... Pak Reza sudah datang..." ucap Bima.

" Kemarilah Bim, tapi jangan di depan kaca..."

" Ada apa Al...?"

" Lihat itu...! Banyak sekali yang mengintai Villa ini..."

" Sial...apa yang sebenarnya terjadi...?" umpat Bima.

" Apa Reza datang sendiri...?"

" Tidak Al, dia membawa banyak pengawal..."

" Kita harus segera pergi dari tempat ini, cepat atau lambat mereka pasti menyerang kita lagi...."

" Baik Boss...".

" Sekarang kita temui Reza dulu..." ucap Al.

Mereka berdua turun dan menghampiri Reza yang sudah menunggunya.

" Selamat siang Pak Reza..."

" Selamat siang Pak Alvano. Bagaimana keadaan Anda...?"

" Saya baik - baik saja. Baiklah, kita mulai saja meetingnya. Maaf merepotkan, Anda harus datang ke tempat ini...." ucap Al.

" Tidak masalah Pak Alvano, saya sedang tidak sibuk hari ini...". saut Reza.

" Terimakasih...".

" Kita mulai meeting ini sekarang, karena ada hal lain yang ingin saya bicarakan di luar pekerjaan..." ucap Reza.

Mereka membahas proyek pembangunan jalan yang akan dilaksanakan satu minggu lagi. Al akan meninjau langsung lokasi itu saat proyek di mulai. Setelah selesai meeting, Reza mengajak bicara soal anak buahnya di luar.

" Pak Al... apa sebaiknya Anda pindah dari sini...? Tadi saya mengamati sekitar sini banyak sekali orang mencurigakan yang mengamati Villa ini..."

" Saya tahu Pak Reza, tapi saya masih belum menemukan tempat lain yang aman untuk saya dan Bima...".

" Bagaimana kalau kalian tinggal saja di tengah kota yang lebih banyak penduduknya....? Saya punya rumah yang belum sempat saya tempati di kota, walaupun jauh dari proyek kita sekarang..."

" Apa Anda yakin tempat itu aman...?"

" Mudah - mudahan saja, tempat itu padat penduduk..."

" Baiklah, terimakasih Pak Reza..."

" Sama - sama Pak Alvano, saya juga sudah siapkan beberapa bodyguard untuk kalian selama disini..."

" Kami malah jadi merepotkan Anda Pak Reza..." ucap Al.

" Tidak masalah, ini semua demi kelancaran kerjasama kita...".

" Sekali lagi saya mengucapkan banyak terimakasih Pak Reza..."

" Ya sudah, saya pergi dulu... masih ada kerjaan di kantor..."

" Silahkan... mari saya antar..." ucap Bima.

Setelah Reza pergi, Al menyuruh dua bodyguard itu untuk masuk supaya para musuh tidak melihatnya.

Al kembali ke dalam kamar dan duduk di sofa. Al mencoba menghubungi Nayla lagi namun tak ada jawaban.

" Nayla... kamu dimana sih...?" gumam Al.

Al merasa gelisah setiap kali Nayla tak menjawab telfonnya ataupun tak membalas pesannya. Al segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan sholat Ashar.

Sementara itu, Nayla sedang memetik daun teh di perkebunan menggantikan neneknya. Sambil bekerja Nayla melamun memikirkan keadaan suaminya.

" Mas Al... aku yakin terjadi sesuatu padamu. Perasaanku tidak tenang saat ini..." gumam Nayla.

" Ya Allah, lindungilah Mas Al dimanapun dia berada. Semoga Mas Al dalam keadaan baik - baik saja saat ini. Walaupun aku tak yakin dengan masa depan pernikahan kami, tapi saat ini Mas Al masih sah menjadi suamiku..." batin Nayla.

" Nayla..." panggil teman kerja Nayla yang semuanya Ibu - Ibu.

" Eh...iya Bu. Ada apa...?"

" Kamu kalau kerja jangan melamun..."

" Maaf Bu, Nayla cuma khawatir dengan kesehatan Nenek. Akhir - akhir ini Nenek sering sakit - sakitan..."

" Kamu yang sabar Nay... Nenek kamu udah tua, dia terlalu keras dalam bekerja di waktu mudanya...".

" Iya Bu... Nayla akan terus jagain Nenek..."

" Kamu memang anak yang berbakti Nay... semoga suatu saat nanti kamu bisa menjadi orang yang sukses..."

" Aamiin... terimakasih Bu...".

" Ya sudah, ayo pulang... udah sore..."

" Iya Bu...".

Nayla pulang bersama Ibu - Ibu teman sekerjanya yang masih bertetangga. Sampai di rumah, Nayla langsung masuk ke kamar untuk istirahat sejrnak sebelum waktu maghrib tiba.

Nayla mengambil ponsel yang sedari tadi dia tinggalkan di rumah. Banyak sekali panggilan tak terjawab dari suaminya.

" Mas Al..."

.

.

TBC

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Takutnya Nayla yg akan menjadi sasaran mereka,kalo mereka tau Nayla istri kamu Al..

2023-02-27

1

Rosmawati Intan

Rosmawati Intan

musuh di mana mana..biar kita baik sama org pun ..terkdang mereka tetap iri dengki dgn yg kita ada..

2022-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 -
2 Menyambut mentari pagi
3 Di Paksa Menikah
4 Pernikahan
5 Keluarga Sanjaya
6 Hati yang terluka
7 Pulang
8 Kembali beraktifitas
9 Ujian
10 Dapatkah aku bertahan...?
11 Berkunjung ke kota
12 Kenapa sesakit ini...?
13 Berusaha meraih hati Nayla
14 Jadilah milikku selamanya
15 Kenapa kau hancurkan aku...?
16 Maafkanlah aku
17 Hampa tanpamu
18 Apa yang terjadi dengannya...?
19 Perasaanku
20 Merindukanmu
21 Tragedi menghancurkan hati
22 Aku tak sanggup lagi
23 Pemakaman
24 Sebenarnya tak sanggup berpisah
25 Semua akan jadi kenangan kita
26 Ku tetap akan pergi
27 Melihatmu untuk yang terakhir
28 Pergi membawa luka
29 Memulai kehidupan baru
30 Rapuh tanpamu
31 Depresi
32 Kenapa tak jujur padaku...?
33 Bekerja
34 Sulit melupakannya
35 Ikatan batin
36 Hati yang berbunga - bunga
37 Masa lalu Nayla
38 Demi cintaku padamu
39 Tak sabar menanti hadirmu
40 Firasat
41 Merasakan apa yang dia rasakan
42 Baby Boy
43 Tiga tahun berlalu
44 Rahasiakan pertemuan kita
45 Membujuk Kak Nayla
46 Wisuda
47 Bertemu kembali
48 Bisa memelukmu lagi
49 Orangtua Nayla
50 Haruskah aku melepasmu...?
51 Penyerangan mafia
52 Penyerangan mafia
53 Dimana Nayla....?
54 Pencarian Nayla
55 Pulang ke Desa
56 Rindu bertemu
57 Hati Nayla
58 Meluapkan rasa rindu
59 Takkan kulepas lagi
60 Vino sakit
61 Menyusun rencana
62 Keluarga kecil bahagia
63 Bertemu Santi
64 Di serang lagi
65 Kalian kehidupanku
66 Night Club
67 Surprise
68 Hanya bersamamu
69 Ayah dan Ibu Nayla
70 Perusahaan baru
71 Dirimu satu - satunya
72 Menyusun strategi
73 Booking satu minggu
74 Tentang Dinda
75 Lelah
76 Akan selalu menjagamu
77 Kembali ke Night Club
78 Grogi
79 Cerita masa lalu
80 Selalu rindu
81 Info terbaru
82 Bima
83 Jangan menggodaku
84 Penculikan
85 Santi dan Boss
86 Terjebak dalam dosa
87 Masuk Markas Yuda
88 Ku ingin dia berubah
89 Bertemu Ayah dan Ibu
90 Menangkap Yuda
91 Kepergian Santi
92 Melepas sahabat terbaik
93 Pergi ke Singapore
94 Adelia
95 Kehebohan di pagi hari
96 Dimana Bima?
97 Di rumah Bima
98 Kejutan dari Bima
99 Panggilan ' Mas '
100 Permintaan Cilla
101 Rasa yang mulai tumbuh
102 Rumah Dinda
103 Perasaan Dinda
104 Mencari Dinda
105 Pingsan di pemakaman
106 Hanya salahpaham
107 Kembali
108 Persiapan pernikahan
109 Hadiah untuk Ayah
110 Merasa aneh sendiri
111 Pernikahan Bima dan Dinda
112 Gagal
113 Malam panjang
114 Ancaman
115 Tertangkap
116 Hamil
117 Kabar gembira
118 Terharu dan bahagia
119 Kebahagiaan
120 Takdir cintaku
Episodes

Updated 120 Episodes

1
-
2
Menyambut mentari pagi
3
Di Paksa Menikah
4
Pernikahan
5
Keluarga Sanjaya
6
Hati yang terluka
7
Pulang
8
Kembali beraktifitas
9
Ujian
10
Dapatkah aku bertahan...?
11
Berkunjung ke kota
12
Kenapa sesakit ini...?
13
Berusaha meraih hati Nayla
14
Jadilah milikku selamanya
15
Kenapa kau hancurkan aku...?
16
Maafkanlah aku
17
Hampa tanpamu
18
Apa yang terjadi dengannya...?
19
Perasaanku
20
Merindukanmu
21
Tragedi menghancurkan hati
22
Aku tak sanggup lagi
23
Pemakaman
24
Sebenarnya tak sanggup berpisah
25
Semua akan jadi kenangan kita
26
Ku tetap akan pergi
27
Melihatmu untuk yang terakhir
28
Pergi membawa luka
29
Memulai kehidupan baru
30
Rapuh tanpamu
31
Depresi
32
Kenapa tak jujur padaku...?
33
Bekerja
34
Sulit melupakannya
35
Ikatan batin
36
Hati yang berbunga - bunga
37
Masa lalu Nayla
38
Demi cintaku padamu
39
Tak sabar menanti hadirmu
40
Firasat
41
Merasakan apa yang dia rasakan
42
Baby Boy
43
Tiga tahun berlalu
44
Rahasiakan pertemuan kita
45
Membujuk Kak Nayla
46
Wisuda
47
Bertemu kembali
48
Bisa memelukmu lagi
49
Orangtua Nayla
50
Haruskah aku melepasmu...?
51
Penyerangan mafia
52
Penyerangan mafia
53
Dimana Nayla....?
54
Pencarian Nayla
55
Pulang ke Desa
56
Rindu bertemu
57
Hati Nayla
58
Meluapkan rasa rindu
59
Takkan kulepas lagi
60
Vino sakit
61
Menyusun rencana
62
Keluarga kecil bahagia
63
Bertemu Santi
64
Di serang lagi
65
Kalian kehidupanku
66
Night Club
67
Surprise
68
Hanya bersamamu
69
Ayah dan Ibu Nayla
70
Perusahaan baru
71
Dirimu satu - satunya
72
Menyusun strategi
73
Booking satu minggu
74
Tentang Dinda
75
Lelah
76
Akan selalu menjagamu
77
Kembali ke Night Club
78
Grogi
79
Cerita masa lalu
80
Selalu rindu
81
Info terbaru
82
Bima
83
Jangan menggodaku
84
Penculikan
85
Santi dan Boss
86
Terjebak dalam dosa
87
Masuk Markas Yuda
88
Ku ingin dia berubah
89
Bertemu Ayah dan Ibu
90
Menangkap Yuda
91
Kepergian Santi
92
Melepas sahabat terbaik
93
Pergi ke Singapore
94
Adelia
95
Kehebohan di pagi hari
96
Dimana Bima?
97
Di rumah Bima
98
Kejutan dari Bima
99
Panggilan ' Mas '
100
Permintaan Cilla
101
Rasa yang mulai tumbuh
102
Rumah Dinda
103
Perasaan Dinda
104
Mencari Dinda
105
Pingsan di pemakaman
106
Hanya salahpaham
107
Kembali
108
Persiapan pernikahan
109
Hadiah untuk Ayah
110
Merasa aneh sendiri
111
Pernikahan Bima dan Dinda
112
Gagal
113
Malam panjang
114
Ancaman
115
Tertangkap
116
Hamil
117
Kabar gembira
118
Terharu dan bahagia
119
Kebahagiaan
120
Takdir cintaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!