Jam setengah lima pagi Nayla terbangun dari tidurnya. Dilihatnya sang suami masih tertidur pulas sambil memeluk dirinya. Nayla berusaha untuk melepasnya namun tak bisa.
" Mas...bangun..."
" Hmmm....."
" Mas... udah pagi..."
" Sebentar Nay..."
" Mas... aku mau mandi dulu..."
" Bareng ya...?"
" Nggak mau..."
Al melepaskan pelukannya dan membiarkan Nayla pergi.
" Auwww...."
Nayla merasakan sakit di bagian bawahnya dan terjatuh ke lantai.
" Nay.... kamu kenapa....?".
Al langsung bangun menghampiri istrinya.
" Nay... kamu nggak apa - apa...?"
" Tidak Mas..."
" Ayo Mas bantu ya..."
" Nayla bisa sendiri Mas..."
" Udah, Mas gendong aja...".
Al menggendong Nayla dan membawanya ke dalam kamar mandi. Setelah itu Al keluar dan tiduran lagi di sofa sambil menunggu Nayla selesai mandi. Al mengaktifkan ponselnya yang dari semalam dia matikan. Setelah aktif, banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab yang masuk.
Banyak sekali panggilan tak terjawab dari Nadine. Al menghela nafas dalam - dalam.
" Perempuan murahan, masih berani menghubungiku. Jangan harap aku akan memaafkanmu..." umpat Al.
" Mas Al..." panggil Nayla.
" Apa Nay...?"
" Bisa tolong ambilkan handuk Mas...?"
" Iya, sebentar Nay...".
Al beranjak dari sofa dan mengambil handuk di lemari.
" Ini handuknya sayang...."
Nayla menjulurkan tangannya untuk meraih handuk di tangan suaminya.
" Mas, tangan Nayla nggak nyampe..." ucap Nayla di balik pintu.
" Buka sedikit lagi pintunya..." goda Al.
" Mas, jangan main - main..." sungut Nayla.
Al menerobos masuk dengan cepat sehingga Nayla tak sempat menahan pintunya.
" Mas... keluar..." teriak Nayla.
Al mendekati Nayla dan memeluknya dengan erat.
" Mas, lepasin..."
" Udah nggak sakit kan...?" tanya Al.
" Apanya...?"
" Itu..."
" Nayla mau sholat shubuh, jangan ganggu..."
" Ok...! Tapi setelah sholat shubuh bisa kan...?"
" Nggak, cepat keluar...!"
" Mas juga mau mandi sayang...."
" Gantian Mas, keluar dulu sana..."
" Ya udah, Mas lepasin sekarang. Tapi jangan lupa setelah shubuh..." bisik Al lalu menciumi seluruh wajah Nayla.
" Mas, hentikan... keburu siang..."
" Iya... Mas keluar sekarang..."
Setelah Nayla selesai mandi, gantian Al yang masuk ke kamar mandi.
* * *
Setelah sarapan, Al berpamitan untuk ke kantor. Nayla membereskan meja makan lalu duduk di taman belakang.
" Ya Allah, aku belum yakin dengan perasaan Mas Al padaku. Aku takut dia meninggalkanku dan memilih bersama wanita itu..." batin Nayla.
" Kak Nayla..." teriak Adel.
" Masya Allah Del, ngagetin aja sih..."
" Hehehee.... sorry kakakku sayang..."
" Ada apa Del...?"
" Kak, kita jalan lagi yuk...?"
" Besok aja ya Del, aku lagi males pergi kemana - mana..."
" Yahh... padahal Adel pengen banget ke bioskop..."
" Lain kali ya Del, Kakak lagi nggak enak badan..."
" Ya udah deh... kalau gitu Adel masuk dulu ya...".
" Iya, aku juga mau masuk kok..."
" Ayo bareng Kak...".
Adel dan Nayla masuk ke dalam rumah sambil bergandengan tangan.
Sementara itu, Al sedang menatap laptopnya namun dia hanya diam saja melamun. Bima yang melihatnya merasa heran karena Al senyum - senyum sendiri.
" Permisi Boss...." teriak Bima.
" Astaghfirullah.... " ucap Al.
" Lho ngapain sih Bim, ngagetin aja..." ucap Al lagi.
" Lho kenapa Boss...? Gara - gara Nadine lho jadi stress senyum - senyum sendiri..."
" Sialan lho... gue nggak mau mikirin perempuan murahan itu..."
" Yakin Boss...? Lho udah pernah begituan sama Nadine nggak...?"
" Jaga mulut lho... gue nggak pernah ngelakuin itu sama dia..."
" Wahh...jadi sampai sekarang masih segel dong..." ledek Bima.
" Emangnya lho... gue kan udah punya istri..." ucap Al bangga.
" Lho udah ngelakuin itu sama Nayla...?" saut Bima tak percaya.
" Ya udahlah... mana mungkin gue anggurin yang ada di depan mata..."
" Masya Allah Al, dia itu masih sekolah..."
" Apa salahnya...? Sebentar lagi juga dia lulus sekolah..."
" Tapi lho pakai pengaman kan...?"
" Astaghfirullah... gue lupa Bim..."
" Dasar lho mau enaknya aja, nggak mikirin kalau misalnya istri lho hamil di usianya yang masih 17 tahun..."
" Ya mau gimana lagi... tadinya gue juga nggak punya niat ngelakuin itu. Tapi melihat penghianatan Nadine, gue jadi melampiaskan semuanya sama Nayla...".
" Lho udah ngerusak masa depan dia Al... Mulai sekarang lho harus menjaga dia. Jangan sia - siakan wanita yang telah memberikan seluruh hidupnya padamu...."
" Insya Allah Bim, gue tidak akan pernah menyakiti dia lagi. Aku akan menerima dia sebagai istriku dan tidak akan pernah membuatnya menangis..."
" Ya udah, gue cuma mau minta tandatangan lho aja..."
" Sini berkasnya..." ucap Al.
Setelah menandatangani berkasnya, Al menyuruh Bima untuk meeting dengan klien.
* * *
Nayla sedang berbaring di kasur sambil tersenyum sendiri.
" Semoga Mas Al sudah meninggalkan wanita itu dan menjalani pernikahan ini dengan ikhlas..." gumam Nayla.
Saat sedang asyik melamun tiba - tiba ponsel Nayla berdering.
" Assalamu'alaikum Don..."
" Wa'alaikumsalam Nay..." ucap Doni.
" Ada apa Don...?"
" Kamu masih di kota Nay...?"
" Iya Don, sepertinya besok Nayla pulang..."
" Begini Nay... sebenarnya ada kabar yang kurang baik untukmu..."
" Kabar apa Don...?"
" Mmmm.... itu Nay, Nenek sakit lagi..."
" Apa....? Sakit...? Terus keadaan Nenek gimana Don...?"
" Tadi aku udah panggil dokter kesini Nay... Nenek harus banyak istirahat. Tadinya mau aku bawa ke rumah sakit, tapi nenek menolak..."
" Ya udah Don, aku pulang sekarang kalau begitu...."
" Jangan panik Nay, kamu tenang saja. Aku akan jagain nenek kok..."
" Terimakasih ya Don..."
" Sama - sama Nay..."
" Assalamu'alaikum..."
" Wa'alaikumsalam...".
Setelah menutup telfonnya, Nayla bergegas mencari Mama mertuanya untuk berpamitan.
" Ma..." ucap Nayla.
" Ada apa Nay...?"
" Ma... Nayla mau minta ijin untuk pulang ke Desa sekarang..."
" Kenapa mendadak Nay...?"
" Maaf Ma, sekarang nenek lagi sakit... jadi saya harus segera pulang..."
" Tapi kamu belum bilang sama Al...?"
" Belum Ma... nanti Nayla telfon Mas Al saja..."
" Sebaiknya kamu ke kantor saja temui Al... biar nanti diantar oleh sopir..."
" Iya Ma... kalau begitu Nayla siap - siap dulu..."
" Iya sayang, kamu hati - hati di jalan ya...?"
" Iya Ma...".
Setelah selesai bersiap - siap di kamar, Nayla menghampiri Mama untuk berpamitan. Kemudian Nayla diantar sopir keluarga Sanjaya menuju kantor suaminya.
" Pak, bisa lebih cepat nggak...?"
" Iya Non, soalnya jam segini sudah mulai macet lagi...".
" Saya tidak mau kemalaman sampai di rumah Pak..."
" Apa perlu saya antar sampai ke Desa Non...?"
" Tidak usah Pak, nanti antar saja sampai ke terminal..."
" Baik Non...".
Setengah jam kemudian, Nayla sampai di kantor milik suaminya.
" Bapak tunggu disini aja, saya tidak lama..."
" Iya Non...".
Nayla segera masuk ke dalam gedung yang menjulang tinggi itu lalu menghampiri resepsionis.
" Maaf mbak, ruangan CEO dimana ya...? Saya ingin bertemu dengan Pak Alvano Sanjaya..."
" Apakah mbak sudah membuat janji...? Mbak siapa...?" tanya resepsionis.
" Mmmm.... saya saudaranya dari luar kota. Saya sudah ada janji dengannya dan disuruh langsung ke ruangannya..."
" Baiklah, tapi di dalam juga sedang ada pacarnya Pak Al yang baru saja naik ke atas... Silahkan Anda naik lift yang sebelah sana, lantai sepuluh..."
" Terimakasih mbak...".
Nayla segera menuju lift, tapi dia ragu saat mengetahui suaminya itu sedang bersama kekasihnya.
" Ya Allah, kuatkanlah aku..." batin Nayla.
Nayla segera memasuki lift dan naik ke lantai paling atas.
Nayla melangkahkan kakinya pelan mencari ruangan suaminya. Sampai di depan pintu Nayla hendak mengetuk pintu yang hanya tertutup separuhnya saja. Namun saat ingin mengucapkan salam, Nayla melihat sosok suaminya yang tengah di peluk oleh seorang perempuan.
Nayla hampir saja jatuh seandainya dia tidak bersandar pada dinding ruangan itu.
" Mas Al... kenapa kamu tega sekali padaku. Kamu sudah menghancurkan hidupku. Aku tidak menyangka kamu sejahat itu Mas..." batin Nayla.
Nayla menangis, hatinya sangat sakit melihat kenyataan bahwa suaminya masih berhubungan dengan wanita lain.
Nayla mengurungkan niatnya menemui suaminya dan langsung kembali ke bawah. Saat ingin memasuki lift, dia berpapasan dengan sekretaris suaminya.
" Kamu siapa...?" tanya sekretaris itu.
" Saya adiknya Mas Al mbak... maaf saya permisi dulu...".
Nayla langsung masuk ke dalam lift dan turun ke bawah menuju ke mobilnya.
" Pak... kita pergi sekarang...!" perintah Nayla.
" Baik Non...".
Pak sopir heran melihat wajah istri majikannya itu terlihat muram dan habis menangis.
" Non tidak apa - apa...?"
" Tidak Pak... tolong cepat ke terminal, saya harus segera pergi...".
Sementara itu di dalam ruangan CEO, Al sedang bersama Nadine yang tiba - tiba masuk ke ruangannya dan memeluk Al dari belakang.
" Ngapain kamu kesini...?" bentak Al.
" Al... maafin aku. Aku hanya khilaf, aku janji tidak akan mengulanginya lagi..." rengek Nadine.
" Aku sudah muak melihatmu... pergi dari sini sekarang sebelum aku suruh security menyeretmu..."
Mereka tidak menyadari bahwa tadi Nayla melihat saat Nadine memeluk Al dari belakang dan Al membiarkan wanita itu memeluknya sejenak.
Sekretaris Al yang tadi bertemu dengan Nayla segera masuk ke ruangan Bossnya.
" Boss... kenapa perempuan ini ada disini...?" tanya Sasya, sekretaris sekaligus sahabatnya.
" Mana aku tahu, usir dia dari sini...!" ucap Al.
" Al... aku mohon jangan tinggalkan aku..." Nadine menangis bersimpuh di kaki Al.
" Sya... cepat panggil security..."
" Siap Boss..."
" Tidak perlu Al, aku bisa pergi sendiri..." ucap Nadine.
" Bagus... cepat pergi dari sini...!".
" Kamu pasti akan menyesal telah meninggalkan aku Al..." teriak Nadine.
" Cepat pergi...!" teriak Sasya.
Nadine keluar dari ruangan Al dengan sangat kesal.
Sasya duduk di sofa sambil menyandarkan tubuhnya.
" Oh iya Al, gue sampai lupa... tadi adik kamu kesini ada apa...?" tanya Sasya.
" Adel...? perasaan dia tidak kesini...?" jawab Al.
" Bukan... aku juga belum pernah melihatnya. Tapi tadi aku berpapasan sama dia di depan lift, katanya dia adikmu..."
" Kapan....?"
" Barusan... mungkin dia tidak jadi masuk karena kamu sedang bersama perempuan murahan itu. Aku lihat dia seperti menangis..."
" Sial... jangan - jangan..." ucap Al mulai cemas.
" Jangan - jangan apa...?"
.
.
TBC
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah kan Nayla jd salah paham..
2023-02-27
0
Qaisaa Nazarudin
Nah nyampe di kantor padti Nay akan lihat drama masalah rumah tangga eh salah blom nikah mereka,maksudnya drama sepasang kekasih di sana🙄🙄
2023-02-27
0
Rosmawati Intan
sakit n.kexewa. .dkm rumh tangga jgn ada dusta n rahasia..senang musuh nenjatuh kan kita.
2022-05-15
1