Kenapa sesakit ini...?

" Kak tungguin...? Jangan tinggalin aku...!" teriak Adel.

Nayla berjalan agak pelan sambil menunggu Adel.

" Kak Nayla kenapa sih...?"

" Nggak apa - apa Del, cuma sedikit pusing saja..." jawab Nayla berbohong.

" Ya udah, kita tunggu taksi di depan saja. Mudah - mudahan ada yang kosong..." ajak Adelia.

Mereka berjalan ke jalan raya untuk mencari taksi yang kosong. Namun disana tak ada taksi lewat yang kosong.

" Del, kita tunggu di halte saja yuk...? Disini panas..."

" Iya Kak, sini belanjaannya biar Adel yang bawa..."

" Tidak usah Del, ini nggak berat kok..."

Mereka duduk di halte menunggu taksi lewat. Hingga seperempat jam disana, tak ada satupun taksi yang kosong.

" Kak, kok sekarang kulitnya agak item sih...? Memangnya di Desa Kakak ngapain aja...?"

" Masa' sih Del, perasaan masih sama deh..."

" Beneran Kak, agak iteman sekarang..."

" Mungkin karena aku sering panas - panasan kali Del, jadi begini..."

" Emang kakak ngapain...?"

" Mmmm...kan sekolahnya jauh, jadi harus berjalan kaki dulu sebelum naik angkutan umum ke sekolah..."

" Oh gitu... Kakak enak, bisa bebas kemanapun. Kalau Adel, setiap berangkat dan pulang sekolah selalu diantar jemput. Nggak bisa main dulu..."

" Del, kita ini perempuan. Jadi sewajarnya kalau keluarga itu menjaga anak gadisnya apalagi gadis secantik kamu..." ucap Nayla.

" Kakak bisa aja. Cuma kata Kak Al, banyak sekali musuh dalam persaingan bisnis. Jadi, kita semua harus selalu waspada...".

Sementara itu, Al dan Nadine yang sudah selesai makan siang memutuskan untuk pulang. Al sengaja mendekati Nadine untuk memasang GPS di ponsel Nadine. Setelah itu, Al menyuruh Nadine pulang sendiri karena Al harus segera kembali ke kantor. Tapi tentu saja Nadine meminta ongkos yang tentunya tidak sedikit.

Al keluar dari parkiran Mall dan langsung melajukan mobilnya menuju kantor. Namun dari kejauhan, Al melihat orang di halte yang tak asing baginya.

Sementara itu, Adel dan Nayla yang sedang menunggu taksi di halte di hampiri oleh beberapa orang laki - laki.

" Hai... boleh kami disini..." ucap salah seorang dari mereka.

" Silahkan, tempat ini bukan milik saya..." ucap Nayla tenang.

Adel ketakutan dan menggenggam erat tangan Nayla.

" Kalian ngapain disini, mending ikut kita - kita aja..." goda mereka.

" Sebaiknya kalian pergi, kami tak butuh kalian..." ucap Nayla.

" Berani sekali kau..."

Preman itu berusaha meraih tangan Adel, namun di hempas Nayla.

" Saya bilang pergi dari sini...!" teriak Nayla.

Nayla berdiri dan bersiap - siap untuk menghajar mereka. Namun belum sempat Nayla melangkahkan kakinya, tiba - tiba ada mobil yang berhenti di depan mereka. Pengendara itu keluar dari mobilnya.

" Kak Al..." Adel berlari memeluk Kakaknya.

" Kak, Adel takut..."

" Kamu kenapa ada disini sih Dek...? Nayla... kenapa kamu juga ada disini...?" tanya Al.

Nayla berjalan mendekati Al dan Adelia.

" Oh... rupanya ada pahlawan kesiangan disini..." ucap mereka.

" Jangan beraninya dengan perempuan..." teriak Al penuh amarah.

" Nggak usah banyak omong, hajar dia..." perintah salah satu preman.

Akhirnya Al dan para preman itu berkelahi. Walaupun di keroyok, namun Al masih bisa bertahan. Sebenarnya Nayla ingin membantu suaminya, namun dia ingin melihat dulu seberapa besar kemampuan Al. Hanya butuh waktu lima menit, para preman itu babak belur di tangan Al.

" Pergi kalian, jangan sampai aku melihat muka kalian lagi disini..." teriak Al.

" Maafkan kami Tuan..."

Para preman itu lari secepat mungkin sebelum Al kembali menghajarnya.

" Mas Al tidak apa - apa...?" tanya Nayla.

" Tidak Nay... kamu sama Adel tidak apa - apa...?"

" Tidak Mas, mereka juga baru datang saat Mas Al lewat..."

" Ya udah, ayo kita pulang..."

Adel yang ketakutan masih memeluk kakak iparnya.

" Del, ayo masuk ke mobil..." ajak Nayla.

Nayla membukakan pintu depan untuk Adel.

" Kak, Adel di belakang saja sama Kak Nay..."

" Udah nggak apa -apa. Kamu sama Mas Al di depan..."

Nayla duduk di belakang sendiri. Dia mengedarkan pandangan keluar jendela mobil.

" Kalian berdua kenapa ada disini...?" tanya Al.

" Tadi kami dari Mall Kak, lalu kita ke halte untuk mencari taksi..." jawab Adel.

" Sudah berapa kali Kakak bilang Del, kalau pergi itu bawa sopir..."

" Maaf Kak..."

Al melirik ke arah Nayla yang sedari tadi hanya diam dan menatap keluar jendela mobil.

" Kenapa dari tadi kamu bersikap seperti Nay, bahkan melihat wajahku saja kamu tidak mau..." batin Al.

" Kak Al tadi habis dari mana...? Kok bisa lewat sini sih...? Bukannya kantor itu jauh dari sini...?"

" Iya, tadi Kakak habis meeting dengan klien di dekat sini..." ucap Al berbohong.

" Bahkan kamu membohongi adikmu sendiri Mas..." batin Nayla.

" Oh begitu... Untung aja Kakak datang, kalau tidak bisa habis kami berdua di gangguin preman itu..."

" Makanya Dek, kan dari dulu Kak Al suruh kamu latihan bela diri supaya kamu itu bisa menjaga diri kamu sendiri jika Kakak nggak ada di samping kamu...".

" Iya, nanti Adel minta Kak Bima buat ajarin Adel..."

" Ya udah, kita langsung pulang atau mau makan dulu...?"

" Pulang aja deh Kak, nanti makan di rumah. Soalnya Kak Nay masih capek baru datang dari Desa..."

" Ok...!!!"

Al melajukan mobilnya menuju ke rumah untuk mengantar adik dan istrinya pulang. Sampai di halaman rumah, Adel langsung masuk ke dalam rumah.

Nayla yang berjalan di belakang Adel dihentikan oleh Al yang menarik tangan Nayla.

" Nay... ikut aku sebentar...".

Nayla diam saja tak menjawab ajakan suaminya dan hanya mengikuti langkah Al yang menarik tangannya. Al membawanya ke taman belakang rumah.

" Kenapa aku merasakan kenyamanan hanya dengan menggenggam tangan kamu Nay... Aku merindukan suaramu itu, tapi kenapa rasanya hatiku sakit saat kamu diam dan tak mau bicara seperti ini. Apa aku menyakiti hatimu...?" batin Alvano.

" Kita duduk disini aja Nay..." ucap Alvano.

Setelah duduk, mereka hanya diam saja tak ada yang memulai pembicaraan.

" Apa Nayla melihat aku dan Nadine tadi di Mall...? Maafkan aku Nay... mulai sekarang aku akan mencoba membuka hatiku untukmu. Aku harus mendapatkan bukti penghianatan Nadine terlebih dahulu..." batin Al.

" Nay... kamu kenapa diam...?" tanya Al.

" Tidak apa - apa..." jawab Nayla.

" Aku pikir, kita bisa memulai untuk saling membuka hati Mas, ternyata aku salah. Kamu sangat mencintai wanita itu Mas, aku tidak sanggup jika harus melihat ini terus - menerus..." batin Nayla.

" Mas, saya mau ke kamar dulu...".

Nayla berdiri untuk segera pergi dari hadapan Al. Rasanya Nayla sudah tak bisa menahan rasa sakit di hatinya. Setiap kali melihat wajah suaminya, terbayang kemesraan antara Al dan kekasihnya itu.

" Nay... jangan pergi...".

Al memeluk Nayla dari belakang. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Nayla. Di saat seperti ini, Nayla juga merasakan kenyamanan dalam hatinya. Seumur hidup, Nayla tidak pernah merasakan pelukan yang menghangatkan jiwanya selain Neneknya. Namun kali ini, Nayla merasakan itu dari suami yang tak pernah menganggapnya ada.

" Lepasin Mas..." ucap Nayla.

" Kenapa Nay...? Aku ini suami kamu..."

" Nayla capek, mau istirahat...".

Nayla melepaskan diri dari pelukan Al dan meninggalkannya sendiri di taman.

" Kenapa sesakit ini rasanya hatiku mendapat penolakan darimu Nay..." batin Al.

Al menyusul Nayla ke kamar karena moodnya sudah hilang untuk bekerja. Dilihatnya Nayla sudah tidur, sepertinya dia memang benar - benar lelah. Al ikut berbaring dan tidur sambil memeluk Nayla.

* * *

Jam setengah lima sore Al terbangun lebih dulu. Dilihatnya Nayla masih tidur dengan lelap. Al segera bangun untuk mandi dan sholat Ashar. Setelah selesai, Al membangunkan Nayla sebelum waktu Ashar habis.

" Nay... bangun. Udah sore...".

Al memeluk Nayla yang masih tertidur.

" Hmmmm...."

" Nay...ayolah, ini udah sore keburu habis waktu Ashar..." ucap Al.

Nayla membuka matanya dan kaget karena Al masih memeluknya.

" Mas Al...? Lepasin..."

" Lagian kamu dibangunin susah banget, pasti nyaman ya tidur dipelukan aku...?" goda Al.

" Apaan sih...? Nayla mau mandi dulu..."

" Cium dulu baru aku lepas..." ucap Al sambil tersenyum.

" Nggak mau..."

" Ayolah, sekali saja..."

Tiba - tiba ponsel Al yang berada di sofa berdering. Dengan kesal Al melepaskan pelukannya dan mencium kening Nayla lalu beranjak mengambil ponselnya.

" Sial... mengganggu saja...!!!"

Al melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Dia langsung keluar menuju balkon kamarnya karena tidak ingin Nayla mendengar percakapannya.

.

.

TBC

.

.

Terpopuler

Comments

Rosmawati Intan

Rosmawati Intan

Bima dah bgi bukti penghianatan nadine..tak juga kmu nau percaya Alvaro..bukti apa lagi yg kmu hrp..

2022-05-15

0

Diyha Vilka

Diyha Vilka

lanjut Thor

2021-03-28

1

Sagita Chn

Sagita Chn

lanjut Thor aku mampir bawa like deh,
Salam dari: Monopoli Cinta Tuan Muda

2021-03-27

2

lihat semua
Episodes
1 -
2 Menyambut mentari pagi
3 Di Paksa Menikah
4 Pernikahan
5 Keluarga Sanjaya
6 Hati yang terluka
7 Pulang
8 Kembali beraktifitas
9 Ujian
10 Dapatkah aku bertahan...?
11 Berkunjung ke kota
12 Kenapa sesakit ini...?
13 Berusaha meraih hati Nayla
14 Jadilah milikku selamanya
15 Kenapa kau hancurkan aku...?
16 Maafkanlah aku
17 Hampa tanpamu
18 Apa yang terjadi dengannya...?
19 Perasaanku
20 Merindukanmu
21 Tragedi menghancurkan hati
22 Aku tak sanggup lagi
23 Pemakaman
24 Sebenarnya tak sanggup berpisah
25 Semua akan jadi kenangan kita
26 Ku tetap akan pergi
27 Melihatmu untuk yang terakhir
28 Pergi membawa luka
29 Memulai kehidupan baru
30 Rapuh tanpamu
31 Depresi
32 Kenapa tak jujur padaku...?
33 Bekerja
34 Sulit melupakannya
35 Ikatan batin
36 Hati yang berbunga - bunga
37 Masa lalu Nayla
38 Demi cintaku padamu
39 Tak sabar menanti hadirmu
40 Firasat
41 Merasakan apa yang dia rasakan
42 Baby Boy
43 Tiga tahun berlalu
44 Rahasiakan pertemuan kita
45 Membujuk Kak Nayla
46 Wisuda
47 Bertemu kembali
48 Bisa memelukmu lagi
49 Orangtua Nayla
50 Haruskah aku melepasmu...?
51 Penyerangan mafia
52 Penyerangan mafia
53 Dimana Nayla....?
54 Pencarian Nayla
55 Pulang ke Desa
56 Rindu bertemu
57 Hati Nayla
58 Meluapkan rasa rindu
59 Takkan kulepas lagi
60 Vino sakit
61 Menyusun rencana
62 Keluarga kecil bahagia
63 Bertemu Santi
64 Di serang lagi
65 Kalian kehidupanku
66 Night Club
67 Surprise
68 Hanya bersamamu
69 Ayah dan Ibu Nayla
70 Perusahaan baru
71 Dirimu satu - satunya
72 Menyusun strategi
73 Booking satu minggu
74 Tentang Dinda
75 Lelah
76 Akan selalu menjagamu
77 Kembali ke Night Club
78 Grogi
79 Cerita masa lalu
80 Selalu rindu
81 Info terbaru
82 Bima
83 Jangan menggodaku
84 Penculikan
85 Santi dan Boss
86 Terjebak dalam dosa
87 Masuk Markas Yuda
88 Ku ingin dia berubah
89 Bertemu Ayah dan Ibu
90 Menangkap Yuda
91 Kepergian Santi
92 Melepas sahabat terbaik
93 Pergi ke Singapore
94 Adelia
95 Kehebohan di pagi hari
96 Dimana Bima?
97 Di rumah Bima
98 Kejutan dari Bima
99 Panggilan ' Mas '
100 Permintaan Cilla
101 Rasa yang mulai tumbuh
102 Rumah Dinda
103 Perasaan Dinda
104 Mencari Dinda
105 Pingsan di pemakaman
106 Hanya salahpaham
107 Kembali
108 Persiapan pernikahan
109 Hadiah untuk Ayah
110 Merasa aneh sendiri
111 Pernikahan Bima dan Dinda
112 Gagal
113 Malam panjang
114 Ancaman
115 Tertangkap
116 Hamil
117 Kabar gembira
118 Terharu dan bahagia
119 Kebahagiaan
120 Takdir cintaku
Episodes

Updated 120 Episodes

1
-
2
Menyambut mentari pagi
3
Di Paksa Menikah
4
Pernikahan
5
Keluarga Sanjaya
6
Hati yang terluka
7
Pulang
8
Kembali beraktifitas
9
Ujian
10
Dapatkah aku bertahan...?
11
Berkunjung ke kota
12
Kenapa sesakit ini...?
13
Berusaha meraih hati Nayla
14
Jadilah milikku selamanya
15
Kenapa kau hancurkan aku...?
16
Maafkanlah aku
17
Hampa tanpamu
18
Apa yang terjadi dengannya...?
19
Perasaanku
20
Merindukanmu
21
Tragedi menghancurkan hati
22
Aku tak sanggup lagi
23
Pemakaman
24
Sebenarnya tak sanggup berpisah
25
Semua akan jadi kenangan kita
26
Ku tetap akan pergi
27
Melihatmu untuk yang terakhir
28
Pergi membawa luka
29
Memulai kehidupan baru
30
Rapuh tanpamu
31
Depresi
32
Kenapa tak jujur padaku...?
33
Bekerja
34
Sulit melupakannya
35
Ikatan batin
36
Hati yang berbunga - bunga
37
Masa lalu Nayla
38
Demi cintaku padamu
39
Tak sabar menanti hadirmu
40
Firasat
41
Merasakan apa yang dia rasakan
42
Baby Boy
43
Tiga tahun berlalu
44
Rahasiakan pertemuan kita
45
Membujuk Kak Nayla
46
Wisuda
47
Bertemu kembali
48
Bisa memelukmu lagi
49
Orangtua Nayla
50
Haruskah aku melepasmu...?
51
Penyerangan mafia
52
Penyerangan mafia
53
Dimana Nayla....?
54
Pencarian Nayla
55
Pulang ke Desa
56
Rindu bertemu
57
Hati Nayla
58
Meluapkan rasa rindu
59
Takkan kulepas lagi
60
Vino sakit
61
Menyusun rencana
62
Keluarga kecil bahagia
63
Bertemu Santi
64
Di serang lagi
65
Kalian kehidupanku
66
Night Club
67
Surprise
68
Hanya bersamamu
69
Ayah dan Ibu Nayla
70
Perusahaan baru
71
Dirimu satu - satunya
72
Menyusun strategi
73
Booking satu minggu
74
Tentang Dinda
75
Lelah
76
Akan selalu menjagamu
77
Kembali ke Night Club
78
Grogi
79
Cerita masa lalu
80
Selalu rindu
81
Info terbaru
82
Bima
83
Jangan menggodaku
84
Penculikan
85
Santi dan Boss
86
Terjebak dalam dosa
87
Masuk Markas Yuda
88
Ku ingin dia berubah
89
Bertemu Ayah dan Ibu
90
Menangkap Yuda
91
Kepergian Santi
92
Melepas sahabat terbaik
93
Pergi ke Singapore
94
Adelia
95
Kehebohan di pagi hari
96
Dimana Bima?
97
Di rumah Bima
98
Kejutan dari Bima
99
Panggilan ' Mas '
100
Permintaan Cilla
101
Rasa yang mulai tumbuh
102
Rumah Dinda
103
Perasaan Dinda
104
Mencari Dinda
105
Pingsan di pemakaman
106
Hanya salahpaham
107
Kembali
108
Persiapan pernikahan
109
Hadiah untuk Ayah
110
Merasa aneh sendiri
111
Pernikahan Bima dan Dinda
112
Gagal
113
Malam panjang
114
Ancaman
115
Tertangkap
116
Hamil
117
Kabar gembira
118
Terharu dan bahagia
119
Kebahagiaan
120
Takdir cintaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!