Berusaha meraih hati Nayla

" Hallo... ada apa...?" tanya Al.

" Gue ada info penting buat lho...?" jawab Bima.

" Lho dimana...?"

" Gue udah balik dari Bandung. Gue lihat Nadine di Mall sama seorang laki - laki udah tua kayaknya..."

" Bapaknya kali..."

" Bukan Al... mana ada sama bapaknya mesra gitu..."

" Ya udah, lho ikutin mereka terus. Gue nggak bisa keluar rumah sekarang..."

" Kenapa Boss...? Ada masalah di rumah...?"

" Nayla baru datang... bisa di tebas nyokap gue kalau pergi sekarang..."

" Ya sudah, nanti gue kabarin lagi Boss takut kehilangan jejak..."

" Ok...!!! Jangan sampai mereka lepas. Nanti saya kesana setelah maghrib...".

" Siap Boss...!!!"

Setelah selesai menelfon, Al kembali ke dalam kamar menunggu Nayla yang sedang sholat.

" Mas Al ngapain liatin Nay kayak gitu...?"

" Mmmm... tidak apa - apa..."

" Nayla mau ke bawah dulu Mas..."

" Sini dulu Nay..."

" Kenapa Mas...?"

Saat Nayla mendekat, Al langsung menarik tangannya hingga Nayla jatuh ke pangkuannya.

" Mas... apaan sih...? Lepasin..." ucap Nayla.

" Kenapa...? Aku kan suami kamu Nay...?"

" Tapi Mas..."

" Ssstttt... biarin seperti ini sebentar saja..."

Al merasakan kenyamanan dan juga ketenangan saat memeluk istrinya. Berbeda saat dia di peluk Nadine, Al tidak merasakan apapun di hatinya.

" Kenapa selama ini aku tak merasakan getaran dihatiku saat bersama Nadine padahal getaran di hati ini begitu kencang saat memeluk Nayla. Jantungku berpacu dengan sangat cepat...? Apa yang terjadi padaku...? Saat bersama Nadine, kami hanya bersenang - senang menghamburkan uang saja. Apa mungkin tak ada cinta diantara aku dan Nadine...?" batin Al.

" Mas Al, jangan membuat aku jatuh cinta padamu. Lepaskanlah aku sebelum rasa ini mulai berkembang. Aku tidak akan sanggup menanggung luka ini terus - menerus..." batin Nayla.

" Kak Nayla..."

Tiba - tiba Adel berteriak di depan kamar.

" Astaghfirullah... bocah nggak ada akhlaknya..." umpat Alvano.

" Mas... jangan bicara seperti itu..." saut Nayla.

Nayla segera turun dari pangkuan Al dan berlari membuka pintu.

" Hai Kak Nayla..." sapa Adel.

" Ada apa Del...?" tanya Nayla.

" Dicariin Mama di bawah Kak..."

" Ya udah, yuk turun..." saut Nayla.

" Nay... mau kemana...?" tanya Al.

" Ke bawah Mas, di tungguin Mama dibawah..."

" Hhhh...." Al menghela nafas merasa kecewa.

" Susah sekali sih Nay deketin kamu. Ada aja halangannya..." gumam Al.

" Mas Al ngomong apa...?"

" Tidak Nay, kamu duluan aja nanti aku nyusul..."

" Iya Mas..."

Adel dan Nayla segera turun kebawah untuk menemui Mamanya di ruang keluarga.

" Ma... nyariin Nayla ya...?"

" Iya Nay... duduklah..."

" Ada apa Ma...?"

" Maafkan Mama Nay... Mama sudah membuat hidup kamu menderita. Harusnya Mama tidak memaksa kalian untuk menikah..."

" Tidak Ma... ini bukan kesalahan Mama. Mungkin ini sudah menjadi takdir Nayla dan Mas Al. Mama jangan memikirkan ini lagi. Nayla sudah ikhlas dengan kehidupan yang Nayla jalani saat ini Ma..."

" Tapi Nak, masa depan kamu masih panjang. Kamu pasti punya cita - cita yang belum terwujud. Jika kamu memang tidak menginginkan pernikahan ini, Mama akan suruh Al melepaskanmu..." ucap Mama sambil menangis.

" Al tidak akan melepaskan Nayla Ma..."

Al tiba - tiba datang ke ruang keluarga. Mama dan Nayla kaget dengan kehadiran Al.

" Al... kamu sudah pulang...?" tanya Mama.

" Mas Al pulang sama Nayla dan Adel tadi siang Ma. Kami bertemu di jalan..." jawab Nayla.

" Ma... apa maksud Mama...? Kemarin Mama suruh Al menikahi Nayla. Sekarang Mama juga akan menyuruh Al berpisah dengan Nayla. Apa Mama pikir pernikahan ini hanya permainan....?"

" Bukan begitu Al... Mama hanya tidak ingin menghancurkan hidup kalian. Masa depan kalian masih panjang, Mama tidak ingin menghancurkan kebahagiaan kalian..." ucap Mama.

" Udah Ma... jangan bahas ini dulu. Mama istirahat di kamar ya...? Adel nggak mau Mama sakit lagi..." bujuk Adel.

Nayla mencoba menahan airmatanya supaya tidak keluar membasahi wajahnya.

" Nayla antar Mama ke kamar ya...?"

" Iya Nak, terimakasih. Jangan sia - siakan hidupmu untuk orang yang tak menganggapmu ada. Carilah kebahagiaanmu sendiri...".

" Al... lepaskanlah Nayla jika kamu tak menginginkan kehadirannya di sisimu..." ucap Mama lagi.

" Ma... udah. Biar nanti Nayla dan Mas Al yang akan menyelesaikan masalah ini. Mama jangan memikirkan soal Nayla dan Mas Al lagi. Hubungan kami baik - baik aja...".

" Maafkan Mama Nay... Mama sudah membuat kamu kehilangan masa muda bersama teman - temanmu..."

" Tidak Ma... Nayla bahagia disini. Paling tidak, disini Nayla bisa merasakan kehangatan kasih sayang seorang Ibu..." batin Nayla.

" Udah, Mama jangan berfikir macam - macam. Nayla tidak mau Mama sakit...".

Nayla mengantar Mama ke dalam kamar supaya beristirahat. Setelah itu Nayla keluar lagi dan duduk di kursi panjang di taman belakang.

" Nay...." panggil Alvano.

" Saya pengen sendiri dulu Mas... pergilah..." pinta Nayla.

" Apa tidak ada kesempatan lagi untuk bersama Nay...?" batin Al.

" Baiklah Nay... aku ke kamar dulu..." ucap Al.

Dengan rasa kecewa Al kembali ke kamar. Dia membuka laptop dan menyibukkan diri dengan bekerja sebelum datang waktu maghrib.

Sementara itu, Adel menghampiri Nayla yang sedari tadi melamun dengan tatapan kosong.

" Kak Nay... Adel boleh temani kakak...?"

" Iya Del..."

" Boleh Adel tanya sesuatu Kak...?"

" Apa Del...?"

" Apa tidak ada sedikitpun perasaan Kak Nay buat Kak Al...?"

" Aku tidak tahu Del, dari awal kami sudah sepakat untuk menjalani hidup masing - masing. Aku tahu Mas Al sangat mencintai kekasihnya itu bahkan sampai sekarang. Mungkin benar kata Mama, aku harus mundur dari pernikahan ini..."

" Bukannya tadi Kak Al bilang tak mau berpisah dengan Kak Nay...?"

" Mas Al hanya tidak mau Mama sakit Del..."

" Kak Nay yang sabar ya...? Adel yakin, suatu saat takdir cinta akan menyatukan kalian berdua..."

" Aamiin..." ucap Nayla.

" Kita masuk yuk Kak, udah mau maghrib..."

" Iya Del... ayo..."

Nayla masuk ke kamar secara perlahan. Dia melihat suaminya tertidur di sofa dengan laptop yang masih menyala.

Nayla duduk di samping Al untuk membangunkannya.

" Mas.... bangun..." ucap Nayla pelan.

" Mas...".

Nayla mengusap wajah suaminya supaya dia segera bangun.

" Mmmm... Nay...".

Al menggenggam tangan Nayla yang masih menempel di wajahnya.

" Mas, bangun dulu... udah hampir maghrib..." ucap Nayla sambil tersenyum.

" Aku sangat mencintaimu Nay... jangan tinggalkan aku..." Al memeluk Nayla dengan erat.

" Kakaaakkkk...." teriak Adel.

" Adel... kok kamu disini...?" ucap Al kaget.

" Lepasin Adel Kak, sakit ini..."

" Sorry... Kakak nggak sengaja..."

" Makanya jangan tidur menjelang maghrib... jadi mimpi buruk kan...?" sungut Adel.

" Iya - iya... Kakak nggak sengaja ketiduran..."

" Ya udah, cepat ambil wudlu... Mama minta kita jamaah di Mushola..."

" Nayla mana Del....?"

" Ada di bawah..."

" Ya udah, kamu keluar sana... Kakak siap - siap dulu..."

" Jangan lama - lama Kak..."

" Iya bawel..."

Setelah Adel keluar, Al kembali duduk bersandar di sofa.

" Sial... ternyata cuma mimpi..."umpat Al.

Al segera bersiap - siap untuk sholat berjamaah di Mushola rumahnya.

Di Mushola, semua keluarga sudah berkumpul termasuk para ART. Mereka segera melaksanakan sholat maghrib dengan Papa sebagai imamnya.

Setelah selesai, mereka langsung makan malam bersama. Semuanya makan dengan tertib. Tak ada pembicaraan di waktu sedang makan. Setelah semuanya selesai, Al mengajak Nayla kembali ke kamar.

" Nay... maaf ya...? Karena keluargaku hidupmu jadi seperti ini..."

" Tidak apa - apa Mas, mungkin sudah menjadi takdir untukku. Aku ikhlas menjalaninya..."

" Tunggulah aku Nay... setelah semua ini selesai, aku berjanji akan membuka hatiku hanya untukmu. Aku akan berusaha untuk mencintaimu. Aku tidak mau kehilangan dirimu..." batin Al.

" Seandainya bisa, aku ingin tetap bersamamu Mas. Aku berharap kamu adalah yang pertama dan terakhir seumur hidupku. Aku ingin pernikahan sekali seumur hidup denganmu. Tapi aku juga tidak mau egois, aku tahu aku bukanlah wanita pertama yang mengisi kehidupanmu atau mungkin aku tidak akan pernah bisa mengisi ruang di dalam hatimu itu..." batin Nayla.

Ponsel Al berdering membuyarkan lamunan mereka.

" Aku angkat telfon dulu Nay..." ucap Al.

" Iya Mas..."

.

.

TBC

.

.

Jangan lupa dukung terus karya Author ya...

Tinggalkan jejak kalian disini...

Like

Coment

Vote

Rate 5

.

.

Terimakasih readers...🙏🙏🙏

.

.

Terpopuler

Comments

Rosmawati Intan

Rosmawati Intan

buat apa memperthn kan cinta. jika iabya menyiksa n tak setia pda yg satu.

2022-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 -
2 Menyambut mentari pagi
3 Di Paksa Menikah
4 Pernikahan
5 Keluarga Sanjaya
6 Hati yang terluka
7 Pulang
8 Kembali beraktifitas
9 Ujian
10 Dapatkah aku bertahan...?
11 Berkunjung ke kota
12 Kenapa sesakit ini...?
13 Berusaha meraih hati Nayla
14 Jadilah milikku selamanya
15 Kenapa kau hancurkan aku...?
16 Maafkanlah aku
17 Hampa tanpamu
18 Apa yang terjadi dengannya...?
19 Perasaanku
20 Merindukanmu
21 Tragedi menghancurkan hati
22 Aku tak sanggup lagi
23 Pemakaman
24 Sebenarnya tak sanggup berpisah
25 Semua akan jadi kenangan kita
26 Ku tetap akan pergi
27 Melihatmu untuk yang terakhir
28 Pergi membawa luka
29 Memulai kehidupan baru
30 Rapuh tanpamu
31 Depresi
32 Kenapa tak jujur padaku...?
33 Bekerja
34 Sulit melupakannya
35 Ikatan batin
36 Hati yang berbunga - bunga
37 Masa lalu Nayla
38 Demi cintaku padamu
39 Tak sabar menanti hadirmu
40 Firasat
41 Merasakan apa yang dia rasakan
42 Baby Boy
43 Tiga tahun berlalu
44 Rahasiakan pertemuan kita
45 Membujuk Kak Nayla
46 Wisuda
47 Bertemu kembali
48 Bisa memelukmu lagi
49 Orangtua Nayla
50 Haruskah aku melepasmu...?
51 Penyerangan mafia
52 Penyerangan mafia
53 Dimana Nayla....?
54 Pencarian Nayla
55 Pulang ke Desa
56 Rindu bertemu
57 Hati Nayla
58 Meluapkan rasa rindu
59 Takkan kulepas lagi
60 Vino sakit
61 Menyusun rencana
62 Keluarga kecil bahagia
63 Bertemu Santi
64 Di serang lagi
65 Kalian kehidupanku
66 Night Club
67 Surprise
68 Hanya bersamamu
69 Ayah dan Ibu Nayla
70 Perusahaan baru
71 Dirimu satu - satunya
72 Menyusun strategi
73 Booking satu minggu
74 Tentang Dinda
75 Lelah
76 Akan selalu menjagamu
77 Kembali ke Night Club
78 Grogi
79 Cerita masa lalu
80 Selalu rindu
81 Info terbaru
82 Bima
83 Jangan menggodaku
84 Penculikan
85 Santi dan Boss
86 Terjebak dalam dosa
87 Masuk Markas Yuda
88 Ku ingin dia berubah
89 Bertemu Ayah dan Ibu
90 Menangkap Yuda
91 Kepergian Santi
92 Melepas sahabat terbaik
93 Pergi ke Singapore
94 Adelia
95 Kehebohan di pagi hari
96 Dimana Bima?
97 Di rumah Bima
98 Kejutan dari Bima
99 Panggilan ' Mas '
100 Permintaan Cilla
101 Rasa yang mulai tumbuh
102 Rumah Dinda
103 Perasaan Dinda
104 Mencari Dinda
105 Pingsan di pemakaman
106 Hanya salahpaham
107 Kembali
108 Persiapan pernikahan
109 Hadiah untuk Ayah
110 Merasa aneh sendiri
111 Pernikahan Bima dan Dinda
112 Gagal
113 Malam panjang
114 Ancaman
115 Tertangkap
116 Hamil
117 Kabar gembira
118 Terharu dan bahagia
119 Kebahagiaan
120 Takdir cintaku
Episodes

Updated 120 Episodes

1
-
2
Menyambut mentari pagi
3
Di Paksa Menikah
4
Pernikahan
5
Keluarga Sanjaya
6
Hati yang terluka
7
Pulang
8
Kembali beraktifitas
9
Ujian
10
Dapatkah aku bertahan...?
11
Berkunjung ke kota
12
Kenapa sesakit ini...?
13
Berusaha meraih hati Nayla
14
Jadilah milikku selamanya
15
Kenapa kau hancurkan aku...?
16
Maafkanlah aku
17
Hampa tanpamu
18
Apa yang terjadi dengannya...?
19
Perasaanku
20
Merindukanmu
21
Tragedi menghancurkan hati
22
Aku tak sanggup lagi
23
Pemakaman
24
Sebenarnya tak sanggup berpisah
25
Semua akan jadi kenangan kita
26
Ku tetap akan pergi
27
Melihatmu untuk yang terakhir
28
Pergi membawa luka
29
Memulai kehidupan baru
30
Rapuh tanpamu
31
Depresi
32
Kenapa tak jujur padaku...?
33
Bekerja
34
Sulit melupakannya
35
Ikatan batin
36
Hati yang berbunga - bunga
37
Masa lalu Nayla
38
Demi cintaku padamu
39
Tak sabar menanti hadirmu
40
Firasat
41
Merasakan apa yang dia rasakan
42
Baby Boy
43
Tiga tahun berlalu
44
Rahasiakan pertemuan kita
45
Membujuk Kak Nayla
46
Wisuda
47
Bertemu kembali
48
Bisa memelukmu lagi
49
Orangtua Nayla
50
Haruskah aku melepasmu...?
51
Penyerangan mafia
52
Penyerangan mafia
53
Dimana Nayla....?
54
Pencarian Nayla
55
Pulang ke Desa
56
Rindu bertemu
57
Hati Nayla
58
Meluapkan rasa rindu
59
Takkan kulepas lagi
60
Vino sakit
61
Menyusun rencana
62
Keluarga kecil bahagia
63
Bertemu Santi
64
Di serang lagi
65
Kalian kehidupanku
66
Night Club
67
Surprise
68
Hanya bersamamu
69
Ayah dan Ibu Nayla
70
Perusahaan baru
71
Dirimu satu - satunya
72
Menyusun strategi
73
Booking satu minggu
74
Tentang Dinda
75
Lelah
76
Akan selalu menjagamu
77
Kembali ke Night Club
78
Grogi
79
Cerita masa lalu
80
Selalu rindu
81
Info terbaru
82
Bima
83
Jangan menggodaku
84
Penculikan
85
Santi dan Boss
86
Terjebak dalam dosa
87
Masuk Markas Yuda
88
Ku ingin dia berubah
89
Bertemu Ayah dan Ibu
90
Menangkap Yuda
91
Kepergian Santi
92
Melepas sahabat terbaik
93
Pergi ke Singapore
94
Adelia
95
Kehebohan di pagi hari
96
Dimana Bima?
97
Di rumah Bima
98
Kejutan dari Bima
99
Panggilan ' Mas '
100
Permintaan Cilla
101
Rasa yang mulai tumbuh
102
Rumah Dinda
103
Perasaan Dinda
104
Mencari Dinda
105
Pingsan di pemakaman
106
Hanya salahpaham
107
Kembali
108
Persiapan pernikahan
109
Hadiah untuk Ayah
110
Merasa aneh sendiri
111
Pernikahan Bima dan Dinda
112
Gagal
113
Malam panjang
114
Ancaman
115
Tertangkap
116
Hamil
117
Kabar gembira
118
Terharu dan bahagia
119
Kebahagiaan
120
Takdir cintaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!