" Ada apa Bim...?" tanya Al
" Al, lho kesini sekarang. Gue kirim alamatnya..." ucap Bima di seberang telfon.
" Ya udah gue kesana sekarang...".
Al bersiap - siap untuk pergi menemui Bima.
" Mau kemana Mas...?"
" Aku mau keluar sebentar, kamu tidur aja dulu nggak usah nungguin aku..."
" Iya Mas..."
" Pasti kamu mau menemui kekasihmu itu lagi Mas, apakah tidak ada sedikitpun rasa di hatimu itu untukku...?" batin Nayla.
Al mendekati Nayla berniat untuk memeluknya namun dengan cepat Nayla menghindarinya dengan mundur beberapa langkah.
" Nay... kamu kenapa...?"
" Tidak apa - apa Mas, pergilah... aku mau tidur dulu...".
Nayla langsung merebahkan dirinya di kasur membelakangi Al.
" Kenapa kamu menghindariku Nay...? Rasanya hatiku sakit sekali dengan penolakanmu..." batin Al.
Sebelum pergi, Al mendekati Nayla dan mencium keningnya.
" Selamat tidur Nay..." ucap Al pelan.
Nayla tidak menghiraukan Al di sampingnya, dia mencoba untuk menahan perasaannya.
Al keluar dari kamar dan segera melajukan mobilnya ke sebuah alamat yang di kirim oleh Bima.
Setelah kepergian Al, Nayla bangun dari kasur dan keluar menuju balkon.
" Sebenarnya apa yang kau lakukan Mas...? Kenapa kau selalu memberikan harapan padaku padahal jelas di depanku kamu masih bermesraan dengan wanita lain...".
Nayla menangis tak mampu menahan luka di dalam hatinya.
" Ya Allah... kuatkanlah hatiku dalam menghadapi cobaan ini. Lepaskanlah ikatanku dengan dia jika memang kami tidak di takdirkan berjodoh. Sampai kapan aku mampu bertahan dalam pernikahan yang tak diharapkan ini...".
Sementara itu, Al sudah sampai di sebuah hotel berbintang tempat dia janjian dengan Bima.
" Assalamu'alaikum Bim..."
" Wa'alaikumsalam Boss..."
" Ada informasi apa...?"
" Nadine masuk ke kamar paling ujung itu dengan seorang laki - laki yang berbeda dengan yang saya ikuti tadi..."
" Lho yakin itu Nadine...?"
" Penglihatan gue masih normal Al..."
" Ya udah, kamu telfon Hendri minta kunci access masuk kamar itu..."
" Tapi Al, apa mungkin dia akan memberikannya...? Ini kan privasi customer..."
" Cepat, telfon dia suruh kesini..." perintah Al.
" Baiklah..."
Bima menghubungi Hendri, pemilik hotel itu yang juga teman Al dan Bima. Tak lama, Hendri datang menghampiri mereka.
" Alvano, Bima... ada apa kalian disini...?" tanya Hendri.
" Gue butuh bantuan lho..." ucap Al.
" Bantuan apa...?"
" Berikan aku kartu access masuk ke kamar paling ujung itu..."
" Kenapa...? Itu adalah privasi customer gue Al. Siapa yang ada di dalam...?"
" Berikan saja, tak perlu banyak tanya..." ucap Al kesal.
" Baiklah, gue hubungi orang bawah dulu untuk mengambil kunci cadangannya...".
Lima menit kemudian, pegawai hotel itu membawa kunci cadangannya.
" Maaf Pak, ini kuncinya..."
" Ya sudah, kamu boleh pergi..." ucap Hendri.
" Baik Pak..."
Mereka mendekati kamar itu untuk mengungkap rahasia besar orang yang ada di dalam kamar.
" Bim, buka pintunya...!" perintah Al.
" Gue Boss...?"
" Siapa lagi kalau bukan lho...?"
" Hendri aja deh, kan dia pemilik hotel ini..."
" Gue nggak mau ikut - ikutan ya.... ini urusan kalian berdua..." saut Hendri.
" Cepet Bim...!" ucap Alvano.
Dengan sedikit ragu, Bima membuka pintu dengan memejamkan matanya. Setelah pintu terbuka, Al langsung masuk ke dalam kamar itu.
" Nadine....!!!" teriak Al.
Nadine dan laki - laki itu sangat terkejut dengan kedatangan Al. Apalagi melihat keadaan mereka yang tidak sewajarnya dilihat orang lain.
" Al... aku bisa jelasin..." ucap Nadine.
" Diam, aku tidak sudi melihatmu lagi. Dasar wanita tidak punya harga diri, memalukan..." teriak Al.
" Al, aku mohon... maafkan aku...".
Nadine bersimpuh di kaki Al dengan selimut yang terlilit di tubuhnya.
" Perempuan murahan sepertimu tak pantas lagi bersamaku...!!!"
"Aku mohon Al... jangan tinggalkan aku..."
" Apa yang kau cari dari mereka... Uang....? Apa selama ini yang aku berikan padamu kurang...? Atau kamu hanya mencari kepuasan dari mereka..." teriak Al.
" Sudah Al, sebaiknya kita pergi dari sini..." ucap Bima.
" Iya Al, tidak ada gunanya mengurus perempuan rendahan seperti itu..." timpal Hendri.
" Ya sudah, kita pergi sekarang...!" saut Al.
Mereka akhirnya keluar dari kamar itu meninggalkan Nadine yang masih menangis memanggil nama Al.
" Sial... perempuan murahan, memalukan, menjijikkan..."umpat Al marah.
" Al, sudah... untuk apa lho pikirin perempuan seperti itu. Lebih baik kamu lanjutkan hidupmu, jangan sia - siakan istrimu. Jangan sampai kamu menyesal jika sampai istrimu itu pergi meninggalkanmu..." ucap Bima.
" Gue butuh waktu Bim tidak segampang itu aku melupakan Nadine..."
"Jadi, lho udah nikah Al...? Kenapa gue tidak tahu...?"
" Udah lama Al menikah Hen..." saut Bima.
"Al, kesempatan tak datang dua kali... Cepatlah ambil kesempatan itu..." ucap Bima lagi.
" Ya sudah, ayo kita pulang...." saut Alvano.
Mereka akhirnya pulang ke rumah masing - masing. Al masih tidak percaya, wanita yang sangat dia cintai bisa melakukan hal sebejat itu. Padahal selama ini Al selalu memberikan apapun yang Nadine inginkan. Al sangat menghargai seorang perempuan dan berusaha untuk tidak menyentuh kekasihnya itu sebelum halal. Tapi kenyataannya, justru perempuan itu mencari kepuasan bersama laki - laki lain.
Hati Al sangat kecewa saat ini, tapi dia juga merasa lega karena kini hatinya sudah mulai bisa menerima Nayla.
" Nay... semoga aku belum terlambat untuk meraih hatimu..." gumam Al.
Sampai di rumah, Al langsung masuk ke dalam kamar. Rasa marahnya pada Nadine masih melekat di pikirannya. Perempuan yang selama ini dia jaga kesuciannya ternyata malah diberikan kepada orang lain.
Al masuk ke dalam kamar mandi untuk menghilangkan pikirannya tentang Nadine. Dia berendam di bath up hingga satu jam. Setelah itu dia keluar dan sholat Isya' karena tadi di jalan dia lupa tidak mampir di Mushola.
Setelah selesai sholat, Al mendekati Nayla yang sudah tidur pulas. Pikirannya tentang Nadine masih saja menghantuinya.
" Apa yang di cari Nadine dari para lelaki itu. Akupun juga bisa melakukannya kalau aku mau. Dasar wanita rendah, tidak ada harga dirinya..."
Kemarahan Al muncul kembali dan tanpa sadar di lampiaskan pada Nayla yang sedang tertidur pulas.
Al mendekati Nayla dan menciuminya dengan kasar. Nayla yang kaget langsung bangun dan berusaha melepaskan diri dari suaminya.
" Mas Al... apa yang kau lakukan...?"
" Diam... aku tahu kamu juga menginginkan ini. Semua wanita itu sama saja..."
" Mas Al hentikan..."
" Aku akan menjadikanmu milikku selamanya. Aku tidak akan melepaskanmu..."
" Mas, Nayla mohon... jangan lakukan ini..." Nayla sudah tidak bisa menahan airmatanya.
" Kamu adalah istriku, jadi kamu wajib menuruti semua keinginanku..."
" Ya Allah, apa yang terjadi pada Mas Al...? Kenapa tiba - tiba dia seperti ini..." batin Nayla.
" Mas...."
" Ssstttt..."
Akhirnya Nayla menyerah dan memenuhi keinginan suaminya. Setelah Nayla pasrah, Al melakukannya dengan penuh kelembutan. Al tidak mau menyakiti Nayla karena ini adalah pengalaman pertama untuk mereka berdua.
Al dan Nayla melakukannya berkali - kali hingga akhirnya Nayla merasa sudah tak punya tenaga lagi. Nayla langsung tertidur dalam dekapan suaminya dan hanya selimut yang menutupi tubuh mereka.
" Maaf Nay... hanya karena amarah, aku melampiaskan ini padamu. Tapi aku berjanji, tidak akan menyakiti hatimu lagi. Ternyata aku baru sadar, kamulah wanita pertama yang ada dihatiku bukan Nadine..." gumam Alvano.
" Ternyata kamu sangat cantik Nay... terimakasih kamu sudah memberikan sesuatu yang paling berharga dalam dirimu padaku. Aku janji, aku tidak akan pernah menghianatimu. Mulai sekarang, kamu adalah milikku selamanya dan aku juga milikmu selamanya...".
Al kembali menciumi wajah polos wajah polos istrinya. Nayla yang merasa terusik tidurnya membuka matanya.
" Mas... Nayla capek... jangan gangguin terus..."
" Iya sayang, maaf... Mas belum bisa tidur..."
" Ini udah hampir pagi Mas, besok kan harus kerja..."
" Mas pengen kerja lagi sekarang..."bisik Al.
Al mencium sekilas bibir istrinya. Al berpikir mungkin selama ini Nadine menginginkan hal itu tapi Al tidak pernah menanggapinya. Karena dalam prinsip Al, dia tidak akan melakukan hal itu sebelum terikat dalam pernikahan.
" Mas, Nayla udah capek..."
" Sekali lagi aja sayang, setelah itu kita tidur. Mas janji cuma sekali..."
"Ternyata memang seperti ini bila melakukan dengan orang yang di cintai, rasanya tidak mau berhenti..." batin Al sambil tersenyum.
" Mas kenapa tersenyum gitu...?"
" Tidak Nay, aku hanya merasa sangat bahagia malam ini. Kamu adalah wanita pertama yang membuatku merasa bahagia. Terimakasih kamu sudah memberikan hal terindah malam ini. Ini adalah malam pertama kita yang tidak akan pernah terlupakan..."
" Apakah ini juga yang pertama buat Mas Al...?"
" Iya Nay... ini adalah pengalaman pertama kita. Percayalah padaku, hanya kamu yang akan merasakan ini dariku. Aku tidak akan melakukan ini pada orang lain. Karena kamu adalah istriku satu - satunya untuk selamanya...".
Al kembali membujuk Nayla supaya mau menuruti hasratnya.
" Mas..."
" Ayolah sayang, sekali saja..."
Nayla mengalah dan kembali memenuhi keinginan suaminya walaupun tubuhnya sudah terasa sangat lelah.
.
.
TBC
.
.
Mohon dukungan buat Author ya... supaya Author bisa lebih bersemangat dalam mencari inspirasi.
Jangan lupa Like, Coment, Vote and Rate 5...
Author tunggu jejak kalian para readers...
Terimakasih...🙏🙏🙏
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah ku bilang juga apa,Nadine lg iya2 tuh,Padti setelah kepergok Nadine akan bikin drama air mata buaya,katanya salah paham atau terpaksa😂😂😜😜
2023-02-27
0
Qaisaa Nazarudin
Padti Nadien lg iya iya tuh dengan selingkuhannya🤣🤣🤣🤣
2023-02-27
0
Rosmawati Intan
nayla ..jadi.pelampiasan amarah
2022-05-15
1