Hari ini, hari bersejarah bagi siswa SMA. Mereka akan memulai ujian akhir setelah tiga tahun belajar.
Nayla dan Santi masuk ke ruang kelas karena bel tanda masuk berbunyi.
" Nay, aku gugup nih... gimana kalau nanti aku nggak lulus..." ucap Santi.
" San, kamu harus optimis. Semangat..."
" Tapi Nay... aku itu nggak sepintar kamu..."
" Berdo'a aja San, semoga kita semua lulus..." ucap Nayla.
" Iya Nay.... semangaaattttt..." teriak Santi.
" Ssstttt.... jangan berisik..." bisik Nayla.
" Upss.... sorry...!!!".
Ujian di mulai, semua siswa mengerjakan soal - soal ujian dengan tenang dan tertib.
* * *
Beberapa hari ujian akhir telah di lalui oleh Nayla dan teman - temannya di sekolah. Sekarang adalah hari terakhir semua siswa menjalani ujian.
Selesai ujian, semua siswa berhamburan keluar dari kelas dengan perasaan yang lega. Mereka meluapkan perasaan mereka dengan saling berpelukan dengan teman - temannya.
" Nay... aku lega banget akhirnya ujian ini selesai juga..."
" Iya San, perjuangan kita selama tiga tahun berakhir hari ini..."
" Nayla... Santi..." teriak Farhan.
Farhan menghampiri Nayla dan Santi yang sedang duduk di taman sekolah bersama Doni.
" Masya Allah Han, bisa pelan nggak sih ngomongnya..." ucap Santi.
" Sorry... aku seneng aja hari ini semuanya sudah berakhir..." saut Farhan.
" Nay... kamu kenapa diam...?" tanya Doni.
" Tidak apa - apa Don, cuma akhir - akhir ini Nenek kelihatan capek banget. Aku jadi nggak tega melihat nenek yang masih terus bekerja..." jawab Nayla.
" Sabar ya Nay, hidup itu akan berputar. Kamu tidak akan selamanya di bawah Nay, suatu saat nanti kamu pasti akan berada di atas. Sekarang ini kita masih dalam tahap berjuang Nay, pada suatu waktu nanti kita akan menuai hasilnya..."
" Iya Don, makasih ya... kamu selalu memberikan semangat buat aku...".
" Sama - sama Nay... Oh iya, nanti pulang sekolah kita rayain hari terakhir kita ujian ya...?"
" Kemana...?"
" Deket - deket sini aja Nay, kita nggak lama kok. Pasti nenek juga nungguin kamu di rumah..." ucap Doni.
" Baiklah... sekarang aja yuk...?" ajak Nayla.
" Ok...!!! Santi, Farhan... ayo berangkat sekarang..." ucap Doni.
" Siap Boss..." saut Farhan dan Santi.
Mereka keluar dari gerbang sekolah menuju sebuah warung makan yang tidak jauh dari sekolah.
" Ayo cepat, bentar lagi ramai tempat ini..." ajak Doni.
Mereka berempat mencari tempat duduk di sudut ruangan supaya lebih nyaman.
" Kalian pesen aja semua yang kalian mau, hari ini aku yang bayar..." ucap Doni.
" Horee... kamu memang temen yang paling baik Bro..." saut Farhan.
Nayla dan Santi hanya tersenyum melihat tingkah Farhan.
" Kamu itu Han, sukanya yang gratisan..." ledek Santi.
" Biarin... yang penting halal..." timpal Farhan.
" Udah, pada pesen sana... kasihan neneknya Nayla nungguin di rumah..." sela Doni.
" Siap Boss..." jawab Farhan.
Setelah pesanan datang, mereka segera makan dengan tenang. Setelah selesai, mereka segera menuju parkiran untuk pulang. Sementara itu, Doni menuju kasir untuk membayar makanannya.
" Nay... ini bawa..." Doni menyerahkan satu kantong plastik berisi makanan.
" Ini punya siapa Don...?"
" Itu buat nenek Nay, mudah - mudahan beliau suka ya..."
" Terimakasih Don, jadi ngrepotin..."
" Tidak apa - apa Nay... nggak setiap hari kok...".
" Ayo pulang, udah siang nih..." ajak Santi.
" Kita kan beda arah San, kamu diantar Farhan ke arah kiri. Aku sama Nayla kearah kanan..." saut Doni.
" Ya udah, sampai ketemu besok di sekolah..." ucap Farhan.
Mereka pun pulang ke rumah masing - masing. Doni mengantar Nayla sampai rumahnya.
" Mampir dulu Don, aku bikinin minum dulu..."
" Iya Nay..."
" Assalamu'alaikum Nek..."
" Wa'alaikumsalam... udah pulang Nay...?"
" Iya Nek, itu di depan juga ada Doni. Oh iya, ini Doni beliin makanan buat nenek..."
" Kenapa pakai repot selaga beliin makanan Nay... ya udah, kamu bikin minuman sana biar nenek temui Doni di depan..."
" Iya Nek..."
Nenek berjalan menuju teras menemui Doni.
" Doni...."
" Nenek... Assalamu'alaikum Nek..."
" Wa'alaikumsalam... terimakasih ya, repot - repot bawain makanan buat nenek..."
" Iya Nek, nggak repot kok. Tadi itu pulang sekolah saya, Nayla, Farhan dan Santi mampir dulu makan di warung. Waktu makan, Doni jadi inget nenek. Ya udah, sekalian aja Doni bungkusin buat Nenek..."
" Kamu memang baik Don, terimakasih ya... Nenek seneng Nayla punya teman - teman yang baik seperti kalian..."
" Itu karena Nayla juga orang baik Nek. Nenek sudah berhasil didik Nayla dengan baik..." ucap Doni.
" Don, ini diminum dulu..." Nayla membawa minuman buat Doni.
" Terimakasih Nay...".
" Ya udah, nenek masuk dulu mau istirahat..." pamit nenek.
" Iya Nek, silahkan..." ucap Doni.
Nenek segera masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, karena nanti sehabis Ashar nenek masih harus kembali bekerja memetik teh di perkebunan.
" Ayo, diminum dulu Don..."
" Iya Nay... Eh iya Nay, apa rencana kamu setelah lulus...? Apa akan tetap disini bersama Nenek...?"
" Tidak tahu Don, aku hanya menjalani takdir aja. Semoga aku bisa meraih cita - citaku dan juga impian nenek...".
" Aku tidak tahu bagaimana nasibku setelah ini, aku tidak bisa meninggalkan nenek. Tapi, aku juga punya kewajiban untuk tinggal dengan suamiku..." batin Nayla.
" Kenapa malah bengong sih Nay..." ucap Doni.
" Ehh... tidak apa - apa Don. Nayla cuma lagi mikirin gimana ya kalau Nayla pergi, siapa yang akan menjaga nenek...?"
" Kenapa nenek tidak ikut Ayahmu saja di kota...? Jadi kamu bisa kuliah sambil kerja juga di kota...".
" Nanti Nayla bicarakan dulu sama Nenek Don, mudah - mudahan Nenek mau tinggal bersama Ayah..."
" Semangat Nay... atau kamu mau ikut aku ke Singapore...? Kita bisa kuliah bareng disana sambil kerja. Nanti Om aku disana bisa bantuin kita cari kerja..."
" Nanti, aku pikirin dulu Don. Kalau kita udah lulus, baru kita bahas ini lagi...." ucap Nayla.
" Ya udah, kalau gitu aku pulang dulu ya Nay... udah jam segini..."
" Iya, terimakasih udah nganterin.... hati - hati di jalan..."
" Ok...!!! Assalamu'alaikum..."
" Wa'alaikumsalam..."
Setelah Doni pulang, Nayla masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
* * *
Sementara itu, di kediaman Keluarga Sanjaya. Adelia merengek kepada kakaknya supaya menjemput Nayla di Desa.
" Kak Al.... kita jemput Kak Nayla yuk...?" rengek Adel.
" Dek, Nayla itu juga banyak urusan disana. Kita tidak bisa jemput gitu aja dong, gimana nanti dengan neneknya...?" ucap Alvano.
" Bilang aja Kakak yang nggak mau ketemu sama Kak Nayla. Kak Al lebih memilih wanita yang tidak punya sopan santun itu..."
" Adel... jaga bicara kamu...!!! Jangan menjelek - jelekkan orang sembarangan..." teriak Al.
" Kak Al yang keterlaluan, ingat kakak itu sudah punya istri tapi kenapa masih bersama perempuan itu..."
" Diam kamu, itu bukan urusanmu..."
" Jadi Kak Al lebih memilih perempuan itu daripada Kak Nayla...?"
" Sudah Del, jangan campuri urusan Kakak...".
" Kalau memang Kakak tidak bisa menerima Kak Nayla, lepaskan dia sekarang juga. Jangan membuat hidupnya semakin menderita...." teriak Adel.
Tidak mereka sadari, Mama mendengar pertengkaran kedua anaknya. Mama menangis dan langsung masuk ke dalam kamar.
" Maafkan Mama Nayla, Mama pikir Al bisa menerima kamu. Ternyata sampai saat ini Al masih berhubungan dengan wanita itu. Harusnya Mama tidak mengorbankan masa depan kamu. Mama egois Nay, Mama bersalah padamu..." Mama terus saja menangis hingga akhirnya jatuh pingsan di lantai.
Adel dan Al yang sedang bertengkar kaget mendengar suara dari dalam kamar Mamanya.
" Prang...."
" Del, seperti suara barang jatuh dari kamar Mama..." ucap Alvano.
" Ayo Kak kita lihat..." saut Adel.
Mereka berdua berlari ke kamar Mamanya.
" Mamaa..." teriak mereka berdua.
"Del, ayo bawa Mama ke rumah sakit sekarang..."
" Iya Kak, ayo cepat angkat Mama...".
Adel dan Al segera melarikan Mamanya ke rumah sakit. Al melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
" Hati - hati Kak, jangan panik..." ucap Adel.
" Iya Dek, Kakak tidak apa - apa kok. Kamu tenang aja ya...".
Sampai di rumah sakit, Al langsung membawa Mamanya ke ruang IGD. Adel menangis sambil menunggu di luar IGD.
" Del, kamu tenang dulu jangan menangis. Kakak hubungi Papa dulu..." ucap Al.
Al menghubungi Papanya yang masih berada di kantor. Al menyuruh Papa langsung ke rumah sakit. Tak lama, Dokter keluar dari ruang IGD.
" Dokter, gimana keadaan Mama saya...?" tanya Al.
" Maaf Pak, sepertinya Ibu anda mengalami serangan jantung ringan. Jadi, sebaiknya Ibu anda jangan sampai terlalu stress dan capek. Usahakan beliau istirahat dengan cukup...".
" Baik Dokter, terimakasih..." ucap Al.
" Nanti setelah pasien siuman, kami akan pindahkan ke ruang rawat..."
" Iya Dokter, apa kami boleh melihat Mama...?"
" Silahkan, tapi jangan di ganggu dulu....".
" Iya Dokter..."
" Baiklah, saya permisi dulu..." ucap Dokter.
" Kak, pasti Mama mendengar semuanya tadi..." ucap Adel.
" Sudahlah, jangan bahas itu lagi Del..."
" Kakak tidak memberitahu Kak Nayla...?"
" Del, cukup... !!!"
.
.
TBC
.
.
Dukung terus karya Author ya...🙏🙏🙏
Jangan lupa Like, coment, vote and rate 5....
Selamat membaca....
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Rosmawati Intan
kepala batu..mkn tu cinta...
2022-05-15
1