Menyambut mentari pagi

Nayla terbangun dari tidurnya saat mendengar adzan shubuh. Setelah sholat shubuh, Nayla membuat sarapan untuk dia dan nenek. Kemudian Nayla membersihkan rumah sebelum bersiap - siap ke sekolah.

" Nay, jangan terlalu capek sebentar lagi ujian lho...?"

" Nggak apa - apa Nek, Nayla nggak capek kok...".

Setelah selesai membereskan rumah Nayla duduk di depan rumah memandang sang mentari pagi yang mulai memancarkan kehangatannya. Sinarnya yang mulai menghiasi indahnya alam perbukitan perkebunan teh.

" Nay, kamu nggak siap - siap ke sekolah..." panggil Nenek.

" Iya Nek, sebentar lagi. Nenek sudah mau berangkat kerja...?"

" Iya, keburu siang. Jangan lupa di kunci pintunya kalau pergi ke sekolah..." pesan Nenek.

" Iya Nek, Nayla nggak lupa kok. Nenek jangan terlalu capek, jaga kesehatan Nenek. Hanya nenek yang Nayla punya saat ini..." ucap Nayla.

" Ya udah, nenek berangkat dulu... Assalamu'alaikum..."

" Wa'alaikumsalam Nek..." Nayla mencium tangan Neneknya.

Setelah Nenek pergi, Nayla segera masuk ke dalam rumah untuk mandi dan bersiap - siap berangkat sekolah.

Tak lama Doni datang menjemput Nayla.

" Assalamu'alaikum Nay...." ucap Doni.

" Wa'alaikumsalam Don... duduk dulu, Nay ambil dulu tugas prakaryanya..." jawab Nayla.

" Aku nunggu disini aja Nay, cepetan keburu telat..." saut Doni.

" Ya udah, tunggu sebentar..."

Nayla segera masuk mengambil tugas dan tas sekolahnya lalu keluar dan tak lupa mengunci pintunya.

" Ayo Don... tapi pelan - pelan takut rusak ini..."

" Iya, bawel banget sih..."

" Apaan sih, ayo cepetan..."

" Katanya di suruh pelan Neng...?"

" Hehehee...sorry, lupa..." Nayla malah tertawa.

Mereka segera berangkat ke sekolah supaya tidak terlambat. Sampai di depan gerbang sekolah, Farhan dan Santi sudah menunggu.

" Lama banget sih kalian...? Keburu bel berbunyi..." ucap Santi.

" Sorry San, nungguin Doni lama..." jawab Nayla.

" Pasti mandi kembang tujuh rupa dulu..." ledek Farhan.

" Sialan lho, sini gue tebas leher lho..." saut Doni.

" Udah - udah...jangan berantem, ayo masuk..." ucap Nayla.

" Neng Nayla belain Bang Farhan apa Doni...?" goda Farhan.

" Nggak dua - duanya. Ayo San, kita masuk duluan..." ajak Nayla.

" Ayo Nay, percuma ngeladenin orang stress kayak mereka..." saut Santi.

" Nay, tunggu...aku parkir motor dulu..." teriak Doni.

Nayla dan Santi terus saja jalan, tidak menghiraukan teriakan Doni.

" Nay, kamu ngerasa nggak sih kalau Doni itu suka sama kamu...?" tanya Santi.

" Nggak mungkinlah San, kita itu semuanya berteman. Lagian aku itu pengen fokus belajar bukan mikirin hal kayak gitu..."

" Tapi, kalau dia beneran suka gimana Nay...?"

" Aku nggak mau persahabatan kita rusak hanya karena hal semacam itu. Persahabatan kita lebih penting dari apapun...".

" Terserah kamu aja Nay, kalau kamu nggak suka jangan kasih dia harapan atau kesempatan yang nantinya hanya membuat dia kecewa..."

" Tenang aja, perasaan aku buat kalian semua itu sama..." ucap Nayla.

" Nay, San...jalannya kok pada cepet banget sih...?" ucap Farhan.

" Makanya jalannya jangan kayak siput...." saut Santi.

" Biar aku bawain Nay...?" kata Doni.

" Nggak usah Don, aku bisa kok bawanya...".

Sampai di dalam kelas, Nayla menaruh tugasnya diatas meja menunggu bel tanda masuk berbunyi.

" Nay, setelah lulus nanti rencana kamu apa...?" tanya Santi.

" Aku belum tahu San, pengennya lanjutin kuliah tapi aku nggak bisa ninggalin nenek sendirian..."

" Jalan kita itu masih panjang Nay, jika kamu disini terus gimana kamu bisa mencapai cita - cita kamu..."

" Aku tahu San, tapi...siapa yang akan menjaga nenek...?"

" Nenek kamu itu masih kuat Nay, beliau masih bisa menjaga dirinya sendiri. Kenapa kamu nggak ke kota cari kerja sambil kuliah..."

" Nanti aku omongin dulu sama Nenek San..."

Tak lama jam pelajaran di mulai, semua siswa belajar dengan tenang.

* * *

Hari Sabtu pagi, Nayla libur sekolah. Biasanya dia akan membantu nenek untuk memetik teh di pagi dan sore hari. Nayla senang bisa membantu neneknya bekerja. Dia tidak merasa malu walaupun sering bertemu dengan teman sekolahnya.

" Nek, apa setelah lulus sekolah nanti Nayla boleh kuliah...?" tanya Nayla.

" Nenek selalu mendukung apapun keinginan kamu Nay, tapi apa Ayah kamu mau membiayai kuliah kamu...?"

" Kalau soal biaya kuliah, Nayla akan mencari pekerjaan sambil kuliah Nek... Nayla cuma tidak ingin jauh dari Nenek..."

" Nay...raihlah cita - citamu sampai dapat. Nenek akan merasa bangga jika kamu bisa menjadi orang yang berhasil..."

" Nenek tidak apa - apa Nay tinggal sendiri di rumah...?"

" Kamu jangan khawatir Nay, Nenek tidak apa - apa disini..."

" Terimakasih ya Nek, Nayla janji akan menjadi orang yang sukses seperti yang Nenek harapkan...".

Setelah hari menjelang siang, Nenek dan Nayla kembali pulang ke rumah. Sampai di rumah mereka istirahat sebentar sambil menunggu waktu dhuhur.

Nayla masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponsel yang sedari pagi dia tinggalkan dirumah. Saat membuka layarnya, terlihat puluhan panggilan tak terjawab dari ibunya.

" Ada apa ya...? Kok tumben Ibu telfon sampai puluhan kali, biasanya nggak pernah Ibu telfon..." gumam Nayla.

Nayla segera menghubungi balik ibunya karena tidak biasanya ibunya menelfon.

" Assalamu'alaikum Bu...?"

" Wa'alaikumsalam..." jawab ibu dari seberang telfon.

" Maaf, tadi ibu telfon Nayla...?"

" Kamu dari mana saja, di telfon nggak diangkat...?"

" Maaf Bu, tadi Nayla membantu nenek memetik teh di perkebunan..."

" Ibu cuma mau bilang, sabtu depan kamu datang kesini...!!!"

" Ada apa Bu, sebentar lagi Nay ujian..."

" Jangan membantah, pokoknya kamu harus datang kesini sabtu depan..."

" Iya Bu, Nayla akan kesana..."

" Ya sudah, Ibu banyak urusan... kamu jaga nenek baik - baik..."

" Iya Bu..."

Ibunya memutuskan telfon terlebih dahulu sebelum Nayla selesai bicara.

" Ada apa ya...? Nggak biasanya Ibu menyuruh Nayla datang...?" gumam Nayla.

Nenek datang menghampiri Nayla dan duduk di sampingnya.

" Nay, kenapa kamu murung... ada apa Nak...?"

" Begini Nek, Ibu menyuruh Nayla untuk pulang ke kota minggu depan..."

" Ya sudah tidak apa - apa, mungkin ada sesuatu yang penting disana..." ucap Nenek.

" Iya Nek, tapi nenek tidak apa - apa kan Nayla tinggal ke kota dua hari. Insya Allah minggu sore Nay sudah kembali..."

" Iya Nay, Nenek tidak apa - apa. Kamu hati - hati di jalan..."

" Iya Nek..." Nayla memeluk neneknya dengan erat.

" Kenapa perasaanku tidak enak begini ya...? Sebenarnya apa yang akan Ibu katakan, kenapa Nayla harus kesana...?" batin Nayla.

Setelah sholat Dhuhur, Nayla dan Nenek makan bersama kemudian istirahat lagi karena nanti sehabis Ashar mereka harus kembali bekerja memetik teh.

Nayla merebahkan tubuhnya di kasur sambil memikirkan tentang ibunya.

" Ya Allah, kenapa perasaanku gelisah seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi...? Takdir apa yang telah Engkau tuliskan untukku ya Allah. Berikanlah jalan kemudahan dalam menghadapi semua ujian dariMu ya Allah. Semoga hamba tabah dan kuat dalam menjalani takdirMu. Kuserahkan semua takdir ini hanya kepadaMu, berikanlah jalan yang terbaik untuk hambamu ini..."

Nayla tanpa sadar meneteskan airmatanya. Tidak tahu mengapa, Nayla merasa akan terjadi sesuatu hal yang besar dalam hidupnya yang akan merubah masa depannya nanti.

.

.

TBC

.

.

🌹🌹🌹

Mohon dukungannya buat Author ya 🙏🙏🙏

Semoga cerita ini bisa menghibur readers semua...

Selamat membaca.....

🌹🌹🌹

.

.

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

baru nyimak thor....

2024-02-02

0

Rosmawati Intan

Rosmawati Intan

jgn slah kan anak jika ada anak yg tak pandai hormat org tua..semua dri org tua juga

2022-05-15

1

Fira Salsabila

Fira Salsabila

suka bgt

2022-03-27

0

lihat semua
Episodes
1 -
2 Menyambut mentari pagi
3 Di Paksa Menikah
4 Pernikahan
5 Keluarga Sanjaya
6 Hati yang terluka
7 Pulang
8 Kembali beraktifitas
9 Ujian
10 Dapatkah aku bertahan...?
11 Berkunjung ke kota
12 Kenapa sesakit ini...?
13 Berusaha meraih hati Nayla
14 Jadilah milikku selamanya
15 Kenapa kau hancurkan aku...?
16 Maafkanlah aku
17 Hampa tanpamu
18 Apa yang terjadi dengannya...?
19 Perasaanku
20 Merindukanmu
21 Tragedi menghancurkan hati
22 Aku tak sanggup lagi
23 Pemakaman
24 Sebenarnya tak sanggup berpisah
25 Semua akan jadi kenangan kita
26 Ku tetap akan pergi
27 Melihatmu untuk yang terakhir
28 Pergi membawa luka
29 Memulai kehidupan baru
30 Rapuh tanpamu
31 Depresi
32 Kenapa tak jujur padaku...?
33 Bekerja
34 Sulit melupakannya
35 Ikatan batin
36 Hati yang berbunga - bunga
37 Masa lalu Nayla
38 Demi cintaku padamu
39 Tak sabar menanti hadirmu
40 Firasat
41 Merasakan apa yang dia rasakan
42 Baby Boy
43 Tiga tahun berlalu
44 Rahasiakan pertemuan kita
45 Membujuk Kak Nayla
46 Wisuda
47 Bertemu kembali
48 Bisa memelukmu lagi
49 Orangtua Nayla
50 Haruskah aku melepasmu...?
51 Penyerangan mafia
52 Penyerangan mafia
53 Dimana Nayla....?
54 Pencarian Nayla
55 Pulang ke Desa
56 Rindu bertemu
57 Hati Nayla
58 Meluapkan rasa rindu
59 Takkan kulepas lagi
60 Vino sakit
61 Menyusun rencana
62 Keluarga kecil bahagia
63 Bertemu Santi
64 Di serang lagi
65 Kalian kehidupanku
66 Night Club
67 Surprise
68 Hanya bersamamu
69 Ayah dan Ibu Nayla
70 Perusahaan baru
71 Dirimu satu - satunya
72 Menyusun strategi
73 Booking satu minggu
74 Tentang Dinda
75 Lelah
76 Akan selalu menjagamu
77 Kembali ke Night Club
78 Grogi
79 Cerita masa lalu
80 Selalu rindu
81 Info terbaru
82 Bima
83 Jangan menggodaku
84 Penculikan
85 Santi dan Boss
86 Terjebak dalam dosa
87 Masuk Markas Yuda
88 Ku ingin dia berubah
89 Bertemu Ayah dan Ibu
90 Menangkap Yuda
91 Kepergian Santi
92 Melepas sahabat terbaik
93 Pergi ke Singapore
94 Adelia
95 Kehebohan di pagi hari
96 Dimana Bima?
97 Di rumah Bima
98 Kejutan dari Bima
99 Panggilan ' Mas '
100 Permintaan Cilla
101 Rasa yang mulai tumbuh
102 Rumah Dinda
103 Perasaan Dinda
104 Mencari Dinda
105 Pingsan di pemakaman
106 Hanya salahpaham
107 Kembali
108 Persiapan pernikahan
109 Hadiah untuk Ayah
110 Merasa aneh sendiri
111 Pernikahan Bima dan Dinda
112 Gagal
113 Malam panjang
114 Ancaman
115 Tertangkap
116 Hamil
117 Kabar gembira
118 Terharu dan bahagia
119 Kebahagiaan
120 Takdir cintaku
Episodes

Updated 120 Episodes

1
-
2
Menyambut mentari pagi
3
Di Paksa Menikah
4
Pernikahan
5
Keluarga Sanjaya
6
Hati yang terluka
7
Pulang
8
Kembali beraktifitas
9
Ujian
10
Dapatkah aku bertahan...?
11
Berkunjung ke kota
12
Kenapa sesakit ini...?
13
Berusaha meraih hati Nayla
14
Jadilah milikku selamanya
15
Kenapa kau hancurkan aku...?
16
Maafkanlah aku
17
Hampa tanpamu
18
Apa yang terjadi dengannya...?
19
Perasaanku
20
Merindukanmu
21
Tragedi menghancurkan hati
22
Aku tak sanggup lagi
23
Pemakaman
24
Sebenarnya tak sanggup berpisah
25
Semua akan jadi kenangan kita
26
Ku tetap akan pergi
27
Melihatmu untuk yang terakhir
28
Pergi membawa luka
29
Memulai kehidupan baru
30
Rapuh tanpamu
31
Depresi
32
Kenapa tak jujur padaku...?
33
Bekerja
34
Sulit melupakannya
35
Ikatan batin
36
Hati yang berbunga - bunga
37
Masa lalu Nayla
38
Demi cintaku padamu
39
Tak sabar menanti hadirmu
40
Firasat
41
Merasakan apa yang dia rasakan
42
Baby Boy
43
Tiga tahun berlalu
44
Rahasiakan pertemuan kita
45
Membujuk Kak Nayla
46
Wisuda
47
Bertemu kembali
48
Bisa memelukmu lagi
49
Orangtua Nayla
50
Haruskah aku melepasmu...?
51
Penyerangan mafia
52
Penyerangan mafia
53
Dimana Nayla....?
54
Pencarian Nayla
55
Pulang ke Desa
56
Rindu bertemu
57
Hati Nayla
58
Meluapkan rasa rindu
59
Takkan kulepas lagi
60
Vino sakit
61
Menyusun rencana
62
Keluarga kecil bahagia
63
Bertemu Santi
64
Di serang lagi
65
Kalian kehidupanku
66
Night Club
67
Surprise
68
Hanya bersamamu
69
Ayah dan Ibu Nayla
70
Perusahaan baru
71
Dirimu satu - satunya
72
Menyusun strategi
73
Booking satu minggu
74
Tentang Dinda
75
Lelah
76
Akan selalu menjagamu
77
Kembali ke Night Club
78
Grogi
79
Cerita masa lalu
80
Selalu rindu
81
Info terbaru
82
Bima
83
Jangan menggodaku
84
Penculikan
85
Santi dan Boss
86
Terjebak dalam dosa
87
Masuk Markas Yuda
88
Ku ingin dia berubah
89
Bertemu Ayah dan Ibu
90
Menangkap Yuda
91
Kepergian Santi
92
Melepas sahabat terbaik
93
Pergi ke Singapore
94
Adelia
95
Kehebohan di pagi hari
96
Dimana Bima?
97
Di rumah Bima
98
Kejutan dari Bima
99
Panggilan ' Mas '
100
Permintaan Cilla
101
Rasa yang mulai tumbuh
102
Rumah Dinda
103
Perasaan Dinda
104
Mencari Dinda
105
Pingsan di pemakaman
106
Hanya salahpaham
107
Kembali
108
Persiapan pernikahan
109
Hadiah untuk Ayah
110
Merasa aneh sendiri
111
Pernikahan Bima dan Dinda
112
Gagal
113
Malam panjang
114
Ancaman
115
Tertangkap
116
Hamil
117
Kabar gembira
118
Terharu dan bahagia
119
Kebahagiaan
120
Takdir cintaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!