Papa datang dengan tergesa - gesa.
" Al, Adel... apa yang terjadi...?" tanya Papa.
" Nggak tahu Pa, tadi kami menemukan Mama pingsan di kamar..." jawab Adel.
" Gimana keadaannya sekarang...?"
" Mama udah stabil Pa, tinggal pemulihannya saja..."
" Syukurlah kalau begitu...".
Tak lama setelah Mama sadar, dia dibawa ke ruang rawat inap.
Papa dan Adel menemani Mama di kamar, sedangkan Al sedang menerima panggilan dari Bima.
" Ada apa Bim...?"
" Saya punya kabar buruk Boss, kita harus ketemu..." ucap Bima.
" Ok...! Kamu ke rumah sakit sekarang..."
" Baiklah...".
Setelah menutup telfon, Al masuk ke dalam kamar rawat Mama.
" Mama... gimana keadaan Mama...?" tanya Al.
" Mama tidak apa - apa..." jawab Mama datar.
" Ya udah, kalau gitu Al keluar dulu ya...? Al sedang menunggu Bima...".
" Ada apa Al...?" tanya Papa.
" Cuma masalah kerjaan Pa...".
Al segera keluar dan menunggu Bima di lobby rumah sakit.
" Assalamu'alaikum Al..."
" Wa'alaikumsalam Bim.... ada apa...?"
" Lho lihat ini...!".
Bima memperlihatkan video di dalam ponselnya.
" Sial... darimana lho dapet video ini...?"
" Tadi tidak sengaja gue melihat mereka di jalan, jadi gue ikutin aja..."
" Dia tidak mungkin melakukan ini Bim..."
" Buka mata lho Al, ini semua nyata. Apa lho masih mengharapkan orang seperti itu...?"
" Gue tidak percaya dia melakukan itu Bim..."
" Tapi itu kenyataannya Al, gue udah bilang sama lho dari dulu...".
" Sialan...!!!" teriak Al.
* * *
Setelah selesai ujian Nayla memang jarang ke sekolah karena sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar lagi.
" Tumben Nenek belum bangun jam segini..." gumam Nayla.
Nayla masuk ke dalam kamar neneknya.
" Nek...Nayla masuk ya...?"
Nayla mendekati neneknya yang masih memejamkan matanya.
" Nek... Astaghfirullah... nenek sakit...?" ucap Nayla.
Nayla segera menelfon Ibunya namun tidak aktif. Lalu Nayla menghubungi nomer kakaknya.
" Assalamu'alaikum Kak..."
" Wa'alaikumsalam... ada apa pagi - pagi telfon...?"
" Kak... nenek sakit..."
" Kalau sakit ya kamu urusinlah..."
" Kak, Nayla butuh uang untuk bawa nenek ke rumah sakit..."
" Mulai sekarang udah tidak ada uang lagi untuk kamu. Minta saja sama suami kamu yang konglomerat itu..."
" Tapi Kak..."
" Udah, aku sibuk mau pergi..." Maya langsung memutuskan panggilannya.
" Astaghfirullahal'adziim... apa yang harus aku lakukan sekarang..." ucap Nayla.
Nayla keluar dari kamar neneknya dan masuk ke dalam kamarnya.
" Apa aku harus meminta bantuan Mas Al...? Tapi aku tidak mau merepotkan dia. Pernikahan ini saja sudah membuat kami hancur. Aku tak mau menambah bebannya lagi...." batin Nayla.
Setelah berpikir sejenak, Nayla menghubungi Doni.
" Assalamu'alaikum Don..."
" Wa'alaikumsalam Nay, ada apa...?"
" Tolongin aku Don, nenek sakit dan harus dibawa ke rumah sakit..."
" Ya udah Nay, kamu tunggu ya... aku akan kesana sekarang juga..."
" Terimakasih Don... Assalamu'alaikum..."
" Wa'alaikumsalam...".
Sambil menunggu Doni, Nayla mengompres neneknya. Dia sangat khawatir dengan keadaan neneknya.
Dua puluh menit kemudian Doni datang membawa mobil.
" Assalamu'alaikum..."
" Wa'alaikumsalam..."
" Nay, gimana keadaan nenek...?"
" Badannya sangat panas Don..."
" Ayo kita bawa ke rumah sakit sekarang..."
" Tapi Don... aku tidak punya uang untuk membayar biaya perawatan nenek..."
" Jangan pikirin itu dulu Nay, sekarang kita bawa dulu nenek ke rumah sakit..."
Doni mengangkat nenek dan dibawa ke dalam mobil diikuti oleh Nayla. Setengah jam kemudian, mereka sampai di rumah sakit.
Nenek langsung dibawa ke ruang IGD untuk mendapatkan pengobatan. Nayla mondar - mandir menunggu di depan IGD.
" Nay, kamu duduk dulu... jangan seperti itu. Aku jadi ikutan pusing lihat kamu mondar - mandir..." ucap Doni.
Nayla duduk di samping Doni dan menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi. Dia menatap langit - langit ruangan tapi pikirannya jauh tak tentu arah. Doni menarik Nayla mendekat padanya dan menyandarkan kepala Nayla di bahunya.
" Kamu kenapa sih Nay...semenjak pulang dari rumah orang tua kamu, banyak sekali yang berubah dari diri kamu. Sekarang jadi lebih pendiam dan nggak ceria seperti dulu lagi..."
" Tidak apa - apa Don, tidak ada yang berubah dari diri aku..."
" Biasanya masalah sekecil apapun kamu selalu cerita Nay, kenapa sekarang kamu jadi tertutup sama aku..."
" Maafkan aku Don, sebenarnya aku juga udah nggak sanggup untuk bertahan. Sampai kapan aku dapat bertahan dengan keadaan seperti ini..." batin Nayla.
Tak lama, Dokter keluar dari ruang IGD.
" Dokter, gimana keadaan nenek saya...?" tanya Nayla.
" Apa tidak ada orang tua yang bertanggungjawab atas pasien...?"
" Saya hanya tinggal berdua dengan nenek Dok..."
" Ya sudah, ikut ke ruangan saya...".
Nayla dan Doni mengikuti Dokter ke ruangannya.
" Begini, Nenek kalian darah tingginya naik. Dia juga kecapekan. Sebaiknya nenek harus istirahat yang cukup, jangan banyak pikiran. Ada kemungkinan Nenek kalian mengalami serangan jantung ringan juga. Jaga beliau baik - baik, jangan sampai kelelahan..."
" Terimakasih Dokter, apa nenek harus dirawat...?"
" Iya, nenek kalian harus dirawat beberapa hari supaya kesehatannya pulih...".
" Iya Dokter, kalau begitu kami permisi...".
Setelah keluar dari ruangan dokter, Nayla menemui neneknya di ruang IGD.
" Nay... kita pulang saja ya...? Nenek tidak apa - apa..." ajak nenek.
" Nek... nenek harus sembuh dulu, baru nanti kita pulang..." ucap Nayla.
" Tapi Nay... nenek tidak punya uang untuk bayar rumah sakit...?"
" Nenek tenang saja... masalah biaya biar itu jadi urusan Doni. Yang penting sekarang, nenek harus sehat kembali..." ucap Doni.
" Nenek tidak mau merepotkan kamu Nak, kamu sudah sering bantuin Nenek dan Nayla...".
" Nek... Doni senang bisa membantu Nenek. Walaupun Doni bukan cucu Nenek, tapi Doni bisa mendapatkan kasih sayang dari Nenek yang tidak Doni dapatkan dari orang tua Doni. Mereka sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga tak ada kasih sayang yang diberikan kepada saya...".
" Buat Nenek, kalian berdua itu sama. Nenek sayang pada kalian berdua...".
" Permisi Nek, kami akan memindahkan Nenek ke ruang perawatan..." ucap salah satu perawat.
" Silahkan...!!!" ucap Nayla.
Saat mengantar Nenek ke ruang rawat, ponsel Nayla berdering.
" Don, kamu antar Nenek dulu ya... aku mau angkat telfon dulu..." ucap Nayla.
" Ya udah, jangan lama - lama..." jawab Doni.
Nayla berjalan menuju taman rumah sakit.
" Assalamu'alaikum Mas..."
" Wa'alaikumsalam Nay... Kamu udah selesai ujiannya...?"
" Udah Mas, ada apa...?"
" Kamu jadi kesini kan...? Mama nanyain kamu..."
" Maaf ya Mas, Nayla belum bisa kesana. Nenek sedang sakit Mas, Nayla tidak bisa meninggalkan Nenek..."
" Mama juga lagi sakit Nay dan pengen ketemu sama kamu..."
" Mas, tolong bilang sama Mama kalau Nayla belum bisa kesana sekarang. Setelah Nenek sembuh, Nayla janji akan pulang ke rumah Mas Al..."
" Ya sudah, nanti aku bilang sama Mama. Semoga Nenek cepat sembuh ya... Kamu juga jaga kesehatan..."
" Iya Mas..."
" Assalamu'alaikum Nay..."
" Wa'alaikumsalam Mas...".
Setelah menutup telfonnya, Nayla bersandar di kursi taman.
" Ya Allah, berikanlah jalan terbaik untukku. Berikanlah aku kekuatan untuk menjalani semua ujian dariMu. Dapatkah aku bertahan menghadapi semua ini ya Allah..." batin Nayla.
Nayla bingung harus bagaimana, di satu sisi dia ingin sekali menjenguk ibu mertuanya. Namun sekarang Nayla juga harus menjaga neneknya yang sedang sakit.
" Aku ingin sekali bertemu dengan Mama, tapi aku juga nggak sanggup jika harus mendengar Mas Al bermesraan dengan kekasihnya di depanku. Walaupun tidak ada rasa cinta, tapi hatiku tetap sakit melihat suamiku mencintai perempuan lain. Sebagai seorang istri, aku sudah tidak punya harga diri lagi..." batin Nayla.
Tanpa sadar, airmatanya mengalir membasahi wajah cantiknya.
" Sampai kapan kamu memendam dukamu sendiri Nay...?".
Doni duduk di samping Nayla.
"Don, sejak kapan kamu disini...?"
" Itu nggak penting Nay, apa yang membuat kamu menangis...?"
" Nayla khawatir dengan keadaan nenek Don. Beliau satu - satunya keluarga yang aku punya disini..."
" Kamu yakin cuma itu aja Nay...?"
" Udah Don, aku mau menemani nenek di kamar..."
" Kenapa kamu tidak mau berbagi masalahmu padaku Nay...? Masalah apa yang membuat kamu begitu terluka...?" batin Doni.
" Nay, kalau begitu aku pulang dulu ya...? Nanti siang aku akan datang kesini lagi..."
" Terimakasih ya Don, maaf sudah merepotkanmu..."
" Kita berteman sudah lama Nay, jangan bicara seperti itu...".
" Ya udah Nay masuk dulu, kamu hati - hati di jalan Don..."
" Iya Nay... Assalamu'alaikum..."
" Wa'alaikumsalam..."
.
.
TBC
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Srangan jantung ringan,kok bisa sama ya dengan mertuanya Nayla..??mertua Nayla kenak serangan jantung karna mendengar pertengkaran Al dgn Adeknya,Lah ini nenek kenapa bisa tiba2??🤫🤫🤫
2023-02-27
0
Qaisaa Nazarudin
Adduuhh Doni baik banget,Kalo seandai nya jodoh Nayla sama Alvino gak panjang,Semoga outhor menyatukan Doni ama Nayla aja ya🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🥺🥺🥺
2023-02-27
0
Rosmawati Intan
Hrap pershbatan Dono skedr shbt sejati..bukn sbb cinta.
2022-05-15
0