Kini Adit dan Dita sudah bersiap-siap untuk pindah ke apartemen Adit.
"Sebelum kita ke apartemen kita singga dulu ke rumah mama, kita pamit dulu" ucap Adit.
Adit langsung mengangkat barang-barang Dita dari kamar di bawa ke mobilnya, Dita menghampiri bundanya karena sang ayah dan Abang belum pulang kerja, ia Rio sekarang memutuskan untuk kerja di perusahaan ayahnya, dia ingin menemani bunda dan ayahnya karena Dita sudah ikut suaminya.
Rio akan mengambil alih perusahaan ayahnya, karena permintaan sang ayah, ayah Romi ingin cepat pensiun, makanya dia menyerahkan semuanya pada Rio dan langsung di setujui sang bunda dan adiknya Dita.
"Bunda...Dita sedih, mau pisah dengan bunda dan ayah" ucap Dita memeluk bundanya.
"Kok sedih, kalau kangen dengan bunda kan bisa datang, kamu tidak pergi jauh" jawab bunda Astrid.
"Ia... tapi tetap aja sedih, tidak ada teman bercanda dan di apartemen kita cuma berdua".
"Bagus dong kalau cuma berdua, biar cepat kasih bunda cucu" ucap bunda Astrid.
"Beres bunda... bunda mau berapa cucu biar Adit dan Dita buatkan" ucap Rio yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah bersama ayah Romi.
"Loe yang kasih bunda dan ayah cucu, kalau gue ma.. belum mau, belum siap" jawab Dita.
"Kan gue belum nikah, coba gue udah nikah gue langsung cetak" jawab Rio cengengesan.
"Dasar perjaka tua mesum" ucap Dita pada Rio.
"Stop kalian ini ya... tidak pernah mau akur, masalah sedikit ribut" ucap bunda Astrid.
Adit dan ayah Romi hanya diam saja menonton perdebatan antara Rio dan Dita.
"Bunda pusing lihat kalian berdua, kalau jauh saling cari. giliran sama tidak ada akurnya, kamu Dita jalan sana kasian Adit sudah nunggu kamu" ucap bunda Astrid yang sudah mulai emosi melihat ke dua anaknya yang tidak pernah akur.
"Dita di usir ni bunda? tanya Dita.
"Bunda bukan mengusir kamu tapi lihat suami kamu dari tadi menunggu kamu" Jawab bunda Astrid.
Akhirnya Adit dan Dita berpamitan kepada bunda,ayah dan juga abangnya Rio.
"Bunda...ayah kami jalan dulu" ucap Adit.
"Hati-hati ya nak, sabar ya hadapi Dita" ucap ayah Romi.
"Ia ayah itu udah resiko Adit" jawab Adit dan langsung di tatap oleh Dita.
Dita dan Adit akhirnya meninggal rumah orang tua Dita, mereka berdua langsung menuju rumah orang tua Adit, kerena rumah mereka berhadapan jadi Dita memilih jalan kaki, sedangkan Adit mengeluarkan mobil dari halaman rumah mertuanya, dan segera memarkirnya di depan rumah orang tuanya.
Dita sudah tiba duluan, tapi dia belum masuk ke dalam rumah dia masih menunggu Adit.
"Kenapa berdiri di situ, ayo masuk" ajak Adit.
"Nunggu kamu lah, masak aku masuk duluan, aku kan nggak pernah datang ke sini sebelumnya, ini yang pertama kalinya"Ucap Dita yang langsung menyusul Adit.
Ayo masuk nggak usah malu-malu" ajak Adit saat sampai di depan pintu masuk rumah.
"Selamat datang sayang di rumah mama" ucap mama Metha menyambut Dita dan Adit.
"Terimakasih ma..." jawab Dita sambil mencium tangan mama mertuanya.
"Papa mana ma? tanya Adit.
"Papa ada di kamar, tunggu ya mama panggil dulu, Dita ayo duduk dulu nak.. mama panggil papa dulu" ucap mama Metha.
Dita dan Adit langsung duduk di ruang keluarga sambil menunggu mama dan papa mereka.
"Kalian sudah datang? tanya papa Lukman.
"Ia pa... sekalian pamit, soalnya Adit dan Dita mau pindah ke apartemen nya Adit.
"Kalian tidak bermalam dulu di sini? tanya mama Metha.
"Lain kali aja ma..." jawab Adit.
"Nggak usah di paksakan ma... mungkin mereka berdua ingin berduaan tidak ingin di ganggu" jawab papa Lukman.
Dita hanya tersenyum saja karena malu dengan candaan papa Lukman barusan.
Mereka berdua akhirnya pamit setelah puas berbincang-bincang dengan kedua orang tua Adit.
"Mama... papa... kami jalan dulu" pamit Dita.
"Ia hati-hati ya nak.. Adit jaga istri kamu ya" ucap papa Lukman
"Adit jangan kerja sampai larut malam ingat ada istri di rumah" sambung mama Metha menasehati Adit.
"Ia ma... terimakasih nasehatnya, kami jalan dulu" pamit Adit.
Kini mereka berdua sudah di dalam perjalanan menuju apartemen Adit, Adit dan Dita sudah tidak terlalu kaku, mereka sudah mulai berbincang-bincang di dalam mobil.
"Adit besok aku sudah kembali kerja, boleh kan? tanya Dita.
"untuk sementara boleh, karena aku juga tidak mau terlalu mengekang kamu, tapi nanti kalau kamu udah hamil kamu harus berhenti bekerja" ucap Adit.
"Beres bos... kalau hamil kan masih lama" jawab Dita dengan senang hati karena masih di ijinkan kerja oleh Adit.
"Siapa bilang... aku ingin kita cepat dapat momongan" ucap Adit sambil melirik Dita.
Muka Dita langsung memerah karena omongan Adit, karena Dita belum siap untuk itu, dia ingin melakukannya dengan Adit kalau betul-betul mereka saling mencintai.
"Kenapa diam? ada yang salah dengan omongan aku? tanya Adit.
"Tidak ada yang salah tapi aku hanya belum siap"jawab Dita sambil menunduk.
"Ok aku tunggu sampai kamu siap, tapi jangan lama-lama, aku juga tau kalau kamu belum mencintai ku" ucap Adit sambil fokus menyetir mobil.
"Emangnya kamu udah mencintai ku?tanya Dita.
"Ia... aku belajar mencintai kamu, sejak orang tua kita sudah menentukan tanggal pernikahan kita, di situ aku belajar membuka hati aku pada kamu" jelas Adit.
"Tapi aku takut...karena aku tau sebelum kita menikah kamu kan sudah punya pacar, tapi kamu tetap mau menerima perjodohan ini".
"Sebelum aku mengiyakan pada mama dan papa, aku udah memutuskan hubungan aku dengan dia, karena aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tua aku, apa lagi aku anak satu-satunya mereka" jelas Adit.
Tidak terasa mereka berdua sudah tiba di apartemen Adit, setelah memarkirkan mobilnya di basemen apartemen, Adit langsung turun membukakan pintu untuk Dita.
"Ayo turun kita udah sampai" ucap Adit.
"Terimakasih, tapi lain kali biar aku aja buka sendiri, aku bukan nyonya besar yang harus di bukankan pintu mobil, jawab Dita.
"Emang kamu nyonya besarnya tuan Aditya Mahesa" ucap Adit sambil tersenyum.
"Lebay... tapi aku nggak suka..
"Tapi aku suka dan tidak ada bantahan" jawab Adit.
Dita memilih diam dia tidak ingin berdebat dengan suaminya yang baru dua hari menikahi nya, Dita dan Adit langsung masuk lift menuju apartemen mereka, sesampainya di depan pintu Adit langsung menekan sandi apartemen nya.
"Ayo masuk... untuk sementara kita di sini dulu karena kita masih berdua, dan di sini juga dekat dari kantor kita" ucap Adit.
"Kamu sering tinggal di sini? tanya Dita sambil mengelilingi apartemen mereka.
"Nggak juga nanti kalau banyak kerjaan baru udah capek mau pulang ke rumah Mama baru aku nginap sini".
"Ini kamar kita. di sini cuma satu kamar dan ruang sebelah sana tampart baju-baju kita, kamu boleh susun baju kamu di sana, sesuai ke ingin kamu" ucap Adit.
Dita langsung menuju ruang ganti, di sana baju-baju Adit tersusun rapih, dia juga segera menyusul baju-bajunya dengan rapi, setelah selesai Dita langsung keluar menemui Adit.
"Di kulkas ada bahan makanan nggak? aku mau masak untuk makan malam" ucap Dita.
"Kita pesan makan saja, kulkasnya masih kosong besok pulang kantor aku jemput kamu dan kita singga belanja bahan makanan" jawab Adit.
"Ok... kalau begitu aku mandi dulu" jawab Dita.
"Jangan lama-lama nanti masuk angin, kamu mau makan apa biar aku pesan" tanya Adit.
"Apa ya... ikut aja sama kamu" ucap Dita yang di balas anggukan kepala oleh Adit.
Dita segara menuju kamar, karena dia ingin mandi.
"Ternyata dia sangat baik, tidak seperti waktu awal ketemu sangat menjengkelkan" batin Dita.
Adit duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu Dita selesai mandi.
"Semoga rumah tangga kami tetap harmonis, dan aku akan selalu berusaha menjaga keharmonisan" batin Adit.
Setelah Dita selesai mandi dan sudah berpakaian santai, dia segera keluar dari kamar dan menghampiri Adit yang sedang santai di ruang keluarga.
"Adit kamu mandi sana, nanti keburu malam" ucap Dita.
"Ok... aku udah pesan makanan, ini uang di meja nanti kamu bayar ya" tanya Adit langsung berdiri mau ke kamar mandi untuk mandi.
Beberapa menit kemudian pesanan mereka sudah datang dan Adit juga sudah selesai mandi, Dita di dapur menyiapkan makan malam mereka berdua.
"Ayo kita makan, makanan aku sudah siapkan" ajak Dita.
Adit langsung berdiri menuju meja makan, untuk makan malam berdua sang istri, Dita sangat telaten mengurus Adit.
Mereka berdua akhirnya makan malam, tampah suara setelah beberapa menit akhirnya mereka selesai makan, Dita segera membersihkan meja maka, dan mencuci piring kotor, Adit langsung ke ruang tamu untuk bersantai.
Tidak lama Dita menyusulnya ke ruang tamu.
"Kamu mau aku bikin kan kopi atau teh? tanya Dita.
"Tidak usah... ayo kita tidur aku sangat lelah" jawab Adit.
Mereka berdua langsung menuju kamar mereka, Dita langsung ke kamar mandi untuk sikat gigi dan membersihkan muka, tidak lama dia keluar dari kamar mandi, dia bergantian dengan Adit.
Dita duduk di meja rias sambil memakai perawatan mukanya.
Adit sudah keluar dari kamar mandi, dia segera menuju kasur untuk membaringkan tubuhnya, tidak lama Dita juga menyusul nya, Dita segera membaringkan tubuhnya di samping Adit, walaupun Dita masih gugup karena ini baru malam kedua tidur bareng Adit.
Malam ini masih tidur biasa belum ada perubahan karena Dita belum siap untuk itu, dan Adit juga tidak akan memaksa Dita untuk melayani nya.
Bukannya Adit tidak menginginkan nya, tapi dia tidak ingin memaksa Dita, Adit ingin mereka melakukan sama-sama suka tidak ada pemaksaan.
.
.
.
.
.
**Bersambung 😘😘
Jangan lupah like dan komentar ya...
Terimakasih yang sudah like dan komentar, dan juga sudah berikan vote dan bunganya jangan bosan-bosan ya😍😘
aku tunggu like dan komentar berikutnya ❤️😍
Terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
@sulha faqih aysha💞
makin seru
2021-10-29
0
Intan Puspasari Sari
sbarnya jngan nanggung diiiit
2021-09-17
0
Joen Marlina Lengkey
like
2021-08-28
0