Eps 19

Sebulan pernikahan Adit dan Dita, rumah tangga mereka makin harmonis, pacaran setelah menikah memang mengasikan, itu yang Dita dan Adit alami.

Hari ini Adit ada meeting di kantor Dita, tapi Dita tidak mengetahuinya, Adit juga tidak memberitahu kan padanya.

Saat makan siang Dita, Arman dan beberapa karyawan lain menuju kantin untuk makan siang.

Di sana ada juga Siska dan teman-teman nya, mereka juga lagi mau makan siang.

"Guys tadi ada loh cowok ganteng datang di ruangan pak Yohan" ucap salah satu teman Siska.

"Masak sih..." tanya Siska.

"Ia dia ganteng banget".

Dari jauh Siska melihat pak Yohan berjalan bersama dengan Adit dan Davin.

"Guys itu yang kalian maksud?" tanya Siska yang tidak berkedip menatap Adit.

"Gila ganteng banget itu cowok, gue harus dapatin dia, gue kan udah putus dengan Yudi" batin Siska.

"Siang pak... bapak mau makan di sini? silakan pak mumpung kursi kami masih kosong" ucap Siska.

Tapi mata Adit mencari di mana sang istri duduk, setelah melihatnya Adit langsung tersenyum dan mendatangi Dita yang kebetulan hanya duduk berdua dengan Arman.

"Siang sayang..." sapa Adit.

"Mas Adit? kok di sini, kenapa nggak bilang kalau masa ada di sini? tanya Dita.

"Kejutan..." ucap Adit langsung duduk di samping Dita di susul oleh Yohan dan Davin.

Siska sangat tidak suka dengan Dita, menurut Siska Dita itu orangnya ganjen suka.

"Itu cewek pakai pelet apa sih" kok bisa-bisanya pak Yohan dan temannya duduk dengan dia, ih ganjen banget sih" ucap Siska kesal.

"Dia mungkin pacar Dita karena dia langsung menghampiri Dita" ucap teman Siska.

"Nggak mungkin dia mau sama Dita, loe tau kan kalau gue lebih cantik dari Dita, gue nggak mau kalah sama Dita" ucap Siska.

Teman-teman Siska hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Siska yang terlalu sombong.

Akhirnya mereka berlima makan siang bersama di kantin perusahaan tempat Dita bekerja.

Rio lagi makan siang bersama dengan Ferdi dan Nadin, kerena mereka bertiga baru pulang meeting dari tempat lain.

Mereka bertiga lagi asik ngobrol sambil menunggu pesanan mereka, Rio di kejutkan dengan Lia yang masuk ke restoran bersama dengan suaminya Rifki.

Rifki yang melihat atasannya ada di dalam restoran itu, langsung menghampiri dan menegur Rio dan yang lainnya.

"Selamat siang pak? ucap Rifky

"Siang..." ucap Rio

"Bapak lagi makan siang" tanya Rifki.

"Ia kamu dengan siapa" bukan Rio yang bertanya tapi Nadin.

"Sama istri saya buk Nadin, oh ia ayo kenalkan ini bos saya pak Rio, kalau ini pak Ferdi dan ini ibu Nadin" ucap Rifki pada Lia sang istri.

Semua pada jabat tangan sambil berkenalan, Rio hanya tersenyum melihat Lia yang ternyata menikah dengan anak buahnya, Rifki kerja di kantor Rio sebagai manajer HRD.

Lia juga mengenal Rio, karena dulu sering ke rumah Rio bersama Dita, tapi Lia tidak mengetahui kalau Rio menyukainya.

"Mas kalau pak Rio Lia kenal, beliau kakaknya Dita sahabat aku" ucap Lia.

Rio hanya tersenyum sambil mengangguk kan kepalanya.

"Kali begitu pak, kami permisi dulu" ucap Rifki

"Ok sip..." jawab jawab Ferdi mengangkat jari jempolnya.

Rifki dan Lia langsung pergi mencari meja yang kosong, sedangkan Rio dan yang lainnya langsung menikmati makan siang mereka.

"Senang lihat kamu bahagia, apa lagi suami kamu sangat menyayangi kamu" Batin Rio .

"Ini salah gue, yang tidak berani mengutarakan isi hati gue" batin Rio kembali.

Dia melamun sampai tidak sadar kalau kedua karyawan nya memperhatikan nya.

"Bapak kenapa? tanya Nadin.

"Emmm...ee.. tidak... tidak apa-apa? jawab Rio sedikit gugup.

"Sudah selesai...? ayo kita jalan" aja Rio.

Ferdi langsung menuju kasir untuk membayar makanan, Rio dan Nadin berpamitan pada Rifki dan Lia yang masih sementara makan, setelah pamit Rio dan Nadin langsung keluar menuju mobil, sambil menunggu Ferdi yang masih di kasir.