Perdebatan antara orang tua dan anak mereka tidak terhindar.
"Ayah pokoknya Dita tidak mau di jodohkan dengan dia, udah kayak es balok, nggak senyum-senyum nya."
"Siapa juga yang mau Sama loe cacing tambang," Adit juga tidak mau kalah.
"Cacing tambang tapi dari tambang berlian, dari pada loe, es balok, yang di pakai awetkan ikan, wek.." Sambung Dita.
Orang tua mereka malah asik menikmati perdebatan antara Adit dan Dita.
" Udah.. ini sudah larut malam, kami pulang dulu, nanti kita lanjutkan lagi membahas tentang mereka," jawab papa Lukman sambil berdiri untuk pamit pulang.
"Nggak ada perjodohan" jawab Adit dan Dita serempak.
"Cie.. udah kompak, betul-betul jodoh," sambung ayah Romi
Papa Lukman, mama Metha dan Adit akhirnya berpamitan pulang, rumah mereka juga tidak jauh, hanya lima langsung dari rumah Dita, pas di depan rumah keluarga Dita.
Setelah keluar pak Lukman pamit pulang, Dita langsung pamit naik ke kamar nya.
"Bunda.. Ayah, Dita naik ke kamar dulu, udah ngantuk besok Dita mau kerja."
Dan hanya di jawab anggukan kepala ayah dan bundanya.
Sampai di kamar, Dita langsung bersih-bersih dan memakai krim malamnya dan langsung tidur, dia tidak mau memikirkan perjodohan yang tidak masuk akal menurutnya.
Sedangkan Adit masih memikirkan berjodoh itu, sampai-sampai dia susah tidur.
"Ah.. kenapa si papa sama mama dapat ide ini, masak gue di jodohkan dengan cewek bar-bar itu"
"Gue kan udah punya Sesil, tidak di pungkiri mama tidak terlalu suka dengan Sesil," banyak lagi yang menghantui pikiran Adit.
Mama Metha sangat berharap Adit bisa menerima perjodohan ini, karena dia merasa Dita cocok untuk Adit, karena Dita anaknya mandiri, bisa urus keluar.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya, seperti biasa Dita tidak terbebani dengan apa yang di rencanakan orang tuanya semalam, Dita anggap angin lalu.
Di kantor Dita ceria seperti biasa, bercanda dengan sahabat-sahabat nya.
Saat jam istirahat siang tiba, Dita dan dua sahabatnya, ke kantin kantor, mereka memang lebih suka makan di kantin dari pada keluar.
"Guys gue mau di jodohkan, dengan anak sahabat bokap gue,"
"Apa.. di jodohkan? tanya Lia kaget."
"Biasa aja kali," nggak usah dengan ekspresi begitu." sambung Dita..
"Ganteng nggak?" tanya Arman.
"Kalau ganteng lumayan, tapi sayang es balok."
"Lia dan Arman saling pandang-pandangan, mereka berdua tidak mengerti apa yang di maksud Dita es balok.
"Dia itu muka datar, tidak ada senyum sama sekali, makanya gue beri nama es balok," sambung Dita.
"Loe nggak boleh bicara begitu, nanti loe bucin lagi," Arman menasehati Dita.
"Emang kenyataan nya Bambang, dia memang orangnya dingin kayak es balok."
"Nama gue Arman bukan Bambang," Arman sewot.
"Udah ayo makan, jam istirahat sudah mau habis," bentak Lia.
Akhirnya mereka makan tampah bersuara suara, apa lagi mereka melihat cucu nenek lampir datang, Dita malas meladeni dia, makanya dia ingin cepat-cepat kembali ke ruangannya.
Siska memang selalu mencari masalah dengan Dita, dia sangat iri sama Dita, karena kecantikan Dita, dan banyak pria menaruh hati pada Dita, tapi Dita selalu menganggap mereka semua hanya rekan kerja, tidak ada yang lebih.
Sehabis makan Dita dan kedua sahabatnya langsung meninggal kantin menuju ruangan mereka.
"Ternyata ada orang yang sok cantik di sini?" sindir Siska.
"Kami tidak ada urus dengan loe, nenek gayung," jawab Lia dengan sinis.
"Ha..ha..ha.. baru gue tau kalau di kantor ini ada nenek gayung," sambung Arman sambil tertawa.
"Apa loe.. laki-laki tapi punya mulut lemet banget," Sambung Siska.
Udah ayo, nggak usah ladeni, dia kan cucunya nenek lampir," sambung Dita.
Mereka meninggal Siska di kantin, dan langsung menuju ruangan mereka.
Dita tidak mengetahui kalau bosnya pak Yohan bersahabat dengan Adit, mereka berdua bersahabat mulai dari SMP sampai sekarang.
Dan perusahaan mereka juga menjalin kerja sama, tapi selama ini Adit tidak pernah datang di kantor Yohan.
Tapi Yohan selalu memuji kinerja Dita pada Adit, dia marketing paling andal di kantor Yohan, makanya Yohan selalu membanggakan dia.
Tapi hari ini, pertama kalinya Adit berkunjung ke kantor Yohan.
Dita yang sedang asik dengan pekerjaan nya, tiba-tiba datang sekertaris Yohan di mejanya.
"Dit.. loe di panggil pak bos, kata nya bawa berkas-berkas yang dia minta tadi."
"Ok siap mbak," gue segera menuju ruangan pak Yohan" jawab Dita.
Tampah sepengatahuan Dita kalau di dalam ruangan Yohan ada Adit datang bertamu dengan Yohan karena Adit sudah menetap di Jakarta.
Dita segera menuju ruangan CEO sambil membawa berkas-berkas yang di minta Yohan.
Tok..tok..tok..
Dita mengetuk pintu ruangan Yohan.
"Masuk.." terdengar suara dari dalam ruangan.
Dita langsung membuka pintu dengan pelan.
"Selamat siang pak," Dita memberi salam dengan sopan.
"Siang... masuk," Yohan mempersilahkan Dita masuk.
Dita sangat kaget melihat ada Adit duduk di sofa dalam ruangan bos nya, tapi Dita cuek saja.
Sama halnya dengan Adit, tidak kalah kagetnya melihat Dita masuk di ruangan sahabat nya itu.
"Terimakasih pak, Oya pak ini berkas yang bapak minta," sambung Dita sambil meletakkan berkas di atas meja Yohan.
"Pak kenapa ada manusia es di sini," tanya Dita sambil berbisik ke Yohan bosnya.
"Maksud kamu Aditya?" dia itu sahabat saya, dan dia juga punya saham di perusahaan ini," jawab Yohan dengan berbisik juga.
"Ok pak, karena bapak ada tamu, saya pamit dulu," jawab Dita.
"Kamu tidak mau kenalan dulu dengan sahabat saya?" tanya Yohan ke Dita.
"Ah... kenalan dengan dia?" terimakasih pak," sambut Dita.
"Siapa juga yang mau kenalan dengan loe, bisa-bisanya nanti hidup gue sial lagi," jawab Adit.
"Maaf ya..gue malas berdebat dengan loe, soalnya kerjaan gue masih banyak, bisa-bisa mood gue hilang lagi," Dita langsung meninggalkan ruangan Yohan.
Sedangkan Yohan heran melihat dua orang yang baru ketemu tapi sudah kayak tom and Jerry.
"Adit.. loe kenal dia?" tanya Yohan.
"Dia tetangga gue, dan dia juga di jodohkan dengan gue, karena bokap gue dan bokap dia, bersahabat mulai dari SMA," jawab Adit.
"Jadi loe terima perjodohan itu?"
"Gue tolak karena gua ada Sesil, tapi mama papa gue paksa, jadi gue bingung.
"Menurut gue, dia itu orangnya baik, hanya ya begitu sedikit bar-bar," seandainya gue belum punya istri, gua yang dekati dia duluan," jawab Yohan.
"Loe jadikan saja istri ke dua" sambung Adit.
"Gila loe ya.. buat loe aja, kan cocok dengan loe, satu bar-bar satu muka datar yang tidak bisa senyum," Yohan menggoda Adit sambil tertawa.
"Sial loe, gue udah punya pacar, dikit lagi balik dari Inggris."
"Apa sih yang loe banggain dari dia, cuma bisa manfaatin loe, itu yang loe banggain?"
Adit hanya diam mendengar nasehat sahabatnya itu.
"Satu lagi Dit.. kita harus cari pasangan hidup yang bisa urus kita dan anak-anak kita, yang bisa menerima kita apa adanya dan bisa menemani kita di saat kita tua nanti." Yohan menasehati sahabatnya itu, karena dia tau gimana sifat pacar sahabatnya itu.
Adit hanya diam, tampah membalas sepatah kata pun, karena menurut dia apa yang Yohan sampai ada betul nya juga, tapi dia sangat menyayangi Sesil, dia di lemah harus menerima perjodohan atau mempertahan Sesil kekasihnya yang sudah dua tahun dia pacari.
.
.
.
.
.
.
**Bersambung 😘
Guys sampai di sini dulu ya, jangan lupa like dan komentar nya 😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Septiana Tri Rahayu
terima aja diiitt ditanyaa
reader curigga juga nih sesil pasti g sebaik dita
2021-10-10
0
Pak Andes Parabola
kayak bakal seru adit sama dita ,
2021-09-18
0
Intan Puspasari Sari
kl dmnpaatin berrti Adit oon donk
2021-09-17
0