Hari ini keluarga pak Lukman akan berkunjung ke rumah pak Romi, mereka rencana akan melamar Dita, karena semalam Adit sudah berbicara bersama mama dan papanya, hal itu di sambut baik oleh kedua orang tuanya.
Mama Metha segera menghubungi bunda Astrid, kalau hari ini mereka akan datang membicarakan tentang kelanjutan perjodohan antara Adit dan Dita.
Bunda Astrid lagi sibuk di dapur di bantu oleh Mia mereka masak untuk makan malam nanti, apa lagi akan ada juga keluarga pak Lukman, Dita turun dari kamarnya, dan segera menuju dapur, dia melihat bundanya dan Mia lagi sibuk masak.
"Bunda kita kan baru selesai makan siang kok sibuk lagi masak, kita mau buka puasa ya? tanya Dita.
"Nanti ada om Lukman sekeluarga mau datang" ucap bunda Astrid.
"Ngapain bunda? si muka datar juga datang?"
" Bunda tidak tau, tapi tadi tante Metha kasih tau bunda kalau mereka mau datang silaturahmi" ucap bunda Astrid.
"Ngapain silaturahmi rumah kita juga berhadapan, bilang aja mau datang bahas pernikahan Dita dengan siapa lagi, Dita lupah namanya" tanya Dita.
"Ini anak...calon laki, kok bisa lupah namanya, bisa-bisa nanti kamu lupah sama status" ucap bunda Astrid dengan suara tinggi karena sudah mulai emosi dengan pertanyaan Dita.
Dita langsung lari ke ruang tamu, gabung bersama ayah dan abangnya Rio.
"Bunda kenapa lagi dek, kok suaranya naik satu oktaf? tanya Rio.
" Biasa lagi kesal sama Dita" Jawabnya enteng.
mereka bertiga asik ngobrol, tiba-tiba bel berbunyi, Dita langsung berdiri mengecek siapa yang datang, setelah membuka pintu, Dita kaget karena yang datang ternyata om Lukman sekeluarga.
"Selamat sore sayang..." ucap mama Metha.
"Sore tante... sore om... " Dita langsung mencium tangan tante Metha dan om Lukman.
" Ayo masuk tante... om.. " Dita mempersilahkan mereka masuk dalam rumah.
Tapi Dita tidak menyapa Adit, Dita malah cuek padanya, padahal semalam mereka saling membuang senyuman satu sama lain, dan Adit tidak kalah cuek, mukanya sangat datar tanpa ekspresi.
Tiba-tiba ayah Romi muncul dari ruang keluarga, bersama dengan bunda Astrid dan juga Rio.
Ayah Romi langsung mengajak mereka ke ruang keluarga, mereka semua sudah berkumpul sambil ngobrol-ngobrol.
Tidak lama Dita datang membawa minuman dingin dan juga cemilan.
"Silakan di minum" ucap Dita setelah menyajikannya di atas meja.
"Makasih sayang..." ucap mama Metha.
"Ayo duduk di sini" ajak bunda Astrid dan Dita langsung duduk di sampingnya.
Akhirnya pak Lukman mengutarakan maksud dan tujuan mereka datang di rumah keluarga pak Romi.
"Maksud kedatangan kami ke sini, ingin membahas tentang perjodohan anak kita, sekalian kami langsung mau melamar Dita" ucap pak Lukman.
"Apa anak Adit sudah menerima perjodohan ini? tanya ayah Romi.
" Sudah om" jawab Adit singkat.
"Dari cara loe bicara kayaknya nggak ikhlas deh" tanya Dita.
"Ngapain gue juga datang ke sini kalau nggak ikhlas" jawab Adit.
"Siapa tau loe terpaksa, gue nggak mau nikah sama loe kalau terpaksa" ucap Dita.
"Gue dah ikhlas nikahin loe" jawab Adit tidak mau kalah.
"Kalian berdua ini kayak tom end Jerry ya, tidak ada akurnya" jawab Rio yang heran melihat pasangan aneh yang ada di depannya.
Adit dan Dita serempak menatap Rio dengan sinis.
" Kalian berdua memang jodoh, natap gue aja bersamaan" ucap Rio lagi.
"Diam loe..." jawab Adit.
"Eh Bambang ngapain loe bentak kakak gue" bentak Dita karena tidak terima kakaknya di bentak Adit.
"Diam... kapan selesainya kalau berdebat terus, kamu juga Dita, diam nggak usah banyak bicara, bunda nggak bisa bayangin rumah tangga kalian nanti kalau begini caranya tidak ada yang mau mengalah" ucap bunda Astrid yang emosi melihat Adit dan Dita tidak bisa akur.
Mereka berdua langsung diam , dan saling tatap dengan tatapan permusuhan.
"Gimana kalau kita lanjut lagi pembicaraan nya? tanya pak Lukman.
"Betul tidak usah acara lamaran segala langsung tentukan tanggal pernikahan nya saja" jawab ayah Romi.
"Setuju..." ucap bunda Astrid.
"Gue kayak kacang goreng aja langsung di ambil, nggak di lamar gitu kayak artis-artis luar sana" gumam Dita dalam hati.
"Ok bagai mana kalau Minggu depan? tanya mama Metha.
"Kami setuju..."jawab ayah Romi yang di balas anggukan dari bunda Astrid.
"Tapi Dita mau pernikahan nya sederhana saja cukup keluarga inti saja" ucap Dita.
"Bunda tidak setuju kalau sederhana" ucap bunda Astrid keberatan.
"Sama mama juga tidak setuju".
"Kalau begitu batal, Dita nggak mau menikah" ancam Dita.
Semuanya diam, karena tidak ada yang setuju dengan usulan Dita.
"Kalau semuanya diam, berarti pernikahan kami batal" ucap Dita.
"Ok... pernikahan kita sederhana saja" jawab Adit.
"Begitu dong sayang..." goda Dita dan muka Adit langsung merah kayak buah tomat yang sudah terlalu matang.
Terpaksa orang tua mereka ikut saja apa yang sudah di putuskan Adit dan Dita.
Setelah semua sudah sepakat kalau pernikahan Dita dan Adit Minggu depan, dan di selenggarakan hanya sederhana saja, akhirnya bunda Astrid mengajak semuanya untuk makan malam.
" Ayo... kita makan malam dulu" ajak bunda Astrid.
Akhirnya semuanya pada berdiri untuk ke ruang makan, makan malam bersama, sesampainya di meja makan mereka langsung mengambil tempat masing-masing, bunda Astrid dan mama Metha mengambil nasi untuk suami mereka.
"Loe juga mau gue ambilkan? tanya Dita ke Adit sambil main mata.
Adit belum sempat menjawab, Dita langsung mengambil piring Adit, bilang dong jangan malu-malu gimana gue mau tau kalau loe diam saja.
"Dita gue malu lihat tingkah loe begini" ucap Rio.
"Kan belajar jadi istri yang baik bang" ucapnya.
Orang tua mereka hanya senyum-senyum saja melihat tingkah Dita yang selalu menggoda Adit.
Akhirnya mereka semua fokus makan di salingi ngobrol-ngobrol ringan.
Setelah selesai makan mereka kembali ke ruang keluarga, kecuali Dita, dia masih tinggal membantu Mia membersikan meja, dan menyapu lantai, setelah semuanya selesai Dita segera menuju ruang keluarga karena calon suami dan mertuanya akan pulang.
"Besok gue jemput loe" ucap Adit.
"Cie... ada yang ngajak gue besok jalan-jalan, kita mau pdkt ya? tanya Dita tapi tidak di balas Adit.
Pak Lukman dan keluarga nya sudah pamit pulang, tinggal Dita dan keluarganya.
"Dek... Adit itu orangnya baik udah karakter nya begitu" ucap ayah Romi.
"Cocok kok ayah, satu pendiam dan satu bar-bar" jawab Rio.
Mereka kembali tertawa karena ayah dan kakaknya tidak berhenti menggoda Dita.
"Gue mau naik ke kamar dulu, gue udah ngantuk" ucap Dita langsung berlari naik ke tangga.
"Tidur sana... besok kan yayang mau jemput pergi jalan-jalan" goda Rio kembali, tapi Dita tidak peduli dia segera masuk ke dalam kamarnya.
Dita langsung membuang dirinya ke atas kasur.
"Gue nggak percaya kalau gue akan menikah Minggu depan, kayak mimpi saja" gumam Dita.
Di rumah depan tepatnya rumah orang tua Adit, mereka masih duduk berbincang-bincang.
"Adit setelah kalian menikah kalian mau tinggal di mana? atau papa belikan rumah untuk kamu dan Dita" tanya papa Lukman.
"Tidak usah pa... untuk sementara Adit akan tinggal di apartemen dulu, sambil cari rumah yang cocok, yang sesuai dengan selera Dita" jawab Adit.
"Kalian tinggal di sini saja bersama mama dan papa" usul mama Metha.
"Adit mau kami hidup mandiri ma.." jawab Adit kembali.
"Ok kalau itu kemauan kamu papa sama mama setuju saja, karena menurut papa Dita itu orangnya penurut".
"Ia ma.. pa.. Adit mau naik ke kamar dulu, Adit sudah ngantuk" ucap Adit pamit kepada kedua orang tua nya.
Setelah sampai di kamar, Adit tidak langsung tidur tapi dia masih duduk di sofa melanjutkan pekerjaannya, Adit memang orangnya gila kerja, tidak peduli waktu.
.
.
.
.
.
**Bersambung guys 😘😍
LIKE.... KOMEN... LIKE... KOMEN...LIKE... KOMEN.
Kalau bisa vote atau kirimkan gue bunga deh😘🤣🤣**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Arni Khayanti
Dita jgn gitu dong sama mas Adit 😁😁😁
2022-01-05
0
Fe Ariesta
Syukaaa thor....semangat
2021-12-10
0
Intan Puspasari Sari
keseruan dmulai tuch
2021-09-17
0