Matahari sudah memunculkan sinarnya, Dita sudah bangun dari tidurnya, dia segera mandi karena mau ke kantor, hari hari ini Dita sangat semangat kerena besok weekend, seperti biasa setelah semua sudah siap, Dita segera turun untuk sarapan bersama bunda dan ayahnya.
"Pagi bunda... pagi ayah" sapa Dita.
"Pagi sayang... ayo duduk sarapan nanti kamu telat loh" ucap bunda Astrid.
Dita langsung duduk di kursi yang kosong, bunda Astrid mau mengambil kan makanan, tapi Dita tolak.
"Tidak usah bunda, nanti Dita ambil sendiri" dan langsung berdiri mengambil nasi dan lauk.
Mereka bertiga segera makan, sambil ngobrol santai, itu lah kebiasaan mereka, biar makan tapi ada saja yang di bahas.
Selesai sarapan Dita pamit duluan pada bunda dan ayahnya, dia takut telat sampai kantor.
"Bunda... Ayah, Dita jalan dulu ya" sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
"Hati-hati di jalan jangan ngebut-ngebut bawa mobil" ucap bunda Astrid.
Setelah Dita pergi kini giliran ayah Romi yang pamit pada istri tercinta nya.
" Bunda ayah berangkat dulu, udah siang banyak yang harus ayah kerjakan" ucapannya.
"Ia ayah hati-hati ya" jawab bunda Astrid sambil mencium tangan suaminya, dan di balas kecupan manis dari ayah Romi, biarpun mereka sudah tua tapi belum tua-tua amat sih, mereka berdua masih sangat romantis.
Sepanjang perjalanan Dita memutar musik dan dia juga ikut bernyanyi walaupun suara pas-pasan, tidak terasa dia sudah memasuki halaman parkir perusahaan tempat ia kerja, setelah memarkirkan mobilnya dengan sempurna, Dita segera turun dan masuk ke dalam perusahaan.
Rio kakak Dita lagi dalam perjalanan menuju Jakarta, dia pulang karena kangen pada bunda, ayah dan adik manjanya itu, Rio akan memberikan kejutan kepada mereka, karena sudah lama tidak ketemu.
Rio juga seumuran dengan Adit, dia juga masih menyendiri, belum ada pasangan, makanya kadang di ejek Dita dengan sebutan perjaka tua, sebenarnya Rio menyukai sahabat Dita yaitu Lia tapi dia tidak pernah mengutarakan nya, apa lagi kalau Dita tau, selesai sudah Rio akan jadi bahan olok-olok kan Dita.
Rio dan Dita sama-sama orangnya periang, tapi Dita terlalu periang sampai kadang kalau bicara mulut nya tidak bisa di saring, asal ceplas-ceplos.
Kini Rio sudah sampai di rumah orang tua nya, dia menumpangi taksi online dari bandara, sesampainya di rumah Rio langsung memencet bel.
Mia segera berlari ke pintu depan mengecek siapa yang datang, setelah membuka pintu.
"Den... Rio" Mia kaget melihat Rio berdiri di depan pintu.
"ssstttttt... bunda mana? tanya Rio.
"Nyonya ada di halaman belakang den, lagi urus bunga-bunga" jawab Mia.
Rio segera ke halaman belakang menemui bundanya.
"Bunda ku yang cantik apa kabar? tanya Rio.
"Loh... Rio kapan datang nak, kok tidak bilang-bilang kalau mau pulang" tanya bunda Astrid.
"Kejutan bunda..." jawab Rio sambil memeluk bundanya.
Bunda Astrid langsung mengajak Rio masuk ke dalam rumah, sesampainya di dalam rumah Rio langsung minta di buatkan kopi sama Mia.
"Mia tolong buatkan gue kopi ya" ucap Rio.
"Ia den..." jawab Mia.
"Nggak usah panggil begitu, panggil abang saja, risih gue di panggil Aden segala" ucap Rio.
"Adik kakak yang sama-sama baik" Gumam Mia.
Setelah selesai membuat kopi untuk Rio, Mia segera mengantar nya ke ruang keluarga, karena di sana bunda Astrid dan Rio berbincang-bincang.
" Den... Rio ini kopinya" ucap Mia.
"Apa... barusan loe bilang apa? Aden? gue udah bilang panggil abang saja" sahut Rio.
"Baik bang Rio" jawab Mia sambil menunduk.
Bunda Astrid sangat bangga pada anak-anak nya, karena mereka sangat menghargai orang lain, apa lagi orang yang ada dalam rumah mereka.
Bunda Astrid dan ayah Romi, sudah menganggap Mia dan lainnya sebagai keluarga mereka.
Setelah puas berbincang-bincang dengan bundanya, Rio pamit untuk ke kamarnya di lantai atas, dia mau membersikan diri, dan istirahat karena capek dan ngantuk kerena naik pesawat pagi.
Sesampainya di kamarnya, dia segera menuju kamar mandi dan segera mandi, sehabis mandi Rio keluar dan segera memakai baju santai dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur yang selama ini dia rindukan.
Hari ini Lia tidak masuk kerja, tidak seperti biasanya, itu membuat Dita bertanya pada Arman.
"Arman...Lia ke mana kok nggak masuk kerja, apa dia sakit? tanya Dita.
" Gue nggak tau Dita, soalnya Lia nggak kasih info" jawab Arman.
"Kirain loe tau kan kalian berdua kayak perangko tidak pernah pisah" ucap Dita
"Mungkin sakit kali, tapi gue telepon nomor nya tidak bisa di hubungi" jawab Arman.
"Mungkin sakit jadi dia tidak ingin di ganggu" ucap Dita.
Dita kembali fokus pada pekerjaan nya, begitu juga dengan Arman.
Sedangkan Lia kini mengurung diri dalam kamar apartemen nya, dia tidak henti-hentinya menangis, dia menyesali perbuatannya, yang di luar batas bersama dengan pacarnya, sekarang Lia lagi hamil di luar nikah, makanya dia takut sang kekasihnya tidak mau bertanggung jawab.
Walaupun Rifki sang kekasih mengatakan dia akan bertanggung jawab sepenuhnya, tetap saja Lia belum bisa percaya begitu saja.
Dia dan Rifki akan menemui orang tua Lia dan juga orang tua Rifki, agar mereka bisa menikah secepatnya.
Lia tidak berani menceritakan apa yang dia alami kepada kedua sahabatnya, Lia takut di benci oleh Dita dan Arman, makanya dia memilih untuk memendamnya sendiri.
Giman perasaan Rio apa bilah dia tau kalau Lia wanita yang dia sukai akan menikah dengan lelaki lain?
.
.
.
.
.
**Bersambung 😘
Like... komen...like... komen, cuma itu yang gue minta, tapi kali di kasih vote tetap gue terima😘
Terimakasih 🙏🙏🙏🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Yuliati
sabar ceritanya masih datar blom menanjak
2021-11-25
0
@sulha faqih aysha💞
entar klo Rio tahu patah hati
2021-10-29
0
Intan Puspasari Sari
KY ny Rio SM Mia ccok dech MSA Sama Lia cih
2021-09-17
0