Saatnya pulang kerja, Dita dan yang lainnya sudah mulai meninggalkan ruangan mereka, di dalam lift karyawan Dita bertemu dengan Siska.
"Aduh sesak banget ya guys? tanya Siska pada teman satu ruangannya.
"Kalau sesak loe keluar" ucap salah satu karyawan yang juga berada dalam lift.
"Gue nggak ngomong sama loe ya, kenapa loe yang jawab sih" jawab Siska dengan muka sinis.
"Loe nggak ngomong sama gue, tapi kan gue dengar terus loe ngomong sama siapa, sama tembok?.
Dita hanya tersenyum melihat Siska berdebat dengan karyawan lain.
"Apa loe senyum-senyum? tanya Siska ke Dita.
"Hei... anak konda terserah gue, mau senyum, mau ketawa sampai jungkir balik terserah gue, kenapa loe yang sewot sih? heran gue" ucap Dita.
Pintu lift terbuka Dita dan yang lainnya segera keluar dari lift, Dita pamit duluan pada rekan-rekan kerjanya, dan segera menuju parkiran di mana mobilnya terparkir.
Setelah masuk dalam mobil, Dita segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sepanjang perjalanan Dita menyanyi dalam mobil sambil nyetir, itu kebiasaan Dita.
Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, kini Dita mendarat sempurna di garasi rumahnya, Dita tidak tau kalau sang kakak ada datang.
Seperti biasa Dita langsung masuk rumah dan tidak lupah menyapa bundanya, karena sang ayah pasti belum pulang.
"Sore bunda..." sapa Dita
"Sore juga sayang" sapa Rio yang lagi asik nonton di rumah tamu.
"Abang Rio..." teriak Dita sambil berlari memeluk sang kakak.
"Pelan dek nanti kita jatuh" ucap Rio sambil membalas pelukan Dita.
"Abang kapan datang? kok nggak bilang-bilang biar Dita jemput".
"Tadi pagi... kalau Abang bilang berarti bukan kejutan" jawab Rio.
Rio dan Dita asik ngobrol tiba-tiba bunda Astrid keluar dari kamar, karena baru saja selesai mandi.
"Udah pulang kerja sayang? tanya bunda Astrid.
"Belum bunda masih dalam perjalanan" jawab Dita sambil cengengesan.
"Anak ini bunda bertanya serius malah di balas dengan candaan" ucap bunda Astrid sambil melempar bantal sofa pada Dita.
Mereka bertiga kembali tertawa, Dita pamit mau naik ke kamarnya karena mau mandi, sedangkan bunda Astrid menuju dapur untuk masak makan malam.
Rio masih asik nonton di ruang tamu, tiba-tiba ayah Romi juga sudah pulang kerja, Rio langsung bersembunyi di bawa sofa agar ayahnya tidak melihatnya, sedangkan bunda Astrid langsung berlari dari dapur untuk menjemput suaminya yang baru pulang kerja.
"Selamat sore sayang..." sapa bunda Astrid sambil mengambil tas kerja suaminya.
"Sore juga bunda..." balas ayah Romi sambil mengecup kepala bunda Astrid.
"Ah... pasangan manula masih romantis aja" ucap Dita turun dari tangga.
"Enak aja bilangin Ayah manula, ayah masih bisa kasih kamu adik, tapi bunda yang tidak mau" jawan ayah Romi karena tidak terima di bilang manula oleh Dita.
Ayah Romi langsung menuju ruang keluarga untuk duduk tiba-tiba di kaget kan dengan Rio.
"Selamat sore ayah ganteng..." sapa Rio.
"Boy kapan tiba sayang? baru sadar ya kalau ayah ini masih ganteng, ayah masih bisa bisa dapat kosong dua" ayah Romi yang langsung mendapat tatapan mematikan dari bunda Astrid.
"Ayah bilang apa? bunda kurang dengar" tanya bunda Astrid.
" Nggak bunda ayah cuma bercanda, tidak mungkin ayah cari lagi, sudah ada bunda, yang cantik, selain cantik jago urus keluarga" goda ayah Romi.
"Hajar bunda jangan kasih kendor" teriak Dita dari belakang.
"Dita... jangan gitu sayang" tegur ayah Romi.
Mereka kembali tertawa, memang keluarga soplak, jadi tidak heran kenapa Dita dan Rio suka bercanda karena bunda dan ayah mereka juga suka bercanda.
.
.
.
.
.
Kini Adit sudah tiba di Indonesia, Davin asisten sudah menjemput nya di bandara.
"Selamat malam bos..."sapa Davin.
"Malam juga..." jawab Adit.
"Mau ke mana bos, ke apartemen atau ke rumah utama? tanya Davin.
"Ke rumah utama" jawab Adit singkat.
Davin segera melajukan mobilnya menuju rumah orang tua Adit, sepanjang perjalanan Adit hanya diam saja sambil menyandarkan kepalanya pada kursi mobil, Davin hanya melirik nya dari kaca spion, tidak berani bertanya.
setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam akhirnya Adit tiba di rumahnya, pak satpam langsung membuka pagar, Davin segera melajukan mobil sampai di garasi, Davin segera turun membuka pintu mobil untuk Adit.
Adit langsung masuk ke dalam rumah yang di sambut sama pelayanan di rumahnya.
"Selamat malam tuan " sapa sang pelayan.
"Malam... mama dan papa mana? tanya Adit
"Nyonya dan tuan besar ada di meja makan".
Adit langsung menuju meja makan bertemu dengan kedua orang tua nya.
"Malam ma... pa..." sapa Adit.
"Malam sayang... kamu sudah pulang? katanya dua hari"
"Urusannya udah selesai kok ma, makanya Adit langsung pulang, soalnya pekerjaan Adit di sini sangat banyak tidak bisa di tinggal lama-lama" jelas Adit
"Ok kamu mandi dulu sana, baru turun kita makan malam bersama" ucap mama Metha.
Adit langsung naik ke kamarnya, dia segara mandi selesai mandi, dia memakai baju santai dan segera turun karena dia tidak ingin kedua orang tua nya menunggu lama di meja makan.
Setelah sampai di meja makan, Adit langsung menarik kursi untuk duduk, mama Metha segera mengambil kan nasi dan lauk, mereka bertiga segera makan tampah bersuara hanya bunyi sendok dan garpu yang saling beradu.
.
.
.
.
.
Tidak seperti di rumah depan tepatnya rumah Dita, Mereka sudah selesai makan malam, sekarang lagi asik ngobrol di ruang keluarga.
"Bunda rumah yang di depan itu rumah calon mertua Dita? tanya Rio.
"Ia itu rumahnya om Lukman sama tante Metha sayang" jawab bunda Astrid.
"Dekat kan? hanya lima langka dari depan rumah" ucap ayah Romi.
"Ayo goda terus sampai puas" jawab Dita.
"Uda ayah, Rio jangan goda adik terus dong" belah bunda Astrid.
"Ah bete lebih baik Dita naik ke kamar saja" Dita langsung berdiri dan naik lantai dua, sampai di lantai dua dia tidak menuju kamarnya tapi menuju balkon yang ada di lantai dua.
Setelah membuka pintu lantai dua, Dita berdiri menghadap jalan raya, dia menatap langit yang penuh dengan bintang, di seberang sana Adit lagi duduk di balkon sambil menikmati kopi.
Adit memperhatikan Dita yang lagi berdiri menatap bintang, tapi Dita tidak sadar kalau ada yang memperhatikan dia.
Setelah puas memandang bintang, tiba-tiba mata Dita tertuju pada sosok laki-laki yang sedang menatap, dengan refleks Dita tersenyum padanya, dan di balas senyuman oleh Adit.
"Gila laki-laki si muka datar itu, ternyata bisa senyum? mana senyumnya manis lagi, ah... Dita sadar dia tidak mungkin senyum, soalnya mukanya kaku" Dita tidak percaya kalau Adit membalas senyuman nya.
Memang Adit maupun Dita sudah menerima dengan ikhlas perjodohan ini, tinggal mereka berdua bagai mana caranya agar rumah tangga mereka nanti tetap harmonis, walaupun tidak di dasari rasa cinta, pertemuan pertama mereka saja di awali dengan perdebatan.
"Gue akan berusaha menjadi suami yang baik buat loe" batin Adit sambil memandang Dita dari jauh.
Dita merasa risih di tatap terus oleh Adit, dia segera masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.
.
.
.
.
**Bersambung 😘
Jangan lupah like dan komen nya ya guys 😘😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
risa Putri
baru segini ajh udh seru bngt
2021-11-05
0
@sulha faqih aysha💞
duh Dita jadi salting di tatap teri sama Adit
2021-10-29
0
Intan Puspasari Sari
cinta dteng g uluk salam looooo
2021-09-17
0